BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian untuk mendeskripsikan peristiwa, perilaku orang atau suatu keadaan pada tempat tertentu secara rinci dan mendalam dalam bentuk narasi (Satori, 2009). Dengan pendekatan kualitatif, data yang diperoleh akan lengkap, mendalam dan dapat dipercaya untuk mencapai tujuan penelitian. Permasalahan dapat dilacak secara mendalam, data yang bersifat perasaan, norma, nilai, keyakinan, kebiasaan, budaya, sikap mental, dan komitmen yang dianut oleh seseorang maupun kelompok orang dapat diungkap dengan jelas. Paradigma penelitian ini akan mendeskripsikan peristiwa dan pemikiran, pandangan serta kebijakan kepala sekolah, guru, pengurus yayasan, dan komite sekolah/orang tua siswa dalam mengimplementasikan MBS untuk meningkatkan status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga. Lokasi penelitian ini dilakukan di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, beralamat di Jalan Jendral Sudirman 111 b Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga. SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, merupakan salah satu dari 20 SMP dan 4 MTs. di Salatiga.
35
3.2
Instrumen penelitian Dalam penelitian kualitatif, peneliti tidak cukup
hanya mendeskripsikan data tetapi ia harus memberikan penafsiran atau interpretasi dan pengkajian secara mendalam bahkan peneliti berperan sebagai instrumen utama penelitian dan terlibat secara langsung dalam proses pengumpulan data sesuai dengan masalah penelitian. Menurut Nasution (2003), sebagai alat penelitian manusia memiliki keunggulan menyesuaikan dengan kondisi lapangan dibandingkan dengan instrumen yang lainnya. Manusia peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian dengan
merasakan,
menyelami
berdasarkan
peng-
hayatan serta mampu mengambil kesimpulan berdasarkan data sebagai balikan memeroleh penegasan, perubahan, perbaikan atau penolakan. Ditegaskan juga oleh Nasution (2005), bahwa hanya manusia sebagai instrumen yang dapat memahami makna interaksi antar manusia, membaca gerak muka, menyelami perasaan dan nilai yang terkandung dalam ucapan atau perbuatan responden. Stake
(2006),
berpendapat
bahwa
disamping
sebagai peneliti, kita ingin menjamin tentang sesuatu yang kita dengar dan lihat. Kita ingin menjamin bahwa makna yang diperoleh melalui suatu pemahaman dari interpretasi memberikan makna tentang sesuatu yang diharapkan. Sedangkan Margono (2009), menambahkan bahwa setelah memeroleh data, peneliti harus
36
memelajari dan menarik kesimpulan dari fenomena yang ada di lapangan penelitian. Berdasarkan pandangan di atas, maka dapat dipahami bahwa dalam penelitian kualitatif, dibutuhkan keterlibatan penuh dari peneliti dalam observasi, wawancara serta pengumpulan data dari berbagai dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian dan kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan penentu keberhasilan dalam mengumpulkan data guna mencapai tujuan penelitian.
3.3
Sumber Data/Informan Penelitian ini menggunakan informan sebagai
sumber data. Penentuan sampel sumber data menggunakan teknik purposif sampling dengan alasan penelitian ini didasarkan atas tujuan tertentu. Dalam penelitian ini sampel sumber data dipilih dan mengutamakan perspektif emic, artinya mementingkan pandangan informan, yakni bagaimana mereka memandang dan menafsirkan dunia dari pendiriannya. Informan yang dijadikan sampel sumber data adalah kepala sekolah, guru, pengurus yayasan, dan komite sekolah/orangtua siswa. Setiap informan mendapat pertanyaan yang sama berdasarkan variabel penelitian yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan implementasi MBS.
3.4
Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data implementasi MBS,
penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam (in depth interview), dan doku37
mentasi. Menurut Sugiyono (2008), teknik observasi dilaksanakan sebelum dan selama penelitian untuk mengamati kegiatan yang telah dan sedang berlangsung
dari
implementasi
MBS.
