BAB III METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan ini termasuk penelitian survei dengan pendekatan kualitatif. Penelitian survei menurut Soehardi Sigit (2001:179) merupakan upaya pengumpulan informasi secara sistematik dari para responden dengan maksud untuk memahami dan/atau meramal beberapa aspek perilaku dari populasi yang diminati. Penelitian kualitatif menurut Satori (2010:25) tidak hanya sebagai upaya mendeskripsikan data tetapi deskripsi tersebut merupakan hasil dari pengumpulan data yang sahih yang dipersyaratkan secara kualitatif melalui wawancara mendalam, observasi partisipasi, studi dokumen, dan triangulasi. Deskripsinya juga berdasarkan analisis data yang sahih yang dimulai dari display data, reduksi data, refleksi data, kajian emik dan etik terhadap data sampai pada pengambilan kesimpulan yang harus memiliki tingkat kepercayaan tinggi berdasarkan ukuran dendability, credibility, transferability, dan confirmability. Penelitian yang dilakukan ini merupakan studi eksplorasi kualitatif dan konfirmatif di Telkom Corporate University. Metodologi ini digunakan untuk mendapatkan informasi guna memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian pada Bab I yaitu: (1) Melalui transformasi dari LC menjadi CU, tujuan perubahan sistem pembelajaran seperti apa yang diharapkan terjadi di lingkungan PT. Telkom Tbk? (2) Bagaimana pengelolaan proses-proses perubahan pada transformasi LC menjadi CU? (3) Bagaimana strategi pengelolaan organisasi pembelajar Telkom Corporate University? (4) Bagaimana strategi pengembangan organisasi pembelajar TCU ke depan? Kegiatan penelitian dengan pertanyaan tersebut dalam pelaksanaannya meliputi beberapa langkah antara lain fokus penelitian, menentukan unit analisis
102
Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
103
atas kategori fokus masalah, serta unit analisis subkategori, sehingga peta lingkup penelitian yang akan ditempuh secara tentatif dapat ditentukan arahnya. Pembahasan dimulai dengan sebuah pembenaran atas paradigma pemetaan ruang lingkup penelitian dan metodologi yang digunakan dalam penelitian ini. Kemudian dibahas tentang pendekatan studi kasus dan metoda pengumpulan data melalui teknik triangulasi yang meliputi wawancara, observasi dan studi dokumentasi selama penelitian berlangsung.
A. Lokasi dan Subyek Penelitian Lokasi
penelitian
merupakan
tempat
berlangsungnya
aktivitas
manajemen yang dilakukan oleh subyek penelitian. Adapun justifikasi penentuan lokasi dan subyek penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai evaluasi manajemen strategik ini dilakukan di kampus Telkom Corporate University di Jalan Geger Kalong Hilir 49 Bandung. Alasan pemilihan lokasi penelitian antara lain: a. Telkom Corporate University merupakan reinkarnasi dari Telkom Learning Center yang semula bernama Divisi Pendidikan dan Pelatihan (Divlat) Telkom, kemudian berubah menjadi Telkom Training Center dan selanjutnya berubah menjadi Telkom Learning Center, dan sejak 2012 berubah menjadi Telkom Corporate University (TCU). Transformasi perubahan menjadi TCU inilah yang merupakan alasan utama dilakukan penelitian ini. b. Lokasi kampus TCU ini berada di pusat kota Bandung sehingga mudah dijangkau. Peneliti sepuluh tahun lalu pernah bekerja di Divlat Telkom. Dengan demikian pemilihan lokasi ini diharapkan bisa mempermudah pencarian dan pengumpulan informasi yang diperlukan. Kemudahan dalam pengumpulan data merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam sebuah penelitian. Sebagai tambahan, peneliti juga mengamati persiapan Telkom Corporate University yang dipersiapkan oleh Yayasan Pendidikan
Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
104
Telkom (YPT) untuk menggabungkan seluruh pendidikan tinggi di lingkungan YPT yaitu Institut Teknologi Telkom, Institut Manajemen Telkom, dan Sekolah Tinggi Ilmu Desain dan Seni. 2. Subyek Penelitian Pelaku yang menjadi subyek dalam penelitian ini meliputi sumber daya manusia dalam organisasi Telkom Corporate University. Mereka adalah para informan yang meliputi unsur-unsur pimpinan pelaksana principal TCU, para manager sampai dengan para staf administrasi TCU. Mengingat banyaknya dan luasnya unsur-unsur tersebut, maka dalam penelitian ini digunakan teknik penentuan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik ini digunakan
terkait
dengan
kompetensi
pelaku
organisasi
mengenai
pengungkapan data dan informasi yang diperlukan yang berhubungan dengan masalah penelitian. Aktivitas subyek yang diteliti adalah aktivitas manajerial yang melibatkan seluruh unsur-unsur pelaksana TCU. Aktitvitas tersebut meliputi perumusan, penerapan dan evaluasi strategis. Aktivitas tersebut dianalisis dengan teknik balance scorecards yang meliputi empat perspektif, yaitu pespektif pelanggan, perspektif proses internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, dan perspektif keuangan.
