BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian menguji kefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2011:407). Sementara itu menurut Borg & Gall (1983:772), penelitian dan pengembangan pendidikan adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk penelitian. Produk yang dimaksud oleh Borg & Gall tidak hanya mencakup obyek material, seperti buku pelajaran, film pendidikan, dan sebagainya. Menurut Sujadi (2003:164), penelitian pengembangan merupakan suatu proses yang sistematis atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan suatu produk yang sudah ada dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian pengembangan media pembelajaran IPS berbasis foto jejak kolonialisme maka menghasilkan produk berupa buku kumpulan foto tentang perkembangan kolonialisme di daerah eks Karesidenan Besuki. Produk media ini digunakan untuk pembelajaran IPS di SMPN Ambulu Kabupaten Jember. Dalam prosedur penelitian ini akan dijelaskan tentang pengembangan
54
55
produk mulai dari awal pengembangan produk sampai pada uji efektifitas produk.
A. Desain Penelitian Sugiyono (2011:408) menyebutkan terdapat sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan, yaitu: (1) potensi dan masalah; (2) mengumpulkan informasi; (3) desain produk; (4) validasi desain; (5) perbaikan desain; (6) uji coba produk; (7) revisi produk; (8) ujicoba pemakaian; (9) revisi produk; (10) pembuatan produk masal. Namun dalam penelitian dan pengembangan media pembelajaran IPS berbasis foto dokumen ini akan menggunakan model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implement, Evaluate). Langkah-langkah yang dilakukan dalam model ADDIE yaitu: (1) analisis kebutuhan; (2) desain media pembelajaran; (3) pengembangan media pembelajaran; (4) implementasi media pembelajaran; (5) evaluasi. Maka dalam penelitian ini akan mengikuti langkahlangkah model ADDIE tersebut. Langkah penelitian dan pengembangan tersebut juga dapat disederhanakan lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu: (1) studi pendahuluan; (2) pengembangan media pembelajaran; (3) uji efektivitas media pembelajaran.
B. Prosedur Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam pengembangan media pembelajaran IPS berbasis foto dokumen secara umum mengikuti prosedur dalam penelitian pengembangan model ADDIE, yaitu:
56
1. Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan ini dilakukan sebagai studi pendahuluan untuk mengetahui kebutuhan dari guru dan peserta didik dalam pembelajaran IPS. Analisis kebutuhan ini dilakukan dengan dua cara, pertama dengan studi pustaka dan yang kedua dengan melakukan studi lapang. Studi pustaka dilakukan dengan mencari buku, jurnal, dan juga hasil penelitian terdahulu tentang pembelajaran IPS dan media pembelajaran IPS; selain itu juga dilakukan analisis terhadap silabus SMP terkait materi pembelajaran IPS untuk mencari atau mengetahui standar kompetensi (Sk), kompetensi dasar (KD), serta indikator yang sesuai. Studi lapang dilakukan dengan melakukan wawancara dengan guru IPS dan peserta didik di SMPN Ambulu dan melakukan observasi. Data yang terkumpul dari hasil wawancara dengan guru maupun peserta didik, serta hasil observasi langsung di sekolah terkait model pembelajaran IPS, media pembelajaran yang digunakan oleh guru IPS menjadi pertimbangan untuk melakukan pengembangan media pembelajaran IPS. Hasil analisis kebutuhan pada studi pendahuluan tersebut kemudian akan menjadi dasar bagi tahap penelitian selanjutnya, sesuai atau tidak media pembelajaran IPS berbasis foto jejak kolonialisme di eks-karesidenan Besuki dikembangkan dan diimplementasikan di SMP Negeri Ambulu Kabupaten Jember. Media pembelajaran ini akan memberikan isi materi yang berada dekat dengan lingkungan hidup peserta didik dan lebih konkret dari pada hanya sekedar uraian materi tertulis.
57
2. Desain Media Tahap desain media ini dimulai dengan menentukan materi pelajaran IPS yang akan digunakan dalam pengembangan media sesuai dengan hasil analisis kebutuhan. Setelah menentukan materi pelajaran, kemudian dilanjutkan dengan menyusun perangkat pembelajaran termasuk media yang akan dikembangkan. Media pembelajaran yang akan dikembangkan adalah media pembelajaran IPS berbasis foto jejak kolonialisme, foto-foto yang ada akan dibuat menjadi sebuah buku kumpulan foto-foto. Jika draft media telah sesuai maka akan dikembangkan lebih lanjut dalam tahap berikutnya. 3. Pengembangan Media Dalam tahap pengembangan media ini, draft media yang telah dibuat akan divalidasi oleh tim ahli, baik itu oleh ahli media maupun oleh ahli sejarah untuk menilai isi materi yang digunakan. Jika menurut tim ahli masih terdapat sesuatu yang kurang sesuai, maka akan dilakukan revisi terlebih dahulu. Setelah selesai dilakukan validasi oleh tim ahli, maka kemudian akan dilakukan uji coba kelompok kecil dan kelompok besar terlebih dahulu sebelum media pembelajaran IPS berbasis foto jejak kolonialisme tersebut diimplementasikan atau diuji cobakan pada kelas pengembangan. 4. Implementasi Tahap selanjutnya setelah pengembangan media pembelajaran selesai dilakukan adalah tahap implementasi. Tahap ini dilaksanakan dengan melakukan uji coba pada kelas pengembangan dengan model penelitian tindakan kelas (PTK) untuk mengetahui dan memperbaiki kinerja dari media pembelajaran yang
58
dikembangkan agar sesuai dengan tujuan pengembangan. 5. Evaluasi Tahap akhir dalam penelitian dan pengembangan media pembelajaran dengan menggunakan model ADDIE adalah melakukan evaluasi dan juga revisi. Evaluasi akan dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah menggunakan media pembelajaran yang dikembangkan melalui tes prestasi (posttest); hasil evaluasi juga dilakukan untuk melihat apakah media pembelajaran tersebut efektif untuk digunakan atau masih perlu adanya perbaikan kembali. Tahap evaluasi dalam penelitian dan pengembangan ini dilakukan dengan uji efektivitas, untuk melakukan uji efektivitas maka digunakan model penelitian eksperimen. Pada tahap ini akan digunakan dua kelas yang berbeda, kelas pertama sebagai kelas eksperimen, dan kelas kedua sebagai kelas kontrol. Uji efektivitas media pembelajaran yang dikembangkan ini nantinya akan dilakukan dengan bantuan SPSS 19 sesuai dengan tahapan-tahapan yang dibutuhkan. a. Uji Efektivitas Media Melalui Kuasi Eksperimen Media pembelajaran yang telah melalui tahap-tahap pengembangan sampai pada validasi dari ahli media, kemudian dilakukan uji efektivitas media. Pengujian dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dan dampak dari pengembangan media pembelajaran IPS berbasis foto jejak kolonialisme. Dan apakah pengembangan media tersebut telah sesuai dan efektif untuk pembelajaran IPS khususnya materi sejarah. Maka dalam hal ini akan dilakukan penelitian eksperimen dengan pemisahan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, sebagai bahan uji maka peserta didik akan diberi tes prestasi melalui pre-test dan post-test
59
dan akan dibandingkan perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Serta tes keterampilan menulis saat sebelum menggunakan media dan setelah menggunakan media pada masing-masing kelas tersebut. 1) Instrumen Fase Uji Efektivitas Tes hasil belajar yang digunakan dalam setiap proses pembelajaran. Tes untuk mengukur tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut Arif Furchan (2011 : 259) tes adalah alat pengukur yang berharga bagi penelitian pendidikan. Tes ialah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetatapan skor angka. a) Validitas Instrumen Validitas instrumen tes, disusun berdasarkan tujuan dan materi pembelajaran. Dalam penelitian validitas dihitung dengan menggunakan rumus Indek Daya Diskriminasi item, dengan rumus:
(Sumber : Saifuddin Azwar, 2012 : 138)
Keterangan : NiT = Banyaknya penjawab aitem dengan benar dari Kelompok Tinggi. NT = Banyaknya penjawab dari Kelompok Tinggi NiR = Banyaknya penjawab aitem dengan benar dari Kelompok Rendah NR = Banyaknya penjawab dari Kelompok Rendah. Uji validitas dibantu dengan menggunakan aplikasi iteman 4.3.