Teknik
wawancara
mendalam (in depth interview) dilakukan untuk menggali data yang berkaitan dengan prinsip transparansi manajemen, akuntabilitas, dan partisipasi informan. Wawancara yang dipergunakan adalah wawancara semi terstruktur dengan alasan untuk mendapatkan permasalahan secara lebih terbuka tentang pendapat, ide-ide dari sumber data. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Azwar (2004) mendeskripsikan bahwa data primer, atau data tangan pertama, adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Adapun
Cooper dan Schindler (2006) menambahkan
bahwa data primer diperoleh melalui wawancara. Hal ini
disebabkan
karena
wawancara
adalah
teknik
pengumpulan data utama dalam penelitian kualitatif. Lebih lanjut Azwar (2004) mengemukakan bahwa data sekunder yang disebut juga data tangan ke dua adalah data yang diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Adapun data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi: program sekolah, proses pembelajaran, kegiatan sekolah, prestasi sekolah, ruang per-
38
pustakaan, peraturan-peraturan sekolah, dan komite sekolah.
3.5
Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini terbagi atas (1) tahap persiapan, peneliti melakukan serangkaian persiapan dari pengurusan perizinan, penjajagan, dan penilaian kondisi lapangan, mempersiapkan instrumen penelitian antara lain observasi dan pedoman wawancara. (2) tahap pelaksanaan, peneliti melakukan observasi ke SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga dan wawancara kepada kepala sekolah,
guru, pengurus yayasan, dan komite
sekolah/orangtua siswa. Wawancara dilaksanakan di sekolah atau di tempat tinggal nara sumber dengan mempertimbangkan
waktu
yang
telah
disepakati
bersama. Selanjutnya peneliti melakukan observasi untuk memperoleh data pembanding terhadap hasil wawancara. Kemudian untuk melengkapi data-data yang diperlukan, peneliti juga melakukan
pengumpulan
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kebutuhan penelitian.
3.6
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Pemeriksaan keabsahan data pada penelitian
kualitatif perlu dilakukan agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dari segala segi. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian kredibilitas (kepercayaan), transferabilitas (keteralihan), dependa-
39
bilitas (kebergantungan) dan konfirmabilitas (kepastian). 3.6.1 Pengujian Kredibilitas Pengujian kredibilitas menggunakan teknik triangulasi. Menurut Wiersma dalam Sugiyono (2008), Triangulasi
dalam
pengujian
kredibilitas
diartikan
sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dalam penelitian ini, telah dilakukan observasi di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, dilanjutkan wawancara dengan para nara sumber, dan studi dokumentasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian dengan melibatkan kepala sekolah, guru, pengurus yayasan, dan pengurus komite/orangtua siswa SMP Kristen 2 Eben Haezer yang dilaksanakan di sekolah maupun tempat tinggal nara sumber sesuai dengan waktu yang telah disepakati dan kenyamanan dalam menggali informasi secara mendalam. Setelah melakukan observasi, wawancara dan studi dokumentasi, peneliti melakukan pengecekan data yang telah dikumpulkan serta mencatat secara rinci hal-hal yang berhubungan dengan objek penelitian yang dibutuhkan, membandingkan hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi serta menindaklanjuti dengan mengolah data untuk diuraikan menjadi hasil temuan penelitian. Berkaitan dengan penggalian informasi, wawancara dilakukan beberapa kali dengan waktu yang berbeda untuk mendapatkan informasi yang mendalam. 40
3.6.2
Pengujian Transferabilitas Pengujian transferabilitas (keteralihan) dilakukan
dalam penelitian ini berfungsi untuk membuat uraian secara
rinci,
jelas
dan
sistematis
sesuai
dengan
perumusan masalah dengan harapan para pembaca dapat mengambil keputusan apakah hasil dari penelitian ini dapat diterapkan pada sekolah lain atau tidak. Transferabilitas
digunakan
untuk
menjamin
bahwa hasil penelitian yang diperoleh dapat diterapkan dalam situasi tertentu. Mengenai hal ini, Nasution (1988) mengatakan bahwa, dalam penelitian kualitatif, transferabilitas tergantung pada si pemakai yakni, sampai manakah hasil penelitian itu dapat mereka gunakan dalam konteks atau situasi tertentu. Hal ini berarti bahwa hasil penelitian yang didapatkan dapat diaplikasikan oleh peneliti. Ukuran suatu penelitian dikatakan memenuhi unsur transferabilitas, menurut Usman dan Akbar (2006) apabila hasil penelitian kualitatif tersebut dapat digunakan atau diterapkan pada kasus atau situasi lainnya. Dalam penelitian ini, untuk memenuhi syarat transferabilitas maka peneliti melakukan pengambilan data sekunder dalam bentuk dokumen yang berisi tentang visi, misi dan tujuan sekolah, struktur kurikulum, muatan kurikulum, KTSP, ketuntasan belajar, kenaikan kelas, kelulusan, pengembangan diri, pengaturan beban mengajar, kegiatan pembelajaran, bimbingan dan ekstrakurikuler, data kepegawaian, serta profil SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga.
