BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah rangkaian cara kegiatan penelitian yang didasari oleh pandangan filosofis, asumsi dasar, dan ideologis serta pertanyaan dan isu yang dihadapi. Metode penelitian digunakan untuk menemukan jawaban dari suatu masalah yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode penelitian berkaitan erat dengan desain, teknik, alat, dan prosedur penelitian. Untuk melengkapi informasi mengenai identitas penelitian, maka pada bab ini disajikan tempat dan waktu penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, teknik uji validitas dan reliabilitas instrumen, teknik analisis data, dan prosedur penelitian.
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian kompetensi guru, fasilitas belajar, dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Surakarta yang beralamat di Jl. Sungai Kapuas No. 28, Surakarta. Dipilihnya lokasi tersebut sebagai lokasi penelitian dengan alasan: a. Adanya permasalahan mengenai hasil belajar yang kurang optimal, sehingga mendorong penelitian untuk melakukan penelitian di SMK N 1 Surakarta. b. Tersedia data dan informasi yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian. c. Dari pihak sekolah mengijinkan untuk melakukan penelitian. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian merupakan jangka waktu yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian mulai dari penyusunan proposal sampai dengan penulisan laporan hasil penelitian selesai. Waktu yang digunakan peneliti untuk pembuatan proposal penelitian sampai dengan pelaksanaan ujian hasil penelitian adalah 6 bulan, yaitu dari bulan Januari 2016 sampai
59
60 dengan bulan Juni 2016. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan tahapantahapan yang dirinci dalam Lampiran 1.
B. Rancangan/Desain Penelitian Rancangan penelitian memaparkan hubungan antara berbagai variabel yang akan diteliti. Rancangan penelitian meliputi metode yang nantinya digunakan untuk memperoleh data. Metode penelitian digunakan untuk mencari suatu kebenaran. Tujuan utama pelaksanaan penelitian adalah untuk memecahkan masalah, untuk itu langkah-langkah yang digunakan harus relevan dengan masalah yang dirumuskan. Secara umum, metode penelitian dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu: (a) metode kuantitatif dan (b) metode kualitatif. Menurut Azwar (2014: 5), berdasarkan pendekatan analisisnya, penelitian dibagi menjadi dua maca, yaitu: (a) penelitian kuantitatif dan (b) penelitian kualitatif. Sedangkan menurut Mc Millan dan Schumacher (2001) yang dikutip oleh Sukmadinata (2012: 12), menjelaskan bahwa pendekatan penelitian dibagi menjadi dua, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Penelitian Kualitatif adalah suatu strategi pemecahan masalah dalam penelitian tanpa menggunakan analisis statistik, tetapi dengan menggunakan cara berfikir logis berdasarkan data kualitatif yang dikumpulkan melalui observasi atau wawancara secara mendalam terhadap objek penelitian (Zuldafrial, 2012: 3). Sukmadinata (2012: 60) menjelaskan, “penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok”. Sedangkan penelitian kuantitatif adalah suatu strategi pemecahan masalah dalam penelitian dengan menggunakan analisis berdasarkan data kuantitatif yang dikumpulkan melalui angket atau questioner dari objek penelitian (Zuldafrial, 2012: 4). Penelitian kuantitatif bersifat deduktif. Proses penelitian dilakukan untuk membuktikan atau menguji hipotesis. Menurut Purwanto (2008: 16), “penelitian kuantitatif memandang bahwa gejala sosial berupa perilaku
61 manusia, sebagaimana juga dalam penelitian alam, bersifat objektif, terukur, dan dapat diramalkan karena gejala sosial juga terkait hukum alam dimana respon perilaku objek merupakan pengaruh dari stimulasi yang datang kepadanya”. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Kuantitatif Korelasional. Menurut Purwanto (2008) dan Sukmadinata (2012), penelitian korelasional merupakan penelitian yang ditujukan untuk mengetahui hubungan satu atau lebih variabel dengan satu atau lebih variabel lain. Penggunaan metode tersebut karena penelitian ini bermaksud mengetahui hubungan kausal dan keberartian (signifikansi) secara statistik. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Analisis Jalur (Path analysis). Analisis Jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Berikut ini merupakan rancangan penelitian/desain penelitian ini: 1. Variabel bebas atau Eksogen adalah kompetensi guru (X1), fasilitas belajar (X2), dan motivasi belajar (X3); 2. Variabel intervening adalah motivasi belajar; 3. Variabel terikat atau Endogen adalah hasil belajar melalui nilai Ulangan Akhir Semester (UAS) gasal (Y); 4. Metode yang digunakan adalah metode Kuantitatif korelasional menggunakan teknik analisis jalur.
