26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian dapat dibagi menjadi 2 (Indriantoro dan Supomo, 2002 : 63) 3.1.1. Variabel Independen Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Dalam penelitian ini yang termasuk variable independen adalah faktor internal (kualitas produk, ketrampilan karyawan, fasilitas , kemempuan menjalin kerja
sama,
kebijakan
pemerintah,
keberadaan
pesaing,
perkembangan tehnologi dan keadaan perekonomian). 3.1.2.
Variabel dependen Variabel dependen adalah tipe variabel yang dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam hal ini yang termasuk variabel dependen adalah strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan.
3.2. Definisi Operasional Variabel-variabel dalam penelitian ini diukur dengan suatu instrumen. Instrumen tersebut adalah analisis SAP (analisis faktor-faktor internal) dan analisis ETOP (analisis faktor-faktor eksternal).
27
3.2.1.
Faktor – faktor internal meliputi a. Kekuatan (Strenght) Kekuatan (keunggulan yang secara komparatif dimiliki perusahaan sehingga semakin besar elemen kekuatan ini akan memberikan dampak yang positif bagi perusahaan. b. Kelemahan (Weakness) Kelemahan yang secara komparatif dimiliki oleh perusahaan sehingga semakin besar elemen ini akan memberikan dampak negatif bagi perusahaan.
3.2.2.
Faktor – faktor eksternal meliputi a. Peluang (Opportunity) Suatu peluang sukses yang dimiliki oleh perusahaan yang berpotensi mendukung kelansungan hidup perusahaan. b. Ancaman (Threath) Ancaman yang datang dari luar yang berpotensi mengganggu kelangsungan hidup perusahaan.
3.3. Penentuan Sampel Populasi Menurut Sugiono (2000:57) adalah wilayah generalisasi atas objek/subjek yang mempunyai kwantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sedangkan
menurut
Arikunto
(2002:108)
populasi
adalah
keseluruhan subyek penelitian, dimana apabila seseoarang ingin meneliti
28
semua elemen yang ada dalam wilayah penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sedangkan sampel sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki. Dan sampling adalah cara/tehnik yang dipergunakan untuk mengambil sampel. Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah konsumen warnet lihardo yang jumlahnya secara pasti tidak diketahui, maka pengambilan sampel dapat menggunakan tehnik purposive sampling,
yaitu jumlah
sampelnya ditetapkan lebih dahulu dengan tujuan penelitian (Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, 2000 : 155). Sampel yang diambil terdiri dari 2 kelompok responden yaitu responden dari pihak konsumen dan responden dari pihak perusahaan. Responden dari pihak konsumen itu sendiri dari warnet lihardo sebanyak 40 responden. Penetapan jumlah sampel 40 responden dari pihak konsumen sudah dianggap representatif atau memenuhi syarat dan sudah mencapai tujuan yang dimaksud. Hal tersebut berdasarkan pendapat Supranto (2002 : 23), yang menyebutkan bahwa untuk penyelidikan deskriptif seperti survei, sampel manusia hendaknya ditetapkan lebih dari 30 responden. Sedangkan 4 responden dari pihak perusahaan . Empat responden pihak perusahaan tersebut terdiri dari : - 1 responden pimpinan perusahaan - 1 responden bagian produksi - 1 responden bagian keuangan
29
- 1 responden bagian pemasaran Penunjukan
responden
dari
bagian-bagian
tersebut
dengan
pertimbangan bahwa bagian-bagian tersebut bertanggung jawab secara langsung terhadap kemajuan perusahaan, dan mereka berperan penuh pemasaran dan pengembangan produk. Penyebaran data didapatkan dengan cara menyebarkan kuesioner secara langsung kepada responden. Data dari responden pengguna jasa warnet Lihardo tersebut ditentukan untuk menentukan rating faktor internal perusahaan. Sedangkan untuk pembobotan faktor internal dan eksternal perusahaan dibutuhkan data yang berasal dari pihak perusahaan. 3.4. Jenis dan sumber data Jenis dan sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah : 3.4.1. Data Primer Data primer adalah merupakan sumber data penelitian yang di peroleh secara langsung dari sumbernya dan diamati untuk pertama kalinya ( Indriantoro dan Supomo, 2002 : 63). Data primer yang dibutuhkan adalah: 1. Target dan realisasi volume penjualan dari Warnet Lihardo 2. Data yang diperoleh melalui wawancara dengan pihak manajemen Warnet Lihardo Jepara. Dari wawancara dihasilkan data berupa penilaian atas faktor internal dan
