BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Desain Penelitian Desain
penelitian
adalah
rencana
struktur
penelitian
yang
mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, objektif, efisien, dan
efektif (Jogiyanto, 2004). Menurut Sekaran (2006),
berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini dikategorikan ke dalam penelitian cross sectional, yaitu penelitian yang pengambilan datanya dilakukan melalui penyebaran kuesioner hanya dalam satu waktu saja. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah individu, yaitu data yang dianalisis berasal dari setiap individu (karyawan Hotel Santika Premiere Slipi, Jakarta).
3.2.
Populasi, Sampel, dan Sampling
3.2.1. Populasi Populasi menurut Sugiyono (2009) adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek yang mempunyai kualiatas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan Hotel Santika Premiere Slipi, Jakarta yang berjumlah 229 orang.
24
25
3.2.2. Sampel Sampel
yang
digunakan
pada
penelitian
ini
menggunakan
rumus Slovin (Sevilla et. al., 1960: 182) dalam Wiyono (2011), sebagai berikut: n=
dimana:
2
n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = batas toleransi kesalahan (error tolerance); Penelitian ini dengan batas kesalahan 5% berarti memiliki tingkat akurasi 95%. Maka jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebesar 146 orang. 3.2.3. Sampling Pengambilan Sampel (sampling) adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman
tentang
sifat
atau
karakteristiknya
membuat
kita
menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi (Sekaran, 2006). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cara proportional random sampling atau pengambilan sampel proporsional. Pengambilan sampel proporsional dilakukan dengan terlebih dahulu mengklarifikasi suatu populasi ke dalam sub-sub populasi kemudian diambil sampel secara random dengan proporsi yang seimbang sesuai dengan
26
posisi dalam populasi. Jumlah sampel berdasarkan bagian atau divisi di Hotel Santika Premiere Slipi, Jakarta. Cara pengambilan sampel yaitu dengan cara :
N=
x Jumlah sampel yang diinginkan
Tabel III.1 Pembagian Tiap Tim di Hotel Santika Premiere Slipi, Jakarta yang Menjadi Sampel Penelitian No.
Jumlah Karyawan 1. Room division team 95 2. Food & beverage team 77 3. Admin & general team 37 4. Marketing team 16 5. Human resources team 4 Total 229 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 3.3.
Keterangan
Sampel yang diambil 60 50 24 10 2 146
Hasil Penyebaran Kuesioner dan Distribusi Data Responden
3.3.1. Kuesioner yang Kembali Berikut merupakan keterangan lebih lanjut mengenai respon rate dari keseluruhan kuesioner yang disebar kepada karyawan Hotel Santika Premiere Slipi, Jakarta: Tabel III. 2 Kuesioner yang Digunakan Keterangan Jumlah Kuesioner yang kembali 142 Kuesioner yang kembali namun tidak terisi 4 Jumlah Kuesioner 146 Sumber: Data primer yang telah diolah, 2016
Persentase 97,26 2,74 100
27
Tabel III.2 menunjukkan bahwa dari 146 total keseluruhan kuesioner yang dibagikan pada karyawan Hotel Santika Premiere Slipi, Jakarta, 142 kuesioner yang kembali dan 4 kuesioner yang kembali namun tidak terisi. Hal ini menunjukkan respon rate dari karyawan Hotel Santika Premiere Slipi, Jakarta adalah 97,26% yang dimana tingkat partisipasi responden dalam penelitian ini dinilai baik. 3.3.2. Distribusi Data Responden Berikut merupakan keterangan lebih lanjut mengenai distribusi kuesioner pada masing-masing divisi: Tabel III. 3 Distribusi Kuesioner Tiap Divisi No. 1.
Divisi
Jumlah Karyawan 95
Sampel yang Diambil 60
Kuesioner yang Kembali 60
50
46
24
24
10 2
10 2
146
142
Room division team 2. Food & beverage 77 team 3. Admin & general 37 team 4. Marketing team 16 5. Human resources 4 team Jumlah 229 Sumber: Data primer yang telah diolah, 2016
Tabel III.3 menunjukkan jumlah kuesioner yang kembali tiap divisi di Hotel Santika Premiere Slipi, Jakarta, hampir seluruh divisi mendapat respon sempurna dari setiap kuesioner yang disebar sama dengan jumlah yang kembali, kecuali pada divisi Food and Beverage, terdapat 4 kuesioner yang
28
kembali namun tidak terisi. Ini menunjukkan bahwa masih ada beberapa responden di divisi Food and Beverage yang tidak mau berpartisipasi dalam mengisi kuesioner penelitian melihat total jumlah karyawan pada divisi ini cukup banyak.
