BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas XI MIA 6 (Imersi) SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016. SMA Negeri 1 Karanganyar beralamat di Jalan AW. Monginsidi 03, Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian dilakukan secara bertahap yang meliputi tahap persiapan, tahap penelitian, dan tahap penyelesaian. Ketiga tahap tersebut disusun pada Gambar 3.1. Pelaksanaan No
2015
Rencana Kegiatan Sept
1
Okt
2016 Nov
Des
Jan
Feb
Persiapan Observasi Identifikasi Masalah Penentuan Tindakan
2
Pengajuan Judul Penyusunan Proposal Pembuatan Instrumen Seminar Proposal Pengajuan Izin Penelitian Pelaksanaan Pengumpulan Data Penelitian Analisis Data
3
Penyelesaian Penyusun Laporan Penulisan Laporan Ujian dan Revisi Penggandaan dan pengumpulan laporan penelitian
Gambar 3.1.Tahap dan Waktu Penelitian
40
Mar
Apr
Mei
Jun
41 Penjelasan masing-masing tahapan penelitian adalah sebagai berikut: a. Tahap Persiapan Tahap persiapan meliputi kegiatan observasi, identifikasi masalah, penentuan tindakan, pengajuan judul skripsi, penyusunan proposal, penyusunan instrumen pembelajaran (silabus, RPP, LKS, dan materi ajar), instrumen penelitian (pedoman observasi, lembar observasi, soal kemampuan berpikir kritis, lembar observasi keterlaksanaan sintak, dan
pedoman wawancara), seminar
proposal, serta pengajuan perijinan penelitian. b. Tahap Penelitian Tahap penelitian meliputi kegiatan-kegiatan yang berlangsung di lapangan yaitu penerapan model pembelajaran konstruktivis-metakognitif pada materi sistem ekskresi, pengambilan data kemampuan berpikir kritis peserta didik, dan analisis data kemampuan berpikir kritis peserta didik. c. Tahap Penyelesaian Tahap penyelesaian meliputi kegiatan penyusunan laporan hasil penelitian secara mendalam dan sistematis serta pelaksanaan ujian skripsi. Laporan disusun berdasarkan hasil analisis data penelitian mengenai kemampuan berpikir kritis peserta didik. B. Pendekatan Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas melalui 4 tahapan utama yang saling terkait dan berkesinambungan. Keempat tahapan itu meliputi tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (acting), tahap pengamatan (observing), dan tahap refleksi (reflecting). Tindakan dalam penelitian ini dilakukan secara berulang pada masing-masing siklus (minimal 3 siklus). Semua siklus dilaksanakan pada pokok bahasan yang sama yaitu sistem ekskresi. Tindakan yang dilakukan berupa penerapan model pembelajaran konstruktivismetakognitif yang diterapkan pada pokok bahasan sistem koordinasi. Sebelum
42 pelaksanaan tindakan, didahului dengan melakukan pratindakan (prasiklus) untuk mengetahui keadaan awal proses pembelajaran. C. Subyek Penelitian Subjek penelitian yang digunakan adalah peserta didik kelas XI MIA 6 (Imersi) SMA Negeri 1 Karanganyar semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 31 peserta didik yang terdiri dari 9 laki-laki dan 22 perempuan. Kelas XI MIA 6 merupakan salah satu kelas XI Imersi di SMA N 1 Karanganyar yang memiliki kemampuan yang heterogen. D. Data dan Sumber Data 1. Data Penelitian Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data informasi kemampuan berpikir kritis peserta didik berdasarkan hasil tes sebagai data utama (primer).
Aspek
dalam
kemampuan
berpikir
kritis
yaitu
interpretasi
(interpretation), analisis (analysis), evaluasi (evaluation), inferensi (inference), penjelasan (explanation), dan regulasi diri (self-regulation) yang diukur dengan menggunakan tes yang disusun peneliti. Data kedua (sekunder) berupa angket dan wawancara terkait dengan sikap peserta didik yang mencerminkan kemampuan berpikir kritisnya. 2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini meliputi nilai tes kemampuan berpikir kritis diperoleh menggunakan tes essay pada tiap akhir siklus, nilai psikomotor kegiatan peserta didik diperoleh menggunakan lembar observasi, nilai afektif diperoleh menggunakan lembar observasi, hasil angket, hasil wawancara guru dan peserta didik mengenai keadaan kelas sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran di kelas, catatan observasi peneliti di tempat berlangsungnya penelitian, keterlaksanaan sintak guru dan peserta didik, dokumen pembelajaran yang berupa silabus pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja peserta didik, dan dokumentasi kegiatan berlangsungnya.
