BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang digunakan untuk memperoleh data, informasi, keterangan dan hal-hal lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian adalah SDLB Negeri Karanganyar yang beralamat di Jl. Kapt. Mulyadi Kompleks Perkantoran , Cangakan, Karanganyar. 2. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini pada semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Penyusunan skripsi dilakukan selama enam bulan yaitu dari bulan November 2015 sampai April 2016. Berdasarkan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan selama proses penyusunan skripsi, maka peneliti menyusun waktu yang ditempuh selama penyusunan skripsi sebagai berikut: a. Tahap persiapan, meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal, dan perijinan yang dilakukan bulan November – Februari 2016. b. Tahap
penelitian,
meliputi
penyusunan
instrumen,
uji
validitas,
pengambilan data baseline-1 (A1), pelaksanaan intervensi (B), dan pengambilan data baseline-2 (A2) dilakukan bulan Februari – Maret 2016. c. Tahap penyusunan laporan penelitian dilakukan bulan April 2016. B. Desain Penelitian Menurut Noor (2011: 12) mengatakan bahwa “Penelitian merupakan langkah sistematis dalam upaya memecahkan masalah untuk mengambil keputusan”. Definisi penelitian menurut Sukmadinata (2006: 5) penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan data dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Prasetyo dan Jannah (2013: 4) penelitian merupakan salah satu cara mencari pengetahuan secara ilmiah.Penulis dapat mengambil kesimpulan dari beberapa 33
34
pendapat tersebut bahwa pengertian penelitian adalah proses kegiatan manusia untuk mengumpulkan data secara ilmiah guna memecahkan masalah dengan tujuan tertentu. Penelitian ini menggunakan penelitian Eksperimen yang mengukur variabel terikat dengan pemberian treatment atau perlakuan. Prasetyo dan Jannah (2013: 159) berpendapat bahwa, Penelitian eksperimen dimulai dengan membuat variabel bebas dan variabel terikat lalu mengukur variabel terikat dengan pengujian awal (pretest), diikuti dengan memberikan treatment atau stimulus ke dalam kelompok yang diteliti, dan diakhiri dengan mengukur kembali variabel terikat setelah diberi (posttest). Sedangkan penelitian eksperimen menurut Sukmadinata (2012: 212), “Penelitian untuk mengukur pengaruh suatu atau beberapa variabel terhadap variabel lain”. Dimyati (2013: 11) berpendapat bahwa, “Penelitian eksperimen merupakan
penelitian
yang
dalam
pelaksanaannya
peneliti
sengaja
membangkitkan atau membuat suatu kejadian atau keadaan”. Kesimpulan dari definisi penelitian eksperimen yaitu penelitian yang yang mengukur variabel dengan pemberian perlakuan atau treatment pada suatu kejadian atau keadaan. Metode penelitian yang digunakan adalah Singel Subject Research (SSR) atau penelitian dengan subjek tunggal. Arifin (2011: 75), “Eksperimen subjek tunggal adalah suatu eksperimen di mana subjek atau partisipasinya bersifat tunggal, bisa satu orang, dua orang atau lebih. Hasil eksperimen disajikan dan dianalisis berdasarkan subjek secara individual. Prinsip dasar eksperimen subjek tunggal adalah meneliti individu dalam dua kondisi, yaitu tanpa perlakuan dan dengan perlakuan”. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah A-B-A dimana desain A-B-A ini memberikan informasi data tentang besed line atau garis dasar kedua akan kembali pada keadaan awal atau masih dapat seperti saap intervensi atau perlakuan. Hal ini sesuai pendapat Sukmadinata (2006: 211): Desain A-B-A hampir sama dengan desain A-B, tetapi setelah perlakuan diikuti oleh keadaan tanpa perlakuan seperti dalam keadaan
