BAB III METODE PENELITIAN
A.
Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini, peneliti akan mengetahui pengaruh intensitas
penggunaan media sosial terhadap pembentukan identitas diri remaja, sehingga pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit atau empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis (sugiono, 2008). Oleh karena itu, peneliti merasa bahwa penelitian ini lebih sesuai dengan penelitian kuantitatif. B.
Variabel Peneltian
a)
Variabel bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah penyebab yang akan dilihat pengaruhnya terhadap
variabel terikat (Seniati, dkk,2005). Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah intensitas media sosial. Adapun cara mengukur variabel bebas ini adalah dengan memberikan kuesioner kepada subyek yang berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan media sosial.
1
b)
Definisi Operasional Media sosial Definisi operasional media sosial yaitu sebagai sebuah kelompok aplikasi
berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content. (Kaplan dan Haenlein, 2010) c)
Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat merupakan variabel akibat dari variabel bebas (Seniati,
dkk, 2005) Dalam hal ini variabel terikatnya adalah intensitas penggunaan media sosial. Sedangkan cara mengukur variabel ini adalah dengan memberikan subyek pernyataan-pernyataan yang harus di jawab. d)
Definisi Operasional Identitas Diri Defini operasional dari identitas diri yaitu suatu pencapaian dari sebuah
proses yang ditandai dengan adanya eksplorasi dan komitmen dalam menghadapi krisis-krisis pada diri individu sehingga membentuk suatu status berdasarkan pengalaman-pengalamannya dalam pencarian identitas. (Erikson, dalam Fitri, 2010) C.
Prosedur Penelitian
a)
Gambaran Umum Subyek Penelitian Pada penelitian ini subyek yang digunakan pada penelitian berjumlah 60
orang yang menggunakan media sosial. Subyek yang digunakan pada penelitian
2
ini yang berdomisili Jakarta Pusat (30 orang subyek) dan Jakarta Barat (30 orang subyek). Adapun alasan pemilihan sampel berdasarkan domisili subyek adalah karena faktor efisiensi waktu. Subyek pada penlitian ini adalah laki-laki dan perempuan yang berusia remaja awal pendidikan SLTP-SMA dengan rentang usia antara 15-18 tahun. Alasan pemilihan kelompok subyek ini, karena pada usia ini merupakan masa yang rentan aktif dalam menggunakan media sosial internet. Proses mendapatkan subyek, peneliti melakukan pencarian secara accidental sampling dengan mencari di tempat-tempat berkumpul para remaja dengan teman-temannya. Untuk proses penelitian dibutuhkan selama sepuluh hari. Tabel 2. Subyek Penelitian Usia (tahun)
b)
Subjek
15
16
17
18
Jumlah
Laki-laki
14
10
4
-
28
Perempuan
-
12
9
11
32
Persiapan Penelitian Pada tahap ini penulis mempersiapkan beberapa hal, antara lain:
penyusunan alat ukur penelitian (kuesioner), uji coba validitas dan reliabilitas, pencarian subyek penelitian. penelitian dilaksanakan dengan menyebarkan 3
kuesioner media sosial dan identitas diri yang telah disiapkan kepada remaja awal laki-laki dan perempuan sebanyak 96 set untuk penelitian sesuai dengan jumlah yang di butuhkan. c)
Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan selama sepuluh hari, pada bulan Desember 2013, di
daerah Bendungan Hilir, Jakarta Pusat dan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. d)
Metode Pengambilan Sampel Metode yang digunakan pada saat pengambilan
sampel ada non-
probability teknik yang digunakan pada penelitian adalah accidental sampling, dimana untuk menentukan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, apabila orang atau individu yang ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiono, 2008). Alasan pemilihan accidental sampling bukan hanya karena faktor kemudahan saja, akan tetapi waktu yang diguanakan lebih efisien untuk melakukan penelitian. a.
Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah
dengan
menggunakan
metode
kuesioner.
Kuesioner
merupakan
teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
4
yang diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas (Sugiono, 2008). E.
Alat Ukur penelitian
a)
Alat Ukur Media Sosial Alat ukur yang digunakan untuk mengukur media sosial adalah kuesioner.
Peneliti menurunkan 68 item dari konstruk media sosial. Kuesioner ini di kembangkan berdasarakan macam-macam media sosial menurut (Kaplan dan Haenlein, 2010) yang terdiri enam macam
media sosial, meliputi proyek
kolaborasi, blog dan microblog, konten, situs jejaring sosial, virtual game, virtual sosial word. Tabel 3. Kisi kisi kuesioner Media Sosial Macam Media Sosial Proyek Kolaborasi (collaborative project) Blog & Microblog
Konten (content)
Situs jejaring Sosial (social networking sites)
Indikator
Favo
Unfavo
1. Wiki 2. Applikasi bookmark social
2, 41 10, 43
4, 42 5,44
1. 2. 3. 4.
Blog Microblog Forum Q/A (quetion / answer)
1,6 9,12, 14,11 16,50
7,8 19,21 49.15 48, 53
1. 2. 3. 4. 5.
Image & photo sharing Video sharing Audio & music sharing File sharing & hosting Design
20, 68 23, 25 26, 52 51, 67 29, 59
22,18 27,24 28,46 62,63 60,61
30,36 33,54
34, 3 40,35
1. Facebook 2. Foursquare
5
Virtual game worlds Virtual social worlds
1. 2. 1. 2.
Travian World of Warcraft Map E-commerce
Jumlah
37,55 56,13
38,47 17,45
58, 65 39, 31
57,66 32,64
34
34
Setelah item-item tersebut disusun, kemudian diberikan kepada 60 subyek untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media sosial bagi mereka sebagaimana yang dimaksudkan dalam item. Tujuannya untuk memperoleh validitas dan reabilitas alat ukur karena dari item-item ini akan disusun menjadi suatu alat ukur yang mempresentasikan hal-hal yang terpenting bagi remaja awal. Setelah semua kuesioner diisi kemudian peneliti mengelolah dengan menjumlahkan dan mengklarifikasikan berapa respon yang sangat sering (SS), sering (S), cukup sering (CS), jarang (J), dan tidak pernah (TP) . Alasan pembagian dalam empat kategori adalah untuk mendapatkan penyebaran skor sehingga diperoleh respon yang bervariasi dan untuk menghindari kecenderungan penumpukan pada satu alternatif jawaban. b)
Alat Ukur Identitas Diri Alat ukur identitas diri ini berupa kuesioner yang sudah diuji coba (try out)
dibuat oleh peneliti sebanyak 28 item dari eksplorasi dan komitmen.
6
a. Kuesioner Identitas Diri Status identitas diri dalam penelitian ini dilihat dengan menggunakan kuesioner EMOIS-2 yang disusun berdasarkan status identitas diri yang diadaptasi oleh (Melati, 2007) dari James Marcia (1993). Kuesioner ini terdiri dari 28 item yang berisi pernyataan-pernyataan yang sudah diuji cobakan (try out) berdasarkan domain ideologi (pekerjaan, religi, politik dan filosofi hidup) dan interpersonal (persahabatan, kencan, pembagian peran-wanita dan pilihan kegiatan rekreasi) yang mengukur identitas diri seseorang. Tabel 4. Matriks Status Identitas Diri(Marcia, 1993) Eksplorasi Achievement Moratorium Foreclosure Diffusion
Tinggi Tinggi Rendah Rendah
Komitmen Tinggi Rendah Tinggi Rendah
7
Tabel 5. Kisi-kisi Kuesioner Identitas Diri Dimensi Indikator 1. Eksplorasi ii. 1. Aktivitas Mencari iii. 2. Aktivitas Menjajaki iv. 3. Aktivitas Mempelajari v. 4. Aktivitas Mengidentifikasi vi. 5. Aktivitas Mengevaluasi 2. Komitmen 1. Keteguhan pendirian terhadap knowledgeability. 2. Keteguhan pendirian terhadap aktivitas yang terarah pada implementasi elemen identitas yang telah ditetapkan. 3. Keteguhan pendirian terhadap keyakinan diri, stabilitas dan optimisme masa depan. 4. Keteguhan pendirian terhadap identifikasi pada orang-orang yang dianggap penting. 5. Keteguhan pendirian terhadap kemampuan memproyeksikan diri ke masa depan. 6. Keteguhan pendirian terhadap ketahanan dari godaan-godaan. Jumlah
Favorable 21 13
Unfavorable 11, 12
8 18, 20
5 10, 15, 16, 28 3 7
4, 17, 9
24
14, 22
2, 23
25
27
6, 26
1
19
14
14
Format Kuesioner yang digunakan dalam alat ukur identitas diri adalah Likert, yaitu jenis kuesioner yang berisi pernyataan mengenai sikap tertentu dengan menyediakan sejumlah alternatif jawaban untuk dipilih subyek, sehingga menunjukan derajat kesetujuan (agreement) (Widowaty, 2008). Format Likert dipilih karena kemudahan dalam perolehan data. Kuesioner ini terbagi menjadi enam jawaban yang dapat dipilih oleh subyek, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S),
8
cukup setuju (CS), cukup tidak setuju (CTS), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). F.
Validitas dan Reliabilitas Dalam hal ini perlu di bedakan antara hasil penelitian yang valid dan
reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti (Sugiono, 2008). Oleh karena itu agar kesimpulan tidak keliru dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya maka di perlukan uji validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang gunakan dalam penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menguji menguji cobakan kuesioner kepada 60 orang subyek yang dimiliki kemiripan karakteristik dengan subyek penelitian. a)
Validitas Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan alat
(instrumen) dapat menjawab tujuan penelitian (Pratisto, 2005). Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiono, 2008). Suatu alat ukur dapat di katakan mempunyai validitas tinggi apabila alat ukur tersebut menjalanan fungsinya atau meberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukan nya pengukuran tersebut. Cara perhitungan uji coba validitas item media sosial dan identitas diri yaitu dengan cara analisis regresi dan perhitungannya dibantu dengan program SPSS 20.0 for Windows.
9
b)
Reliabilitas Selain harus valid, suatu alat ukur juga harus reliabel, suatu alat ukur dapat
dikatakan reliabel apabila alat ukur tersebut memberikan hasil yang tetap selama variabel yang di ukur tidak berubah (Sugiono, 2008). Lebih lanjut dikatakan bahwa reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat di percaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Pada penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan tekhnik formula Alpha Cronbach dan dengan menggunakan program SPSS 20.0 for Windows. G.
Teknik Analisis Data Untuk menganalisis pengaruh intensitas penggunaan media sosial terhadap
pembentukan identitas diri remaja, maka di lakukan analisis regresi. Analisis regresi berguna untuk memprediksi seberapa jauh pengaruh satu atau beberapa variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable) (Pratisto, 2004).
10