BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional, yaitu semua variabel terikat maupun variabel bebas diukur pada saat yang sama (Murti, 2010).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Juli 2015 di Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
C. Subjek penelitian 1. Populasi Dalam penelitian ini, populasi adalah seluruh Mahasiswa Program Studi Kedokteran Universitas Sebelas Maret sebanyak 730 mahasiswa. 2. Sampel Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan mengambil secara acak sebagian anggota populasi tanpa membedakan kelompok strata tertentu. Adapun besar sampel diperoleh adalah sebanyak 295 responden. Pemilihan sampel memiliki kriteria sebagai berikut: a. Kriteria inklusi: 1) Bersedia menjadi responden dan telah menyetujui lembar informed consent, 2) Skor L-MMPI dengan nilai “tidak” < 10, 3) Mengisi dan mengembalikan kuesioner dengan lengkap, 4) Masih memiliki orang tua yang lengkap, yaitu ayah dan ibu.
b. Kriteria eksklusi: 1) Tidak
mengisi
kuesioner
dengan
lengkap
dan
tidak
mengembalikan lembar kuesioner, 2) Skor L-MMPI dengan nilai “tidak” lebih dari 10, 3) Tidak memiliki orang tua yang lengkap, baik ayah maupun ibu.
D. Identifikasi Variabel Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tipe pola asuh orang tua. 2. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi berprestasi.
E. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel bebas: pola asuh orang tua Pola asuh orang tua adalah cara orang tua berinteraksi dengan anak dalam rangka menjaga, merawat, mendidik, dan membimbing anak. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner pola asuh orang tua dari John R. Buri (1991). Kuesioner kemudian disadur oleh peneliti ke dalam bahasa Indonesia supaya lebih mudah dipahami. Kuesioner dibagi menjadi dua bagian, yaitu kuesioner pola asuh ayah dan kuesioner pola asuh untuk ibu. Tiap-tiap kuesioner pola asuh digunakan untuk menilai derajat pola asuh permisif, otoriter, dan demokratis dari ayah dan ibu. Sistem penilaian kuesioner pola asuh dibedakan menjadi empat alternatif jawaban; nilai 4 jika menjawab sangat sesuai (SS), nilai 3 jika menjawab sesuai (S), nilai 2 jika menjawab tidak sesuai (TS), dan nilai 1 jika menjawab sangat tidak sesuai (STS). Skala pengukuran untuk kuesioner pola asuh ini adalah skala interval. Adapun blueprint kuesioner pola asuh sebelum ujicoba terdiri dari 42 aitem, dengan perincian seperti yang tertera dalam tabel 3.1. 2
Tabel 3.1. Blueprint Kuesioner Pola Asuh No 1.
Aspek Pola asuh demokratis (authoritative)
1. 2. 3.
2.
Pola asuh otoriter (authoritarian)
1. 2.
3. 3.
Pola asuh permisif (permissiveness)
1.
2. 3.
Indikator Medium-high demandingness, medium-high controlling, medium-high responsiveness Orang tua memberikan kehangatan dan kasih sayang kepada anak Bentuk komunikasi antara orang tua dan anak adalah komunikasi dua arah, kontrol dan tuntutan dari orang tua kepada anak diberikan secara seimbang High demandingness, high controlling, low responsiveness Kurang memiliki kehangatan dan kasih sayang dibandingkan dengan orang tua yang lain Komunikasi cenderung satu arah, yaitu dari orang tua kepada anak Low demandingness, low controlling, high responsiveness Hubungan antara orang tua dan anak relatif hangat Bentuk komunikasi antara orang tua dan anak adalah komunikasi dua arah, orang tua bertindak lebih pasif, yaitu tidak banyak mengarahkan dan menuntut anak
Jumlah
Nomor Aitem 5, 8, 15, 20, 22, 27
Jumlah 14
30, 36, 41 4,11,23,35,42
2, 9, 16, 25, 26, 40 12, 18, 33, 34, 39 3, 7, 29 1, 10, 13, 14, 17, 21,32 6,38
Selanjutnya, kuesioner diuji validitas dan reliabilitasnya supaya dapat digunakan dalam penelitian. Dari hasil uji validitas tiap-tiap skala pola asuh orang tua dapat diketahui bahwa dari 42 aitem yang diuji diperoleh indeks korelasi aitem berkisar antara 0,024 sampai dengan 0,957. Ada 7 aitem yang dinyatakan gugur karena rhitung < rtabel dengan taraf signifikansi 5% dan N=14. Selanjutnya, dari analisis korelasi yang telah dikoreksi, diperoleh indeks korelasi 35 aitem yang berkisar antara 0,544 sampai dengan 0,957. Adapun dari 35 aitem tersebut dinyatakan sahih karena rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 5% dan N=14. Dari hasil uji validitas, diperoleh kuesioner pola asuh
3
14
19,24, 28, 31, 37
42
dengan susunan seperti pada tabel 3.2.
