24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek penelitian Lokasi penelitian bertempat di salah satu BUMN di Kota Cilegon yaitu di PT. Krakatau Medika (Rumah Sakit Krakatau Steel), Jalan Semang Raya, Komplek Perumahan Krakatau Steel, Kecamatan Pulo Merak, Kota Madya Cilegon, Telpon (0254) 396333. 3.2 Sejarah singkat PT. Krakatau Medika PT. Krakatau Medika didirikan berdasarkan akte Notaris Ny. Tuti Setiahati K. Soetoro SH ( Notaris di Jakarta ) No. 6 tanggal 26 Februari 1996 dan berlokasi di Jalan Semang Raya Cilegon, Banten. Rumah Sakit ini berdiri di atas tanah seluas 134.450 m2,
dengan luas bangunan 28.446
m2. Akta pendirian
perusahaan telah di sahkan oleh Menteri Kehakiman RI dalam Surat Keputusan No: C2 – 5417 .HT .01.01 Tahun 1998 Tanggal 27 Mei 1996, serta di umumkan dalam Berita Acara Negara No. 65 Tambahan No. 4716 Tanggal 14 Agustus 1998. Mengenai sejarah terbentuknya PT. Krakatau Medika akan penulis uraikan pada bagian ini. PT. Krakatau Medika merupakan hasil pengembangan dari Poliklinik PT Krakatau Steel yang pada awal pendiriannya yaitu tahun 1972 hanya dikhususkan melayani karyawan PT. Krakatau Steel. Dengan banyaknya jumlah karyawan PT. Krakatau Steel, maka secara tidak langsung mendorong adanya tuntutan karyawan tersebut atas pelayanan dari
25
poliklinik PT. Krakatau Steel. Oleh karena itu dengan berbagai pertimbangan, maka pada tahun 1997 pelayanannya diperluas yaitu mencakup pula Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA). Hal ini dikarenakan karyawan PT. Krakatau Steel menuntut agar poliklinik tidak hanya melayani kebutuhan kesehatan karyawan, akan tetapi juga melayani kerluarga karyawan. Dengan berkembangnya pelayanan kesehatan yang diberikan oleh poliklinik dan BKIA Krakatau Steel, maka pemahaman karyawan atas pentingnya kesehatan bertambah pula. Hal ini mendorong manajemen PT. Krakatau Steel untuk lebih memperluas bidang operasional poliklinik tersebut. Dalam merealisasi maksud tersebut, manajemen PT. Krakatau Steel menetapkan suatu dinas di bawah struktur organisasi PT. Krakatau Steel yang memiliki tujuan pokok memberikan pelayanan kesehatan kepada karyawannya seperti pelayanan kesehatan yang diperoleh dari sebuah rumah sakit. Agar Dinas Rumah Sakit Krakatau Steel memiliki dasar hukum dalam melaksanakan operasionalnya, maka pada tanggal 28 Mei 1983 telah memperoleh ijin berdiri yang dikeluarkan oleh Kanwil Departemen Kesehatan nomor 203/KW/YKM-2/VI/1984 tanggal 8 Juni 1984. Selanjutnya Rumah Sakit Krakatau Steel secara resmi dapat beroperasi sebagai Rumah Sakit setelah memperoleh surat persetujuan penyelenggaraan rumah sakit yang dikeluarkan tanggal 16 Januari 1987, yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 49/Yanmed/RSKS/1987 mengenai ijin operasi bagi Rumah Sakit Krakatau Steel.
