20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SD Muhammadiyah Margomulyo tahun 2013-2014. Dan dilaksanakan pada bulan Oktober semester gasal. Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas 2 SDN Muhammadiyah Margomulyo tahun 2013-2014 yang berjumlah 27 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki 15 dan perempuan 12 siswa. Objek penelitian ini adalah sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran tema lingkungan pada sub pokok bahasan lingkungan hewan dan tumbuhan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match
Tabel 3.1: Jadwal Penelitian Bulan/Minggu No Kegiatan
Oktober 1
1.
Refleksi Awal (persiapan pelaksanaan
2
3
Siklus I
3.
Siklus II
4.
Analisis Data
5.
Penulisan Laporan
4
1
Desember
2
3
4
X
X X
1
2
3
x
X
x
X
tindakan
Kelas) 2.
November
X X X
20
4
21
3.2 Variabel Penelitian Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto
2002:96). Jadi suatu yang menjadi objek pengamatan dalam
penelitian. Ada 2 variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas atau independen dan variabel terikat atau dependen. Variabel tersebut adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas Variabel bebas (Independent), adalah variabel yang mempengaruhi atau disebut Variabel sebab. Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Penerapan model kooperatif make a match dalam pembelajaran tema lingkungan. 2. Variabel Terikat Variabel terikat (dependent), adalah variabel yang tergantung dan sebagai variabel akibat. Variabel terikat dalam penelitian adalah Hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran menggunakan model kooperatif make a match. 3.3 Rencana Tindakan Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, Suharsimi, 2002: 83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:
22
Perencanaan Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan
Siklus II
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
?
Gambar 3.1: Rencana Tindakan
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti sebagai pelaku utama dan sekaligus juga kolaborator, sedangkan guru sebagai mitra peneliti yang akan melaksanakan rancangan pembelajaran di dalam kelas. Perencanaan tindakan berdasarkan permasalahan
yang
ada,
pemilihan
kemungkinan
pemecahan
masalah,
implementasinya di lapangan sampai pada tahap evaluasi dan perumusan tindakan berikutnya. Proses penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam rangkaian siklus, dan setiap siklus akan dilakukan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Secara rinci, prosedur penelitian tindakan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
3.3.1
Siklus I
1). Perencanaan Tindakan Perencanaan, kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melakukan test awal yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum KBM dimulai, menyusun Rencana Pembelajaran, LKS (Lembar Kerja Siswa), memilih Metode-metode mengajar yang sesuai dengan pokok bahasan untuk digunakan
23
selama KBM, pelaksanaan lembar observasi bertujuan untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar selama KBM di kelas ketika rencana pembelajaran dilaksanakan. 2). Pelaksanaan Tindakan Kegiatan pembelajaran siklus pertama ini, dengan materi lingkungan hewan dan bagian-bagian utama tubuh hewan, dilakukan selama 2 kali pertemuan (4 kali jam pelajaran). Pertemuan pertama, menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif Make a Match. Guru menyampaikan materi melalui media gambar dan mengajak siswa berperan aktif dalam permainan mencari pasangan kelompok sesuai kartu gambar yang dipegangnya. Pada pertemuan kedua, guru mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif make a macth. Siswa diajak untuk bermain memasangkan kartu gambar dengan kartu dikripsinya dan mencari teman kelompoknya sesuai dengan nomer pada gambar yang diperolehnya. 3). Observasi Observasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung ini bertujuan sebagai upaya dalam mengamati pelaksanaan tindakan. Dalam melakukan observasi, peneliti dibantu pengamat lain yang mengamati jalannya pembelajaran berdasarkan lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. 4). Refleksi Pada tahap ini peneliti berdiskusi dengan guru mengenai hasil pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran. Refleksi bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang terjadi saat pembelajaran berlangsung. Hasil dari diskusi yang dilakukan akan digunakan sebagai peertimbangan dalam merencanakan pembelajaran siklus berikutnya.
