BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat penelitian Tempat penelitian merupakan tempat untuk memperoleh data, informasi, keterangan dan hal-hal lain yang dibutuhkan dalam penelitian. Penelitian dilaksanakan di kelas V B SLB B YRTRW, yang beralamat di Jl. Gumunggung RT. 01 RW. II Kel. Gilingan Kec. Banjarsari Surakarta
2.
Waktu Penelitian Waktu yang digunakan untuk penelitian selama 6 bulan terhitung dari bulan Januari 2016 sampai dengan Juni 2016. Penelitian ini diawali dengan pengajuan judul, penyusunan proposal, perijinan, pengumpulan data, analisis data dan penyusunan laporan. Adapun rincian waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Pengajuan judul, dilakukan pada minggu terakhir bulan Desember sampai dengan bulan Januari b. Penyusunan proposal, dilakukan pada minggu terakhir bulan Januari sampai dengan minggu pertama bulan Maret c. Perijinan, dilakukan pada awal bulan Maret sampai dengan akhir Maret d. Penyusunan instrumen, dilakukan pada minggu ketiga bulan Maret e. Uji validitas, dilakukan setelah instrumen selesai dibuat yakni pada minggu pertama bulan April f. Pengumpulan data, dilakukan selama bulan Mei g. Analisis data, dilakukan pada bulan Mei h. Penyusunan laporan, dilakukan pada bulan Juni
46
47
B. 1.
Desain Penelitian
Pengertian Pada bab ini akan dibahas mengenai desain penelitian yang digunakan. Menurut Sukmadinata (2013: 287) bahwa, “Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan”.Pendapat lain juga dikemukakan oleh Alsa (2004: 18) bahwa, “Design atau rancangan penelitian dipakai untuk menunjuk pada rencana peneliti tentang bagaimana ia akan melaksanakan penelitian”. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan suatu rancangan penelitian yang akan dilaksanakan peneliti.
2.
Jenis Desain Penelitian Menurut
Sukmadinata
(2013:
287)
bahwa,
dalam
penelitian
eksperimental dikenal banyak bentuk desain penelitian atau desain eksperimen. Suryabrata (2010: 100) menjelaskan bahwa, “Penelitian eksperimental pada umumnya dianggap sebagai penelitian yang memberikan informasi paling mantap, baik dipandang dari segi internal validity maupun dari segi external validity. Karena itu bobot sesuatu penelitian sering ditentukan berdasarkan seberapa
jauh
penelitian
tersebut
mendekati
syarat-syarat
penelitian
eksperimen”.Adapun rancangan penelitian eksperimental menurut Suryabrata (2010: 100) adalah sebagai berikut: a.
Rancangan Pra Eksperimental, yakni penelitian yang mengandung ciri eksperimental, dalam jumlah yang kecil, karena itu penelitian yang demikian itu tidak dapat dikatakan sebagai benar-benar eksperimental. Berikut bentuk rancangan pre eksperimental : 1) The One Shot Case Study, dalam desain ini suatu kelompok subjek dikenakan perlakuan tertentu, lalu setelah dilakukan pengukuran terhadap variabel tergantung
48
2) One Group Pretest-Postest Design, dalam desain ini digunakan satu kelompok subjek. Pertama-ta,a dilakukan pengukuran, lalu dikenakan perlakuan untuk jangka waktu tertentu, kemudian dilakukan pengukuran untuk kedua kalinya. 3) The Static Group Comparison Randomized Control Group Only Design, dalam desain ini sekelompok subjek yang diambil dari populasi tertentu dikeompokkan secara rambang menjadi dua kelompok , yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. b.