C. Populasi dan Sampel 1. Penetapan Populasi Populasi penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 1 Surakarta Program Keahlian
Administrasi Perkantoran kelas XI tahun ajaran
2015/2016. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010: 172). Sedangkan menurut Zuldafrial (2012), “Populasi adalah keseluruhan subjek atau objek atau unit analisa yang dijadikan sebagai sumber data dapat
62 berupa manusia, hewan tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda dalam suatu penelitian” (hlm. 76). Jadi dapat ditarik pengertian bahwa populasi adalah keseluruhan subjek atau objek penelitian dalam suatu penelitian pada wilayah tertentu dan memenuhi syarat-syarat tertentu. Dalam penelitian ini populasinya adalah Siswa SMK Negeri 1 Surakarta Program Keahlian Administrasi Perkantoran kelas XI yang berjumlah 91 siswa. 2. Penetapan Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010: 174). Zuldafrial (2012) mengemukakan, bahwa “sebagian dari populasi yang diteliti itu dimana kesimpulan hasil penelitian berlaku untuk seluruh populasi” (hlm. 76). Sedangkan menurut sugiyono (2014) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (hlm.81). Riduwan dan Kuncoro (2011: 40) juga mengemukakan bahwa “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disintesiskan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini yaitu sebagian siswa kelas XI SMK Negeri 1 Surakarta Program Keahlian Administrasi Perkantoran.
D. Teknik Pengambilan Sampel Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel (sugiyono, 2014: 81). Menurut Riduwan dan Kuncoro (2011: 40) teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disintesiskan bahwa teknik sampel adalah suatu cara untuk menentukan sampel penelitian yang akan diambil. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Proportional Random Sampling. Teknik Proportional Random Sampling adalah teknik pengambilan sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub-sub populasi yang disertai dengan teknik random (Narbuko &
63 Achmadi,2013: 115). Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yang berjumlah 91 siswa. Surakhmad (2014) yang dikutip oleh Riduwan & Kuncoro (2011: 45) berpendapat, bahwa: apabila ukuran populasi sebanyak kurang lebih dari 100, maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1000, ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi. Populasi dalam penelitian ini kurang dari 100. Untuk mendapatkan jumlah sampel yang sesuai dengan teori tersebut, maka penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane sebagai berikut:
Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi d2 = presisi yang ditetapkan (5%) (Riduwan & Kuncoro, 2011: 49) Berdasarkan rumus Taro Yamane tersebut, perhitungan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
= 74 responden Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 74 siswa kelas XI Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Surakarta.
64 Jumlah sampel setiap kelas dibuat merata menurut jumlah siswa yang berada di masing-masing kelas, untuk pemilihan sampel diambil secara acak dengan menggunkan proportionate random sampling. Dalam penelitian ini, jumlah sampel dari masing-masing kelas dihitung menggunakan rumus:
Keterangan :
ni = jumlah sampel menurut stratum n = jumlah sampel seluruhnya Ni = jumlah populasi menurut stratum N = jumlah populasi seluruhnya (Riduwan & Kuncoro, 2011: 49)
Berdasaran rumus di atas, berikut perhitungan jumlah sampel tiap kelas: 1. Kelas XI AP 1 2. Kelas XI AP 2 3. Kelas XI AP 3 Berikut jumlah populasi dan sampel penelitian dalam penelitian ini:
Tabel 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel No.