14
42
Tabel 3.2. Blueprint Kuesioner Pola Asuh setelah Uji Validitas No 1.
Aspek Pola asuh demokratis (authoritative)
1. 2. 3.
2.
Pola asuh otoriter (authoritarian)
1.
2.
3. 3.
Pola asuh permisif (permissiveness)
1.
2. 3.
Indikator Medium-high demandingness, medium-high controlling, medium-high responsiveness Orang tua memberikan kehangatan dan kasih sayang kepada anak Bentuk komunikasi antara orang tua dan anak adalah komunikasi dua arah, kontrol dan tuntutan dari orang tua kepada anak diberikan secara seimbang High demandingness, high controlling, low responsiveness Kurang memiliki kehangatan dan kasih sayang dibandingkan dengan orang tua yang lain Komunikasi cenderung satu arah, yaitu dari orang tua kepada anak Low demandingness, low controlling, high responsiveness Hubungan antara orang tua dan anak relatif hangat Bentuk komunikasi antara orang tua dan anak adalah komunikasi dua arah, orang tua bertindak lebih pasif, yaitu tidak banyak mengarahkan dan menuntut anak
Jumlah
Nomor Aitem 5,15 (12), 20 (17), 27(23) 30(25), 36(30), 41(34) 4, 11(9), 23(19), 35(29), 42(35)
Jumlah 12
2, 9 (8), 16(13), 25(21), 26(22) 12(10), 18(15), 34(28), 39(33) 3, 7, 29(24)
12
1, 13(11), 17(14), 21(18), 32(27) 6, 38(32)
11
19(16), 24(20), 31(26), 37(31) 35
Adapun dari uji reliabilitas untuk pola asuh orang tua didapatkan hasil: ibu permisif 0,993; ibu otoriter 0,916; ibu demokratis 0,801; ayah permisif 0,953; ayah otoriter 0,809; dan ayah demokratis 0,742. Dengan demikian, kuesioner pola asuh orang tua dianggap reliabel sebagai alat ukur penelitian. 2. Variabel terikat: motivasi berprestasi Motivasi berprestasi merupakan tingkat dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk meraih prestasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat ukur berupa kuesioner dari Elliot dan McGregor (2001) yang kemudian diterjemahkan dan disadur dalam bahasa Indonesia. Adapun sistem penilaian kuesioner motivasi dibedakan menjadi empat alternatif jawaban; nilai 4 jika menjawab sangat sesuai (SS), nilai 3 jika menjawab sesuai (S), nilai 2 jika menjawab tidak sesuai (TS), dan nilai 1 jika menjawab sangat tidak sesuai (STS). Skala 4
35
pengukuran untuk kuesioner motivasi berprestasi ini adalah skala interval. Blueprint kuesioner motivasi berprestasi sebelum dilakukan uji-coba terdiri dari 40 aitem, dengan perincian seperti yang tertera dalam tabel 3.3. Tabel 3.3. Blueprint Kuesioner Motivasi Berprestasi No 1.
Aspek Mastery approach
1. 2.
2.
Mastery avoidance
1. 2.
3.
Performance approach
1. 2.
4.
Performance avoidance
1.
2.
Indikator Berusaha untuk menguasai suatu hal kaitannya dengan kompetensi diri Berusaha untuk menguasai atau meningkatkan kemampuannya dalam hal tertentu Berusaha untuk menghindari kegagalan kaitannya dengan ketidak kompetenan diri Berusaha untuk menghindari kegagalan dalam penguasaan suatu tugas atau materi Berusaha untuk berkinerja atau berperforma lebih baik daripada yang lain Berusaha untuk berkinerja atau berperforma agar mencapai prestasi yang lebih baik dari sebelumnya Berusaha untuk menghindar dari melakukan hal yang buruk daripada individu yang lain dalam melaksanakan suatu tugas Berusaha untuk berkinerja atau berperforma lebih baik agar menghindari prestasi yang lebih buruk dari sebelumnya
Jumlah
Nomor Aitem 7, 8, 9, 22, 28, 29 16, 17, 34, 39
Jumlah 10
10, 12, 18, 23, 35, 40 11, 24, 30, 36
10
1, 2, 3, 31, 37
10
13, 14, 19, 25, 26 4, 5, 6, 20, 27, 32 15, 21, 33, 38
40
Kuesioner kemudian diuji validitas dan reliabilitasnya oleh peneliti supaya dapat digunakan dalam penelitian. Hasil dari uji validitas skala motivasi berprestasi diketahui bahwa dari 40 aitem yang diuji diperoleh indeks korelasi item berkisar antara 0,002 sampai dengan 0,580. Ada 8 aitem yang dinyatakan gugur karena rhitung < rtabel dengan taraf signifikansi 5% dan N=40. Kemudian, dari analisis korelasi yang telah dikoreksi, diperoleh indeks korelasi 32 aitem yang berkisar antara 0,325 sampai dengan 0,580 dan dinyatakan sahih karena rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 5% dan N=40. Dari hasil uji validitas, diperoleh kuesioner motivasi berprestasi dengan susunan seperti pada tabel 3.4.