41
3.6.3
Pengujian Dependabilitas Pengujian dependabilitas dilakukan untuk meng-
uji konsistensi proses penelitian. Proses ini dilakukan dengan memeriksa secara cermat proses penelitian bersama dengan dosen pembimbing. Hal ini bertujuan untuk
memastikan apakah hasil penelitian diperoleh
dari proses pengambilan data di lapangan dan proses tersebut dapat direplikasi dan dimanfaatkan oleh peneliti yang lain ataukah tidak. Dalam
hal
ini
peneliti
menunjukkan
hasil
observasi, wawancara dan studi dokumentasi yang tersusun dalam bentuk uraian penelitian, kisi-kisi instrumen penelitian, data informan/nara sumber, waktu wawancara dengan informan/nara sumber, daftar pertanyaan untuk wawancara, dan transkrip hasil wawancara kepada dosen pembimbing sebagai bahan diskusi untuk dikembangkan menjadi bahan dan kajian penelitian yang dibutuhkan sesuai dengan penelitian yang dilakukan, apabila diperlukan untuk melakukan observasi dan wawancara tambahan untuk menggali informasi lebih mendalam, maka peneliti segera melakukan observasi serta wawancara guna mendapatkan data dan informasi yang lebih baik sesuai kebutuhan penelitian. Untuk
dapat
membuat
penelitian
kualitatif
memenuhi dependabilitas, maka perlu disatukan dengan konfirmabilitas. Hal ini dilakukan dengan cara audit trail (melacak kembali) yang dilakukan oleh pembimbing (Usman, 2006). Kemudian secara aplikatif dijelaskan bahwa dependabilitas data diperiksa melalui
42
pengecekan ulang dari sumber yang berbeda dengan menggabungkan kelengkapan observasi dan wawancara. 3.6.4
Pengujian Konfirmabilitas Pengujian konfirmabilitas dilakukan agar peneliti
mengetahui secara pasti antara hasil penelitian dengan proses penelitian. Apabila hasil penelitian merupakan hasil dari proses penelitian, maka standar konfirmabilitas telah terpenuhi. Dalam pengujian ini peneliti melibatkan dosen pembimbing
untuk
menguji
konfirmabilitas
hasil
penelitian sehingga seluruh data yang terkumpul dapat dipastikan dari hasil penelitian lapangan. Hasil observasi, transkrip hasil wawancara dan studi dokumentasi yang sudah dilakukan peneliti menjadi materi diskusi dalam proses pembimbingan, kepastian data diungkap untuk dipilah sesuai dengan kebutuhan penelitian dan ditindaklanjuti dengan pengecekan data kembali, atas saran dosen pembimbing, dalam proses penelitian ini, peneliti melakukan observasi di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga dan wawancara tambahan dengan informan/nara sumber seperti kepala sekolah, guru dan komite sekolah/orangtua siswa untuk mendapatkan informasi tambahan yang lebih baik dan mendalam sesuai kebutuhan penelitian. Dalam praktiknya konsep konfirmabilitas (kepastian data) dilakukan melalui member check, triangulasi,
pengamatan
ulang,
pengecekan
kembali,
melihat kejadian yang sama di lokasi yang berbeda, sebagai bentuk korfirmasi. (Usman, 2006) 43
3.7
Teknik Analisis Data Analisis data pada penelitian kulitatif merupakan
upaya mencari dan menata secara sistematik transkrip dan catatan hasil observasi, dokumen dan wawancara serta bahan-bahan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain (Bogdan dan Biklen, 1982). Dalam pendekatan kualitatif, data dan informasi yang diperoleh selanjutnya diorganisir dan dianalisis guna mendapat gambaran (deskripsi) tentang objek penelitian. Cara pengolahan data dan informasi yang demikian itu, kemudian diistilahkan dengan metode deskriptif analitis. Mengenai hal ini, Surachmad (1990) menjelaskan bahwa, metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan data, tetapi meliputi: analisis dan interpretasi tentang arti data tersebut, membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu. Analisis data dalam penelitian ini sebagaimana dungkapkan oleh Miles dan Huberman (1994) yaitu bersifat terbuka, open-ended, induktif. Dikatakan terbuka karena teknik sampling purpossive dan verifikasi data dilakukan dengan mengembangkan wawancara mendalam dengan informan kunci yaitu kepala sekolah,
guru,
pengurus
yayasan,
dan
komite
seko-
lah/orangtua siswa SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga. Untuk menganalisis hasil dari penelitian ini maka perlu dilakukan secara interaktif dan terus menerus 44