Kelas
Populasi
Sampel
1
XI AP 1
31
25
2
XI AP 2
31
25
3
XI AP 3
29
24
91
74
Jumlah
(sumber: Daftar presensi siswa SMK N 1 Surakarta) Dalam penelitian ini, penentuan sampel di tiap kelas dilakukan secara acak dengan undian kertas kecil yang diberi nomor dan digulung kemudian diambil secara acak sehingga diperoleh sampel yang berjumlah 74 dari populasi yang berjumlah 91.
65
E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan angket dan dokumentasi. Angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kompetensi guru (X1), Fasilitas belajar (X2), dan Motivasi belajar (X3). Sedangkan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa (rapor). Berikut penjelasan mengenai instrumen yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik(sukmadinata, 2012: 221). Sedangkan menurut arikunto (2006: 158), “metode dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis”. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui variabel terikat (Y), yaitu hasil belajar siswa. Metode dokumentasi ini dilakukan dengan mengambil data hasil belajar siswa dari Nilai Ulangan Akhir Semester (UAS) Gasal siswa kelas XI Program Keahlian
Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Surakarta Tahun
Pelajaran 2015/2016. 2. Angket Menurut Sukmadinata (2012: 219) “angket atau kuesioner (questionnaire) merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti), tidak langsung bertanya-jawab dengan responden”. Sedangkan Sugiyono (2014), mengatakan “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya” (hlm. 142). Jenis kuesioner Arikunto (2010: 195) apabila ditinjau berdasarkan sudut pandangnya, dapat dibedakan menjadi: a. Dipandang dari cara menjawab, maka ada:
66 1) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri, 2) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. b. Dipandang dari jawaban yang diberikan: 1) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya, 2) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain. c. Dipandang dari bentuknya: 1) Kuesioner pilih ganda, yaitu sama dengan kuesioner tertutup, 2) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka, 3) Check list¸ sebuah daftar, dimana responden tinggal membutuhkan tanda sheck () pada kolom yang sesuai, 4) Rating Scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tigkatan-tingkatan, misalnya: dari sangat setuju ke sampai sangat tidak setuju. Dalam penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner tertutup. Peneliti akan memberikan angket kepada responden untuk mengumpulkan data mengenai kompetensi guru (X1), fasilitas belajar (X2), dan motivasi belajar siswa (X3). Angket yang diberikan telah tersedia jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengannya. Langkah-langkah penyusunan angket dapat dilakukan sebagai berikut: a.
Menyusun matriks spesifikasi Matriks spesifikasi data merupakan penjabaran dari aspek yang akan diukur untuk melihat atau memperjelas permasalahan yang akan dituangkan dalam angket, antara lain mengenai batasan konsep yang akan diteliti dan variabel-variabel apa saja yang akan diukur.
b.