30
faktor eksternal perusahaan yang dinyatakan dalam angka 1 (minimal) dan angka 5 maksimal. Penilaian tersebut merupakan kesepakatan bersama atas dasar data-data akurat yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor internal perusahaan meliputi: kualitas produk, ketrampilan karyawan , fasilitas, lokasi, harga, pelayanan dan promosi. Sedangkan faktor-faktor eksternal meliputi : pendapatan penduduk, penguasaan pasar, kemampuan menjalin kerjasama, kebijakan
pemerintah,
keberadaan
pesaing,
perkembangan
tehnologi dan keadaan perekonomian. 3.4.2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (Indriantoro dan Supomo, 2000 : 63). Dalam pembahasan skripsi ini, data sekunder didapat dari dokumen-dokumen perusahaan yang berupa: laporan keuangan, laporan pemasaran, laporan produksi dan berbagai sumber bacaan, diantaranya buku, majalah dan media informasi lainnya. 3.5. Metode pengumpulan Data Untuk memudahkan pengumpulan data yang berhubungan dengan penelitian ini, maka digunakan beberapa tehnik antara lain : 3.5.1. Pengumpulan data melalui wawancara atau interview Merupakan tehnik pengumpulan data dalam metode survey
31
yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian. 3.5.2.
Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner Meruapakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden
3.5.3.
Pengumpulan data melalui observasi Merupakan proses pencatatan pola prilaku subyek (orang), obyek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu –individu ytang diteliti.
3.6. Metode Analisis Dalam penulisan sekripsi ini, metode analisis yang digunakan adalah Analisis SWOT, yang menggabungkan keadaan Internal dan Eksternal perusahaan, kemudian dirumuskan setrategi yang harus dilakukan untuk meraih sukses. Untuk memudahkan analisis, Analisis SWOT dibagi menjadi 2 bagian yaitu: 1. Analisis SAP (Strategi Anvatage Profile), yang merupakan profil keunggulan strategi 2. ETOP (Enviromental threat and Opportunity Profile), membahas mengenai profil ancaman dan peluang lingkungan. Kedua analisis tersebut dilaksanakan melalui lima langkah, yaitu: 1. Identifikasi elemen-elemen 2. Pembobotan masing-masing elemen
32
3. Menghitung rating atas elemen-elemen tersebut 4. Menghitung skor dengan mengalikan bobot dan rating 5. Menjumlah skor Kemudian responden dalam hal ini adalah pihak manajemen dan konsumen perusahaan Warnet Lihardo Jepara, diminta untuk memilih nilai 1 sampai 5 untuk setiap elemen yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan. Berdasarkan jawaban responden dapat ditentukan (diukur) apakah kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan itu besar (ditunjukan dengan skor tinggi ) atau kecil (ditunjukan dengan sekor rendah) 3.6.1. Analisis SAP atau Analisis Faktor-Faktor Internal Analisis SAP merupakan tehnik untuk membandingkan faktor kunci sukses pada perusahaan yang dimasukinya dan atas dasar itu diterjemahkan kedalam manajemen perusahaan. Analisis ini disusun untutk merumuskan faktor- faktor setrategi internal dalam kerangka strenght (kekuatan) dan Weakness (kelemahan). Faktor kunci sukses yang dibandingkan dengan pesaing meliputi kualitas produk, ketrampilan karyawan, fasilitas, lokasi, harga, pelayanan, Promosi, dan Citra perusahaan) Langkah-langkah dalam melakukan analisis SAP atau analisis faktor internal adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi elemen-elemen yang merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan.