26
Sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Direksi PT. Krakatau Steel nomor 74/DU-KS/KPTS/1986 dinyatakan bahwa pendirian Rumah Sakit Krakatau Steel dilakukan dengan pertimbangan untuk meningkatkan jaminan kesehatan karyawan PT. Krakatau Steel beserta keluarganya serta mampu pula memberi manfaat bagi masyarakat umum. Pada dasarnya pemberian jaminan kesehatan bagi karyawan PT. Krakatau Steel beserta keluarganya didasari harapan agar karyawan tersebut mampu meningkatkan produktivitas kerjanya. Agar Rumah Sakit Krakatau Steel dapat mengelola rumah tangganya sendiri secara leluasa, maka mulai tanggal 01 Maret 1994 berdasarkan SK Direksi Nomor 25/C/DU-KS/Kpts/1994 tanggal 28 Februari 1994 Rumah Sakit Krakatau Steel berstatus otonom. Menindak lanjuti hal tersebut, PT. Krakatau Steel pada tahun 1996 melaksanakan program restrukturisasi. Dengan demikian Rumah Sakit Krakatau Steel dikeluarkan dari struktur organisasi PT. Krakatau Steel. Hal ini dilakukan agar rumah sakit dapat berkembang lebih professional. Setelah melihat perkembangan selama Rumah Sakit Krakatau Steel berstatus otonom dan dalam rangka menindak lanjuti program restrukturisasi maka pihak PT. Krakatau Steel memandang perlu untuk melepas secara penuh Rumah Sakit Krakatau steel, walaupun keterlibatannya dari sisi kapital besar sekali. Dalam merealisasi program tersebut maka didirikanlah PT. Krakatau Medika sebagai pengelola Rumah Sakit Krakatau Steel. Dalam membicarakan sejarah terbentuknya PT. Krakatau Medika, banyak sekali membicarakan bidang utama usahanya yaitu mengelola Rumah Sakit Krakatau Steel, oleh sebab itu kalau membahas mengenai sejarah terbentuknya
27
PT. Krakatau Medika berarti juga membahas mengenai sejarah Rumah Sakit Krakatau Steel atau dapat dikatakan PT. Krakatau Medika sangat identik dengan Rumah Sakit Krakatau Steel atau sebaliknya, walaupun masyarakat umum lebih mengenal Rumah Sakit Krakatau Steel dibandingkan dengan perusahaan pengelolanya yaitu PT. Krakatau Medika.
Visi PT. Krakatau Medika Visi PT. Krakatau Medika dapat kita artikan sebagai suatu kondisi yang diharapkan oleh perusahaan di masa depan. Setiap organisasi yang didirikan, pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang ditetapkan oleh setiap organisasi tersebut biasanya disesuaikan dengan produk utama organisasi / perusahaan. PT. Krakatau Medika yang produk utamanya jasa pelayanan
kesehatan
memiliki visi : 1. Tahun 2008 Menjadi Healthcare Provider yang terbaik bagi Masyarakat Industri di Banten. 2. Tahun 2013 Menjadi Healthcare Provider yang terbaik bagi Masyarakat di Indonesia. 3. Tahun 2020 Menjadi Healthcare Provider yang terbaik bagi Masyarakat di Asia Tenggara. Misi PT. Krakatau Medika Penentuan misi merupakan salah satu hal yang cukup penting bagi organisasi, karena berkaitan dengan sasaran organisasi baik yang berorientasi
28
keuntungan ataupun yang berorientasi sosial. Adapun misi dari PT. Krakatau Medika adalah : “Menyehatkan Masyarakat Industri Dengan Menyelenggarakan Upaya Kesehatan Paripura. ( Promotif, Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif ) yang Berstandar Internasional. Sistem Kepegawaian Dalam suatu perusahaan maupun badan usaha di perlukan pegawai atau karyawan. Pegawai ini jumlahnya tergantung pada besar kecilnya suatu perusahaan dan juga di pengaruhi oleh kebutuhan perusahaan tersebut. PT. Krakatau Medika Memiliki 4 Departemen yang melaksanakan operasional, yaitu : 1. Departemen Sumber Daya Manusia dan Umum Mengkoordinasikan mengendalikan kegiatan bidang personalia yang meliputi penempatan dan pengembangan SDM Serta pengkajian dan kesejahteraan karyawan yang sesuai dangan peraturan dan ketentuan yang berlaku. 2. Departemen Keuangan Merencanakan dan mengendalikan kegiatan dan akuntansi keuangan PT.KM Sehubungan dengan pembelian dan penjualan jasa PT KM Sesuai system dan prosedur akuntansi untuk memberikan informasi keuangan yang efektif dan efisien. 3. Departemen Medis Mengatur dan mengendalikan jalannya organisasi dan administrasi bidang Medis serta merencanakan , menyusun dan menetapkan ketentuan- ketentuan pelayanan perawatan sesuai dengan kebijakan PT. KM.
