BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Pendekatan Penelitian
Metode adalah aspek yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap berhasil tidaknya suatu penelitian, terutama untuk mengumpulkan data. Data yang diperoleh dalam suatu penelitian merupakan gambaran dari objek penelitian.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian gabungan (mixed methods). Menurut Creswell (2010) mixed methods adalah pendekatan penelitian yang mengkombinasikan antara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi metode campuran konkuren/sewaktu (concurrent mixed method).
Strategi metode campuran konkuren/sewaktu (concurrent mixed method) merupakan penelitian yang menggabungkan antara data kuantitatif dan data kualitatif dalam satu waktu. (Cresswell, 2010). Terdapat tiga strategi pada strategi metode campuran konkuren ini, dan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah strategi embedded konkuren. Dalam strategi ini, peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan data kualitatif dalam waktu bersamaan. Strategi ini memiliki metode primer yaitu metode kualitatif yang memandu penelitian dan data
32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
sekunder yaitu data kuantitatif yang memiliki peran pendukung dalam setiap prosedur penelitian.
Adapun alasan digunakan strategi ini adalah karena peneliti dapat sekaligus menggunakan kedua pendekatan yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif supaya lebih memungkinkan penulis untuk mempelajari fenomena subjek secara lebih mendalam, menyeluruh dan juga lebih detail berkaitan dengan topik penelitian. Dengan demikian, diharapkan penelitian ini mampu memberikan hasil secara akurat dan sistematis mengenai kondisi psychological well-being pada pekerja rumah tangga.
3.2. 3.2.1.
Partisipan Penelitian Jumlah Partisipan Penelitian
Penelitian kualitatif cenderung dilakukan dengan jumlah sampel yang sedikit bahkan tunggal, karena fokusnya pada kedalaman dan proses. Jumlah sampel tergantung pada masalah yang ingin diketahui, tujuan penelitian, konteks saat itu, apa yang dianggap bermanfaat, dan apa yang dapat dilakukan dengan waktu dan sumber daya apa yang tersedia (Poerwandari 2007, dalam Hanum 2010). Jumlah partisipan yang peneliti gunakan untuk mengambil data kualitatif adalah sebanyak enam partisipan. Sedangkan untuk mengumpulkan data kuantitatif, jumlah partisipan yang peneliti gunakan adalah sebanyak 75 orang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
3.2.2.
Karakteristik Partisipan Penelitian
Partisipan penelitian ini memiliki karakteristik yaitu pekerja sedang bekerja sebagai pekerja rumah tangga baik menetap (tinggal bersama majikan/full time) dan tidak menetap (part time), mencari pekerjaan sendiri dan disalurkan oleh penyalur, perempuan dan laki-laki, menikah dan belum menikah, berpengalaman dan tidak berpengalaman di daerah DKI Jakarta. Hal ini dimaksudkan agar subjek penelitian dapat mewakili fenomena yang akan di teliti.
3.2.3.
Teknik Pengambilan Partisipan Penelitian
Dalam penelitian ini teknik pengambilan partisipan yang digunakan adalah Simple Random Sampling. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2012).
3.3.
Definisi Operasional
Psychological Well-Being adalah pencapaian penuh dari potensi psikologis seseorang dan suatu keadaan ketika individu dapat menerima kekuatan dan kelemahan diri apa adanya, memiliki tujuan hidup, mengembangkan relasi yang positif dengan orang lain, menjadi pribadi yang mandiri, mampu mengendalikan lingkungan, dan terus bertumbuh secara personal (Ryff, 2013)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
3.4.
Skala Psychological Well-Being
Tabel 3.1. Blue Print Psychological Well-Being Item Dimensi
No.
Jumlah F
1. Penerimaan Diri
UF
6, 12, 24, 42 18, 30, 36
7
2. Hubungan Positif dengan Orang Lain 4, 22, 28, 40 10, 16, 34
7
3. Kemandirian
1, 7, 25, 37
13, 19. 31
7
4. Penguasaan Lingkungan
2, 8, 20, 38
14, 26, 32
7
5. Tujuan Hidup
11, 29, 35 5, 17, 23, 41
7
6. Pertumbuhan Pribadi
9, 21, 33
3, 15, 27, 39
7
22
20
42
Jumlah
3.5.