B. Desain Penelitian Desain penelitian ini terkait dengan paradigma naturalistik yang digunakan peneliti, yang tidak dapat ditentukan sebelumnya. Ia baru diketahui setelah peneliti selesai melakukan proses penelitian (Nasution, 1996:28). Perihal tersebut terkait dengan sifat penelitian kualitatif yang fleksibel, emergent serta berkembang (Satori dan Komariah, 2010), antara lain mengenai tujuan, subyek, sampel dan sumber datanya. Proses penelitian diawali dengan mengidentifikasikan kasus, membatasi sistem, dan unit analisis untuk diselidiki. Dalam setiap kasus, peneliti memilih peristiwa atau kegiatan yang akan diamati, orang-orang yang akan
Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
105
diwawancarai, dan dokumen yang akan dibaca. Sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling (purposeful sampling), dan snowball sampling yang dipandang lebih cocok untuk penelitian ini. Dalam purposeful sampling, peneliti memilih subjek penelitian dan lokasi penelitian dengan tujuan untuk mempelajari atau untuk memahami permasalahan pokok yang akan diteliti (Herdiansyah, 2010:107). Sedang menurut Crosswell dalam Herdiansyah (2010:76), snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel data yang awalnya sedikit, dan lama kelamaan menjadi banyak untuk memberikan data yang diperlukan secara lengkap.
C. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Kualitatif Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan paradigma, strategi dan model yang dikembangkan sangat beragam. Oleh sebab itu tidak mengherankan bila terdapat anggapan bahwa, qualitative research is many thing to many people (Denzin dan Lincoln, 1994:4 dalam Bashrowi 2010). Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut Bodgan dan Taylor (1975:5) dalam Bashrowi (2010), pendekatan ini diarahkan pada latar individu tersebut secara holistik. Oleh karena itu, dalam hal ini, peneliti tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variable atau hipotesis, tetapi memandangnya sebagai bagian dari suatu kebutuhan. Kirk dan Miller (1986:9) dalam Bashrowi (2010), mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya. Pengkajian atas penelitian kualitatif atau inkuiri alamiah telah dilakukan oleh Willem dan Rausch (1969), kemudian hasilnya diulas kembali oleh Guba (Sutan Zanti Arbi, 1987:11-17), dan akhirnya disimpulkan atas dasar tersebut beberapa hal sebagai berikut:
Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
106
(1) Penelitian kualitatif adalah penelitian inkuiri naturalistik (alamiah). (2) Sejauh mana kenaturalistikannya merupakan kemampuan yang ditunjukkan oleh peneliti. (3) Peneliti harus mampu memberikan stimulus atau kondisi anteseden yang mampu direspons oleh informan. (4) Peneliti harus mampu membatasi respons dari subjek (informan) sehingga hanya respons yang sesuai dengan tema saja yang disampaikan informan. (5) Inkuiri naturalistik, peneliti tidak perlu membentuk konsepsi-konsepsi atau pemahaman teoretik tertentu mengenai lapangan, sebaliknya ia dapat mendekati lapangan perhatiannya dengan pikiran yang murni (grounded) dan memperkenankan interpretasi-interpretasi untuk muncul dari dan dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa nyata, dan bukan sebaliknya. 2. Pendekatan Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
kualitatif
yang
berfungsi
