BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Prima Makmur Rotokemindo Jl. Bitung Raya kp. Bulakan Kab. Tangerang Prov. Banten. Alasan memilih lokasi ini karena mesinmesin pabrik felxible packaging selalu berkembang dan selalu ada regenerasi mesin dan penambahan mesin-mesin baru, sehingga ada kemungkinan terjadinya penempatan tata letak yang kurang tepat. Perusahaan ini didirikan pada 9 Maret 1976 dengan nama CV. PRIMA MAKMUR, yang terletak di Jl. Daan Mogot Km. 13,8 Cengkareng, Jakarta, Indonesia sebagai perusahaan patungan antara Suriamin Halim dan Tawi Rahardjo. Awalnya didirikan untuk memproduksi tas PP dan Blow Molding, pada tahun 1983 perusahaan mulai memproduksi kemasan fleksibel. Dengan pertumbuhan yang sehat perusahaan terus menambah pencetakan dan laminasi mesin. Pada 26 Mei 1988 perusahaan berubah status hukumnya menjadi PT. PRIMA MAKMUR ROTOKEMINDO. Komposisi pemegang saham saat ini adalah Tawi Rahardjo 40 persen, SeKwok Rahardjo 26,66 persen dan 33,3 persen Suriamin Halim. Karena lokasi awal perusahaan hanya mempunyai luas ± 10.000 m2 tidak mampu mendukung kegiatan perusahaan dan pertumbuhan, pada tahun 1994
25 v
2
perusahaan pindah ke Jl. Bitung Raya RT 08 / RW 04, Kampung Bulakan, Kel. Bitung Jaya, Kec. Cikupa, Kab. Tangerang, Banten - Indonesia, dengan luas tanah 66.331 m2. Pada tahun 1997, karena seluruh kegiatan produksi pindah ke Bitung Tangerang dan dengan merekrut sebagian besar karyawsan baru, perusahaan mulai menerapkan sistem manajemen untuk dapat bersaing dengan cara mulai berinvestasi dengan mulai membeli mesin-mesin kualitas tinggi dari Eropa dan Jepang sebagai pendukung untuk memperoleh pasar menegah - atas. Pada tahun 2007, seiring dengan pertumbuhan yang signifikan maka perusahaan menambah jumlah mesin mulai dari printing (jepang), mesin laminasi, mesin slitting dan beberapa mesin laminasi dari Eropa, PT. PRIMA MAKMUR ROTOKEMINDO juga berhasil mendapatkan sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memberikan produk berkualitas tinggi yang secara konsisten memenuhi kebutuhan pelanggan.
Dalam upaya
mengembangkan perusahaan maka
perusahaan melakukan sertifikasi untuk ISO 14000, ISO 22000, OHSAS 18000 dan FSC-Chain of Custody pada tahun 2011. Hal ini untuk mendukung pasar domestik yang terus berkembang dan mencakup perusahaan-perusahaan multi nasional, perusahaan lokal dan perusahaan global di pasar ekspor. Saat ini, kapasitas produksi kemasan plastik adalah 1.500.000 meter / hari, melayani pelanggan di segmen pasar mie instan, permen, makanan ringan, kopi, biskuit, kertas tisu, kertas fotokopi dll.
3
Visi Berusaha untuk menjadi solusi terbaik pada kemasan fleksibel Misi 1. Menghasilkan produk dengan kualitas tinggi dan aman 2. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman 3.
Harga kompetitif
4.
Layanan profesional
5. Menggunakan teknologi tinggi 6. Produk inovatif 3.2 Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dan kualitatif dimana peneliti melakukan analisa mengenai perancangan fasilitas dan tata letak mesin yang dilakukan oleh PT. Prima Makmur Rotokemindo. Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui jumlah mesin dan luasan area yang optimal yang ada di PT. Prima Makmur Rotokemindo. Dan metode kualitatif digunakan untuk mengetahui kriteria posisi mesin yang diinginkan perusahaan dengan pendekatan metode perbandingan Buyes dan metode komparasi berpasangan. Setelah mendapatkan data mesin yang optimal dan posisi mesin, peneliti menggunakan metode Heuristik atau sering disebut juga teknik CRAFT
4
dengan bantuan software WinQSB peneliti menghitung jumlah biaya yang dikeluarkan apabila menggunakan tata letak ril dan tata letak alternatif. 3.3 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai sumber dan berbagai cara. Dalam penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data, antara lain: a.