hingga tuntas. Peneliti melakukan reduksi data dan memilih hal-hal yang pokok berdasarkan dari sumber data dan teknik yang digunakan, selebihnya
peneliti
melanjutkan dengan penyajian data dan hasil penelitian yang telah melalui tahapan reduksi data disajikan dalam bentuk tabel untuk lebih singkat dan lebih mudah dimengerti. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan penarikan simpulan dan verifikasi. Menurut Bodgan dan Bilken (1982) dalam Nasution (2003) pendekatan kualitatif memiliki beberapa ciri yaitu: “nature setting, penentuan sampel secara purpossive, peneliti sebagai instrumen inti pokok bersifat deskriptif analitis, analisa data secara induktif dan interpretasi bersifat ideografik, serta mengutamakan makna (meaning) dibalik data”
3.8. Kerangka Penelitian Upaya sekolah
peningkatan
khususnya
mutu
sekolah
pendidikan
swasta
tidak
pada hanya
ditentukan oleh pengurus yayasan dan kepala sekolah saja, melainkan ditentukan juga oleh para guru yang berkualitas dalam menyelenggarakan aktivitas yang berkaitan dengan pendidikan serta peran komite sekolah/orangtua siswa yang peduli dan memerhatikan kemajuan sekolah. Berkaitan dengan mutu sekolah, manajemen sekolah yang baik memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan mutu sekolah yang terintegrasi melalui program-program sekolah yang diimplementasikan dalam aktivitas manajerial sekolah. 45
Dalam hal ini SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga sebagai sekolah swasta berupaya meningkatkan status sekolah potensial menjadi sekolah standar nasional melalui manajemen sekolah, dan upaya tersebut dilakukan dengan pemenuhan delapan standar nasional pendidikan sebagai syarat sekolah standar nasional. Penelitian ini dilakukan berdasarkan substansi implementasi
manajemen
berbasis
sekolah
untuk
meningkatkan status SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga
yang
semula
berstatus
sekolah
potensial
menjadi sekolah standar nasional. Peningkatan status sekolah merupakan harapan dan usaha yang hendak dicapai sekolah tertentu untuk mendapatkan kepercayaan publik secara luas dengan tujuan menjadi salah satu sekolah tujuan bagi peserta didik yang hendak mendapatkan pendidikan yang setara dengan sekolah lain khususnya sekolah negeri yang memiliki status SSN. Kerangka penelitian implementasi manajemen berbasis sekolah untuk meningkatkan status SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga yang semula berstatus sekolah potensial menjadi sekolah standar nasional ini berdasarkan pada analisis implementasi MBS. Artinya untuk mencapai target SSN, memerlukan sarana pendukung dan upaya pemenuhan delapan standar sesuai persyaratan SSN yang didukung dengan implementasi MBS yang baik. Berdasarkan pemikiran di atas, penelitian ini disusun dengan kerangka sebagai berikut:
46
Pengurus Yayasan, Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah/ Orangtua Siswa
Implementasi MBS
Peningkatan Mutu
Sekolah Potensial
Sekolah Standar Nasional
Pemenuhan 8 Standar Nasional Pendidikan
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
Pengurus Yayasan, Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah/Orangtua Siswa bersama-sama mengupayakan peningkatan status SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, upaya tersebut dilakukan dengan memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan pemerintah dalam hal ini Kementerian Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, kepala sekolah selaku manajer yang bertanggungjawab terhadap upaya yang hendak dicapai tersebut melakukan perencanaan dan pelaksanaan program sekolah yang didasarkan pada peningkatan mutu sekolah yang telah diwujudkan dalam pencapaian prestasi akademik dan non akademik yang dilakukan oleh para siswa dan para guru, baik di tingkat kota Salatiga, provinsi Jawa tengah maupun nasional. 47
Melalui peningkatan mutu yang telah dicapai, kepala sekolah dan warga sekolah menindaklanjuti dengan mengupayakan perencanaan dan pelaksanaan peningkatan status sekolah yang lebih tinggi dengan mengimplementasikan MBS dan pemenuhan delapan SNP yang merupakan syarat peningkatan status sekolah potensial menjadi sekolah standar nasional.
48