3.4.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel a.
Work engagement Work engagement didefinisikan sebagai tingkat keterlibatan fisik,
kognitif, dan emosional karyawan dalam peran kerjanya, yang ditandai dengan rasa semangat, dedikasi yang tinggi, rasa senang terhadap pekerjaannya, serta memiliki hubungan yang kuat antara pribadi dengan pekerjaannya dan rekan kerjanya. Work engagement diukur menggunakan 10 item dari Schaufeli dan Bakker (2003), yang merupakan versi singkat dari Utrecht Work Engagement Scale (Uwes-9). Uwes-9 menilai tiga dimensi yang mendasari work engagement, yaitu vigor, dedication, dan absorption. Pengukuran untuk variable work engagement menggunakan Skala Likert dengan jenjang 6 poin, dengan kriteria sebagai berikut: 1: Tidak Pernah 2: Hampir Tidak Pernah (sangat jarang atau hanya beberapa kali setahun) 3: Jarang (sekali dalam sebulan) 4: Sering (sekali dalam seminggu) 5: Hampir Selalu (beberapa kali dalam seminggu) 6: Selalu (setiap hari)
29
b.
Core Self-evaluation Core self-evaluation (CSE) adalah evaluasi bagi seseorang yang
mengetahui
tentang kelayakan,
fungsi,
dan kemampuan
dirinya
di
lingkungannya, lebih khusus pada lingkungan kerjanya dan sejauh mana seseorang mampu menggambarkan diri mereka secara positif. Core selfevalation diukur menggunakan 12 item Core Self-evaluation Scale (CSES) dari Judge et al. (2003) yang mengukur empat komponen yang mendasari core self-evaluation termasuk self-esteem, generalized self-efficacy, locus of control, dan neuroticism (kestabilan emosi). c.
Iklim Psikologis Iklim psikologis didefinisikan sebagai keadaan psikologis yang
dirasakan oleh tiap individu yang muncul karena iklim kerja dan pengalaman kerjanya dalam suatu organisasi khususnya pada penelitian ini perhotelan. Iklim psikologis diukur menggunakan 13 item dari Amenumey dan Lockwood (2008) yang terdiri dari empat sub skala dari iklim psikologis, yaitu orientasi pelanggan, dukungan manajerial, layanan internal, dan informasi dan komunikasi. Pengukuran untuk variable core self-evaluation dan iklim psikologis menggunakan Skala Likert dengan jenjang 6 poin dengan kriteria sebagai berikut: 1: Sangat Tidak Sejutu (STS) 2: Tidak Setuju (TS) 3: Kurang Setuju (KS)
30
4: Cukup Setuju (CS) 5: Setuju (S) 6: Sangat Setuju (SS) Dalam penelitian ini pilihan jawaban netral atau ragu-ragu sengaja dihilangkan untuk mempermudah jalannya analisis data nantinya. Pilihan jawaban netral atau ragu-ragu memiliki makna ganda, yaitu bisa diartikan bahwa responden belum bisa memberikan jawaban (Umar, 2009). Modifikasi skala likert dengan meniadakan kategori jawaban ditengah berdasarkan dua alasan, yaitu: (1) kategori tersebut memiliki arti ganda, biasanya diartikan belum dapat memutuskan atau memberikan jawaban, (2) tersedianya jawaban ditengah itu menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah.
3.5.
Instrumen Penelitian Instrumen yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi item-item pernyataan yang akan diisi oleh responden. Penelitian ini menggunakan kuesioner karena merujuk pada artikel utama yang saya ambil.
3.6.
Sumber Data a.
Data Primer Menurut Sekaran (2006) sumber data primer adalah sumber data
yang didapat langsung dari responden oleh peneliti. Data primer diperoleh dari jawaban kuesioner yang diberikan langsung pada responden di Hotel
31
Santika Premiere Slipi, Jakarta. Data yang dikumpulkan ini mencakup karakteristik responden berupa data pribadi serta tanggapan responden mengenai work engagement, core self-evaluation, dan iklim psikologis. b.
Data Sekunder Menurut Sekaran (2006) data sekunder adalah sumber data atau
informasi yang dikumpulkan orang atau pihak lain yang digunakan peneliti untuk penelitiannya. Data sekunder yang nantinya akan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif objek penelitian yang meliputi profil, sejarah, visi misi, struktur, dan daftar karyawan Hotel Santika Premiere Slipi, Jakarta.
3.7.
Metode Pengumpulan Data Menurut
Nazir (2005), pengumpulan data adalah prosedur yang
sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Untuk mengumpulkan data dari responden, peneliti menggunakan alat bantu seperti daftar
pertanyaan.
Teknik
pengumpulan
data
menggunakan
daftar
pertanyaan seperti dalam penelitian ini disebut kuesioner. Kuesioner tersebut akan diberikan kepada karyawan Hotel Santika Premiere Slipi, Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuesioner dengan dasar pertimbangan bahwa responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri, apa yang dinyatakan responden kepada penelitian adalah benar dan dapat dipercaya dan interprestasi responden tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
32
3.8.
Metode Analisis
3.8.1. Analisis Deskriptif Analisis ini berisi tentang bahasan secara deskriptif mengenai tanggapan yang diberikan responden pada kuesioner statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan
atau
menggambarkan
data
yang
telah
terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang belaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2009).
3.8.2. Uji Instrumen a.
Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu tes
melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrument dapat dikatakan valid jika instrument tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur, jika instrument tidak valid maka tidak akan berguna suatu data dalam penelitian. Semakin tinggi validitas suatu fungsi ukur, semakin tinggi pengukuran mengenai sasarannya (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini uji validitas yang digunakan adalah dengan teknik Factor Analysis dengan bantuan SPSS for windows versi 16.0, di mana syarat boleh dilakukannya analisis faktor harus memiliki nilai Kaiser-MeyerOlkin Measure of Sampling Adequancy (KMO MSA) > 0,50. Item pernyataan dikatakan valid jika memiliki factor loading ≥ 0,40 dan telah terekstrak
33
sempurna (Ghozali, 2006). Selain itu, item yang diujikan secara dominan memiliki nilai diatas 0,4 atau terekstrak ke dalam masing-masing bagian. b.
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil
pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Menurut Sekaran (2006), reliabilitas pengukuran menunjukan sejauh mana pengukuran tersebut tampa bias dan menjamin pengukuran tersebut konsisten linta waktu dan lintas ragam pertanyaan. Berdasarkan pendapat para ahli, dapat dikatakan bahwa sebuah kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban dari seorang responden selalu konsisten meskipun kuesioner diberikan pada waktu yang berbeda. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Cronbach’s Alpha dengan bantuan perangkat lunak SPSS for windows versi 16.0. Menurut Sekaran (2006), terdapat klasifikasi nilai Cronbach’s Alpha sebagai berikut: a. Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,80 – 1,0 dikategorikan reliabilitas baik. b. Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,60 – 0,79 dikategorikan riabilitas dapat diterima. c. Nilai Cronbach’s Alpha < 0,60 dikategorikan reliabilitas buruk.
34
3.8.3. Uji Hipotesis Uji hipotesis penelitian ini dilakukan analisis regresi hirarkikal (hierarchichal regression analysis) dengan menggunakan SPSS for windows versi 16.0. Hierarchichal regression analysis merupakan metode statistik yang diperkirakan mampu untuk menjawab permasalahan penelitian yang dirumuskan, analisis regresi hirarkikal ini dilakukan bertahap dengan komposisi variabel yang berbeda-beda, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengaruhnya dalam setiap langkah pengujian (Sekaran, 2006). Ada 3 tahap pengujian, tahap pertama adalah memasukkan variabel independen (core self-evaluation) untuk dilakukan analisis regresi dengan variabel
dependen (work
engagement)
tanpa memasukkan variabel
pemoderasi (iklim psikologis). Tahap kedua adalah memasukkan variabel pemoderasi (iklim psikologis) untuk dilakukan analisis regresi
dengan
variabel dependen (work engagement). Dan tahap ketiga memasukkan variabel pemoderasi (iklim psikologis) dalam interaksi antara variabel independen engagement).
(core
self-evaluation)
dengan
variabel
dependen
(work