33
2. Pembobotan masing-masing elemen Pembobotan
berdasarkan
keputusan
pihak
manajemen
perusahaan dengan menggunakan sekala sebagai berikut: 1 = tidak penting 2 = kurang penting 3 = cukup penting 4 = penting 5 = sangat penting Penghitungan bobot dengan menggunakan rumus sebagai beberikut: Jumlah bobot variabel tertentu BOBOT = Jumlah total bobot variabel tertentu
3. Menghitung rating untuk masing-masing elemen tersebut dengan memberikan sekala sebagai berikut : 1 = sangat kurang unggul 2 = kurang unggul 3 = seimbang 4 = unggul 5 = sangat unggul Perhitungan rating dengan menentukan mean, yang dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : Jumlah rating variabel tertentu MEAN = Jumlah responden
34
4. Menghitung Skor yaitu dengan mengalikan bobot dengan rating 5. Penjumlahan skor Berikut adalah matriks SAP : GAMBAR. 3.1 Matriks SAP
No (1)
Faktor Internal (2)
Bobot
Rating
Skor
(3)
(4)
(3X4)
Sumber: Suwarsono, 2000:141 Berdasarkan analisis SAP posisi perusahaan dapat dikelompokan menjadi enam (6), yaitu: 1.
Posisi persaingan Unggul (Dominant) Posisi ini ditandai dengan kemampuan perusahaan dalam mengendalikan kegiatan pesaing yang sangat kuat dan perusahaan menguasai pilihan alternatif yang cukup luas.
2.
Posisi persaingan Kuat (Strong) Pada posisi ini perusahaan dapat bertindak cukup bebas tanpa membahayakan posisi jangka panjang dengan aman sekalipun pesaing bertindak aktif.
35
3.
Posis persaingan Aman (Favourable) Pada posisi ini perusahaan mempunyai kekuatan tertentu yang dapat dipakai pada strategi tertentu dan mempunyai kemampuan untuk memperbaiki diatas rata-rata.
4.
Posisipersaingan bertahan ( Tenable) Pada posisi ini ditandai oleh adanya situasi-situasi seperti mempunyai situasi yang cukup atau mempunyai kekuatan untuk manjamin kelangsungan usaha. Kemampuan laba hanya pada tingkat marjinal, peluang untuk memperbaiki posisi ada tetapi berada dibawah rata-rata.
5.
Posisi persaingan lemah (Weak) Pada posisi ini ditandai oleh hasil dan performance saat ini kurang memuaskan, tetapi ada peluang untuk memperbaiki posisi asalkan dapat mengatasi kesalahan dimasa yang lalu maupun kelemahan yang ada sekarang.
6.
Posisi persaingan hilang harapan (Avoid) Pada posisi ini tidak ada peluang sama sekali bagi perusahaan untuk tetap bertahan.
3.6.2. Analisis ETOP atau Analisis Faktor-Faktor Eksternal Analisis ETOP artinya menunjukan lingkungan bisnis yang dimasuki perusahaan dengan melihat seberapa
menariknya
perusahaan itu dan dinyatakan dalam derajat peluang serta seberapa tingkat ancaman yang muncul.
36
Analisis ETOP dapat dibagi menjadi dua variabel, yaitu: a. Enviromental Oportunity Element (EOE) Perusahaan dikatakan berhasil bila mereka mampu mengembangkan diri dalam industri dengan peluang yang menarik dan kemudian dibuat suatu daftar EOE untuk dimensi waktu tertentu. Elemen - elemnnya adalah pendapatan penduduk, penguasaan pasar, kemampuan menjalin kerjasama dan kebijakan pemerintah. b. Enviromental Threat Element (ETE) Perusahaan dikatakan berhasil bila ancaman lingkungan yang dihadapi adalah sedemikian rupa sehingga masih dapat diantisipasi dan adaptasi dengan kekuatan internal yang dimiliki, maka perlu dibuat suatu daftar ETE yang pada saat ini berpeluang mengganggu pertumbuhan penduduk yang ada. Elemen – elemennya adalah keberadaan pesaing, perkembangan tehnologi, keadaan perekonomian dan kebijakan pemerintah. Langkah – langkah dalam melakukan analisis ETOP adalah sebagai berikut : 1.
Mencari rumusan EOE atau ETE (identifikasi elemen – elemen yang merupakan peluang dan ancaman perusahaan)
2.
Pembobotan variabel EOE dan ETE
Adapun sekalah untuk derajat kesempatan (EOE) adalah sebagai berikut :
37
1 = tidak penting 2 = kurang penting 3 = cukup penting 4 = penting 5 = sangat penting Sedangkan penghitungan bobot menggunakan rumus : Jumlah bobot variabel tertentu BOBOT = Jumlah total bobot keseluruhan Dan sekalah untuk derajat ancaman (ETE) adalah sebagai berikut : 1 = tidak gawat 2 = kurang gawat 3 = cukup gawat 4 = gawat 5 = sangat gawat 3. Menghitung rating untuk masing – masing faktor dengan memberikan sekala sebagai berikut : 1 = tidak baik 2 = kurang baik 3 = cukup baik 4 = baik 5 = sangat baik
38
Perhitungan rating dengan menggunakan mean, yang dihitung dengan rumus sebagai berikut : Jumlah rating variabel tertentu MEAN = Jumlah responden
4.
Menghitung skor dengsn mengalikan bobot rating
5.
Menjumlah skor
Berikut adalah tabel EOE : Tabel. 3.1
No
EOE
(1)
(2)
Tabel EOE Bobot (3)
Rating
Skor
(4)
(3X4)
Sumber : Suwarsono, 2000:143 Dan tabel ETE adalah sebagai berikut : Tabel. 3.2 Tabel ETE No
ETE
Bobot
Rating
Skor
(1)
(2)
(3)
(4)
(3X4)
Sumber : Suwarsono, 2000:144
39
Setelah EOE dan ETE didapat, kemudian keduanya digabungkan dan diaplikasikan kedalam matriks ETOP untuk mengetahui posisi produk : Gambar. 3.2 MATRIKS ETOP 5
E O 2,5 E
USAHA
USAHA
IDEAL
SEPEKULATIF
USAHA
USAHA
DEWASA
GAWAT
0
2,5
5
TINGKAT ANCAMAN / RESIKO GAGAL (ETE) Sumber : Swarsono, 2000:127 keterangan : 1. Usaha Spekulatif (Speculative Business) Bisnis yang memiliki peluang sukses besar, tetapi resiko gagalnya juga tinggi. Jika proses ini berhasil akan memberikan keuntungan yang sangat besar, sebaliknya jika gagal akan berakibat fatal. 2. Usaha Dewasa ( Mature Business) Bisnis ysng memiliki resiko gagal dan peluang sukses yang sama – sama rendah, artinya jika terjadi kegagalan dalam bisnisnya berakibat fatal dan tidak menderita kerugian yang berarti.
40
3. Usaha Ideal (Ideal Business) Bisnis yang memiliki peluang sukses yang besar dan resiko gagal yang rendah
4. Usaha Gawat (Trouble Busisness) Bisnis yang memiliki resiko gagal yang tinggi dan tidak mempunyai peluang untuk sukses. Posisi ini merupakan posisi yang tidak menguntungkan bagi perusahaanuntuk menjalan usahanya. 3.6.3. Matrik SWOT Setelah SAP dan ETOP ditentukan, rangkuman posisi yang dibuat dapat disajikan dalam suatu matriks untuk menggambarkan alternatif kebijakan yang dapat disarankan untuk perusahaan. Alternatifnya akan muncul sebagai berikut : Gambar. 3.3 MATRIKS SWOT IDEAL
MATURE
SPECULATIV
TROUBLE
BUSINES
BUSINESS
BUSINESS
BUSINESS
Persaingan unggul
I
I
I
I
Persaingan Kuat
I
I
I
I
Persaingan Aman
I
I
I
D
Persaingan Bertahan
I
I
D
D
Persaingan Lemah
I
D
D
D
Persaingan Hilang Harapan
D
D
D
D
ETOP SAP
Sumber : Swarsono, 2000:157
41
Dimana I (Investasi adalah strategi yang telah dipakai dapat diterapkan namun ada perbaikan – perbaikan baik itu pada strateginya atau perbaikan pada fungsi manajemennya. Jika perusahaan pada posisi ini, strategi yang dapat digunakan adalah strategi stabilisasi, ekspansi atau kombinasi. Sedangkan D (Divestasi) adalah strategi yang ada sebaiknya diubah. Jika perusahaan berada pada posisi ini , maka perusahaan dapat mengembangkan strategi penciutan dan kombinasi.