43 E. Teknik Pengumpulan Data Teknik kemampuan
yang berpikir
digunakan kritis
untuk
melalui
mengumpulkan implementasi
data
model
peningkatan pembelajaran
konstruktivis-metakognitif meliputi teknik tes dengan soal essay dan teknik non tes dengan pengamatan atau observasi, wawancara, angket, dan metode dokumentasi. Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan Data, Parameter dan Alat. No
Teknik Pengumpulan Data
1.
Tes
2.
Non Tes a. Angket kepada peserta didik. b. Lembar Observasi.
c. Lembar wawancara kepada guru dan peserta didik. d. Dokumentasi
Parameter yang diukur - Kemampuan berpikir kritis - Kemampuan berpikir kritis - Kemampuan afektif dan psikomotorik peserta didik - Keterlaksanaan sintak pembelajaran untuk guru dan peserta didik - Kemampuan berpikir kritis untuk guru dan peserta didik - Kondisi kelas selama proses pembelajaran
Penjelasan masing-masing teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Metode Observasi Observasi merupakan aktivitas pengamatan langsung untuk memperoleh data kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas XI MIA 6 (Imersi) SMA Negeri 1 Karanganyar yang dilakukan selama proses pembelajaran biologi pada materi sistem koordinasi. Pengambilan data selama kegiatan observasi dilakukan terhadap peserta didik untuk mengamati kegiatan masing-masing anak pada tiap kelompok. Kegiatan ini dilakukan oleh observer yang berjumlah sesuai dengan banyak kelompok. Observasi juga dilakukan terhadap guru untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung. Pengamatan terhadap guru dilakukan oleh seorang observer yang bertugas untuk mengamati keterlaksanaan sintak penerapan model pembelajaran konstruktivis-metakognitif pada materi sistem koordinasi. Observasi yang dilakukan terhadap peserta didik maupun guru dilakukan dengan mengacu pada instrumen berisi aspek-aspek kemampuan berpikir kritis yang disajikan dalam bentuk lembar observasi.
44 Observasi terhadap peserta didik difokuskan pada beberapa aspek kemampuan berpikir kritis yang terdiri dari aspek interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, penjelasan dan regulasi diri. Kriteria indikator tiap aspek yang diamati telah ditetapkan pada lembar observasi tertulis beserta rubrik penilaiannya dengan mengacu pada pedoman observasi. Pengisian dilakukan dengan memberikan tanda check (√) pada pilihan yang tepat. Kegiatan observasi ini dilakukan dalam rangka mengumpulkan data berupa kegiatan yang memuat aspek kemampuan berpikir kritis peserta didik pada tiap-tiap siklus. Pedoman observasi, lembar observasi, serta rubrik observasi penilaian kemampuan berpikir kritis peserta didik selengkapnya terdapat pada Lampiran. Observasi terhadap guru difokuskan pada keterlaksanaan sintak model pembelajaran konstruktivis-metakognitif yang terdiri dari tahapan pembentukan kelompok kolaboratif, aktivasi skemata awal, menciptakan konflik kognitif, perencanaan dan pembentukan konsep secara kolaboratif, presentasi kelas, tes individu, dan rekognisi kelompok. Kegiatan observasi terhadap keterlaksanaan sintak dilakukan dengan cara mengamati langkah pembelajaran yang berlangsung kemudian menuliskan hasilnya dalam bentuk check (√) ‘ya’ atau ‘tidak’ pada lembar keterlaksanaan sintak model pembelajaran konstruktivis-metakognitif. Lembar observasi keterlaksanaan sintak model pembelajaran konstruktivismetakognitif selengkapnya terdapat pada Lampiran. Skor penilaian lembar observasi lembar observasi kemampuan berpikir kritis maupun keterlaksanaan sintak tahapan model pembelajaran konstruktivis-metakognitif mengacu pada skala 0 untuk jawaban tidak dan 1 untuk jawaban ya (Arikunto, 2006). 2. Metode Wawancara Wawancara digunakan untuk mengetahui respon peserta didik dan guru terhadap pembelajaran biologi dengan model pembelajaran konstruktivismetakognitif pada materi Sistem Koordinasi. Sasaran wawancara adalah peserta didik kelas XI MIA 6 (Imersi) SMA Negeri 1 Karanganyar dan guru biologi. Wawancara dilakukan untuk mendapat masukan yang mendalam setiap proses