Menyusun angket Langkah utama pada tahap ini adalah menentukan skala dan menyusun butir-butir pertanyaan yang sesuai degan indikator yang telah
67 ditetapkan dan variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian dibutuhkan skala untuk mengukur jawaban responden. Dalam pengumpulan data menggunakan angket, jawaban responden tidak ada yang benar maupun salah, tetapi jawaban responden terletak dalam satu rentang (skala). Menurut Sugiyono (2014: 93), ada skala yang digunakan untuk penelitian Administrasi, Pendidikan, dan Sosial, antara lain: 1) Skala Likert 2) Skala Guttman 3) Sematic Defferensial 4) Rating Scale Angket yang ditujukan kepada siswa dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2014: 93), “skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa: 1) Sangat setuju
1) Selalu
2) Setuju
2) Sering
3) Ragu-ragu
3) Kadang-kadang
4) Tidak setuju
4) Tidak pernah
5) Sangat tidak setuju
1) Sangat positif
1) Sangat baik
2) Positif
2) Baik
3) Negatif
3) Tidak baik
4) Sangat negatif
4) Sangat tidak baik
68 Untuk variabel kompetensi guru (X1), fasilitas belajar (X2), dan motivasi belajar (X3) menggunakan skala likert dengan analisis peniliaian berupa: 1) Pertanyaan positif Sangat setuju (SS)
dengan skor 4
Setuju (S)
dengan skor 3
Tidak setuju (TS)
dengan skor 2
Sangat tidak setuju (STS)
dengan skor 1
2) Pertanyaan negatif Sangat setuju (SS)
dengan skor 1
Setuju (S)
dengan skor 2
Tidak setuju (TS)
dengan skor 3
Sangat tidak setuju (STS)
dengan skor 4
Peneliti
hanya
menggunakan 4
alternatif
pilihan dan
menghilangkan pilihan yang ada ditengah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat arikunto (2010:284), yang menyatakan bahwa: Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelemahan dengan lima alternatif karena responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir) dan alasan itu memang ada benarnya. Maka memang disarankan alternatif pilihan hanya empat saja. Alternatif “Sangat Setuju” dan “Setuju” ada di sisi atau kubu awal (atau akhir) sedang dua pilihan lain, “Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju” di sisi atau kubu akhir (atau awal). Dalam hal dapat dipahami karena “Sangat Setuju” atau “Setuju” sebetulnya berada pada sisi “Setuju”, tetapi dengan gradasi yang menyangatkan. Demikian juga dengan pilihan “Sangat Tidak Setuju” yang pada dasarnya adalah juga “Tidak Setuju”. Langkah selanjutnya setelah penetapan skala angket adalah penetapan indikator dari tiap variabel, yang dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Variabel Kompetensi Guru Indikator yang ditetapkan dalam variabel kompetensi guru ada empat indikator, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
69 profesional, kompetensi pribadi, dan kompetensi sosial. Kisi-kisi instrumen yang sesuai dengan indikator tersebut ditunjukkan pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Variabel Kompetensi Guru Variabel kompetensi guru
Pertanyaan
Indikator
Jml
1. Kompetensi Pedagogik
Positif 1,3,4,6
Negatif 2,5,7,8
8
2. Kompetensi Kepribadian 3. Kompetensi Sosial 4. Kompetensi Profesional
9,10,11,13 15,16 19,21,22,24
12,14 17,18 20,23,25
6 4 7
14
11
15
Jumlah
b) Variabel Fasilitas Belajar Indikator yang ditetapkan dalam variabel fasilitas belajar ada dua indikator, yaitu fasilitas belajar di sekolah dan di rumah. Berikut kisi-kisi instrumen yang sesuai dengan indikator tersebut:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Variabel Fasilitas Belajar Variabel Fasilitas Belajar
Indikator 1. Fasilitas Belajar di Sekolah 2. Fasilitas Belajar di Rumah
Jumlah
Pertanyaan Positif Negatif 26,28,29,31, 27,30,32,37, 33,34,36 35,38 39,41,42 40,43 10 8
Jml 13 5 18
c) Variabel Motivasi Belajar Indikator yang ditetapkan dalam variabel motivasi belajar ada tujuh indikator, yang akan dijabarkan dalam kisi-kisi instrumen pada tabel 3.4.
70 Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Belajar Variabel Kompetensi guru
1. 2. 3.
4. 5. 6. 7.
Jumlah
Pertanyaan Positif Negatif Memiliki tujuan atau cita- 44 46 cita yang hendak dicapai Memiliki keinginan untuk 47 48 belajar Memiliki keinginan untuk 49 50,51 memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru Merasa memiliki kebutuhan 45 52 terhadap materi tersebut Adanya kegiatan yang 53 54 menarik dalam belajar Adanya penghargaan dalam 56 57,58 belajar Adanya lingkungan belajar 55, 59 60 yang kondusif sehingga seorang siswa dapat belajar dengan baik. 8 9 Indikator
Jml 2 2 3
2 2 3 3
17
3) Try out (Uji Coba) Try out atau Uji coba digunakan untuk memperoleh angket dengan hasil yang optimal. Sampel yang diambil untuk keperluan uji coba diambil dari populasi penelitian. Sampel yang diambil untuk keperluan uji coba dalam penelitian ini adalah 15 siswa yang bukan merupakan anggota sampel. Tujuan uji coba ini adalah untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas. 4) Revisi angket Revisi angket dilakukan untuk menghilangkan item-item pertanyaan yang tidak valid atau tidak reliabel. 5) Memperbanyak angket Angket yang telah direvisi diyakini valid dan reliabel diperbanyak sesuai dengan jumlah responden yang dijadikan sampel penelitian.
71 6) Menggunakan angket yang telah diperbanyak sebagai alat pengumpul data yang kemudian dianalisis.
F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Angket yang digunakan sebagai instrumen harus valid dan reliabel. Untuk itu perlu diadakan Uji Coba (try out) untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas kuesioner. Uji coba angket dilakukan di tempat dimana penelitian dilakukan dengan menggunakan responden yang bukan termasuk dalam sampel penelitian. Uji coba dilakukan pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Surakarta program keahlian Administrasi Perkantoran dengan jumlah 15 siswa yang bukan termasuk dalam sampel penelitian. Responden dipilih secara acak dengan undian kertas kecil yang diberi nomor dan digulung. 1. Uji Validitas Instrumen Validitas instrumen penelitian merupakan derajad ketepatan alat ukur untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Zuldafrial, 2012: 56). Menurut Arikunto (2010: 211), “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”. Skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dan inferensi yang dihasilkan menghasilkan kebenaran (Sarwono, 2012: 83). Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian sudah valid atau belum. Instrumen yang valid akan menghasilkan data yang akurat yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Menurut Sarwono (2012:85), untuk mengetahui valid tidaknya instrumen yang digunakan validitas instrumen dapat diuji dengan menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari setiap butir pertanyaan dengan keseluruh an yang diperoleh pada alat ukur tersebut. Teknik yang digunakan adalah teknik Pearson Product Moment dengan menggunakan SPSS 23.0.
72 Rumus yang digunakan dalam penghitungan korelasi product moment adalah:
∑ rxy =
√[ ∑
∑ ∑
∑
][ ∑
∑
]
Keterangan: r = koefisien korelasi antara X dan Y n = jumlah sampel (Arikunto, 2010: 213) Menurut Sarwono (2012: 85) terdapat ketentuan yang harus diperhatikan untuk menentukan apakah butir-butir pertanyaan sudah valid, yaitu: a. Nilai koefisien korelasi (r) hasil penghitungan harus positif. Jika hasilnya negatif maka butir pertanyaan tersebut tidak valid dan harus dihilangkan untuk analisis selanjutnya. b. Nilai koefisien korelasi (r) hasil penghitungan harus lebih besar dari nilai koefisien dari table. Jika nilai koefisien korelasi lebih kecil dari nilai table, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid dan harus dihilangkan untuk analisis selanjutnya. Dalam penelitian ini, menggunakan tingkat kesalahan sebesar 5% atau probabilitas sebesar 0,05 dan sampel sebanyak 74 responden, maka rtabel ditetapkan sebesar 0,514. Item dikatakan valid apabila nilai rhitung lebih besar dari 0,514. 2. Uji Reliabilitas Instrumen Menurut Zuldafrial (2012: 64) “reliabilitas instrumen merupakan derajad ketetapan atau keajekan atau konsistensi alat ukur yang digunakan untuk mengukur. Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil pengukuran tertentu di setiap kali pengukuran dilakukan pada hal yang sama (Sarwono, 2012: 85).