Rancangan Eksperimental yang Sebenarnya (Eksperimental Sungguhan) bertujuan menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan itu. 1)
Randomized
Control-Group
Pretest-Postest
Design,
adapun
design
procedure dalam desain ini adalah sebagai berikut : a)
Pilih sejumlah sebjek secara rambang dari suatu populasi
b)
Secara rambang, golongkan subjek menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang dikenai variabel perlakuan, dan kelompok kontrol yang tidak dikenai variabel perlakuan
c)
Berikan pretest (T1),untuk mengukur variabel tergantung pada kedua kelompok kemudian hitung mean masing-masing kelompok
d)
Pertahankan semua kondisi untuk kedua kelompok agar tetap sama
e)
Berikan post test (T2), untuk dua kelompok kemudian hitung meannya
f)
Hitung perbedaan antara hasil pretest dan posttest untuk masing-masing kelompok (T2e-T1e) dan (T2c-T1c)
g)
Bandingkan perbedaan-perbedaan tersebut, (T2e-T1e) - (T2c-T1c)
h)
Kenakan tes statistik yang sesuai untuk rancangan
49
2)
Randomized Solomon Four-Group Design Rancangan Randomized Solomon Four-Group Design (RSFG) ini dapat
mengatasi kelemahan external validity yang ada pada rancangan randomized control group pretest postest design. Apabila pretesting mungkin mempengaruhi subjek sehingga mereka menjadi lebih sensitif terhadap X dan mereka ber-respon secara berbeda dari subjek yang tidak mengalami pretesting maka external validity terganggu, dan orang tidak dapat membuat generalisasi dari penelitian itu kepada populasi. Demikian pula kalau ada interaksi antara pretesting dengan X. Rancangan RSFG mengatasi problema ini dengan menambahkan dua unpretested group, yaitu kelompok 3 dan 4, dalam penelitian. 3)
Factorial Design Rancangan factorial yang paling sederhana ialah yang menggunakan dua
faktor, dan masing-masing faktor menggunakan dua kategori.Rancangan yang demikian itu biasa digambarkan sebagai ranvangan faktorial 2 x 2. Misalnya eksperimen menegenai perbedaan pemahaman mengenai materi tertentu sebagai fungsi cara menyajikan materi itu dan lama penyajian. Jadi dalam desain ini ada dua variabel eksperimental yaitu cara penyajian (dilambangkan X1, atau A) dan lama penyajian (dilambangkan dengan X2 atau B) Pendapat lain mengenai jenis desain eksperimen juga dikemukakan oleh Sugiyono (2013: 109), antara lain : a.
Pre experimental ,dikatakan pre-experimental design karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh yakni masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi, hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Adapun bentuk pre-experimental design adalah sebagai beikut: 1)
One- Shot Case Studi merupakan desain yang tidak terdapat pretest, namun terdapat treatmen kemudian setelah diberi treatment (perlakuan) diobservasi hasilnya
50
2)
One Group Pretest-Posttestmerupakan desain yang terdapat pretest sebelum diberi perlakuan dan terdapat posttest setelah diberi perlakuan.
3)
Intec-Group Comparasion merupakan desain yang terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok control (yang tidak diberi perlakuan)
b.
True experimental, dikatakan true experimental (eksperimen yang betulbetul), karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. 1)
Posttest Only Control Design, dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok control. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (O1 : O2)
2)
Pretest-Control Group Design, dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pre test untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
c.
Factorial Experimental, merupakan modifikasi dari design true experimental yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen)
d.
Quasi
Experimental
Design,
merupakan
pengembangan
dari
true
experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabelvariabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi-
51
experimental design, digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok control yang digunakan untuk penelitian. 1)
Time-Series Design, dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-berbeda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment.
2)
Nonequivalent Control Design, desain ini hampir sama dengan pretestpostest control group design hanya pada desain kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Berdasarkan literatur di atas dapat disimpulkan bahwa jenis desain
eksperimen yaknirancangan pra eksperimental (the one shot case study, one group pretest-posttest design, the static group comparison randomized control group only design, dan intec- group comparasion), rancangan eksperimental yang sebenarnya (randomized control-group pretest-posttest design, posttest only control design, pretest-control group design randomized solomon fourgroup design, factorial design), factorial experimental, dan quasi experimental design (time-series design dan nonequivalent control design) 3.