60
b) Uji Reliabilitas menggunakan teknik belah 2 dari Pearman Brown dan bisa juga menggunakan rumus Alpha Cronbach’s dengan bantuan program SPSS 19.
2 k S j 1 k 1 S 2 x
(Sumber : Saifuddin Azwar, 2012 : 184) Keterangan : α
= koefisien reliabilitas Alpha
K = Banyaknya belahan = varians skor belahan = Varians skor total Untuk mengetahui tingkat korelasi dapat menggunakan daftar sebagai berikut : 0,80 – 1,00 reliabilitas sangat tinggi 0,60 – 0,80 reliabilitas tinggi 0,40 – 0,60 reliabilitas sedang 0,20 – 0,40 reliabilitas rendah 0,00 – 0,20 reliabilitas sangat rendah Realibilitas adalah suatu ukuran yang menunjukan hasil yang dapat dipercaya apabila alat ukur itu diuji cobakan berkali-kali. Menggunakan program komputer Herman Pearson 3.00 atau iteman 4.3, untuk uji realibilitas menggunakan aplikasi iteman 4.3. Jika menggunakan rumus Kuder-Richardson 20 : KR 20
k p1 p 1 2 k 1 Sx
( Sumber : Saifuddin Azwar,2012:187)
61
Keterangan : k = Banyaknya item p = Indeks kesukaran item = varian skor tes (X) 2) Analisis Data Fase Efektivitas Pada
tahap
pengembangan,
penelitan
ini
menghasilkan
pengembangan media yang sudah valid yang dapat dilihat efektivitasnnya. Untuk itu dilakukan penelitian eksperimen. Data yang diperoleh dari eksperimen dianalisis dengan statistik melalui uji T. Penggunaan uji ini didasarkan atas pertimbangan bahwa dalam uji coba media ini peneliti ingin membandingkan nilai rata-rata kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, dan membandingkan keadaan sebelum diberi perlakuan dengan sesudah perlakuan. Rumus Uji-T yaitu t
X1 X 2 x1 2 x 2 2 n1 n2 2
1 1 n1 n2
Keterangan: : Rata-rata sampel 1 (Nilai Pos-tes Kelas Eksperimen) X1 : Rata-rata sampel 2 (Nilai Pos-tes Kelas Kontrol) X2 n1 : Jumlah sampel 1 (Nilai Pos-tes Kelas Kontrol) n2 : Jumlah sampel 2 (Nilai Pos-tes Kelas Eksperimen) Selanjutnya, membandingkan skor pre-tes serta pos-tes kelas kontrol dan kelas eksperimen. Tujuannya untuk melihat perbedaan yang timbul yang diberikan pada subjek penelitian apakah mengalami peningkatan.
62
C. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII. Sampel yang diambil adalah kelas VIII A dan kelas VIII B untuk masing-masing sekolah. Sedangkan untuk melihat butir soal yang valid dan reliable maka akan digunakan kelas yang berbeda yang tidak terkait dengan sampel. Pengembangan dan uji coba media akan dilakukan di SMP Negeri 1 sebagai kelas eksperimen, sedangkan di SMP Negeri 2 sebagai kelas kontrol. Subyek penelitian ini adalah peserta didik di SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Ambulu kelas VIII dan juga guru mata pelajaran IPS. Peserta didik dilibatkan mulai dari studi pendahuluan, pengembangan media pembelajaran, implementasi media yang telah dikembangkan, serta untuk melakukan uji efektivitas media tersebut. Sedangkan guru mata pelajaran IPS dilibatkan sebagai kolaborator bagi peneliti dalam melakukan pengembangan media pembelajaran IPS berbasis foto jejak kolonialisme.