73 Dalam penelitian ini menggunakan reliabilitas internal. Reabilitas internal diperoleh dengan cara menganalisa data dari satu kali pengetesan (Zuldafrial, 2012: 64). Untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan Rumus Cronbach’s Alpha, sebagai beriku:
[
][
∑
]
Keterangan: r11
= Reliabilitas instrumen
k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = jumlah varian butir = varian total (Arikunto, 2010: 239) Nilai α hasil dari perhitungan rumus tersebut dikategorikan menurut
Arikunto (2010), sebagai berikut: Tabel 3.5 Interpretasi Nilai α Nilai α
Reliabilitas
0,00-0,20
Sangat Rendah
0,21-0,40
Rendah
0,41-0,60
Sedang
0,61-0,80
Tinggi
>0,80
Sangat Tinggi
G. Teknik Analisis Data Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data meliputi, pengelompokan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
74 Penelitian ini menggunakan paradigma jalur. Teknik analisis Statistik yang digunakan dinamakan path analysis (analisa jalur). Menurut Riadi (2013: 4) mengatakan bahwa analisis jalur merupakan bentuk metode untuk mengetahui seberapa besar pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, maupun secara total dari sejumlah variabel bebas (eksogenus) terhadap sejumlah variabel-variabel terikat (endogenus) pada sebuah model teoritis. Pengertian yang sama juga dikemukakan oleh Riduwan dan Kuncoro (2011: 2) “model path analysis digunakna untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen)”. Metode analisis jalur tidak dapat berdiri sendiri sebab pada dasarnya metode analisis jalur ini merupakan pengembangan yang memerlukan input koefisien korelasi antarvariabel yang telah dianalisis sebelumnya. 1.
Uji prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.
Uji Normalitas Uji normalitas data digunakan untuk melakukan pengujian data observasi apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Data berdistribusi normal artinya data mempunyai sebaran merata sehingga benar-benar mewakili populasi. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan bantuan SPSS 23.0 dengan Uji Kolmogrov Smirnov. Untuk menafsirkan data tersebut normal atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikansi. Menurut Sarwono (2012: 96), “jika nilai signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal, dan jika nilai signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal”.
b.
Uji Linieritas Uji Linieritas digunakan untuk mengetahui apakah dua variabel yang diteliti memiliki hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Dari uji ini akan dihasilkan F hitung. Dalam penelitian ini menggunakan Uji Ramsey yang dibantu dengan program SPSS 23.0. dengan rumus sebagai berikut:
75
Keterangan: m
= jumlah variabel bebas yang baru masuk
n
= jumlah data observasi
k
= banyaknya parameter dalam persamaan baru
Rsquare new
= nilai Rsquare dari persamaan yang baru
Rsquare old= nilai Rsquare dari persamaan yang lama (Sujarweni, 2014: 61) Sedangkan F tabel dapat dilihat pada tabel v1=k, v2= n – k dengan kepercayaan 95% dengan kriteria sebagai berikut: Jika
F hitung > F tabel maka H0 ditolak F hitung < F tabel maka H0 diterima
H0 = bentuk linier salah Ha = bentuk linier benar c.
Pemeriksaan Multikolinearitas Pengujian ini untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang meiliki kemiripan antar variabel independen dalam suatu model. Dalam penelitian ini uji Multikoliniearitas dilakukan dengan SPSS 23.0 menggunakan VIF. Jika VIF yang dihasilkan diantara 1-10 maka tidak terjadi multikolinieritas (sujarweni, 2014: 185).
2. Uji Hipotesis Langkah-langkah uji hipotesis menggunakan metode path analysis dapat dijabarkan, sebagai berikut: a. Merumuskan hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Hipotesis pertama
76 - Ha : Terdapat pengaruh langsung kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran Administrasi Kepegawaian Kelas XI Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Surakarta. - H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran Administrasi Kepegawaian Kelas XI Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Surakarta. 2) Hipotesis kedua - Ha : Terdapat pengaruh langsung ketersediaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Administrasi Kepegawaian Kelas XI Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Surakarta. - H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung ketersediaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Administrasi Kepegawaian Kelas XI Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Surakarta. 3) Hipotesis ketiga - Ha : Terdapat pengaruh langsung motivasi belajar siswa dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Administrasi Kepegawaian Kelas XI Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Surakarta. - H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Administrasi Kepegawaian Kelas XI Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Surakarta. 4) Hipotesis keempat - Ha : Terdapat pengaruh tidak langsung kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Administrasi Kepegawaian Kelas XI Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Surakarta. - H0 : Tidak terdapat pengaruh tidak langsung kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Administrasi Kepegawaian Kelas XI Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Surakarta.
77 5) Hipotesis kelima - Ha : Terdapat pengaruh tidak langsung fasilitas belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Administrasi Kepegawaian Kelas XI Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Surakarta. - H0 : Tidak terdapat pengaruh tidak langsung fasilitas belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Administrasi Kepegawaian Kelas XI Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Surakarta. b. Mengubah data menjadi data interval. Menurut J. Sarwono yang dikutip oleh Riadi (2013: 11), salah satu prinsip dasar dalam melakukan analisis jalur adalah data yang digunakan berskala interval (scaled values). Dalam penelitian ini transformasi data dari ordinal ke interval dilakukan dengan method of successive interval dengan bantuan Succ97 Microsoft Office Excel.
c.
Merumuskan persamaan struktural dan menghitung koefisien jalur Perumusan struktural dan penentuan diagram jalur dilakukan sebelum penghitungan analisis jalur. Diagram jalur digambarkan lengkap dengan sub-sub strukturnya dan merumuskan persamaan struktural yang sesuai hipotesis yang diajukan. Setelah merumuskan persamaan struktural dan penentuan diagram jalur, langkah selanjutnya adalah penghitungan koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi. Gambar diagram jalur dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Hubungan struktur X1, X2, dan X3 terhadap Y
Kompetensi guru (X1)
ε1
ε2 Pyx1
Motivasi belajar (X3)
r12
Pyx3
Fasilitas belajar (X2)
Gambar 3.1. Hubungan Struktur X1, X2, dan X3 terhadap Y
Hasil belajar siswa (Y)
78 2) Sub-Struktur 1 Variabel X1, dan X2 secara langsung mempengaruhi variabel X3 sehingga pengerjaannya dilakukan dengan meregresikan variabel bebas X1, dan X2 dengan variabel X3, persamaannya adalah: 1 = √
Kompetensi guru (X1)
Motivasi belajar (Y)
r12 Fasilitas belajar (X2)
Gambar 3.2. Hubungan Sub struktur X1 dan X2 terhadap X3 3) Sub-Struktur 2
2 = √
ε2
Kompetensi guru (X1) Pyx1 Motivasi belajar (X3)
r12
Pyx3
Hasil belajar siswa (Y)
Fasilitas belajar (X2)
Gambar 3.3. Hubungan Sub-Struktur 2 variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y
d.
Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan bantuan aplikasi lisrel for student versi 8.8. Output yang dihasilkan akan langsung menampilkan besar
79 pengaruh langsung dan tidak langsung. Besar pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung dapat dilihat dari besarnya koefisien jalur () pada persamaan struktural. Apabila koefisien jalur lebih besar dari 0 (>0), maka terdapat pengaruh antara variabel eksogen terhadap variabel endogen. Sedangkan untuk mengetahui signifikansi masing-masing jalur dapat dilakukan dengan menggunakan rumus, sebagai berikut:
(sumber: Riduwan & Kuncoro, 2011:117)
Statistik
merupakan nilai error yang ditunjukan di bawah nilai
koefisien jalur pada output Lisrel. Jika thitung lebih dari ttabel (thitung > ttabel) maka dapat diartikan bahwa koefisien pengaruh cukup signifikan. e.
Pengujian Kesesuaian Model: Koefisien Q Uji kesesuaian model (goodness-of-fitt-test) dimaksudkan untuk menguji apakah model yang diusulkan memiliki kesesuaian (fit) dengan data atau tidak. Menurut Bachrudin & Harapan Tobing (2003: 37) yang dikutip Riduwan dan Kuncoro (2011: 146), rumusan hipotesisi statistik kesesuaian model analisis jalur dirumuskan seperti berikut: Ha:
: Matriks korelasi estimasi (korelasi yang diharapkan) berbeda dengan matriks korelasi sampel.
Ho:
: Matriks korelasi estimasi (korelasi yang diharapkan) tidak berbeda dengan matriks korelasi sampel. Pengujian kesesuaian model analisis jalur dapat menggunakan uji
statistik kesesuaian model koefisien Q dengana rumus:
(Sumber: Riduwan & Kuncoro, 2011: 146) Dimana: Q
= koefisien Q =
M =
setelah ditriming
80 Apabila Q = 1 mengindikasikan model fit sempurna. Jika Q < 1, untuk menentukan fit tidaknya model maka statistik koefisien Q perlu diuji dengan statistik W yang dihitung dengan rumus:
Keterangan: N
= menunjukkan ukuran sampel
d
= banyaknya koefisien jalur yang tidak signifikan sama dengan degree of freedom=derajat bebas) = koefisien determinasi multipel untuk model yang diusulkan. = menunjukkan koefisien determinan multipel
setelah koefisien
jalur yang tidak signifikan yang dihilangkan. Dasar pengambilan keputusan : Jika
,
H0 ditolak (berarti matriks korelasi sampel berbeda dengan matriks korelasi estimasi), artinya kedua model tersebut signifikan.
Jika
,
H0 diterima (berarti matriks korelasi sampel tidak berbeda (sama) dengan matriks korelasi estimasi), artinya kedua model tersebut tidak signifikan.
H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan rangkaian pelaksanaan penelitian yang dimulai dari penelitian pendahuluan, pengembangan instrumen, pengumpulan data, sampai pada penulisan laporan. Prosedur penelitian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan merupakan tahap awal penelitian yang dilakukan dengan pra observasi disuatu tempat untuk mengetahui keadaan dan masalah yang ada di tempat tersebut. Masalah tersebut kemudian dijadikan sebuah judul penelitian sampai judul tersebut disetujui oleh dosen pembimbing.
81 Setelah mendapat persetujuan, peneliti menyusun proposal penelitian dan instrumen penelitian kemudian diseminarkan atas persetujuan pembimbing. 2.
Pengembangan Instrumen Pengembangan instrumen dilakukan setelah seminar proposal dan mengurus surat penelitian. Instrumen dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Pada tahap ini dilakukan uji coba
(try out) angket dilakukan untuk
mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel. 3.
Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan angket kepada responden yang telah ditentukan. Data penelitian yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data yang telah ditetapkan oleh peneliti. Kemudian dilanjutkan dengan kesimpulan yang telah dilakukan.
4. Penulisan Laporan Penulisan laporan merupakan tahap akhir dari penelitian, setelah melakukan analisis data. Laporan yang telah selesai selanjutnya diuji oleh dosen penguji dalam ujian laporan penelitian. Untuk lebih memperjelas uraian tersebut, maka disajikan bagan prosedur penelitian sesuai pada gambar 3.4. Observasi pra penelitian
Pengajuan Judul
Ujian Laporan Penelitian
Penyusunan Laporan Penelitian
Gambar 3.4 Prosedur Penelitian
Penyusunan proposal dan instrumen penelitian
Pengolahan dan Analisis Data
Seminar Proposal
Pengajuan izin penelitian
Pengumpulan data
Uji Coba Angket