Validitas dan Reliabilitas
3.5.1. Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid atau sahih jika instrumen tersebut mampu mengukur apa yang akan diukur (Agusyana dan Islandscript, 2011). Validitas alat ukur diuji dengan menggunakan bantuan komputer program Statistical Package For Social Science (SPSS) versi 22.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
3.5.2. Reliabilitas
Hasil penelitian yang reliabel adalah bila terdapat kesamaan data dalam kurun waktu yang berbeda (Sugiyono, 2012). Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2010). Dalam menguji reliabilitas digunakan uji konsistensi internal dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:
=
−1
1
∑
Keterangan : r11
=
reliabilitas instrumen
k
=
banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑
=
jumlah varian butir/item
=
3.6.
varian total
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian,
karena
itu
seorang
peneliti
harus
terampil
dalam
mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam strategi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
metode
campuran
konkuren/sewaktu
pada
penelitian
ini
adalah
wawancara, observasi dan kuesioner
3.6.1.
Wawancara
Menurut Poerwandari (2009), wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif
dilakukan
bila
peneliti
bermaksud
untuk
memperoleh
pengetahuan tentang makna makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat ilakukan melalui pendekatan lain. Sugiyono (2011) mendefinisikan wawancara sebagai bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal. Sugiyono (2011) mengungkapkan bahwa wawancara terbagi menjadi wawancara tidak terstruktur atau tidak terpimpin, wawancara terstruktur atau wawancara terpimpin dan wawancara semi terstruktur atau bebas terpimpin. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur atau wawancara bebas terpimpin yaitu wawancara bebas namun tetap menggunakan pedoman wawancara yang bersifat umum. Patton (Poerwandari, 2009) mengatakan bahwa wawancara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
memudahkan pewawancara untuk melakukan eksplorasi, probing, dan menanyakan pertanyaan yang akan menjelaskan suatu topik yang ingin diteliti.
3.6.2.
Observasi
Poerwandari (2009) menyatakan observasi adalah kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi yang dilakukan adalah observasi terhadap subjek, dimana peneliti memperhatikan dan mencatat tingkah laku subjek selama wawancara, interaksi dengan peneliti dan hal lain yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.
Menurut Sugiyono (2011), observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak berstruktur. Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi tidak berstruktur, dimana peneliti tidak mempersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Penulis dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang menarik, melakukan analisis dan kemudian dibuat ulang.
3.6.3.
Kuesioner
Koesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012). Kuesioner atau angket
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
dalam penelitian bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai psychological well being pekerja rumah tangga. Dan kuesioner yang digunakan adalah Psychological Well-Being Scale (PWBS) yang dibuat oleh Carol D. Ryff (2013)
3.7.
Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, instrument penelitian yang akan digunakan untuk mengumpulkan data yakni : 1) Peneliti (Human Instrument), 2) Pedoman wawancara berisi pertanyaan yang dikembangkan sesuai dengan tujuan penelitian berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah, sehingga wawancara tidak menyimpang dari tujuan penelitian, alat perekam. 3) Lembar
observasi
digunakan
untuk
mencatat
perilaku
yang
dimunculkan oleh pastisipan selama proses wawancara. 4) Alat perekam yang digunakan untuk merekam semua isi pembicaraan, dengan begitu diharapkan proses wawancara dapat berjalan dengan lancar dan pencatatan hasil wawancara dapat dicatat selengkap mungkin. 5) Buku catatan yang digunakan untuk mencatat hal hal yang terjadi pada subjek saat wawancara berlangsung
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
6) Lembar
kuesioner/angket
yang
digunakan
untuk
mengukur
psychological well being pekerja rumah tangga. 7) Informed Concent yaitu lembar persetujuan yang diberikan sebelum dilakukannya penelitian dan ditandatangani oleh subjek yang merupakan tanda kesediaan subjek untuk berpartisipasi dalam penelitian.
3.8.
Prosedur Penelitian
3.8.1. Tahap Persiapan Penelitian
Tahap persiapan penelitian ini diawali dengan mengumpulkan buku maupun literatur lain seperti jurnal atau artikel mengenai topik penelitian yang akan dilakukan. Lalu peneliti membuat proposal penelitian dan pedoman wawancara berdasarkan informasi tersebut. Pedoman wawancara berisikan garis besar pertanyaan mengenai (a) identitas partisipan seperti usia, lama bekerja, pendidikan, dan lain-lain; (b) Mengenai kondisi psychological well-being yang terdiri atas penerimaan diri, hubungan dengan orang lain, kemandirian, penguasaan terhadap lingkungan, tujuan hiidup, serta pertumbuhan pribadi yang dialami partisipan penelitian.
Setelah pedoman wawancara selesai disusun, maka dilakukan uji coba kepada salah satu pekerja rumah tangga untuk melihat apakah pertanyaan yang diajukan dapat dimengerti. Pada tahap uji coba ini, peneliti melihat bahwa banyak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
pertanyaan yang membingungkan bagi partisipan, sehingga peneliti mengubah bentuk pertanyaan menjadi lebih konkret untuk membantu prtiisipan memahami maksud pertanyaan tersebut. Setelah bentuk pertanyaan diubah, partisipan tampak lebih mudah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Selain pedoman wawancara, peneliti juga menggunakan kuesioner penelitian milik Ryff yaitu Psychological Well-Being Scale. Sebelum peneliti melakukan uji coba kepada banyak partisipan, peneliti juga melakukan uji coba seperti yang dilakukan pada pedoman wawancara. Hal ini dimaksudkan untuk melihat apakah pertanyaan yang diajukan dapat dimengerti. Setelah melakukan uji coba pertama kepada satu partisipan, kemudian peneliti mengubah beberapa pernyataan yang kurang dimengerti. Setelah merubah beberapa pernyataan tersebut, peneliti melakukan uji coba alat ukur kepada 30 responden.
Tahap selanjutnya
adalah
mencari partisipan penelitian.
Peneliti
mengajukan perizinan penelitian kepada beberapa perumahan di DKI Jakarta, setelah mendapatkan izin dari pihak berwenang setempat, peneliti mendatangi satu persatu rumah majikan untuk bertemu langsung dengan pekerja rumah tangga yang bekerja disana.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
3.8.2. Tahap Pelaksanaan a. Persiapan Wawancara Sebelum melakukan wawancara, peneliti mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk melakukan wawancara seperti pedoman wawancara, alat perekam, dan alat tulis untuk mencatat hal-hal penting yang terjadi selama proses wawancara berlangsung b. Pelaksanaan Wawancara Peneliti mengawali wawancara dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan secara umum tentang tujuan penelitian ini kepada partisipan. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa percaya diri partisipan terhadap peneliti. Peneliti juga menanyakan apakah partisipan bersedia untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini. Selanjutnya, peneliti memulai wawancara pada partisipan secra fleksibel dan disertai probing. Wawancara biasanya berlangsung sekitar sati sampai satu setengah jam. Seluruh wawancara iini dilakukan di rumah majikan partisipan. c. Penyebaran Kuesioner Selain wawancara, peneliti juga mengumpulkan data kuantitatif dalam bentuk kuesioner untuk diisi oleh partisipan. Pada awalnya partisipan terlihat banyak kesulitan dalam mengisi kuesioner tersebut. Kemudian peneliti mendampingi mereka dalam mengisi kuesioner tersebut. Beberapa partisipan mengaku tidak memahami
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
maksud dari beberapa pernyataan yang kemudian membuat mereka bingung untuk memberikan jawaban, terutama mereka yang tidak sekolah atau hanya lulus sekolah dasar. Oleh karena itu, peneliti membantu dengan memberikan contoh konkrit dalam kehidupan sehari-hari, agar partisipan mengerti.
3.8.3. Tahap Analisis Data Penelitian
ini
menekankan pada
analisis-analisis
kualitatif
deskriptif. Prosedur analisis data yang dilakukan adalah : 1)
Membuat transkip verbatim atas hasil wawancara. Hal ini dilakukan dengan mendengarkan rekaman hasil wawancaara secara seksama, kemudian menuliskan tiap kata yang muncul dalam suatu kertas. Agar lebih efektif, hasil wawancara yang relevan saja dengan penelitian yang dituliskan di transkip verbatim. Pada kertas tersebut diberi kolom kosong di kanan yang nantinya digunakan untuk menulis catatan-catatan.
2)
Setelah verbatim dibuat, langkah selanjutnya adalah koding. Koding dilakukan dengan membaca transkip verbatim dengan seksama dan memberikan kode pada kalimat-kalimat yang sesuai dengan apa yang akan dicari.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
3)
Setelah koding selesai dikerjakan, kemudian dilakukan pembuatan tabel tabulasi koding. Tabel tabulasi koding, di buat terpisah antara masing masing partisipan dan berisi rangkuman kasus pada setiap partisipan.
4)
Melakukan analisa intrakasus untuk mengetahui gambaran psychological well-being dari masing-masing partisipan. Peneliti akan menentukan tinggi atau rendah dan baik atau buruk kondisi psychological well-being partisipan berdasarkan kriteria Ryff dan Keyes).
5)
Membuat analisa interkasus, untuk mengetahui persamaan dan perbedaan psychological well-being pada para partisipan secara menyeluruh
6)
Melakukan analisis data kuantitatif, membuat kategori-kategori untuk menentukan tingkat psychological well-being pada pekerja rumah tangga. Membuat perbandingan antara satu aspek dengan aspek yang lain.
7)
Menggabungkan antara hasil analisis data kualitatif dan hasil analisis data kuantitatif.
8)
Menuliskan hasil penelitian, hasil penelitian ditulis dalam bentuk narasi deskriptif yang berasal dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan penulis.
http://digilib.mercubuana.ac.id/