5
10
40
Tabel 3.4. Blueprint Kuesioner Motivasi Berprestasi setelah Uji Validitas No 1.
Aspek Mastery approach
1.
2. 2.
Mastery avoidance
1.
2. 3.
Performance approach
1. 2.
4.
Performance avoidance
1.
2.
Indikator Berusaha untuk menguasai suatu hal kaitannya dengan kompetensi diri Berusaha untuk menguasai atau meningkatkan kemampuannya dalam hal tertentu Berusaha untuk menghindari kegagalan kaitannya dengan ketidak kompetenan diri Berusaha untuk menghindari kegagalan dalam penguasaan suatu tugas atau materi Berusaha untuk berkinerja atau berperforma lebih baik daripada yang lain Berusaha untuk berkinerja atau berperforma agar mencapai prestasi yang lebih baik dari sebelumnya Berusaha untuk menghindar dari melakukan hal yang buruk daripada individu yang lain dalam melaksanakan suatu tugas Berusaha untuk berkinerja atau berperforma lebih baik agar menghindari prestasi yang lebih buruk dari sebelumnya
Jumlah
Nomor Aitem 7 (4), 8 (5), 9 (6), 28 (22), 29 (23) 16 (13), 34 (27), 39 (31) 10 (7), 12 (9), 18 (14), 23 (17), 35 (28), 40 (32) 11 (8), 24 (18), 30 (24), 36 (29) 1, 2, 31 (25)
Jumlah 8
13 (10), 14 (11), 19 (15), 25 (19), 26 (20) 6 (3), 27 (21)
Berdasarkan teknik analisis koefisien Alpha, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,795, sehingga dapat disimpulkan bahwa skala motivasi berprestasi reliabel digunakan sebagai alat ukur penelitian.
F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna, dengan tujuan mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan, selain itu responden mengetahui informasi tertentu yang diminta (Riduwan, 2003). Instrumen yang dibutuhkan adalah: 1. Formulir biodata dan informed consent, 2. Kuesioner L-MMPI (Lie Scale Minnesota Multiphasic Personality
6
8
6
15 (12), 21 (16), 33 (26), 38 (30) 32
Inventory),
10
32
3. Kuesioner
pola
asuh
orang
tua
PAQ
(Parental
Authority
Questionnaire) yang telah diuji validitas dan reliabilitas oleh peneliti, 4. Kuesioner
motivasi
berprestasi
AGQ
(Achievement
Goal
Questionnaire) yang telah diuji validitas dan reliabilitas oleh peneliti.
G. Alur Penelitian Populasi Penelitian (∑ 730 mahasiswa) Random Sampling Sampel Penelitian (∑ 295 mahasiswa)
Kuesioner L-MMPI
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Sampel yang Digunakan (∑ 215 mahasiswa)
Kuesioner Pola Asuh (Ayah dan Ibu)
Kuesioner Motivasi Berprestasi
Skor Kuesioner Pola Asuh (Ayah dan Ibu)
Skor Kuesioner Motivasi Berprestasi
Analisis Hasil Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian 7
H. Cara Kerja 1. Peneliti membagi kuesioner kepada responden untuk mengisi biodata dan Informed Consent (∑= 295 responden). 2. Responden mengisi kuesioner L-MMPI untuk mengetahui angka kebohongan responden. Jika responden menjawab “tidak” maka diberi nilai 1. Jika didapatkan angka lebih besar dari 10, maka responden dikeluarkan dari sampel penelitian (∑= 295 responden). 3. Peneliti melakukan restriksi terhadap sampel yang telah didapatkan dengan menerapkan kriteria inklusi dan eksklusi pada hasil pengisian kuesioner (∑= 215 responden terpilih). 4. Responden mengisi kuesioner pola asuh orang tua untuk mengetahui tipe pola asuh orang tua. 5. Responden mengisi kuesioner motivasi berprestasi untuk menilai skor motivasi berprestasi. 6. Peneliti melakukan analisis dari data yang diperoleh dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk analisis bivariat, dan uji normalitas residual untuk analisis multivariat. 7. Jika data yang diperoleh terdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji korelasi Pearson untuk analisis bivariat dan uji regresi linier berganda untuk analisis multivariat.
I. Teknik Analisis Data Untuk menguji hubungan pola asuh orang tua dengan motivasi berprestasi digunakan uji analitik regresi berganda
8