45 pembelajaran yang dapat dijadikan refleksi untuk perbaikan
pada proses
pembelajaran selanjutnya. Wawancara dilakukan setelah akhir siklus yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang respon peserta didik, pandangan peserta didik, serta hambatan yang dihadapi guru yang kaitannya dengan pelaksanaan pembelajaran. Metode wawancara digunakan sebagai alat penelitian dalam aplikasi model pembelajaran konstruktivis-metakognitif dengan tujuan untuk memperbaiki data penelitian yang diperoleh melalui hasil observasi dan angket. Wawancara yang dilakukan untuk memperoleh data tentang kemampuan berpikir kritis saat pembelajaran biologi. Adapun pedoman wawancara terhadap guru yang akan dilakukan terdapat pada Lampiran. Tujuan wawancara dengan guru yaitu untuk mengetahui hambatan yang ada selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivis-metakognitif. Wawancara yang dilakukan terhadap peserta didik dilaksanakan saat prasiklus, siklus I, II dan seterusnya. Adapun pedoman wawancara yang akan dilakukan selengkapnya terdapat pada Lampiran. Wawancara yang dilakukan kepada peserta didik untuk memperjelas pengaruh penggunaan model pembelajaran konstruktivis-metakognitif selain itu juga memperjelas evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan berlangsung. Wawancara juga mencakup 6 aspek kemampuan berpikir kritis yaitu interpretasi (interpretation), analisis (analysis),
evaluasi
(evaluation),
kesimpulan
(inference),
penjelasan
(explanation), pengaturan diri (self-regulation) (Facione, 2013). 3. Metode Tes Tes digunakan untuk mengetahui hasil dari tindakan yang telah dilakukan terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik. Tes dilakukan sebanyak empat kali, yaitu tes pra siklus, tes akhir siklus I yang berupa posttest untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis, tes akhir siklus II yang berupa posttest untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis seterusnya sampai siklus berhenti. Bentuk tes adalah tes tertulis berupa soal essay sebagai alat ukur kemampuan berpikir kritis.
46 Petunjuk Penghitungan Skor Tes a. Rumus Penghitungan Skor Akhir
Skor Akhir =
Skor Maksimal = Banyaknya Item Soal x 4
×4
b. Kategori nilai pengetahuan peserta didik didasarkan pada Permendikbud No 81A Tahun 2013 yaitu: Sangat Baik (SB) : apabila memperoleh Skor Akhir: 3,33 < Skor Akhir ≤ 4,00 Baik (B)
: apabila memperoleh Skor Akhir: 2,33 < Skor Akhir ≤ 3,33
Cukup (C)
: apabila memperoleh Skor Akhir: 1,33 < Skor Akhir ≤ 2,33
Kurang (K)
: apabila memperoleh Skor Akhir: Skor Akhir ≤ 1,33
c. Persentase Nilai Akhir Tes
Persentase Nilai Akhir =
× 100%
4. Metode Angket atau Quesioner Angket disusun dan diberikan kepada peserta didik untuk mengetahui berbagai aspek yang terkait dengan proses pembelajaran terutama aspek kemampuan berpikir kritis peserta didik. Sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan terhadap aspek-aspek kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam proses pembelajaran Biologi pada pokok bahasan Sistem Koordinasi. Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dengan alternatif jawaban tersedia. Data angket merupakan data sekunder sebagai pendukung data primer sehingga bukan merupakan acuan utama hasil data. Adapun pedoman penyusunan angket kemampuan berpikir kritis peserta didik selengkapnya terdapat pada Lampiran. Penyusunan item-item angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu mencakup 6 aspek yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, kesimpulan , penjelasan, pengaturan diri (Facione, 2013). Peserta didik hanya dibenarkan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan untuk menjawab pertanyaan. Kriteria penilaian item soal angket berpikir kritis menggunakan model skala Likert sesuai dengan pendapat Sudjana (2011) seperti pada Tabel 3.2.
47 Tabel 3.2. Skor Penilaian Angket Skor untuk aspek yang dinilai
Skor Pernyataan (+) 5 4 3 2 1
SS (Sangat setuju) S (Setuju) TB (Tidak Berpendapat) TS (Tidak setuju) STS (Sangat tidak setuju)
Pernyataan (-) 1 2 3 4 5
Petunjuk Penghitungan Skor Angket
Skor Akhir Tiap Aspek =
Skor MaksimalTtiap Aspek = Banyaknya Item angket tiap aspek x 4
Persentase Nilai Akhir Tiap Aspek =
5. Metode Dokumentasi
× 4
× 100%
Kegiatan dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan atau merekam berbagai arsip yang digunakan dalam proses pembelajaran, misalnya dalam penelitian ini adalah silabus, presensi peserta didik, buku ajar yang digunakan, foto dan rekaman saat kegiatan belajar-mengajar berlangsung. Adapun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdapat pada Lampiran. F. Uji Validitas Data Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan kredibilitas data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Jenis triangulasi sumber data dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kebenaran informasinya. Pada penelitian ini, digunakan metode pengumpulan data berupa tes, wawancara, dan angket. Adapun skema triangulasi dapat dilihat pada Gambar 3.2.
48 Angket, Observasi Wawancara
Data
Sumber Data
Tes
Gambar 3.2. Skema Triangulasi Sumber Data Penelitian (Sumber: Sutopo, 2002)
G. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian dimulai sejak awal sampai pengumpulan data. Data-data dari hasil penelitian di lapangan maupun angket diolah dan dianalisis secara kualitatif. Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Teknik analisis kualitatif mengacu pada model analisis Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011) yang dilakukan dalam 3 komponen yaitu : 1. Reduksi data, yaitu meliputi penyeleksian data melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas 2. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi pada masing-masing siklus 3. Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap, kemudian dilakukan verifikasi untuk memperoleh kesimpulan yang tepat dengan cara diskusi bersama kolaborator. Data yang terkumpul disajikan secara sistematis dan bermakna. Skema komponen analisis seperti pada Gambar 3.3. Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi
Gambar 3.3 Komponen-komponen Analisis Data (Model Interaktif) (Sumber: Sugiyono, 2011)
49 H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang digunakan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini didasarkan pada langkah penelitian model spiral menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Paizaludin & Ermalinda, 2014) yang menggambarkan bahwa dalam satu siklus atau satu putaran terdiri dari komponen meliputi: perencanaan (planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Langkah-langkah operasional penelitian pada setiap siklus adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Hasil identifikasi masalah dari kegiatan observasi yang dilakukan sebelumnya mencetuskan alternatif pemecahan masalah yaitu penerapan model pembelajaran konstruktivis-metakognitif sebagai upaya peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas XI MIA 6 (Imersi) SMA Negeri 1 Karanganyar. Tahap perencanaan pembelajaran meliputi tahap penyusunan instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian. Instrumen pembelajaran yang disusun berupa skenario pembelajaran penerapan model konstruktivis-metakognitif, termasuk penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sedangkan instrumen penelitian berupa lembar observasi kemampuan berpikir kritis, soal kemampuan berpikir kritis, pedoman wawancara untuk guru dan peserta didik, serta kajian dokumentasi. 2. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan tindakan merupakan pernerapan model pembelajaran konstruktivis-metakognitif pada pokok bahasan sistem koordinasi. Pemeran utama yang melakukan tindakan adalah guru pengampu mata pelajaran biologi. Observer yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah sesuai dengan banyaknya kelompok yang ada ditambah dengan satu orang observer sebagai pengamat keterlaksanaan
sintak.