memberikan makna secara mendalam atas data atau fakta yang ditemukan. Penelitian yang berpendekatan kualitatif merupakan skema atau program penelitian yang berisi outline mengenai apa yang harus dilakukan peneliti dari pernyataan sebagai informasi penelitian sampai pada analisis data finalnya (Lincoln dan Guba, 1994). Pendekatan tersebut dipilih karena penelitian ini tidak bertujuan menguji hipotesis, tetapi mendeskripsikan data, fakta, dan keadaan atau kencenderungan yang ada, serta melakukan analisis dan prediksi tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai keadaan yang diinginkan di waktu yang akan datang. Dilihat dari tujuan analisis, ada dua hal yang ingin dicapai dalam analisis data kualitatif (Bungin, 2008:153) yaitu: (1) mengalisis proses berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut; dan (2) menganalisis makna yang ada di balik informasi, data dan proses suatu fenomena sosial itu. Penelitian ini bersifat deskriptif, yakni memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah aktual melalui pengumpulan dan penyusunan data yang akhirnya dijelaskan dan dianalisis. Syarat-syarat umum penelitian deskriptif, menurut Surahmad (1989) sebagai berikut: (1) memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang (masalah-masalah aktual);
Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
107
(2) data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis, oleh karenanya metode ini disebut pula sebagai metode analitik. Sesuai dengan kedalaman informasi yang ingin diperoleh dari lapangan, penelitian ini memilih rancangan studi kasus. Studi kasus berupaya mencari kebenaran ilmiah dengan cara mempelajari secara mendalam dan dalam jangka waktu yang lama. Di dalam studi kasus bukan banyaknya individu dan juga bukan rerata yang menjadi dasar penarikan kesimpulan, melainkan didasarkan ketajaman peneliti melihat kecenderungan, pola, arah, interaksi banyak faktor dan hal lain yang memacu atau menghambat perubahan. Harton dan Hunt sebagaimana dikutip Muhadjir (2000) dalam Kusairi (2007), membedakan studi kasus sebagai studi longitudinal yang terbagi dalam dua tipe yaitu retrospektif dan prospektif. Rancangan penelitian ini lebih merupakan tipe studi kasus yang kedua, yang (a) megambil obyek perkembangan normal baik individu, kelompok, atau satuan sosial lain, (b) digunakan untuk keperluan penelitian, mencari kesimpulan, dan diharapkan dapat ditemukan pola, kecenderungan, arah, dan lainnya; dan yang dapat digunakan untuk membuat perkiraanperkiraan perkembangan masa depan; (c) jumlah subjeknya biasanya cukup banyak, apalagi kalau unit analisisnya bukan orang, melainkan satuan tertentu. 3. Langkah-langkah penelitian Langkah penelitian yang ditempuh peneliti bisa diskemakan sebagai berikut:
Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
108
1. Telaah paradigma baru: Corporate University , Learning Organization, manajemen kompetensi, talent dan spiritual serta isu-isu empirik: perubahan lingkungan bisnis, konvergensi infocom, reformasi telekomunikasi, era hipercompetition, era baru pasar telekomunikasi.
2. Penetapan topik penelitian: Tranformasi dari Learning Center menjadi Corporate University 4.b Kaji Pustaka
Kaji Literatur
3. Penetapan Fokus Kajian dan Fokus Masalah (indikasi masalah dan perumusan masalah)
5 Penetapan dan verifikasi lokasi: Telkom Corporate University dan Yayasan Pendidikan Telkom yang mendirikan Telkom University sebagai pembanding .
4.a Prasurvey di Kampus TCU dan YPT
6. Pengembangan kategori, subkategori (unit analisis, sub-unit analisis).
7. Pengembangan kategori, subkategori (unit analisis, sub-unit analisis)
Berada di Lapangan
8. Pengumpulan data lapangan 9. Pengelolahan data: Reduksi, Display, Analysis
10. Deskripsi, Pembahasan dan Kesimpulan
-Triangulasi - Catatan Lapangan - Focus Discussion Group
11. Periksa Keabsahan Data
12. Laporan Penelitian
Gambar 3.1 Langkah penelitian kualitatif transformasi LC-CU
D. Instrumen Penelitian Konsep dasar penelitian menyatakan bahwa pada prinsipnya meneliti adalah melakukan tindakan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Untuk melakukan penelitian tersebut harus ada alat ukur yang baik dan sesuai untuk mengukur variable-variabel yang ada dalam fenomena-fenomena tersebut secara valid dan reliable, dan ini sangat bergantung pada kualitas data yang diperoleh dari sumber data yang tepat melalui pengungkapan (instrument) yang
Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
109
berkualitas (Satori dan Komariah (2010:61). Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti yang melakukan penelitian itu sendiri, yang merupakan pembuka kunci, menelaah dan mengeksplorasi seluruh ruang secara cermat, tertib, dan leluasa. Konsep human instrument dalam konteks ini dipahami sebagai alat yang dapat mengungkap fakta-fakta lapangan dan tidak ada alat yang paling elastis dan tepat untuk mengungkap data kualitatif kecuali peneliti itu sendiri. Semenarik apapun masalah yang dihadapi atau ada di tengah masyarakat tentu tidak akan ada artinya jika peneliti tidak mampu mengungkap apa yang terjadi dalam fenomena itu. Instrumen penelitian merupakan tumpahan teori dan pengetahuan yang dimiliki peneliti mengenai fenomena yang diharapkan mampu mengungkapkan informasi penting dari fenomena yang diteliti. Sedangkan efektifitas proses penggunaan instrumen akan sangat tergantung pada proses pengumpulan data yang sejatinya menggunakan instrumen yang dibuat sendiri oleh peneliti. Kategori instrumen yang baik dalam penelitian kualitatif adalah instrumen yang memiliki pemahaman yang baik tentang metodologi penelitian, penguasaan wawasan bidang yang diteliti, kesiapan untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya (Satori, 2007:10). Hal tersebut harus dipenuhi agar instrumen mampu menetapkan fokus penelitian, memilih partisipan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, manafsirkan data, dan membuatkan kesimpulan atas temuannya. Dalam hal ini, peran peneliti merupakan key instrument dalam proses penelitian kualitatif (Sugiyono, 2008:251). Oleh karenanya dalam hal ini peneliti berupaya seoptimal mungkin membekali diri dengan teori dan wawasan yang luas, sehingga
mampu bertanya,
menganalisis, memotret
serta
mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti untuk memperoleh kejelasan dan kebermaknaannya.
Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
110
E. Teknik Pengumpulan Data Penggunaan multi–metode dalam suatu fokus yang dikenal dengan triangulasi (triangulations) mencerminkan suatu upaya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai fenomena yang sedang diteliti. Triangulasi bukanlah alat atau strategi untuk pembuktian, melainkan hanyalah suatu alternatif terhadap pembuktian. Kombinasi yang dilakukan dengan multimetoda, bahan-bahan empiris, sudut pandang dan pengamatan yang teratur menjadi strategi yang lebih baik untuk menambah kekuatan, keluasan dan kedalaman suatu penelitian. Dalam hal pengumpulan data penelitian ini, peneliti menggunakan baik triangulasi sumber maupun triangulasi teknik. Menurut Sugiyono (2008:330), triangulasi sumber berarti penggunaan teknik yang sama untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda, sedangkan triangulasi teknik menunjuk pada penggunakan teknik yang berbeda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup wawancara, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi.