29
4. Departemen Keperawatan Mengatur dan mengendalikan jalannya organisasi dan administrasi bidang Keperawatan serta merencanakan , menyusun dan menetapkan ketentuanketentuan pelayanan perawatan sesuai dengan kebijakan PT. KM.
3.3 Struktur Organisasi PT. Krakatau Medika PT. Krakatau Medika merupakan anak perusahaan dari PT. Krakatau Steel; yang diberi kewenangan penuh untuk dapat menghidupi rumah tangganya sendiri. Jadi PT. Krakatau Medika dari sudut pandang permodalan dan korporasi dibawah PT. Krakatau Steel. Produk utama dari PT. Krakatau Medika adalah jasa pelayanan kesehatan. Oleh karena itu Rumah Sakit Krakatau Steel (RSKS) yang dulunya dikelola oleh PT. Krakatau Steel dilimpahkan kepada PT. Krakatau Medika untuk dikelola. PT. Krakatau Medika mempertahankan nama rumah sakit tersebut yaitu Rumah Sakit Krakatau Steel, disamping karena PT. Krakatau Medika sebagai pengelola RSKS masih termasuk perusahaan Krakatau Steel Group, juga nama RSKS sudah terlanjur dikenal oleh para pelanggan atau pemakai jasa RSKS. Pada saat ini PT. Krakatau Medika sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Nomor : 01/DU-KM/KPTS/IV/2009 memiliki struktur organisasi sebagai berikut : 1. Satuan Pengawas Intern 2. Direktur Utama, selain membawahi Departemen-departemen yang ada di PT. Krakatau Medika, juga membawahi langsung :
30
a. Team Pemasaran b. Team Quality Assurance 3. Departemen Keuangan dan Sistem Informasi, yang terdiri dari : a. Bidang Akuntansi Keuangan b. Bidang Perbendaharaan c. Bidang Perencanaan dan Laporan Keuangan d. Bidang Sistem Informasi 4. Departemen SDM dan Umum, yang terdiri dari : a. Bidang Sumber Daya Manusia b. Bidang Procurement dan Logistik c. Bidang Penunjang Umum d. Bidang Pendidikan dan Latihan 5. Departemen Medis dan Keperawatan, yang terdiri dari : a. Bidang Pelayanan Medis b. Bidang Farmasi c. Bidang Rawat Jalan d. Bidang Perawatan dan Kebidanan e. Bidang Penunjang Medis 6. Staf Medis Fungsional Selanjutnya satuan-satuan organisasi di atas dapat dituangkan dalam gambar 3.3.1 struktur organisasi berikut :
31
32
3.4 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan diteliti yang kebenarannya diuji secara empiris. Hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penulisan ini sebagai berikut : “Diduga ada pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Krakatau Medika”.
3.5 Desain Penelitian Di dalam penelitian ini penulis menggambarkan 2 variabel yang terdiri dari motivasi sebagai (X) Variabel bebas (Independent) dan kinerja sebagai (Y) Variabel terikat (dependen), dimana penulis ingin mencari dan menjelaskan seberapa besar pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai penelitian kausal (Hubungan yang bersifat sebab akibat, Sugiono 2007) hubungan yang bersifat sebab akibat karena penulis ingin mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas X (independent variabel) terhadap variable terikat Y (dependen variable).
3.6 Variabel dan Skala pengukuran Variabel adalah “segala sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”( Sugiyono,2007 : 38) Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang dapat diukur yaitu :
33
1. Variabel X dalam penelitian ini adalah Motivasi. Penulis memilih motivasi sebagai variabel X yaitu variabel bebas, karena motivasi masing-masing karyawan berbeda-beda menurut kebutuhan dan keinginana. 2. Variabel Y dalam penelitian ini adalah Kinerja karyawan Penulis memilih kinerja sebagai variabel Y yaitu variabel tidak bebas (terikat) karena kinerja merupakan interaksi antara motivasi dengan kemampuan.
Skala yang dipakai untuk pengukuran data variabel X dan variabel Y dalam penelitian ini adalah Skala Likert, menurut Sugiyono (2007 : 86) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi orang tentang fenomena sosial. Variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Indikator-indikator tersebut terlihat pada tabel 3.6.1 yaitu :
34
Tabel 3.6.1 Variabel dan Indikator motivasi (X) variabel
Indikator
Motivasi
1) Pemberian upah/gaji 2) Hasil penilaian prestasi kerja 3) Saling menghargai antar sesama karyawan 4) Menyelesaikan pekerjaan dengan baik 5) Promosi kenaikan jabatan dilaksanakan secara adil 6) Pemberian tunjangan memberikan ketenangan 7) Adanya peluang untuk memperoleh jabatan 8) Pemberian penghargaan kepada karyawan yang berprestasi 9) Pekerjaan yang menarik dan sesuai dengan kemampuan 10)
Saat melakukan tugas dari atasan karyawan berharap
mendapatkan imbalan 11) Hubungan dengan atasan dan rekan kerja berjalan dengan baik 12) Pemberian gaji sudah mencukupi kebutuhan sehari-hari 13) Pemberian kesempatan untuk maju 14) Jaminan yang diberikan perusahaan sudah memberikan rasa aman 15)
Pimpinan perusahaan selalu memberikan dorongan agar
tercapai tujuan yang diharapkan
35
Tabel 3.6.2 Variabel dan Indikator kinerja Karyawan (Y) variabel
Indikator
Kinerja
1) Mengerjakan tugas dengan cepat. 2) Disiplin mentaati peraturan 3) Bersikap terbuka 4) Melaksanakan pekerjaan secara efektif 5) Meningkatkan komitmen dan loyalitas 6) Memberikan ide-ide kreatif 7) Bekerja lembur 8) Hadir tepat waktu 9) Mampu memecahkan persoalan 10 Memiliki rasa tanggung jawab atas tugas-tugas 11) Menyelesaikan pekerjaan tidak perlu menunggu perintah dari atasan. 12) Meningkatkan hasil kerja dengan meningkatkan pengetahuan. 13) Mampu menyelesaikan tugas secara satu tim dengan karyawan lainnya. 14) Bekerja sesuai dengan kemampuan/keahlian yang dimiliki. 15) kerja.
Karyawan diperusahaan ini bekerja berdasarkan prosedur
36
3.7 Metode pengumpulan data Untuk menyusun penelitian ini penulis membutuhkan data-data yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas dengan tetap bertitik pada tujuan utama dari penelitian ini adalah : 1. penelitian kepustakaan (Library Research) Dalam penelitian kepustakaan penulis mendapatkan data yang ada relevansinya dengan pokok permasalahan yang diteliti. Dalam studi kepustakaan ini penulis tidaklah terbatas untuk menelaah pada buku-buku wajib, artikel-artikel dan sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan bidang-bidang yang diambil dalam hal bidang manajemen sumber daya manusia serta berdasarkan pengetahuan penulis yang didapat dari kuliah yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti yaitu motivasi dan kinerja karyawan. 2. questioner (daftar pertanyaan) penulisan menggunakan angket/daftar pertanyaan untuk mendapatkan keterangan umum dari para karyawan sehingga didapat suatu yang akan digunakan untuk informasi tambahan bagi penulis untuk mendapatkan gambaran system yang ada dalam perusahaan.
3.8 Jenis data 1. Data Primer Data primer merupakan data yang di dapat atau yang diambil langsung dari perorangan, dan sekelompok orang dari hasil pengisian kuesioner (angket) dengan
37
30 pertanyaan, yang masing-masing 15 pertanyaan untuk variabel X (Motivasi) dan 15 pertanyaan untuk variabel Y (kinerja). dan setiap pertanyaan diberi jawaban dengan memberikan tanda checklist (√). Dimana setiap jawaban yang tersedia diberi bobot nilai sebagai berikut: 1. Jawaban (a) diberi nilai 5 2. Jawaban (b) diberi nilai 4 3. Jawaban (c) diberi nilai 3 4. Jawaban (d) diberi nilai 2 5. Jawaban (e) diberi nilai 1
2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang berupa catetan atau data jadi yang telah tersedia diperusahaan seperti sejarah perusahaan, struktur organisasi, dll.
3.9 Populasi dan Sampel penelitian 3.8.1 Populasi Populasi merupakan wilayah yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan (Sugiono:2007). Maka yang menjadi populasi di dalam penelitian ini adalah PT. Krakatau Medika yang berjumlah 539 orang.
38
3.8.2 Sampel Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel acak sederhana (random sampling) dimana semua elemen dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk ambil sebagai sampel. Untuk menentukan besarnya sampel yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus slovin (Husein Umar 2008) seperti dibawah ini :
n=
N 1 + N .e2
Dimana : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi E = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.
Untuk perhitungan yang diambil dari jumlah anggota populasi sebesar 539 orang tersebut ditetapkan tingkat kesalahan pengambilan sampel atau nilai kritis yang diinginkan adalah sebesar 10%. Dengan demikian perhitungan yang diperoleh adalah :
39
n=
N 1 + N .e2
=
539
1 + 539.10%
=
539 1 + 539. 0,01
=
539 6,39
n = 84,35 = 80
Dari hasil perhitungan jumlah sampel dengan menggunakan rumus tersebut diatas, maka didapatkan jumlah sampel sebanyak 84,35 atau 84 0rang (responden). Namun penulis didalam skripsi ini hanya mengambil sampel sebanyak 80 orang responden.
3.10
Metode analisis data
3.10.1 Analisis regresi linier Sesuai dengan tujuan penelitian ini, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan maka digunakan analisis regresi linier sederhana dengan rumus :
40
Y = a + bx
Dimana : Y : Variabel dependen (kinerja) X : Variabel independent (motivasi) a : nilai konstanta b : koefisien arah regresi
Dimana besarnya a dan b dapat dihitung sebagai berikut : a = (∑Y) – b (∑X) n b = n (∑xy) – (∑x)(∑y) n (∑x2) – (∑x)2
3.10.2 Uji Hipotesis ( Uji t ) Pengujian hipotesis yang digunakan adalah pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi dimana pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independent (motivasi) berpengaruh terhadap variabel dependent (kinerja karyawan). Prosedur pengujian hipotesis dapat dinyatakan dalam ketentuan : 1. Ho : β = 0, berarti motivasi (X) tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Y) Ha : β ≠ 0, berarti motivasi (X) berpengaruh terhadap kinerja karyawan(Y)
41
2. Menentukan taraf signifikan (α) dalam perumusan ini digunakan : α = 5% (0.05) 3. Mencari t hitung yang dinyatakan dalam rumus t
hitung
= b Sb
Sb
=
Se √∑ (x²) - (∑x)2 / n
Se
=
√∑y² – α∑y - b∑xy n–2
Ket : b
: perkiraan koefisien regresi
Sb : kesalahan standar koefisien regresi Se : kesalahan standar regresi β : koefisien regresi 4. Keputusan untuk menerima/menolak Ho didasarkan pada perbandingan antara nilai t hitung dengan nilai t tabel jika t hitung > dari t tabel maka akan menolak Ho dan menerima Ha berarti motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan.
42
Jika t hitung < dari t tabel maka akan menerima Ho dan menolak Ha berarti motivasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan.