BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tahun 2016, dimana periode yang akan diteliti adalah tahun pajak 2015 yaitu pada saat diberlakukannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.01/2015 dimana adanya penyesuaian kembali Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dari yang semula sebesar Rp24.300.000 setahun menjadi Rp36.000.000. Tempat penelitian ini berada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jatinegara, dengan cara mengambil data langsung dari Kantor tersebut dan memberikan kuisioner kepada beberapa responden demi mendapatkan objek yang akan diteliti. Objek yang akan diteliti adalah wajib pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jatinegara. B. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausal yang akan menguji hubungan antar variabel yaitu pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent hubungan
variable). antara
Tujuan
kenaikan
Ekstensifikasi Wajib
Pajak,
penelitian
Penghasilan
ini adalah Tidak
Kena
untuk
mengetahui
Pajak
(PTKP),
dan Sosialisasi Peraturan Pajak
Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jatinegara
47 http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
C. Definisi dan Operasional Variabel Definisi
operasional
variabel
bertujuan
untuk
menjelaskan
makna
variabel penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (X1 ), Ekstensifikasi Wajib Pajak (X2 ), Sosialisasi Peraturan Pajak (X3 ) dan Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Y). Berikut penjelasan dari variabel-variabel diatas: X1
= Penghasilan
Tidak Kena Pajak
Menurut UU No.7 Tahun 1983 yang diubah terakhir dengan UU No.36 Tahun 2008 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) adalah faktor Pengurangan Penghasilan neto untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak (PKP) dari Wajib Pajak Orang Pribadi. X2
= Ekstensifikasi Wajib Pajak Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE06/PJ.09/2001, ekstensifikasi Wajib Pajak adalah kegiatan yang berkaitan dengan
penambahan jumlah wajib pajak terdaftar dan
perluasan objek pajak dalam administrasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) X3
= Sosialisasi Peraturan Pajak Menurut Ilyas dan Burton, 2004 Sosialisasi Perpajakan adalah suatu proses dimana wajib pajak diajak untuk mengetahui, memahami, menghargai dan menaati isi dari undang-undang perpajakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
Y
= Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Menurut UU No.36 Tahun 2008 Pajak penghasilan adalah pajak yang
dikenakan
terhadap
subjek
pajak
penghasilan
atas
penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak Tabel 3.1 Variabel dan Skala Pengukuran
X1
X2
Variabel
Definisi
Skala Pengukuran
Penghasilan Tidak Kena Pajak
PTKP sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 UU No.7/1983 yang telah diubah terakhir dengan UU No.36/2008 adalah faktor pengurangan penghasilan netto untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak (PKP) dari Wajib Pajak Orang Pribadi. Kenaikan penghasilan tidak kena pajak adalah perubahan besaran pengurang penghasilan netto yang semula Rp 24.300.000,- (2013-2014) menjadi Rp 36.000.000,- (2015).
Rasio
Ekstensifikasi Wajib Pajak
Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE06/PJ.9/2001 tentang pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intesifikasi Wajib Pajak, Ekstensifikasi Wajib Pajak adalah kegiatan yang berkaitan dengan penambahan jumlah Wajib Pajak terdaftar dan perluasan objek pajak dalam administrasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Rasio
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
X3
Y
Sosialisasi Pertaturan Pajak
Menurut (Ilyas dan Burton, 2004) Sosialisasi Perpajakan adalah suatu proses dimana wajib pajak diajak untuk pertama, mengetahui ; kedua, memahami ; ketiga, mengahargai ; keempat, menaati isi dari undangundang perpajakan.
Ordinal
Pajak Penghasilan Pajak Orang Pribadi
Menurut Undang-Undang No.36 Tahun 2008, Pajak penghasilan adalah Pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak penghasilan atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak
Rasio
Skala Pengukuran dalam kuesioner yang akan dilakukan oleh peneliti, diantaranya adalah: X1
= Penghasilan Tidak Kena Pajak Daftar pertanyaan terkait dengan Variabel X1 (Penghasilan Tidak Kena Pajak) adalah sebagai berikut: 1. Saya mengetahui adanya kenaikan besaran PTKP dari Rp. 24.300.000/tahun
menjadi
besaran
PTKP
Rp.
tersebut
dapat
36.000.000/tahun 2. Dengan
adanya
kenaikan
tarif
PTKP
membantu saya untuk melakukan saving (menabung) 3. Kenaikan tarif PTKP membuat daya beli dan konsumsi saya meningkat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
4. Dengan berlakunya kenaikan PTKP membuat saya lebih patuh terhadap kewajiban membayar pajak. 5. Kenaikan tarif PTKP membuat saya menjadi lebih semangat dalam bekerja 6. Kenaikan tarif PTKP membuat kesejahteraan hidup saya meningkat. 7. Tarif PTKP yang ditetapkan pemerintah saat ini belum cukup bagi wajib pajak untuk memenuhi KHL (Kehidupan Hidup Layak). 8. Pemerintah harus terus melakukan kenaikan tarif PTKP kembali
pada
tahun-tahun
berikutnya
sesuai
dengan
perkembangan harga kebutuhan pokok masyarakat 9. Kenaikan tarif PTKP membuat penerimaan pajak penghasilan orang pribadi menjadi menurun Sumber: Sultan Afrila Sawa, 2014. X2
= Ekstensifikasi Wajib Pajak Daftar pertanyaan terkait dengan Variabel X2 (Ekstensifikasi Wajib Pajak) adalah sebagai berikut: 1. Menurut anda apakah ekstensifikasi wajib pajak itu diperlukan? 2. Ekstensifikasi wajib pajak diperlukan menggali potensi wajib pajak baru
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
3. Ekstensifikasi wajib pajak diperlukan untuk mendapatkan data baru bagi DJP 4. Dengan ekstensifikasi akan memperkuat dan memperluas basis data yang dimiliki oleh DJP 5. Salah satu cara melakukan ekstensifikasi wajib pajak adalah memberikan NPWP baru kepada yang belum mempunyai NPWP 6. Ekstensifikasi wajib pajak dilakukan dengan mendata objek pajak yang baru 7. Ekstensifikasi wajib pajak harus dilaksanakan sebulan sekali 8. Ekstensifikasi wajib pajak yang dilakukan sudah tepat sasaran 9. Penerimaan
Pajak
akan
bertambah
dengan
adanya
ekstensifikasi wajib pajak X3
= Sosialisasi Peraturan Pajak Daftar
pertanyaan
terkait dengan Variabel X3 (Sosialisasi
Peraturan Pajak) adalah sebagai berikut: 1. Ditempat
saya
membayar
pajak,
fiskus
selalu
memberikan pengarahan dan informasi yang diperlukan 2. Saya menerima pembinaan, pengarahan, dan informasi yang baik di tempat saya membayar pajak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
3. Sosialisasi yang diberikan kepada Wajib Pajak dapat dengan mudah dimengerti 4. Saya
berusaha
mengikuti
seminar
pajak
yang
diselenggarakan oleh instansi pajak 5. Saya mendapatkan brosur tentang pajak dari kantor pelayanan pajak setempat 6. Saya mendapatkan informasi tentang pajak melalui media cetak dan media elektronik 7.Sosialisasi perpajakan sangat membantu wajib pajak untuk memahami peraturan perpajakan yang berlaku. 8.Penyelenggaraan sosialisasi perpajakan yang dilaksanakan sudah efektif dan tepat sasaran. 9. Sosialisasi Peraturan perpajakan membantu negara untuk meningkatkan penerimaan pajak penghasilan. Sumber: Simahate, 2014. Y
= Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Daftar pertanyaan terkait dengan Variabel Y (Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi) adalah sebagai berikut: 1. Peran penerimaan pajak sangat penting bagi kemandirian pembangunan 2. Sumber utama penerimaan Negara yaitu berasal dari pajak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
3. Peningkatan strategis
penerimaan
karena
pajak
akan
memegang
meningkatkan
peranan
kemandirian
pembiayaan pemerintah 4. Pajak sebagai sumber penerimaan terbesar Negara 5. Jumlah
NPWP
wajib
pajak
yang
terdaftar
akan
mempengaruhi tingkat penerimaan pajak 6. Dengan adanya kenaikan tarif PTKP, kesadaran, dan kepatuhan
wajib
pajak
dalam
membayar
pajak,
penerimaan pajak semakin bertambah 7. Tingkat penerimaan pajak juga dipengaruhi berdasarkan jumlah surat setoran pajak yang diterima 8. Ketegasan sanksi yang diterapkan dalam perpajakan dapat mempengaruhi tingkat penerimaan pajak 9. Kerjasama fiskus dan Wajib Pajak diperlukan dalam meningkatkan penerimaan pajak dimasa depan Sumber: Sultan Afrila Sawa, 2014. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Studi kepustakaan (Library Research) Yaitu dengan cara menghimpun informasi yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti. Studi kepustakaan di dapat dari buku-buku, karangan ilmiah, tesis, disertasi, peraturan-peraturan, jurnal dan sumber-sumber lain baik cetak maupun elektronik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
2. Studi lapangan (Field Research) Metode pengumpulan data dengan cara meninjau langsung objek yang diteliti. Studi lapangan yang akan digunakan oleh peneliti diantaranya: a. Observasi Observasi merupakan teknik untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek penelitian b. Wawancara Wawancara
merupakan
komunikasi
dua
arah
untuk
mendapatkan data dari responden c. Survei Survei dilakukan untuk mendapatkan opini dari individuindividu d. Mengumpulkan data/arsip Mengumpulkan
data/arsip
untuk
mendapatkan
dokumentasi data-data yang akan diteliti e. Kuesioner Menyebar kuesioner untuk mengambil data dari wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Jatinegara E. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2011:80) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan
peneliti
untuk
dipelajari
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan
ditarik
kesimpulannya,
56
sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jatinegara. Tabel 3.2 Data Wajib Pajak Terdaftar di KPP Pratama Jatinegara Tahun
Terdaftar
Non-Aktif
Aktif
2014
74,931
5,762
69,169
2015
81,849
6,204
75,645
Sampel yang diambil berdasarkan data Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Jatinegara pada Tahun 2015 yaitu sebanyak 75.645 dan ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan rumus Slovin adalah sebagai berikut: n
=
N 1 + N (e)2
n
=
75.645 1 + 75.645 (0,1)2
n
= 99.867
Keterangan: n = ukuran sampel keseluruhan N = ukuran populasi e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan Dari hasil perhitungan di atas, peneliti menentukan 100 responden yang akan dijadikan sampel penelitian dandapat mewakili keseluruhan dari populasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
F. Metode Analisis Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, yaitu suatu metode statistik yang umum digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Analisis ini digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis tersebut. Adapun analisis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis frekuensi. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dan pengumpulan, peringkasan, dan penyajian hasil minimum, maximum, mean, dan standar deviasi dari hasil rata-rata jawaban responden untuk masing-masing variabel yaitu Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), Ekstensifikasi Wajib Pajak, Sosialisasi Peraturan Pajak, dan Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi.
Sedangkan
analisis
frekuensi digunakan
untuk
melihat
gambaran secara umum karakteristik data responden yang telah dikumpulkan melalui kuesioner. 2. Uji Instrumen Penelitian Pengujian ini bertujuan untuk akurasi
data
yang
dikumpulkan
mengetahui konsistensi dan dari
penggunaan
instrument
(kuesioner dan data primer). Prosedur pengujian kualitas data adalah sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid
jika
pertanyaan
pada
kuesioner
mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner. Uji
validitas
korelasi
penulis
bivariate
dilakukan
antara
dengan
masing-masing
menggunakan skor
indikator
dengan total skor konstruk. Uji validitas diukur dengan membandingkan nilai hitung dengan r tabel. Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikan 0,1 kriteria pengujian adalah sebagai berikut : a) Jika r hitung > r tabel (uji 2 sisi dengan sig 0,1) maka instrumen
atau
item-item
pernyataan
berkorelasi
signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid). b) Uji r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig 0,1) maka instrument atau item-item pernyataan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid). b. Uji Reabilitas Uji reabilitas adalah alat mengukur untuk suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pernyataan yang merupakan indikator suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Pengukuran realibel akan menunjukkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
instrumen yang sudah dipercaya dan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Dalam pengujian ini uji statistic
Cronbach Alpha (a) suatu variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha (a) > 0,6 (Ghozali, 2006 dalam Aryobimo, 2012). 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model
regresi,
variabel
dependen,
variabel
independen keduanya memiliki distibusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah data normal atau mendekati
normal.
Caranya
adalah
dengan
normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi
normal.
Data
yang
normal
atau
mendekati
distribusi normal memiliki bentuk seperti lonceng. Alat analisis
yang
digunakan
komolgorov-smirnov
dalam
dengan
uji
ini
koreksi
adalah
uji
Lilliefors.
Pengambilan keputusan mengenai normalitas adalah sebagai berikut : 1) Jika p< 0,05 maka distribusi data tidak normal 2) Jika p > 0,05 maka distribusi data normal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
b. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah adanya suatu hubungan linier yang
sempurna
antara
beberapa
atau
semua variabel
independen. Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2006) dalam Aryobimo (2012). Pada program SPSS, ada beberapa metode yang sering digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas. Salah satunya adalah dengan cara mengamati nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan TOLERANCE. Batas dari VIF adalah 10 dan nilai dari TOLERANCE adalah 0,1. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai TOLERANCE kurang dari 0,1 maka terjadi multikolinearitas. c. Uji Heteroskedastisitas Uji
heteroskedastisitas
bertujuan
menguji
apakah
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas heteroskedastisitas. terjadi
dan
jika
berbeda
Regresi yang baik
heteroskedastisitas.
Uji
ini
disebut
seharusnya tidak
dimaksudkan
untuk
mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
variance gangguan berbeda antara satu variance gangguan berbeda antara satu observasi ke observasi lain. 4. Uji Hipotesis a. Uji Koefisien Determinasi (Uji R 2 ) Koefisien determinasi untuk melihat seberapa besar variabel X1 ,X2 , dan X3 yang mempunyai hubungan terhadap variabel Y, maka digunakan koefisien determinasi (Kd) yang merupakan kuadrat korelasi. Semakin besar R2 (mendekati 1), maka semakin baik hasil regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak
dapat
koefisien program
menjelaskan
determinasi SPSS
variabel
dapat
versi 20.0.
dependen.
dianalisis Rumus
Analisis
menggunakan
analisis
Koefisien
Determinasi : Kd = (ys)2 x 100% Keterangan : Kd = Koefisien Determinasi Ys = Koefisien Korelasi Rank Sepearme b. Pengujian Menyeluruh atau Simultan (Uji F) Uji
F
independen
dilakukan secara
mengetahui
bersama-sama
hubungan (simultan)
variabel terhadap
variabel dependen maka digunakan tingkat signifikan 0,05.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
Kriteria Uji : (1) Jika F hitung > F table, maka H0 ditolak dan Ha diterima (2) Jika F hitung < F table, maka H0 diterima dan Ha ditolak Jika F hitung lebih besar dari F table maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya model regresi dikatakan memiliki variabel independen
yang
berpengaruh
secara
simultan
terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika F hitung lebih kecil dari F table maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya model regresi dinyatakan
memiliki variabel independen
yang tidak berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. c. Pengujian Individu atau parsial (Uji t) Untuk mengetahui anggapan atau dugaan tersebut benar atau tidak, maka dilakukan tes yang dinamakan uji t. Adapun uji t adalah suatu prosedur yang memungkinkan keputusan, apakah keputusan tersebut diterima atau ditolak terhadap anggapan atau hipotesis yang diajukan. Untuk mencari t :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
Dimana : r = Koefisien regresi n = banyaknya responden Dalam penelitian ini peneliti memperoleh hasil t hitung dari hasil
output
menggunakan
analisis
regresi
statistical
linier
product
and
sederhana
dengan
service
solution
(SPSS) versi 2.0. Dengan tarif signifikan 0,05 kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : a. Ho diterima jika – t table ≤ t hitung ≤ t tabel b. Ho ditolak jika – t hitung < -t table atau t hitung > t tabel 5. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel
dependen,
apakah
masing-masing
variabel
independen
berhubungan positif atau negatif terhadap variable dependen. Dengan analisis
ini,
penulis
mengadakan
analisis
terhadap
data
yang
digunakan melalui data kuesioner. Data kuesioner tersebut penulis menganalisis
dengan
menghitung
dan
melihat
seberapa
besar
pengaruh kenaikan tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), Ekstensifikasi
Wajib
Pajak,
Sosialisasi
Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Peraturan
Pajak
dan
64
Analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara variabel X dan Y : Y = α + β1x1 + β2x2 + β3x3+....................+ e Dimana : Y
= Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi
Α
= Konstanta
β1x1 = Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak β3x3
= Ekstensifikasi Wajib Pajak
β3x3
= Sosialisasi Peraturan Pajak
e
= Error
http://digilib.mercubuana.ac.id/