1. Wawancara Wawancara digunakan untuk menggali informasi dari responden secara mendalam menyangkut persepsi, perasaan, dan reaksi psikologis lainnya yang dapat diungkapkan. Wawancara dilakukan dengan para responden (informan) yang menurut peneliti akan memberikan data/informasi yang bermanfaat sebanyak-banyaknya.
2. Observasi Observasi merupakan kegiatan mengamati secara langsung tentang suasana kerja, kinerja PT dan berbagai aspek upaya pengembangnnya. Untuk kepentingan ini, peneliti berupaya berada di latar penelitian selama jangka waktu tertentu agar dapat melakukan pengamatan secara lebih mendalam.
Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
111
Obyek yang diobservasi meliputi situasi lingkungan internal kampus, proses penataan bagian-bagian, proses pengambilan keputusan, proses penyelenggaraan pembelajaran, proses manajemen learning, proses pembinaan SDM, proses manajemen kualitas TCU, interaksi antar civitas akademika, keunikan posisi bersaing TCU, kegiatan pembelajaran dan link and match, dan kegiatan knowledge management.
3. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi dari berbagai dokumen yang diperlukan. Untuk melengkapi teknik tersebut, dalam penelitian ini digunakan pula teknik prediksi atau studi kecenderungan (trend), yaitu teknik yang digunakan untuk memaknai data atau informasi yang diperoleh selama penelitian serta implikasinya lebih lanjut sesuai dengan kecenderungan yang ada.
4. Kisi-kisi Penelitian Sebagai panduan agar penelitian ini berjalan secara terarah, maka dibangunlah kisi-kisi penelitian agar antara fokus penelitian, fokus masalah dan unit analisis kategori dan subkategori menjadi jelas. tabel berikut adalah kisikisi yang dimaksud.
Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Table 3:1 Kisi-kisi Penelitian:”Transformasi Learning Center menjadi Corporate University” Fokus Masalah 1. Melalui transformasi LC menjadi CU, tujuan perubahan sistem Pembelajaran seperti apa yang diharapkan terjadi di Telkom?
Fokus Penelitian/ Kode Kajian TP.1. Transformasi Perubahan Sistem Pembelajaran
Unit Analisis Kategori
Unit Analisis Subkategori
1.1 Manajemen Perubahan
1.1.1 Perubahan Struktur 1.1.2 Perubahan SDM 1.1.3 Perubahan Teknologi 1.1.4 Perubahan Budaya Organisasi
SM Plan& Controlling TCU SM General Support TCU Staf Bidang General Support Para Expertis TCU
1.2 Sistem Pembelajaran
1.2.1Sistem Pembelajaran di LC
Rektor /Wakil Rektor TCU SM General Support TCU Koordinator Dacum TCU Rektor /Wakil RektorTCU SM General Support TCU Koordinator Dacum TCU Koordinator Expertis TCU Rektor /wakil Rektor TCU SM General Support TCU Koordinator Dacum TCU Koordinator Expert TCU
4. Bagaimana Peran Budaya Korporat dalam pengembangan Corporate University ke depan
PP.2 Pengelolaan Proses Transformasi 3 Sistem Pengelolaan Organisasi Pembelajar CU.