24
3.3.2 Siklus II Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus II dimaksudkan sebagai perbaikan pembelajaran pada siklus I. Prosedur pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sama dengan siklus I yaitu diawali dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pembelajaran pada siklus II ini, dengan materi lingkungan tumbuhan dan bagian-bagian utama tubuh tumbuhan, dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Adapun prosedur penelitian tindakan ini dijabarkan sebagai berikut: 1) Perencanaan tindakan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan tindakan adalah menyusun rancangan yang akan dilaksanakan sesuai dengan temuan dan gagasan awal. Dalam perencanaan ini peneliti mengembangkan rencana pembelajaran, LKS (Lembar kerja siswa), dan lembar observasi. 2) Pelaksanaan Tindakan Kegiatan pembelajaran siklus kedua, dengan materi lingkungan tumbuhan, kegunaan dan bagian-bagian utama tubuh tumbuhan dilakukan selama 2 kali pertemuan (4 kali jam pelajaran). Pertemuan pertama, guru mengajak siswa menemukan bagian-bagin utama tumbuhan da menceritakan cirri-ciri tumbuhan dengan memanfaatkan permainan kartu gambar melalui model kooperatif make a macth. Siswa mencari pasangan kelompoknya dan memasangkan kartu gambar dengan kartu diskripsinya. Pertemuan kedua guru mengajak siswa menyebutkan manfaat dari bagian-bagian tumbuhan serta menjelaskan cara memelihara lingkungan tumbuhan yang baik. Guru mengadakan evaluasi dan refleksi. 3) Observasi Observasi pada siklus II dengan teknik pengumpulan data dan alat pengumpulan data yang digunakan sama dengan pada siklus I.
25
4). Refleksi Pembelajaran siklus II ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar kelas II SD Muhammadiyah Margomulyo Pati pada tema lingkungan semester I hingga ketuntasan belajar siswa mencapai 85 %
3.4 Data dan Cara Pengumpulan Data Sumber data penelitian terdiri dari siswa kelas 2 SD Muhammadiyah Margomulyo. Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data kualitaif dan kuantitatif. Kualitatif berkenaan dengan aktifitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, sedangkan kuantitatif berkenaan dengan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran.
3.5 Indikator Kinerja Yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah: 3.5.1 Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif make a match berjalan baik dengan hasil belajar siswa mencapai KKM 75. 3.5.2 Ketercapaian ketuntasan belajar rata-rata kelas di atas 85%.
3.6 Analisis Data Berdasarkan jenis data yang akan dikumpulkan maka analisis data penelitian dilakukan dalam dua analisis kualitatif dan kuantitatif, berupa pengisian kuisoner tanggapan siswa dan hasil observasi untuk data kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan mengadakan test hasil belajar tema lingkungan untuk masing-masing siklus. Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan serta interprestasi dan kualitatif dan kuantitatif yang ditandai dengan perubahan yang terjadi.
26
3.7 Teknik Analisis Uji Instrumen Sebelum dilaksanakan penelitian terlebih dahulu peneliti menguji instrumen (soal) yang akan digunakan. Instrumen yang akan digunakan sebelumnya harus diuji validitas, realibilitas dan tingkat kesukaran soalnya. Uji validitas dan reliabilitas ini diujikan kepada siswa kelas 2 SD Muhammadiyah Margomulyo Pati yang berjumlah 27 siswa. 3.7.1 Uji Validitas Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Dalam pengujian instrumen pengumpulan data, validitas bisa dibedakan menjadi validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor satu dengan yang lain ada kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan antara skor faktor (penjumlahan item dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Pada pembahasan ini akan dibahas untuk pengujian validitas item. Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Bila kita menggunakan lebih dari satu faktor berarti pengujian validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor faktor, kemudian dilanjutkan mengkorelasikan antara skor item dengan skor total faktor (penjumlahan dari beberapa faktor). Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Atau jika melakukan penilaian langsung terhadap koefisiensi korelasi, bisa digunakan batas nilai minimal korelasi 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan bahwa bila jumlah
27
item belum mencukupi kita bisa menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 tetapi menurunkan batas kriteria di bawah 0,20 sangat tidak disarankan. Untuk pembahasan ini dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi dengan kriteria menggunakan t kritis pada taraf signifikansi 0,05 (signifikansi 5 % atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian) untuk jumlah responden 30 orang atau lebih, penafsiran validitas yang mendasarkan koefisien korelasi tersebut adalah sebagai berikut; No
Indeks
Interpretasi
1
0,81-1,00
Sangat tinggi
2
0,61-0,80
Tinggi
3
0,41-0,60
Cukup
4
0,21-0,40
Rendah
5
0,00-0,20
Sangat rendah
Sumber : Wardhani, dkk. 2012:344 Validitas item atau butir dapat dilakukan dengan menggunakan software SPSS. Untuk proses ini, akan digunakan Uji Korelasi Pearson Product Moment. Dalam uji ini, setiap item akan diuji relasinya dengan skor total variabel yang dimaksud. Dalam hal ini masing-masing item yang ada di dalam variabel x dan y akan diuji relasinya dengan skor total variabel tersebut. Agar penelitian ini lebih teliti, sebuah item sebaiknya memiliki korelasi (r) dengan skor total masing-masing variable ≥ 0,25. Item yang punya r hitung < 0,25 akan disingkirkan akibat mereka tidak melakukan pengukuran secara sama dengan yang dimaksud oleh skor total skala dan lebih jauh lagi, tidak memiliki kontribusi dengan pengukuran seseorang jika bukan malah mengacaukan.
28
Cara melakukan uji validitas dengan spss 1. Buat skor total masing-masing variable 2. Klik analyze > Correlate > Bivariate 3. Masukkan seluruh item variable x ke variables 4. Masukkan total skor variable x ke variables 5. Ceklis Pearson; Two Tailed;Flag 6. Klik OK 7. Lihat kolom terakhir. Nilai >= 0,25 8. Lakukan hal serupa untuk variable Y 3.7.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Logikanya jika kita lakukan penelitian yang sama dengan tujuan yang sama dan karakteristik responden yang sama, maka hasil pengambilan data berikutnya akan kita dapatkan respon yang kurang lebih sama. Kecuali pada kasus-kasus tertentu, misalnya pada kasus penelitian tentang preferensi terhadap susu formula merk x, jika suatu saat terdapat isu bahwa susu formula merk tertentu tercemar oleh bakteri, maka kemungkinan respon terhadap penelitian sejenis terhadap semua merk susu akan berpengaruh, sehingga respon yang didapat kemungkinan tidak akan sama dengan respon penelitian terdahulu sebelum isu cemaran tersebut beredar. Uji Reliabilitas dilakukan dengan Uji Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:
29
Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item reliable dan seluruh tes secara konsisten secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat. Atau ada pula yang memaknakannya sebagai berikut: a. Jika alpha >0,90 maka reliabilitas sempurna b. Jika alpha antara 0,70 -0,90 maka reliabilitas tinggi c. Jika alpha antara 0,50 -0,70 maka reliabilitas moderat d. Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel. segera identifikasi dengan prosedur analisis ter item. Item analysis adalah kelanjutan dari tes alpha sebelumnya guna melihat item-item tertentu yang tidak reliabel. Lewat item analysis ini maka satu atau beberapa item yang tidak reliabel dapat dibuang sehingga alpha dapat lebih tinggi lagi nilainya. Reliabilitas item diuji dengan melihat koefisien Alpha dengan melakukan reliability analysis dengan SPSS Ver.16.0 for windows. Akan dilihat nilai alpha cronbach untuk reliabilitas keseluruhan item dalam satu variabel. Agar lebih teliti, dengan menggunakan spss, juga akan dilihat kolom corrected item total correlation. Nilai tiap-tiap item sebaiknya ≥ 0,40 sehingga membuktikan bahwa item tersebut dapat dikatakan punya reliabilitas. Konsistensi internal. Item-item yang punya koefisien korelasi < 0,40 akan dibuang kemudian uji reliabilitas item diulang dengan tidak menyertakan item yang tidak reliabel tersebut. Demikian terus dilakukan hingga koefisien reliabilitas masing-masing item adalah ≥ 0,40 Cara uji reliabilitas dengan spss 1. Klik analyze > scale > reliability Analysis 2. Masukkan seluruh item variable x ke items 3. Pastikan pada model terpilih alpha 4. Klik OK
30
Jika nilai alpha >0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item reliable dan seluruh tes secara konsisten secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat. Atau ada pula yang memaknakannya sebagai berikut: a. Jika alpha >0,90 maka reliabilitas sempurna b. Jika alpha antara 0,70 -0,90 maka reliabilitas tinggi c. Jika alpha antara 0,50 -0,70 maka reliabilitas moderat d. Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah