BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan jenis penelitian explanatory research yaitu menjelaskan hubungan antara variabel melalui pengujian hipotesa, untuk mengetahui efektitas ekstrak daun kumis kucing terhadap larva Ae.aegypti. Metode yang digunakan adalah experimen sungguhan dengan rancangan yang digunakan Randomized Control Group Pritest-Postes Design . Pre test
Perlakuan
Postes
Randomisasi (Kel.Eksperimen) To
X1
T1
To
X2
T2
To
X3
T3
To
X4
T4
Randomisasi (Kel.Kontrol)
To
K
Keterangan : X
: Kelompok yang diberikan perlakuan dengan memberi campuran ekstrak daun kemangi dan kumis kucing dalam berbagai konsentrasi yaitu 6,5%, 10,5%, 18,5% dan 24,5%.
(-)
: Kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan.
To
: Observasi terhadap jumlah larva Ae.aegypti yang diamati sebelum diberi perlakuan.
T1
: Observasi terhadap jumlah larva Ae.aegypti yang diamati sesudah diberi perlakuan.
B. Subyek Penelitian a. Subyek Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva Aedes aegypti instar III (umur 6-7 hari) dengan pertimbangan pada instar tersebut
larva sudah lengkap terbentuk alat-alat (organ) tubuh dan telah relatif stabil terhadap pengaruh lingkungan. Larva didapat dari telur yang dikembangkan menjadi larva dan diberi makan (hasil koloni) di Laboratorium B2P2 VRP. b. Besar Subyek Penelitian Jumlah larva tiap unit perlakuan adalah 25 ekor larva. Terdapat 4 konsentrasi akstrak daun kumis kusing dan 4 kontrol banyaknya ulangan 6 kali pengulangan. Banyaknya ulangan yang dilakukan dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut: (t – 1) (r – 1) ≥ 15 Keterangan : t
: jumlah perlakuan
r
: jumlah ulangan
C. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian a. Variabel Independent (Bebas) Campuran ekstrak daun kemangi dan daun kumis kcing b. Variabel Dependent (Terikat) Jumlah kematian larva Aedes aegypti c. Variabel Terkendali Suhu air pH air Intensitas cahaya Waktu Kelembaban
2. Definisi Operasional a. Jumlah kematian larva Aedes aegypti. Banyaknya Aedes aegypti yang tidak memiliki sifat-sifat kehidupan lagi yang permanen setelah diberikan akstrak daun dan kulit jeruk purut. Satuan
: ekor
Skala
: rasio
b. Dosis pemberian campuran ekstrak daun kemangi dan daun kumis kucing Banyaknya campuran ekstrak kedua daun dalam berbagai macam tingkatan Tingkat I
: 6,5%
Tingkat II
: 12,5%
Tingkat III : 18,5% Tingkat IV : 24,5% Satuan
: %
Skala
: Nominal
c. Suhu air Derajat panas/dingin air yang diukur berdasarkan skala tertentu menggunakan termometer, setiap kelompok eksperimen dikendalikan dengan temperatur yang sama, karena dilakukan pada tempat penelitian yang sama. Dalam hal ini dikendalikan pada suhu kamar (25 o-30 oC). Satuan : derajat celcius (oC) Skala : Interval d. pH Air Derajat keasaman dengan kertas lakmus, untuk menunjukkan keasaman air. PH yang dipakai adalah PH netral air yaitu 7. Skala : Interval e
Intensitas Cahaya Intensitas cahaya sebagai variabel pengganggu yang dikendalikan pada tempat penelitian yang sama, diukur dengan luxmeter. Pencahayaan yang dipakai harus paling sedikit mempunyai kekuatan 300 lux.
Satuan : lux Skala : Rasio f. Volume air Banyaknya air yang digunakan dalam percobaan, dalam hal ini sebanyak 100 ml Satuan : ml Skala : Rasio
D. Metode Pengumpulan Data 1. Data Primer Data yang diperoleh dengan menghitung jumlah larva yang mati dan jumlah larva yang hidup dari setiap perlakuan dan kontrol. 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari studi pustaka yang berasal dari buku-buku, internet dan hasil penelitian sebelumnya yang mendukung penelitian ini.
E. Prosedur Penelitian 1. Alat dan bahan untuk pembuatan ekstrak daun kumis kucing. a. Blender : menghaluskan daun kucing yang sudah kering. b. Timbangan analiti : untuk menimbang daun yang sudah halus sebagai zat terlarut. c. Gelas ukur (1000 ml) : untuk mengukur volume air. d. Aquades : sebagai pelarut. e. Daun kumis kucing : sebagai terlarut. f. Kain kasa : untuk menyaring (I). g. Kertas saring : Untuk menyaring II. h. Backer glass I : tempat membuat ekstrak. i. Nuova II dengan spirplate : pemanas sekaligus pengutar. j. Magnet : pengaduk ekstrak. k. Timer : penghitung waktu pada saat melakukan pemanasan. l. Thermometer air : Untuk mengukur suhu air.
m. Backer glass II : untuk tempat hasil saringan. 2. Alat dan bahan untuk uji pendahuluan dan lanjutan. a. Alat 1) Gelas plastik : sebagai media percobaan. 2) Kertas pH (KGaA, 64271 Darmstadt, Germany) : untuk mengukur tingkat keasaman media. 3) Pipet larva : untuk mengambil larva. 4) Mikro pipet : untuk mengabil bahan cair sesuai konsentrasi. 5) Hygrometer : untuk mengukur suhu dan kelembaban ruangan. 6) Thermometer : untuk mengukur suhu air. 7) Lux meter : untuk mengukur intensitas cahaya. 8) Nampan : tempat media percobaan. 9) Gelas ukur : untuk mengukur volume air. b. Bahan Bahan yang digunakan dalam uji pendahuluan dan lanjutan adalah ekstrak daun kumis kucing, larva Ae.aegypti instar III. Air sebagai media percobaan dan sebagai pencegah adanya predator lain (semut) yang masuk ke dalam media percobaan. 3. Cara Kerja a. Pembuatan ekstrak daun kumis kucing. Daun kumis kucing yang sudah kering sebanyak 3kg dihaluskan kemudian disaring didapat 1kg daun halus. Daun yang halus kemudian ditimbang sesuai ukuran, setelah ditimbang dimasukkan dalam backer glass. Tambahkan aquades (pelarut) kemudian panaskan menggunakan pemanas sekaligus pengaduk sekitar ±45 menit dengan suhu 90oC. Kemudian larutan disaring dengan 2 kali penyaringan. Dihasilkan berupa cairan pekat berwarna hitam kemudian diamkan selama 24 jam. b. Uji Pendahuluan Uji pendahuluan dilakukan untuk menentukan konsentrasi ekstrak daun kumis kucing yang dapat mematikan larva Ae.aegypti instar III.
Untuk selanjutnya konsentrasi tersebut digunakan dalam penelitian sebenarnya. Langkah-langkah uji pendahuluan adalah sebagai berikut: Langkah pertama yaitu dibuat ekstrak daun kumis kucing dalam 7 konsentrasi yaitu 0.5%, 1.5%, 2.5%, 3.5%, 4.5%, 5.5%, 6.5% dan 1 kontrol dengan 2 kali pengulangan. Dalam pengulangan menggunakan ekstrak yang sama. Langkah yang kedua, dosis ekstrak daun kumis kucing dimasukkan dalam masing-masing gelas plastik hingga berisi 100 ml air. Langkah ketiga,larva Ae.aegypti instar III dimasukkan kedalam masing-masing media. Untuk tiap media dan kontrol berisi 25 larva Ae.aegypti. Setelah pemaparan 24 jam dihitung kematian larva Ae.aegypti. pH, suhu media perlakuan dan kontrol serta kelembaban dan suhu udara dicatat pada awal dan akhir penelitian. Konsentrasi yang dapat mematikan larva Ae.aegypti digunakan dalam uji lanjutan. c. Uji Lanjutan Pada uji lanjutan menggunakan konsentrasi ekstrak daun kumis kucing yang didasarkan dari hasil uji pendahuluan. Langkah-langkah uji lanjutan adalah sebagai berikut : (1) ekstrak daun kumis kucing dibuat dalam 4 konsentrasi yaitu 6,5%, 12,5%, 18,5% dan 24,5%, sebagai kontrol hanya digunakan air sebanyak 100 ml dan dilakukan pengulangan sebanyak 6 kali, (2) larva Ae.aegypti instar III sebanyak 25 ekor dimasukkan ke dalam masing-masing media perlakuan dan kontrol, (3) setelah pemaparan 24 jam larva Ae.aegypti yang mati dihitung, (4) pH dan suhu pada media perlakuan dan kontrol serta kelambaban dan suhu di ruangan penelitian diukur pada awal dan akhir penelitian.
F. Metode Pengolahan Data Pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan cara : 1. Koreksi (editing) data Pengecekan data yang telah terkumpul untuk menghindari kekeliruan. 2. Tabulasi data Hal ini dilakukan untuk memudahkan pada waktu menganalisis data yang diperoleh. G. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Perhitungan persentase kematian larva uji. Persentase kematian larva uji dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: Σ larva uji yang mati % Kematian larva uji =
x 100 % Σ larva uji
Apabila angka kematian pada kelompok kontrol kurang dari 5% maka diabaikan. Apabila angka kematian pada kelompok kontrol antara 5% - 20% maka dikoreksi dengan rumus Abbot, yaitu:
A-C A1 =
x 100% 100 - C
Keterangan: A1 = kematian setelah koreksi. A = kematian pada perlakuan. C = kematian pada kontrol.
2. Analisa probit. Analisa probit digunakan untuk menentukan nilai LC50 dan LC90 ekstrak daun kumis kucing (Orthosiphon Spp)terhadap larva Ae. aegypti.
3. Uji beda Setelah mendapat data dari hasil penelitian berapa jumlah larva yang mati, data diuji kenormalannya menggunakan Kolmogorov Smirnov. Apabila data berdistribusi normal maka diuji Anova satu faktor (one way Anova), apabila data tidak berdistribusi normal maka data diuji menggunakan uji Kruskal wallis. Apabila hasil pengujian dengan ANOVA ataupun dengan Kruskal Wallis menunjukkan ada beda yang signifikan maka uji dilanjutkan. Untuk uji ANOVA dilanjutkan dengan uji Least Significance Diference (LSD). Untuk uji Kruskal Wallis dilanjutkan dengan uji Mann Whitney.
H. Jadwal Penelitian Tabel 3.1 kegiatan penelitian Kegiatan Kegiatan tema skripsi Penyusunan proposal Seminar proposal Pengambilan data Penyusunan hasil penelitian Ujian skripsi
Waktu Maret 2007 Maret-April 2007 Mei 2007 Mei-Juni 2007 Juli 2007 Agustus 2007