4. Peran Budaya Korporat dalam Pengembangan Corporate University
Instrumen Pengumpulan Data W v v v v
O v
D v
A -
v v
v
v
-
v
v
v
-
2.1 Proses Transformasi Organisasi 2.2 Manajemen Proses Transformasi 3.1 Manajemen Pengetahuan pada Organisasi Pembelajar
2.1.1 Proses Transformasi Organisasi 2.1.2 Mekanisme Proses Transformasi 2.2.1 Model dan Respon Transformasi 2.2.2 Manajemen Proses Transformasi 3.1.1 Transformasi menjadi Organisasi Pembelajar 3.1.2 Manajemen Pengetahuan Organisasi Pembelajar CU
3.2 Manajemen Strategik – BalanceScorcard, dan Kinerja Ekselen CU
3.2.1 Manajemen Strategik-Balance Scorecard CU 3.2.2 Manajemen Kinerja Ekselen CU
SM Plan & Controlling & SM General Support TCU dan Koordinator Expertis TCU
v
3.2.3 Contoh penelitian CU terdahulu
Informan di Perpustakaan/Knowledge Management SM Plan & Controlling, SM General Support TCU, Koordinator Expertis TCU, para expert senior, para expert TCU SGM Spiritual PT Telkom, Wakil Rektor TCU, SM General Support TCU dan para pimpinan Academy TCU
v
1.2.2 Sistem Pembelajaran di CU 2. Bagaimana pengelolaan proses transformasi menjadi TCU ? 3. Bagaimana sistem pengelolaan Learning OrganizationCorporate University
Informan/Sumber Data
4.1 Manajemen Kompetensi , 4.1.1 Manajemen Kompetensi Manajemen Talenta , dan 4.1.2 Manajemen Talenta manajemen spiritual 4.13 Manajemen Spiritual 4.2 Peran Budaya Korporat Corporate University
4.2.1 Budaya Korporat TCU 4.2.2 Manajemen BudayaKorporat 4.2.3 Peran Budaya Korporat dalam pengembangan TCU
Catatan : W: Wawancara, O : Observasi, Pengamatan, D : Studi Dokumen, A: Angket
102
Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v v
v
v
-
v v
v
-
v
v
v
v
v
v
-
v
v
-
v
v
v v
113
F. Pemeriksaan Kesahihan Data Kriteria kesahihan data penelitian ini meliputi aspek-aspek derajat kepercayaan
(credibility),
keteralihan
(transferability),
kebergantungan
(dependability), dan kepastian (confirmability). derajat kepercayaan (credibility) sebagai pengganti konsep validitas internal. Dalam penelitian ini, setiap kriteria tersebut diperiksa dengan cara: (a) memperpanjang keikutsertaan, (b) ketekunan dalam observasi, (c) memanfaatkan referensi yang ada, (d) pengecekan sejawat melalui
diskusi
dengan para pakar sistem perencanaan strategik
dan
pengembangan learning serta praktisi di lapangan, (e) kajian kasus negatif, (f) pengecekan anggota karena dalam pengumpulan data dilakukan secara tim, (g) triangulasi berkenaan dengan data maupun metoda. Keteralihan merupakan kata lain dari konsep validitas eksternal. Dalam hal ini peneliti hanya melihat masalah transferabilitas sebagai sebuah kemungkinan. Untuk situasi yang serasi hasil penelitian mungkin transferabel meskipun disadari bahwa tidak ada situasi yang sama sehingga masih perlu penyesuaian menurut keadaan masing-masing. Kebergantungan berkaitan dengan pernyataan apakah penelitian yang dilakukan dapat direplikasikan oleh peneliti lain dengan konsistensi yang tinggi, apabila menggunakan metode yang sama (Nasution, 1996). Kriteria ini merupakan substitusi istilah reliabilitas dalam penelitian kuantitatif. Atas dasar itu, penulis memeriksa dependabilitas dengan cara: (a) memberikan uraian deskriptif yang kongkrit, (b) meminta pendapat dan kritik dari para pembimbing dan teman sejawat, dan (c) pencatatan informasi dengan alat mekanis seperti rekaman, kamera dan sebagainya. Ketiga cara tersebut dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan pemeriksaan kebergantungan, mulai dari pertemuan dengan anggota peneliti yang ada, penetapan data yang akan diaudit sampai pada kesepakatan formal tentang data yang dianggap valid. Dalam penelitian kualitatif, hasilnya dianggap memiliki kepastian apabila memenuhi kriteria obyektif. Agar menjadi obyektif, maka hasil penelitian tersebut harus dibenarkan atau dikonfirmasi oleh peneliti lain (Nasution, 1996). Guna memperoleh tingkat kepastian yang tinggi maka dalam
114
penelitian ini peneliti berusaha semaksimal mungkin untuk tetap bersikap netral dalam memaknai data sesuai dengan kondisi di lapangan sehingga diharapkan dapat mengurangi subjektivitas. Di samping itu, untuk mempertajam tingkat kepastian peneliti juga menggunakan audit kepastian yaitu memastikan bahwa hasil temuan itu benar-benar berasal dari data, mengambil keputusan bahwa kesimpulan yang diambil benar-benar logis, dan menelaah kegiatan para peneliti saat mengambil data di lapangan.
G. Analisa dan Penafsiran Data Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pangaturan transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman sendiri mengenai materi-materi tersebut dan untuk memungkinkan penyajian hasil yang sudah ditemukan kepada orang lain. Analisis melibatkan pekerjaan dengan data, penyusunan, dan pemecahannya ke dalam unit-unit yang ditangani, perangkumannya, pencarian pola-pola, dan penemuan apa yang penting dan apa yang perlu dipelajari, dan pembuatan keputusan apa yang dikatakan kepada orang lain (Emzir, 2010:85-87). Selanjutnya, peneliti mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Analisis data kualitatif adalah proses menyusun data (menggolongkannya dalam tema atau kategori) agar dapat ditafsirkan dan diinterpretasikan. Dengan demikian dalam proses analisis diperlukan daya kreatif dari peneliti untuk mengolah data tersebut menjadi bermakna. Pekerjaan analisis data dimaksudkan sebagai pekerjaan yang mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode dan mengkategorikan data sehingga data yang berkumpul dapat diorganisasi dan mudah diolah. Tujuannya antara lain untuk menemukan tema dan hipotesis kerja yang pada akhirnya dapat diangkat menjadi teori substantif. Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan melalui langkah sebagaimana disebutkan di atas.
115
1. Reduksi data Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan tranformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan, untuk dapat menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikannya sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi (Miles dan Huberman, 1994 dalam Kusairi, 2007). Dengan demikian, laporan yang diperoleh dari kerja lapangan dapat dirangkum, dipilih hal-hal pokok, difokuskan dalam halhal yang penting, dicari tema atau polanya dalam suatu susunan yang sistematik (Nasusiton,1996). Manfaat dari hasil reduksi data adalah memberikan gambaran yang lebih matang dari hasil pengamatan, mempermudah dalam pencarian kembali, serta membantu dalam memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.
2. Display Data Display data merupakan usaha untuk membuat tata hubungan antardata yang telah terkumpul melalui bagan, matriks, jaringan atau grafik (Nasution,1996). Dalam hal tersebut, peneliti melakukan penyusunan informasi yang memberi kemungkinan untuk dapat menarik kesimpulan dan mengambil tindakan. Semua bagan, matriks, jaringan, dan grafik tersebut dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Manfaat dari analisis ini membuat peneliti mampu menarik kesimpulan yang tepat dan pemahaman secara total atas keseluruhan data yang terkumpul.
3. Penyimpulan dan Verifikasi Menarik kesimpulan dilakukan sejak dini pada saat peneliti di lapangan guna menemukan pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang penting, hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya. Kesimpulan tersebut bersifat terbuka dalam arti harus selalu siap untuk diperbaharui karena adanya data-data baru yang ditemukan (Nasution,1966). Bersamaan dengan upaya menarik kesimpulan, peneliti juga melakukan verifikasi guna menguji kebenaran, kekokohan, dan kecocokan data yang ditemukan di lapangan sehingga diperoleh kesimpulan yang
116
dapat dipercaya. Ada tiga cara yang peneliti lakukan dalam hal tersebut yaitu: (a) menguji kesimpulan dengan membandingkan dengan teori-teori yang relevan; (b) melakukan proses pengecekan ulang dari data yang telah dikumpulkan mulai data yang diperoleh dari prasurvei, wawancara, maupun pengamatan; dan (c) membuat kesimpulan yang menggambarkan hasil penelitian secara keseluruhan. Dalam praktiknya, reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan sesuatu yang kait-mengait pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membentuk wawasan umum yang disebut analisis. Ketiga jenis kegiatan analisis tersebut merupakan proses siklus dan interaktif. Peneliti senantiasa bergerak di antara empat sumbu kumparan selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak bolakbalik di antara kegiatan reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan dan verifikasi.