Desain Penelitian yang Digunakan Dalam
penelitian
ini
jenis
desain
penelitianmenggunakan
pre-
experimental design.Menurut Sugiyono (2013: 109), dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh selain itu masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Bentuk pre-experimental design dalam penelitian ini adalah one-group pretest-posttest designyang merupakan perkembangan dari desain one
52
shot case study. Pengembangannya ialah dengan cara melakukan satu kali pengukuran di depan (pre-test) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post-test). Menurut Sugiyono (2009: 110111), “Penelitian eksperimen one group pretest-posttest yaitu desain yang terdapat pretest sebelum diberi perlakuan dan terdapat posttest setelah diberi perlakuan.Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan”. Pendapat
lain
juga
dikemukakan
Suryabrata
(2010:
101)yang
menjelaskan bahwa dalam one group pretest-posttest digunakan satu kelompok subjek. Pertama-tama dilakukan pengukuran, lalu dikenakan perlakuan untuk jangka waktu tertentu, kemudian
pengukuran untuk kedua kalinya.Adapun
desainnya sebagai berikut : Tabel 3.2 Desain Penelitian Pre- Test O1
Treatment X
Post- Test O2
Keterangan : Pada desain ini tidak ada group control X
: Penggunaan metode mind mapping (treatment/perlakuan)
O1
: Kemampuan penguasaan kosakata berbagai jenis hewan berdasarkan
tempat hidup pada anak tunarungu sebelum menggunakan metode mind mapping(pre test) O2
: Kemampuan penguasaan kosakata berbagai jenis hewan berdasarkan
tempat hidup pada anak tunarungu sesudah menggunakan metode mind mapping (post test) Pengaruh perlakuan (O2 – O1) Adapun desain penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: a.
Mengadakan Pretest
53
Pemberian pretest dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan kosakata berbagai jenis hewan berdasarkan tempat hidup pada anak tunarungu kelas V B SLB B YRTRW Surakarta sebelum diberi perlakuan (trearment). b.
Proses Pemberian Perlakuan (Treatment) Sebelum diberikan perlakuan (treatment), terlebih dahulu penelitu menjelaskan dan memberikan pengarahan tentang cara membuat dan menerapkan metode Mind Mapping. Pemberian perlakuan dilakukan pada saat proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) selama 2 X 35 menit dalam 1 hari dengan frekuensi 1 minggu 2 kali menggunakan metode Mind Mapping. Hal ini dilakukan untuk menghindari supaya anak tidak mudah jenuh dengan penggunaan metode Mind Mapping.
c.
Mengadakan Posttest Posttest diberikan kepada subyek yang telah diberikan perlakuan (treatment) yakni pemebelajaran menggunakan metode Mind Mapping dengan tujuan untuk mengetahui perubahan yang dialami oleh subyek sesudah diberikan perlakuan (treatment) yakni penguasaan kosakata berbagai
jenis
hewan pada anak tunarungu kelas V B SLB B YRTRW Surakarta. 4.
Alasan Menggunakan One-Group Pretest-Posttest Design Menurut Andriani (2013) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa alasan menggunakan desain One-Group Pretest-Posttest karena desain satu kelompok ini merupakan desain yang banyak digunakan.Selain itu seringkali peneliti dalam kehidupan sehari-hari tidak mempunyai kuasa atau sangat sulit untuk membentuk kelompok-kelompok penelitian dan melakukan randomisasi. Dalam desain one group pretest-postest hasil percobaan dapat diketahui dengan akurat karena dalam desain ini terdapat pre-test sebelum diberikan perlakuan dan post-test setelah diberikan perlakuan, sehingga dapat membandingkan keadaan sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Suryabrata (2010: 103) yang menyatakan bahwa
54
pretest dapat memberi landasan untuk membuat komparasi prestasi subjek yang sama sebelum dan sesudah dikenai X (experimental treatment). C.
Populasi dan Sampel
Menurut Arikunto (2010: 115) menjelaskan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti”. Dalam penelitian populasi digunakan untuk menyebutkan seluruh elemen/anggota dari suatu wilayah yang menjadi sasaran penelitian atau merupakan keseluruhan dari objek penelitian. Pendapat lain juga dikemukakan Sugiyono (2013: 117) bahwa, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik
kesimpulannya”.
Menurut
beberapa
pendapat
dapat
disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian yang terdiri atas obyek/subyek yang menjadi sasaran penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa tunarungu kelas V B SLB B YRTRW Surakarta yang berjumlah 8 siswa. Arikunto (2010: 115) menjelaskan bahwa “Sampel adalah sebagian atau akil dari populasi yang diteliti”.Menurut Sugiyono (2013: 118) menjelaskan , “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang mewakili. Sampel yang diambil adalah seluruh populasi kelas V B SLB B YRTRW Surakarta. Berikut daftar siswa yang menjadi sampel penelitian adalah sebagai berikut:
55
Tabel 3.3 Daftar Siswa Tunarungu kelas V B No. 1 2 3 4
Inisial Nama Siswa MA FN JS LK D.
Jenis Kelamin P P P P
No. 5 6 7 8
Inisial Nama Siswa ZL MF SL YK
Jenis Kelamin P P P L
Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Riduwan (2010: 57) bahwa, “Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representative dari populasi”. Ada dua macam teknik pengambilan sampling dalam penelitian yaitu probability samplingdan nonprababilty sampling. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling. Menurut Sugiyono (2013: 53), “Nonprobability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak member peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”. Menurut Riduwan (2010: 58) bahwa yang dimaksud non-probability sampling adalah teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan (peluang) pada setiap anggota populasi untuk dijadikan anggota sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball”. Dalam penelitian ini jenis teknik sampel yang digunakan adalah sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2013: 124), “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang”. Pendapat yang sejalan juga dikemukakan Riduwan (2010: 64) bahwa sampling jenuh ialah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan dengan istilah sensus. Sampling jenuh dilakukan bila populasinya kurang dari 30 orang. Sampel yang diambil dalam
56
penelitian ini adalah semua siswa tunarungu kelas V B SLB B YRTRW yang berjumlah 8 siswa. E. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan suatu hal yang penting dalam penelitian, karena metode ini merupakan strategi atau cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitiannya (Widoyoko, 2012: 33). Pendapat lain juga dikemukakan Riduwan (2010: 97) yang menjelaskan bahwa metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Tujuan dari pengumpulan data adalah untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan, dan informasi yang dapat dipercaya. Untuk memperoleh data tersebut, dalam penelitian dapat digunakan berbagai macam metode, di antaranya adalah dengan angket, observasi, wawancara, tes, dan analisis dokumen. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data peneliti menggunakan jenis metode tes. Menurut Widoyoko (2012: 50) bahwa, “Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek”.Pendapat diatas sejalan dengan Mardapi (2012: 44) bahwa “Tes merupakan salah satu bentuk instrumen yang digunakan untuk melakukan pengukuran.Tes terdiri atas sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah, atau semua benar atau sebagian benar”.Selain itu menurut Riduwan (2010: 105) bahwa, “Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.Ditinjau dari segi saran atau objek yang akan diukur, maka dibedakan adanya beberapa macam tes (Widoyoko, 2012: 50-51) : 1.
Tes kepribadian (personality test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur kepribadian seseorang.
57
2.
Tes bakat (aptitude test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.
3.
Tes intelegensi (intelligence test), yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi dan perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada seseorang yang akan diukur intelegensinya.
4.
Tes sikap (attitude test), sering juga disebut dengan istilah skala sikap, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur berbagai sikap seseorang.
5.
Tes minat (interest test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur minat seseorang terhadap sesuatu.
6.
Tes prestasi (achievement test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian maupun kompetensi seseorang setelah mempelajari sesuatu. Pendapat yang sejalan juga dikemukakan oleh Riduwan (2010: 105)
mengenai jenis tes instrumen pengumpul data antara lain: 1.
Tes kepribadian, adalah tes yang digunakan untuk mengungkapkan kepribadian seseorang.
2.
Tes bakat (talent test), adalah tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.
3.
Tes prestasi (achievement test), adalah tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian sesorang setelah mempelajari sesuatu.
4.
Tes intelegensi, adalah tes yang digunakan untuk membuat penaksiran atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang diukur intelegensinya.
5.
Tes sikap (attitude test), adalah tes yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang. Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jenis tes
instrumen pengumpul data meliputi tes kepribadian (personality test), tes bakat (talent test), tes minat (interest test),tes intelegensi (intelligence test), tes sikap (attitude test), dan tes prestasi (achievement test). Dalam penelitian ini jenis tes
58
yang digunakan adalah tes prestasi, karena tes diberikan sesudah siswa mempelajari materi yang akan diteskan. Adapun materi yang dipelajari siswa adalah materi hewan berdasarkan tempat hidup. Tujuan melakukan tes pada penelitian adalah untuk mengetahui pencapaian belajar dalam penguasaan kosakata berbagai jenis hewan berdasarkan tempat hidup yang telah dicapai anak tunarungu kelas V B YRTRW Surakarta. Dari tes yang dilaksanakan akan diperoleh hasil tes, yang merupakan informasi tentang karakteristik seseorang atau sekelompok orang. Karakteristik ini
bisa
berupa
kemampuan
kognitif
atau
keterampilan
seseorang
(Mardapi,2012).Bentuk tes yang digunakan di satuan pendidikan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes nonobjektif. Adapun bentuk tes yang digunakan dalam penelitian adalah tes uraian objektif. Karena soal tes yang akan diujikan jawabannya sudah pasti. Untuk menjawab soal, anak disediakan gambar untuk membuktikan bahwa anak memahami kosakata, kemudian anak menjawab dengan menempel gambar dan menyebutkan kata sesuai dengan gambar yang dianggap benar. Tes dilakukan sebanyak 2 kali. Tes akan dilaksanakan sebelum (pre tes) diberi perlakuan dan sesudah (post tes) diberi perlakuan. Penilaian dilakukan dengan tes tertulis yakni soal uraian obyektif, terdiri dari 10 nomor. Setiap jawaban benar semua bernilai 10 dan nilai jawaban yang lain tergantung jumlah jawaban yang telah dijawab siswa, benar atau salah. Berikut ini rancangan materi, blue print, lembar soal, kunci jawaban, dan pedoman penskoran: 1.