Pelaksanaan
tindakan
diwujudkan
dalam
sintak
pembelajaran konstruktivis-metakognitif yang sistematis seperti tercantum pada instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
50 3. Observasi Observasi dilakukan dalam bentuk kegiatan pemantauan, pencatatan, serta pendokumentasian selama proses pembelajaran berlangsung. Fokus observasi yaitu pada aspek kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam interpretasi (interpretation), analisis (analysis), evaluasi (evaluation), inferensi (inference), penjelasan (explanation), dan regulasi diri (self-regulation) yang diamati dengan bantuan lembar observasi. pembelajaran
Observasi juga dilakukan terhadap sintak
konstruktivis-metakognitif
selama
proses
pembelajaran
berlangsung. Data pendukung yang digunakan untuk menguatkan hasil observasi adalah hasil tes, wawancara terhadap guru dan peserta didik yang memuat aspekaspek kemampuan berpikir kritis, serta kajian dokumentasi yang ada. 4. Refleksi Refleksi merupakan tahapan analisis proses serta dampak dari penerapan tindakan
model
pembelajaran
konstruktivis-metakognitif
selama
proses
pembelajaran. Hasil yang dianalisis berupa kelebihan, kelemahan, serta hambatan dalam pelaksanaan tindakan. Apabila dalam pelaksanaan tindakan pada siklus pertama indikator keberhasilan belum tercapai, maka dilakukan siklus kedua. Siklus ketiga dilaksanakan apabila terdapat hal-hal yang kurang berhasil siklus kedua. Analisis hasil
yang telah dilakukan bisa dijadikan sebagai dasar perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada siklus beriktnya. Prosedur jalannya penelitian dapat dijelaskan pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Spiral Penelitian Tindakan Kelas
51 Skema Prosedur Penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.5
Identifikasi Permasalahan Mengungkap permasalahan siswa dalam pembelajaran
Identifikasi Permasalahan Kekurangan/Kelebihan pada Siklus I
Alternatif Pemecahan Penerapan Model Konstruktivis-Metakognitif
Alternatif Pemecahan Penerapan Model Konstruktivis-Metakognitif
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan pembelajaran Model KonstruktivisMetakognitif
Observasi Pengamatan proses pembelajaran
Evaluasi Hasil Belajar melalui Tes
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan pembelajaran Model KonstruktivisMetakognitif
Observasi Pengamatan proses pembelajaran
Evaluasi Hasil Belajar melalui Tes
Refleksi Penyempurnaan Kekurangan/Kelebihan
Refleksi Penyempurnaan Kekurangan/Kelebihan
Tindak Lanjut Evaluasi akhir siklus dan rencana siklus ke 2 bila target belum tercapai
Tindak Lanjut Evaluasi akhir siklus dan rencana siklus selanjutnya bila target belum tercapai
Target tercapai
Penelitian selesai
Gambar 3.5 Skema Prosedur Penelitian
Siklus berikutnya
Target belum tercapai
52 I. Target Penelitian Indikator
keberhasilan
penelitian
adalah
indikator
ketercapaian
kemampuan berpikir kritis peserta didik yang dinyatakan dalam bentuk persentase.
Persentase target capaian peningkatan kemampuan berpikir kritis
pada prasiklus hingga akhir siklus yaitu 30 %. Adapun target dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 3.3. Tabel 3.3 Target Ketercapaian Aspek Kemampuan Berpikir Kritis Aspek
Prasiklus (Base Line)
Interpretasi (interpretation)
30,65%
Analisis (analysis)
37,10%
Evaluasi ( evaluation)
36,29%
Inferensi ( inference)
26,61%
Penjelasan (explanation)
27,42%
Regulasi diri (self-regulation)
34,68%
Target Capaian
Target ≥ 60,65%
Peningkatan tingkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada masing-masing aspek ≥ 30% dari kemampuan prasiklus hingga akhir siklus penelitian.
≥ 67,10% ≥ 66,29% ≥ 56,61% ≥ 57,42% ≥ 64,68%