Observasi Observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara melakukan pencatatan secara cermat dan sistematik. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan data primer. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi terhadap tata letak mesin, jarak dan waktu proes produksi yang lakukan pada PT. Prima Makmur Rotokemindo. Soeratno dan Arsyad (2003)
b. Wawancara Metode wawancara ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang tanggapan responden mengenai analisis deskriptif yang telah dibuat oleh penliti berupa evaluasi tata letak yang ada dan tata letak alternatif diajukan, yaitu dilakukan kepada pemilik perusahaan. c. Dokumentasi
5
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Sugiyono (2013) Dengan menggunakan metode ini dapat diperoleh data mengenai jenis mesin, arus produksi, luas ruangan pabrik, dan keseluruhan perusahaan serta gambar
tata letak
pabrik,
produk, flow material, sequence,
maintenance dan replacement, employes area. 3.4 Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah: 1. Data primer Menurut Sugiyono (2013) yang dimaksud sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer pada penelitian ini adalah : 1) Data hasil roses produksi tahun 2013 2) Produk cacat 3) Peta Proses Operasi Pembuatan Bag Nescafe Pas
2. Data Sekunder Sumber data
sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data.
6
Data sekunder dalam penelitian ini antara lain: 1) Kapasitas mesin 2) Rata-rata kecepatan mesin 3) Diagram alir kemasan flexible 4) Aliran proses produksi 5) Gambar tata letak Pabrik 6) Data dimesni mesin 7) Data luas area pabrik
3.5 Metode Analisis Data 1) Jumlah Peralatan yang Dibutuhkan Sebelum pembuatan tata letak peneliti harus
mengetahui berapa
jumlah peralatan yang digunakan untuk proses produksi, untuk mencari perhitungan tersebut peneliti harus mengetahui besarnya nilai/jumlah waktu proses (T) dan nilai/jumlah produksi (P), serta besar tingkat efisiensi peralatan (E) yang dimana jumlah/nilai tersebut dijabarkan dalam perhitungan yang menggunakan rumus sebagai berikut: ( Yamit, 2002:159) Perhitungan
ini
digunakan
untuk
mencari
berapa
sebenarnya
peralatan/mesin yang dibutuhkan untuk aktifitas produksi dengan cara menggunakan data produksi yang dikehendaki, peneliti mengambil sample data produksi periode 2013 data dapat dilihat pada lampiran 1. Dengan memasukan data tersebut pada hitungan formula yang ada.
7
Jumlah Waktu Proses (T)
…………….……………….…….(2) Diperoleh dari data primer, waktu yang dibutuhkan per unit produk per tahapan proses ( printing, lamination, slitiing dan bag making) Jumlah produksi (P)
…………………………………………………..……….(3) Dimana : Pi = Jumlah produk yang dikehendaki (demand rate) atau yang diproses Pg = Jumlah produk berkualitas baik (good product) Pd = Prosentase kerusakan % (defect)/scrap Tingkat efisiensi peralatan (E)
…………………….……………………………….……(4) Dimana : E = Tingkat efisiensi peralatan H = Waktu kerja ril (jam atau menit)
8
D = Jumlah operasi yang tersedia (jam atau menit)
Menurut Apple (1990) Ketentuan untuk perhitungan ini adalah; a. Pembulatan keatas jika angka dibelakang koma dibagi dengan angka di depan koma jika lebih besar dari 0,1 maka dilakukan pembulatan keatas. b. Pembulatan kebawah jika angka dibelakang koma dibagi dengan angka di depan koma lebih kecil dari 0,1 maka dilakukan pembulatan kebawah. c. Jika jumlah mesin teoritis, lebih kecil dari satu maka dibulatkan menjadi 1. Langkah selanjutnya adalah mencari jumlah penentuan peralatan dapat digunakan rumus sebagai berikut: ………………………..…………………(5) Dimana : Ni = Jumlah mesin atau operator yang dibutuhkan untuk proses produksi T = Waktu yang diperlukan untuk setiap proses produksi (menit/unit produk) P = Jumlah produk yang harus dibuat oleh masing-masing mesin atau operator (unit/ hari) D = Jam kerja operasi mesin E = Tingkat efisiensi kerja mesin atau operator
9
2) Mencari Luas Area Disetiap Tahapan Proses Untuk mencari perhitungan luas area masing-masing tahapan proses dapat digunakan rumus sebagai berikut: (Reksohadiprodjo dan Indriyo, 1986). Mengalikan jumlah peralatan yang harus ada ditempatkan kerja itu dengan tiga dari luas masing-masing peralatan. Area tersebut adalah yang diperlukan bagi pekerja dan tempat-tempat penyimpanan barang, sedangkan untuk mencari luas area maka harus luas area ditambah dengan luas peralatan itu sendiri maka ditemukan berapa luas area tahapan proses. Luas gerak dan penyimpanan = ∑ peralatan (3x luasa masing-masing peralatan.......................................(6) Luas Minimal = Luas gerak dan penyimpanan + Luas Peralatan ………......(7) 3) Analisis Deskriptif Kuantitatif Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Sugiyono (2007:13). Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat diartikan bahwa deskriptif kuantitatif adalah suatu bentuk penelitian yang berdasarkan data yang dikumpulkan selama penelitian secara sistematis mengenai fakta-fakta dan
10
sifat-sifat dari objek yang diteliti dengan menggabungkan hubungan antar variable yang ada kemudian diinterpretasikan berdasarkan teori dan literatur yang ada.
a. Product Merupakan jenis produk yang dihasilkan suatu perusahaan. Dalam penelitian ini apakah produk itu berat, besar atau tidak.
b. Flow material Merupakan arus yang harus diikuti oleh suatu produk pada waktu yang ditentukan. Dalam penelitian akan dilakukan analisis apakah aliran material sudah sesuai dengan tata letak (tata letak perusahaan sekarang ini dan tata letak alternatif). c. Equipments Merupakan sifat dari mesin ataupun peralatan yang digunakan. Dalam penelitian ini
apakah mesin-mesinnya yang digunakan
berat, sehingga memerlukan lantai yang kokoh. d. Minimum movement Merupakan gerakan-gerakan
selama
pelaksanaan
proses
produksi.
Dalam penelitian ini pergerakan yang seminimal mungkin dapat dilakukan agar costnya bisa lebih rendah. e. Sequence Merupakan
urutan
dari
suatu
proses
produksi
sehingga
dapat
11
mempengaruhi output yang dihasilkan. Dalam penelitian ini urutan proses produksi dapat dipersingkat lagi sehingga bisa mempersingkat waktu produksi. f. Maintenance dan Replacement Merupakan pemeliharaan mesin-mesin secara berkala. Dalam penelitian hal tersebut harus diperhatikan penempatan dan pemeliharaan mesin sehingga proses maintenance dan replacement dapat dilakukan dengan mudah.
g. Employee Area Merupakan penempatan tempat kerja karyawan harus cukup luas. Dalam penelitian ini tempat kerja karyawan harus dibuat cukup luas sehingga tidak
mengganggu keselamatan dan kesehatannya serta
kelancaran produksi. h. Sevice Area Merupakan kebutuhan dari karyawan dan tempat kerja. Dalam penelitian ini service area diatur sedemikian rupa sehingga dekat dengan tempat kerja dimana dia selalu dibutuhkan. i. Plant Climate Merupakan
kebutuhan
karyawan
dan
tempat
kerja.
Dalam
penelitian sirkulasi udara dalam ruangan harus diatur, yaitu sesuai dengan keadaan produk dan karyawan jangan terlalu panas dan jangan
terlalu
dingin sehingga tidak mengganggu kesehatan dan
12
kinerja karyawan. Pada analisis kualitatif ini, tata letak yang ada dinilai kelayaknnya untuk dapat dijadikan dasar sebagai acuan penentuan tata letak alternatif yang akan diberikan oleh peneliti. Sehingga diharapkan alternatif yang dibuat oleh peneliti dapat sesuai dengan harapan yang diinginkan pemilik perusahaan dengan tetap dapat memperhatikan kualitas produk, kenyamanan
karyawan, keteraturan ruang, karakteristik mesin dan
peralatan untuk kelancaran produksi. Analisis kualitatif ini dilakukan dengan menggunakan wawancara kepada pemilik perusahaan. Dari sembilan faktor penting yang ada, peneliti hanya mengambil 5 faktor, karena peneliti menganggap hanya 5 faktor yang dapat berpengaruh terhadap tata letak yang ada di PT. Prima Makmur Rotokemindo yaitu ( product, flow material, sequence, Maintenance dan Replacement dan employes area). Perhitungan yang akan digunakan untuk menentukan urutan faktor utama yang akan digunakan sebagai acuan penentuan peletakan mesin pada tata letak yang akan dibuat pada PT. Prima Makmur Rotokemindo pada adalah dengan menggunakan metode perbandingan Buyes dan pemberian bobot kriteria dihitung menggunakan metode komparasi berpasangan dengan mengikuti aturan teori Thomas Saaty.
13
TABEL 3. 1 SKALA PERBANDINGAN BERPASANGAN Deskripsi
Nilai
B/A
A sama penting dengan B
1
1
A sedikit lebih penting dari B
3
1/3
A secara signifikan lebih penting dari B
5
1/5
A jauh lebih penting dari B
7
1/7
A secara absolut lebih penting dari B
9
1/9
Catatan: nilai antara dari masing-masing kriteria 2,4,5,6,8
Pemberian bobot untuk masing-masing kriteria dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan pimpinan perusahaan. Pemberian bobot ini dilakukan dengan sistem perbandingan berpasangan. Perbandingan skala nilai dapat dilihat pada (tabel 3.2).