Materi Hewan berdasarkan tempat hidupnya dibedakan menjadi sebagai berikut : a. Hewan yang hidup di darat meliputi; ayam, kambing, sapi, kelinci, kucing, anjing, kuda, harimau, singa, gajah, jerapah. b. Hewan yang hidup di air dibedakan menjadi : 1) air laut meliputi; cumi-cumi, gurita, lumba-lumba, paus, hiu, ikan pari, ubur-ubur
59
2) air tawar meliputi; ikan lele, ikan mujaer, ikan nila, ikan gurame, ikan mas, ikan koi, ikan cupang c. Hewan yang hidup di udara dibedakan menjadi : 1) burung : elang, kutilang, merpati, kakak tua, beo 2) serangga : kupu-kupu, nyamuk, capung, lalat, lebah (tawon) d. Hewan yang hidup di darat dan air meliputi; katak, buaya, ular, kura-kura, kadal. 2. Blue print Tabel 3.4 Blue Print Penguasaan Kosakata Kompetensi Dasar 4.1 Menerangkan dan mempraktikkan teks arahan /petunjuk tentang perawatan hewan dan tumbuhan serta daur hidup hewan dan pengembangbiakkan tanaman secara mandiri dalam Bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosa kata Bahasa daerah untuk membantu penyajianisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian. Jumlah
Indikator 3.1.1 Menyebutkan hewan yang hidup di darat 3.1.2 Menyebutkan hewan yang hidup di air 3.1.3 Menyebutkan hewan yang dapat hidup di udara 3.1.4 Menyebutkan hewan yang hidup di darat dan air
No Soal 1,5,7
Jumlah Soal 3
2,6,8,9
4
3,10
2
4
1 10
3. Lembar Soal Kerjakan soal di bawah ini dengan cara tempelkanlah gambar pada lembar jawab yang tersedia sesuaikan dengan pernyaataan dan sebutkan nama kata ! 1. Sebutkan 5 nama hewan yang hidup di darat ! 2. Sebutkan 5 nama hewan yang hidup di air laut ! 3. Sebutkan 5 nama hewan jenis serangga ! 4. Sebutkan 5 nama hewan yang hidup di darat dan air !
60
5. Sebutkan 5 nama hewan yang hidup di darat yang dipelihara di sekitar rumah ! 6. Sebutkan 5 hewan yang hidup di air yang dipelihara di sekitar rumah ! 7. Sebutkan 5 nama hewan yang hidup di darat yang bukan hewan peliharaan! 8. Sebutkan 5 nama hewan yang hidup di air yang bukan hewan peliharaan! 9. Sebutkan 5 nama hewan yang hidup di air tawar ! 10. Sebutkan 5 nama jenis burung ! 4. Kunci jawaban Tabel 3.5 Kunci Jawaban 1. Hewan yang hidup di darat a. Ayam b. Kambing c. Sapi d. Kerbau e. Kelinci 3. Hewan jenis serangga a. Kupu-kupu b. Nyamuk c. Capung d. Lalat e. Lebah 5. Hewan yang hidup di darat yang dipelihara a. Ayam b. Sapi c. Kambing d. Kuda e. Kelinci 7. Hewan yang hidup di darat yang bukan hewan peliharaan a. Harimau b. Singa c. Jerapah d. Gajah
2. Hewan yang hidup di air a. Cumi-cumi b. Gurita c. Lumba-lumba d. Paus e. Hiu 4. Hewan yang hidup di darat dan di air a. Katak b. Buaya c. Ular d. Kura-kura e. Kadal 6. Hewan yang hidup di air yang dipelihara a. Ikan mas b. Ikan lele c. Ikan nila d. Ikan cupang e. Ikan koi 8. Hewan yang hidup di air yang bukan hewan peliharaan a. b. c. d.