TABEL 3. 2 PEMBERIAN SKALA NILAI UNTUK KRITERIA Skala Kriteria Nilai Product secara signifikan lebih penting dari flow material
5
Product sedikit lebih penting dari squence
3
Product antara secra signifikan lebih penting dengan sedikit 4 lebih penting dari Maintenance dan Replacement Product antara jauh lebih penting dengan secara signifikan
6
14
lebih penting dari employes area squence sedikit lebih penting dari flow material
3
Maintenance dan Replacement antara scara signifikan lebih 4 penting denagn sedikit lebih penting dari flow material flow material antara sedikit lebih penting dengan sama 2 penting dari employes area squence sedikit lebih penting dari Maintenance dan 3 Replacement squence secara signifikan lebih penting dari employes area
5
Maintenance dan Replacement antara sedikit lebih penting 2 dengan sama penting dari employes area
4) Teknik CRAFT Perhitungan menggunakan teknik CRAFT, diamana metode yang digunakan adalah metode heuristik sehingga dalam pencarian alternatif tata letak dapat dilakukan dengan efisien oleh software WinQSB. Heuristik adalah seni dan ilmu pengetahuan dari penemuan. Kata ini berasal dari akar yang sama dalam bahasa Yunani dengan kata "eureka", berarti 'untuk menemukan'. Suatu heuristik untuk masalah yang diberi adalah cara menujukan perhatian Anda secara berhasil sampai pemecahan. Ini berbeda dari algoritma di mana hanya dipergunakan sebagai peraturan atau garis pedoman, bertentangan dengan prosedur invariant (wikipedia).
15
Dalam perhitungan CRAFT harus ditentukan jarak antar mesin/ordinat masing-masing bagian. Untuk mendapatkan nilai cost antar mesin. Perhitungan jarak antar bagian i dan bagian j dengan dua titik pusat yang berbeda adalah: Mesin i – mesin j = [Xi – Xj] + [Yi – Yj] ............................................. (8) CRAFT
untuk
selanjutnya
mempertimbangkan
perubahan
antar
departemen yang luasnya sama atau mempunyai sebuah batas dekat untuk mengurangi biaya transportasi. Tipe pertukaran dapat terjadi seperti berikut (Francis R., L., and White J., A.): 1. Pair-Wise Interchanges (Pertukaran 2 departemen). 2. Three-Way Interchanges (Pertukaran 3 departemen). 3. Pair Wise Allowed by Three Way Interchanges (Pertukaran 2 departemen dilanjutkan dengan pertukaran 3 departemen). 4. The best of Pair Wise or Three Way Interchanges (Pemilihan yang terbaik antara pertukaran 2 departemen dan 3 departemen). CRAFT membangun sebuah tata letak akhir dengan perbaikan bagian dari tata letak awal melalui beberapa literasi sampai pada tata letak terakhir, dan tata letak akhir ini diperoleh tergantung pada tata letak awal. Departemen dummy adalah departemen yang tidak mempunyai aliran terhadap departemen lain tetapi meliputi sebuah area spesifik. Departemen dummy antara lain dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:
16
1. Mengisi bangunan yang bersifat umum atau tidak beraturan. 2. Menggambarkan area yang tetap di dalam fasilitas dimana departemen tidak dapat dialokasikan, yaitu tangga elevator, ruang istirahat, tempat alat-alat service dan lain-lain. 3. Menyatakan ruang ekstra dalam fasilitas. 4. Membantu dalam mengevaluasi lokasi gang dalam tata letak. Ketika departemen dummy digunakan untuk menyatakan sebuah departemen tidak berubah-ubah posisinya maka lokasi departemen harus dibuat tetap. Keuntungan lain, CRAFT mengizinkan pengguna untuk menetapkan lokasi beberapa departemen (dummy atau departemen lainnya). CRAFT mampu untuk menyesuaikan departemen nonrectangular (tidak berbentuk kotak) atau departemen yang tidak beraturan ditempatkan dimanapun yang diinginkan. 1.
Kriteria penukaran
Departemen yang menjadi kandidat untuk pertukaran dua atau tiga departemen harus memenuhi paling sedikit satu dari kriteria berikut ini: a. Departemen harus memiliki perbatasan yang sama. b. Departemen harus memiliki ukuran atau area yang sama. c. Departemen harus memiliki kedua perbatasan yang sama pada ketiga departemen. 2.
Data input (masukan)
17
Data masukan yang dibutuhkan oleh CRAFT yaitu: a. Tata letak awal b. Data aliran material (From to chart) c.
Data ongkos perpindahan (Move cost chart)
d.
Jumlah dan lokasi dari departemen yang tetap atau tidak ikut dipertukarkan.