Hiu Paus Ikan pari Ubur-ubur
61
e. Serigala 9. Hewan yang hidup di air tawar a. Ikan mas b. Ikan lele c. Ikan mujaer d. Ikan nila e. Ikan gurame
e. Lumba-lumba 10. Hewan jenis burung a. b. c. d. e.
Elang Kutilang Merpati Kakak tua Beo
5. Penskoran Soal terdiri dari 10 , jika setiap soal dijawab dengan benar dengan ketentuan sebagai berikut : a. Siswa dapat menyebutkan 5 jawaban uraian obyektif mendapat nilai 10 b. Siswa dapat menyebutkan 4 jawaban uraian obyektif mendapat nilai 8 c. Siswa dapat menyebutkan 3 jawaban uraian obyektif mendapat nilai 6 d. Siswa dapat menyebutkan 2 jawaban uraian obyektif mendapat nilai 4 e. Siswa dapat menyebutkan 1 jawaban uraian obyektif mendapat nilai 2 f. Siswa tidak dapat menyebutkan jawaban dengan benar mendapat nilai 0 Setiap 1 jawaban uraian obyektif mendapat skor 2.Adapun rumus penilaian adalah sebagai berikut :
NA = Seluruh JB X 2 10 Keterangan :
F.
NA
= Nilai Akhir
JB
= Jawaban Benar
Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang digunakan dalam
62
penelitian ini berupa instrumen untuk mengukur penguasaan kosakata jenis hewan berdasarkan tempat hidup pada anak tunarungu kelas V B SLB B YRTRW berupa kisi-kisi soal tes, soal tes, kunci jawaban, materi berbagai macam hewan dan cara penilaian (skoring). Dalam penelitian instrument yang digunakan harus diuji tingkat kevalidan dan reliabilitasnya.Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumenyang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Menurut Mardapi (2012: 37) bahwa, “Validitas merupakan dukungan bukti dan teori terhadap penafsiran skor tes sesuai dengan tujuan penggunaan tes”. Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur (Widoyoko,2012: 141). Pendapat yang sejalan juga dikemukakan Arikunto (1995: 63-69) dalam Riduwan (2010: 109) bahwa, “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah”. Validitas instrumen secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu validitas internal (internal validity) dan validitas eksternal (external validity). Jenis validitas dalam penelitian ini adalah menggunakan validitas internal internal validity), menurut Widoyoko (2012: 142) menyatakan validitas logis atau validitas internal untuk sebuah instrumen menunjuk pada kondisi sebuah instrumen yang memenuhi syarat valid berdasarkan penalaran atau rasional.Validitas internal dibedakan menjadi dua, yaitu validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (construct validity). Widoyoko (2012: 143) menyatakan bahwa : Instrumen yang harus mempunyai validitas isi (content validity) adalah instrumen yang berbentuk tes untuk mengukur hasil belajar.Untuk
63
menyusun instrumen tes yang mempunyai validitas isi, maka instrumen harus disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah dipelajari siswa atau kompetensi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam penelitian ini selain menggunakan validitas isi (content validity) juga menggunakan validitas konstruk (construct validity).Menurut Widoyoko (2012: 145) bahwa validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang menjadi dasar penyusunan instrumen.Validitas isi dan validitas konstrukdilakukan untuk menguji instrumen penelitian. Berupa soal tes yang digunakan pada saat pretest dan posttest. Peneliti menggunakan validasi isi dan konstruk dikarenakan instrumen penelitian yang digunakan akan diukur oleh ahli yang berkompeten dalam bidang tersebut. Tabel 3.6 Daftar Validator Instrumen Tes Penguasaan Kosakata No
Nama
Instansi
1 2 3
Priyono, S.Pd., M.Si Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd. Dra. Diah Retnowati
Dosen Pend. Khusus Dosen PGSD Guru Kelas
Menurut Mardapi (2012: 51) bahwa, “Reliabilitas atau keandalan merupakan koefisien yang menunjukkan tingkat keajegan atau konsistensi hasil pengukuran suatu tes”.Reliabilitas, pengujian hipotesis digunakan interrater reliability yang bertujuan untuk menilai seberapa besar para pengukur/penilai/pengawas memberikan hasil yang konsisten pada instrumen pengukuran. Azwar (2014: 88) berpendapat bahwa dikatakan reliabilitas interrater, bila rating dilakukan oleh beberapa orang rater maka makna reliabilitas hasil rating lebih merupakan konsisten di antara para rater. Inter-rater reliability melibatkan rater yang biasanya dinamakan dengan kesepakatan antar rater.Dalam penelitian ini, untuk membuktikan kevalidan data hasil penelitian, peneliti membutuhkan beberapa korektor
64
untuk mengecek hasil penelitian dengan berdasarkan kunci jawaban, pedoman penilaian. G. Teknik Analisis Data Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono,2013: 207). Peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi sehingga teknik analisis yang digunakan adalah statistic inferensial ( statistic induktif atau statistic probabilitas) yakni teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono,2013: 209). Menurut Sugiyono (2013: 210), “Statistik inferensial terdapat statistik parametris dan non parametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel”.Menurut Riduwan (2010: 39) bahwa, “statistic non parametrik tidak menganut asumsi baha data populasi atau sampel harus berdistribusi normal, dipilih secara acak, mempunyai hubungan yang linier dan data bersifat homogen”. Dalam statistik, pengujian parameter melalui statistik (data sampel) dinamakan uji hipotesis statistik.Oleh karena itu, penelitian yang berhipotesis statistik adalah penelitian yang menggunakan sampel. Sugiyono (2013: 210) menjelaskan bahwa, “Penggunaan statistik parametris dan non parametris tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis.Dalam penelitian ini menggunakan statistik non parametrik, sehingga tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal”. Statistik nonparametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data nominal, ordinal.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik non parametrikyaitu analisis tes ranking bertanda (Wilcoxon Sign Rank Test). Menurut Abdurahman M, Muhidin S., & Somantri (2011: 281) bahwa, “Wilcoxon Sign Rank Test
65
merupakan pengganti uji t untuk menguji perbedaan dua rata-rata (paired t test) pada statistika parametric. Alasan peneliti menggunakan analisis ini antara lain: 1. Data yang diperoleh berwujud angka 2. Dengan analisis statistic hasil pengolahan data akan bersifat obyektif 3. Dengan metode statistik dapat memberi keputusan secara pasti tentang efektivitas Mind Mapping dalam meningkatkan penguasaan kosakata berbagai jenis hewan berdasarkan tempat hidup anak tunarungu kelas V B SLB B YRTRW Surakarta tahun 2015/2016. 4. Teknik ini cocok untuk menguji hipotesis tentang perbedaan dari dua variabel yang datanya berhubungan dan tidak bebas. Dalam penelitian ini bertujuan
untuk
mengetahui
efektivitas
Mind
Mapping
dalam
meningkatkan penguasaan kosakata berbagai jenis hewan berdasarkan tempat hidup anak tunarungu kelas V B SLB B YRTRW Surakarta tahun 2015/2016. Langkah – langkah analisis Test Wilcoxon: 1.
Perumusan hipotesis Rumusan hipotesis pihak : Rumusan hipoteis dua pihak dirumuskan sebagai berikut : Ho : Tx = Ty (Tidak terdapat pengaruh penerapan Mind Mapping terhadap peningkatan
kemampuan penguasaan kosakata berbagai
jenis hewan berdasarkann tempat hidup anak tunarungu kelas V B SLB B YRTRW Surakarta Tahun 2015/2016 Ha : Tx ≠ Ty (Ada pengaruh penerapan Mind Mapping terhadap peningkatan kemampuan penguasaan kosakata berbagai jenis hewan tempat hidup anak tunarungu kelas V B SLB B YRTRW Surakarta Tahun 2015/2016 Keterangan Uji Hipotesis: Ho
: Tx = Ty (Tidak ada perbedaan diantara dua perlakuan yang
berikan)
66
Ha : Tx ≠ Ty (Ada perbedan diantara dua perlakuan yang diberikan) 2.
Menentukan taraf signifikansi Sesuai
dengan
perumusan
hipotesis
tersebut
diatas,
maka
signifiksinya (α) adalah 5%. 3.
Menentukan statistik uji Statistik uji yang digunakan addalah sign ranks test Wilcoxon yang diberi system Z. a.
Mencari Z hitung : Harga Uji Statistik Z =
( √ (
)(
) )
Keterangan : T = jumlah yang lebih kecil antara jumlah jenjang positif dengan jumlah jenjang negatif n = jumlah sampel b. Mencari Probabilitas (Asymp.Sig) Angka kumuliatif = angka pada tabel z ditambah dengan 50 % karena tabel z dibaca untuk separuh kurva. Probabilitas = 1- Angka kumulatif Probabilitas dalam uji dua sisi (Asymp.Sig (2-tailed) adalah dikalikan dua. 4.
Keputusan uji Keputusan uji dalam penelitian ini adalah : a.
Jika Asymp.Sig Z < 5 % (α = 0,005) maka Ha ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian yang berbunyi : Ada pengaruh penerapan Mind
Mapping dalam
meningkatkan penguasaan kosakata berbagai jenis hewan berdasarkan tempat hidup pada anak tunarungu kelas V B SLB B YRTRW Surakarta Tahun 2015/2016 adalah signifikan b.
Jika Asymp.Sig Z > 5 % (α = 0,005) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini
67
berbunyi : Tidak ada pengaruh penerapan Mind Mapping dalam meningkatkan penguasaan kosakata berbagai jenis hewan berdasarkan tempat hidup pada anak tunarungu kelas V B SLB B
YRTRW
Surakarta
Tahun
2015/2016
adalah
tidak
signifikansi. H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peneliti untuk mencapai tujuan penelitian. Langkah-langkah atau prosedur dalam penelitian yang harus dilalui ada tiga hal, yaitu pembuatan rancangan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan pembuatan laporan penelitian (Asmani, 2011: 117). Prosedur penelitian efektivitas mind mapping dalam meningkatkan penguasaan kosakata berbagai jenis hewan berdasarkan tempat hidup pada anak tunarungu kelas V B di SLB B YRTRW Surakarta Tahun 2015/2016 antara lain: a. Pretest Tahap pretest merupakan tahapan awal dalam penelitian yang berfungsi untuk mengukur kemampuan awal subjek yang diteliti.Subjek diminta mengerjakan soal-soal uraian obyektif menyebutkan jenis hewan secara individu tanpa ada bantuan media dan metode pembelajaran. b. Treatment Pelaksanaan treatment merupakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran yang telah direncanakan.Treatment dalam penelitian ini yaitu kegiatan pembelajaran dengan materi jenis hewan dengan menerapkan Mind Mapping. Pelaksanaan treatment dilakukan setelah pelaksanaan pretest dengan menggunakan Mind Mapping. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menerapkan treatment pada penelitian antara lain:
68
1)
Kegiatan awal a) Persiapan b) Mengkodisikan kelas c) Pemberian apersepsi
2)
Kegiatan inti a) Siswa memperhatikan materi jenis hewan yang diajarkan oleh peneliti b) Peneliti mengajarkan penggunaan Mind Mapping c) Peneliti mengajak siswa membuat Mind Mapping d) Peneliti memeriksa hasil pembuatan Mind Mapping siswa e) Peneliti member nilai hasil pekerjaan subjek
3)
Kegiatan penutup Peneliti mengulang kembali materi jenis-jenis hewan
yang telah
dipelajari. c.
Posttest Tahap posttest merupakan kegiatan tes yang dilakukan setelah pemberian treatment yang berfungsi untuk mengukur kembali kemampuan subjek yang diteliti. Setelah tahap posttestakan diketahui pengaruh pemberian treatment Mind Mapping dalam pembelajaran.
69
Berikut prosedur penelitian yang disajikan dalam bentuk bagan: Pretest Mengukur kondisi kemampuan awal siswa dalam penguasaan kosakata jenis hewan anak tunarungu Treatment Menerapkan Mind Mapping dilakukan saat proses pembelajaran
Posttest Mengukur kemampuan subjek setelah pemberian treatment dengan mengerjakan soal-soal secara individu tanpa ada bantuan media dan metode pembelajaran Analisis Data Hasil dari pretest dan posttest dianalisis menggunakan Wilcoxon Sign Rank Test untuk mengukur hasil penelitian Hasil Penelitian Hasil penelitian dapat dilakukan berhasil apabila hasil penelitian menunjukkan bahwa Mind Mapping efektif dalam meningkatkan penguasaan kosakata berbagai macam hewan berdasarkan tempat hidup pada anak tunarungu kelas V B di SLB B YRTRW Bagan 3.1 Prosedur Penelitian