35
sebelumnya, atau garis dasar A. Garis dasar kedua ditujukan untuk mengetahui apakah tanpa perlakuan kegiatan akan kembali pada keadaan awal, atau masih terus seperti dalam keadaan dalam perlakuan. Sunanto, dkk (2005: 59) berpendapat bahwa, “Desain A-B-A merupakan salah satu pengembangan dari desain A-B, disain A-B-A ini telah menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan variabel bebas. Prosedur dasarnya tidak banyak berbeda dengan desain A-B, hanya saja telah ada pengulangan fase baseline. Mula-mula target behavior diukur secara kontinyu pada kondisi baseline (A1) dengan periode waktu tertentu kemudian pada kondisi intervensi (B). Berbeda dengan desain A-B, pada desain A-B-A setelah pengukuran pada kondisi intervensi (B) pengukuran pada kondisi baseline kedua (A2) diberikan. Penambahan kondisi baseline yang kedua (A2) ini dimaksudkan sebagai kontrol untuk fase intervensi sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat”. Berikut ini gambar desain A-B-A pada penelitian Singel Subject Research (SSR):
Baseline 1
Treatment
Baseline 2
X X X X X X X X O O O O
O O O O O O O O
O O O O
Waktu Gambar 3.1 Penelitian Singel Subject Research (SSR) desain A-B-A Keterangan: Baseline 1 (A)
: kemampuan mengenal bangun datar sebelum diberikan perlakuan
Treatment
: kemampuan mengenal bangu datar dengan menggunakan media plastisin
36
Baseline 2 (A)
: kemampuan mengenal bangun datar tanpa menggunakan media plastisin
Penelitian ini menngunakan pendekatan penelitia subjek tunggal dengan desain penelitian A – B – A sebagai berikut: 1. Baseline 1 (A) Baseline-1 dalam penelitian ini adalah tes awal dengan memberikan soal kepada anak untuk mengetahui kemampuan mengenal bangun datar sederhana tanpa adanya perlakuan. 2. Treatment Treatment adalah perlakuan yang diberikan kepada anak untuk mengenal bangun datar sederhana dengan menggunakan media plastisin. 3. Baseline 2 (A) Baseline-2 dalam penelitian ini adalah pemberian tes pengulangan dari baseline 1 sebagai evaluasi untuk mengetahui hasil kemampuan mengenal bangun datar sederhana tanpa diberikan perlakuan. Dalam pelaksanaan baseline 2 ini peneliti menggunakan instrumen dan indikator yang sama dengan baseline 1. Penelitian ini menggunakan variabel penelitian. Definisi variabel menurut Musfiqon (2012: 45), “Variabel adalah totalitas objek penelitian. Totalitas disini meliputi gejala, fenomena, dan fakta yang akan diteliti”. Pendapat Sanjaya (2013: 95), “Variabel adalah segala faktor, kondisi, situasi, perlakuan (treatment) dan semua tindakan yang bisa dipakai untuk mempengaruhi hasil eksperimen”. Nawawi (Dimyati, 2013: 41) variabel penelitian ada variabel bebas dan variabel terikat, dalam penelitian ini variabelnya sebagai berikut: 1. Variabel bebas (Independent Variabel) adalah sejumlah faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi adanya atau munculnya faktor yang lain. Dalam penelitian ini variabel bebas yang dipakai yaitu media plastisin.
37
2. Variabel terikat (Dependent Variabel) adalah gejala atau faktor atau unsur yang muncul karena adanya pengaruh dari variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat yang dipakai yaitu kemampuan mengenal bangun datar sederhana. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Sanjaya (2013: 228) menyatakan bahwa, “Populasi adalah keseluruhan yang menjadi target dalam menggeneralisasikan hasil penelitian”. Musfiqon (2012: 89) “Populasi adalah totalitas objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, dan benda yang mempunyai kesamaan sifat”.Prasetyo dan Jannah (2013: 119), “Populasi adalah keseluruhan gejala atau satuan yang ingin diteliti”. Mahmud (2011: 154), “Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang akan diteliti”. Sugiyono (2009: 80), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah kelompok subjek atau objek pada suatu tempat yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari. Populasi pada penelitian ini adalah anak tunagrahita ringan kelas III semester 2 di SDLB Negeri Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 2 orang anak. 2. Sampel Sampel adalah bagian populasi yang djadikan subjek dalam penelitian (Sukmadinata, 2006: 252). Pengertian sampel menurut Dimyati (2013: 56), “Sebagian dari jumlah populasi yang akan diambil atau dipilih sebagai sumber data”. Arifin (2011: 215), “Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki”. Prasetyo dan Jannah (2013: 119), “Sampel adalah merupakan
38
bagian dari populasi yang ingin diteliti”.Sugiyono (2009: 81) menyatakan bahwa, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Kesimpulan dari beberapa pendapat di atas bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang diambil datanya untuk diteliti. Sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah 2 orang anak tunagrahita ringan kelas III semester 2 di SDLB Negeri Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016. D. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel atau disebut sampling adalah suatu proses pemilihan dan penentuan jenis sampel serta perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi subjek atau objek penelitian (Sukmadinata, 2012: 252). Menurut Dimyati (2013: 57), “Sampling merupakan cara pengambilan sampel terhadap sejumlah populasi yang dilakukan secara hati-hati, sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau wakil dari populasi”. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh. Sugiyono (2009: 85), “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Sanjaya (2013: 233), “ Sampling jenuh adalah pengambilan sampel dari semua populasi yang ada”. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah anak tunagrahita ringan kelas III semester 2 di SDLB Negeri Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 2 orang anak. Peneliti mengambil 2 orang anak yang merupakan semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Alasan peneliti menggunakan semua populasi sebagai sampel karena jumlah populasi yang relatif kecil atau sedikit sehingga semua populasi dijadikan sampel, dan disebut sampling jenuh.
39
E. Teknik Pengumpulan Data Definisi teknik pengumpulan data menurut Mahmud (2011: 9), teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data dimulai dari perumusan masalah sampai penarikan kesimpulan. Dimyati (2013: 70) teknik pengumpulan data adalah cara untuk memperoleh informasi secara benar tentang sesuatu atau variabel dengan cara merekam kejadian, menghitung, mengukur, dan mencatatnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah tes. Tes a. Pengertian Tes Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan guru menggunakan tes sebagai alat pengukurannya. Sanjaya (2013: 251) mengatakan bahwa, “Tes adalah instrumen atau alat untuk mengumpulkan data tentang kemampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran”. Arifin (2011: 226), “Tes adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden”. Mahmud (2011: 185), “Tes adalah rangkaian pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Musfiqon (2012: 131), “Teknik pengumpulan data tes adalah pengumpulan data yang penelitian yang target datanya berupa keterampilan, kompetensi, inteligensi, dan bakat”. Pendapat lain di sampaikan oleh Sukmadinata (2006: 223), “Tes adalah alat pengumpul
data
penelitian
yang
umumnya
bersifat
mengukur”.Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tes adalah cara yang digunakan oleh seseorang untuk mengukur potensi yang dimiliki seseorang”.
40
b. Jenis – jenis Tes Tes yang digunakan dalam pendidikan adalah tes hasil belajar dan tes psikologis. Sukmadinata (2006: 223) menjelaskan bahwa: 1) Tes hasil belajar terkadang disebut juga tes prestasi belajar, merupakan untuk mengukur hasil-hasil yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu. 2) Tes psikologis digunakan untuk mengukur dan mengetahui kecakapan tes untuk mengukur atau mengetahui kecakapan potensial dan karakteristik pribadi dari para siswa. Margono (2010: 170) dua jenis tes yang sering digunakan sebagai alat ukur adalah: 1) Tes lisan, sejumlah pertanyaan yang diajukan secara lisan tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan secara lisan pula. 2) Tes tertulis, sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan secara tertulis pula. Jenis tes menurut Nurkancana, dkk (Dimyati, 2013: 73) terdiri dari: 1) Tes objektif a) Benar – salah (true – false) Tes bentuk benar – salah testee hanya memberikan jawaban B jika benar dan S jika salah. b) Pilihan ganda (multiple choice) Tes bentuk pilihan ganda berupa soal yang belum lengkap, dan kelengkapannya disediakan untuk dipilih yang pada umumnya dituliskan pada lajur sebelah kanan dari item soalnya. c) Menjodohkan (matching) Tes bentuk menjodohkan terdiri dari dua kolom secara paralel, yakni kolom soal dan kolom jawaban. Kolom soal pada umumnya ditulis pada bagian kiri dan kolom jawaban ditulis pada bagian kanan. d) Melengkapai (completion) Tes bentuk ini testee tinggal melengkapi item soal yang belum lengkap. 2) Tes uraian (essay) Tes bentuk uraian menghendaki agar testee memberikan jawaban dalam bentuk uraian yang relatif panjang. Bentuk pertanyaan atau suruhan yang diberikan kepada testee
41
c.
biasanya untuk menjelaskan, membandingkan, menginterpretasikan tentang sesuatu. Tes yang digunakan
dan
Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang berbentuk objektif pilihan ganda sejumlah 10 soal. d. Kisi-kisi soal Kisi-kisi tes merupakan acuan membuat soal yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Adapun kisi-kisi terdapat dalam lampiran 1. e. Penilaian Tes Kriteria tiap satu butir soal Skor benar tiap soal = 1 Skor salah atau tidak dijawab tiap soal = 0 Skor maksimal = 10
Nilai :
x 100
F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Teknik Uji Validitas Instrumen Uji validitas dalam penelitian digunakan untuk menguji kelayakan instrumen yang akan digunakan, sehingga apabila valid maka dapat dipastikan bahwa instrumen tersebut layak digunakan sebagai alat ukur pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat dalam penelitian. Santosa (2011: 69) validitas adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur kebenaran dan kesesuaian suatu instrumen dalam penelitia. Arifin (2011: 245), “Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen atau alat ukur, apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan diukur”. Pendapat lain dari Azwar (2014: 8) bahwa:
42
“Validitas mempunyai arti sejauhmana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur seperti dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut”. Suryabrata (2014: 60) validitas instrumen didefinisikan, “Sejauh mana instrumen itu merekam atau mengukur apa yang dimaksudkan dalam penelitian”. Noor (2011: 132), “Validitas atau kesahihan adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur”. Santosa (2011: 69), “Validitas mencerminkan tingkat kevalidan instrumen.
Instrumen pengukuran
dikatakan
valid
apabila
instrumen
pengukuran itu benar-benar bisa digunakan untuk mengukur apa yang ingin di ukur”. Kesimpulan dari beberapa pendapat tentang pengertian validitas instrumen yaitu, alat yang digunakan untuk mengukur kebenaran atau kesesuaian terhadap instrumen yang digunkan dalam penelitian. Jenis-jenis Validitas menurut Azwar (2014: 42) yaitu: 1. Validitas isi a. Validitas tampang Validitas tampang adalah validitas yang paling rendah signifikannya karena hanya didasarkan pada penilaian format penampilan tes dan kesesuaian konteks aitem dengan tujuan ukur tes. Apabila penampilan tes telah meyakinkan dan memberikan kesan mampu mengungkap apa yang hendak diukur maka dapat dikatakan bahwa validitas muka telah terpenuhi. b. Validitas logis Validitas logis kadang-kadang disebut sebagai validitas sampling karena validitas ini menunjuk pada sejauhmana aitem tes merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur. 2. Validitas konstrak Validitas konstrak adalah validitas yang menunjukkan sejauhmana hasil tes mampu mengungkap suatu trait atau suatu konstrak teoretik yang hendak diukurnya. Pengujian validitas konstrak merupakan proses yang terus berlanjut sejalan dengan perkembangan konsep mengenai trait yang diukur. 3. Validitas berdasar kriteria Prosedur validitas berdasar kriteria menghendaki tersedianya kriteria eksternal yang dapat dijadikan dasar pengujian skor tes.
43
Prosedur validitas berdasar kriteria menghasilkan dua macam validitas, yaitu: a. Validitas prediktif Validitas prediktif sangat penting artinya bila tes dimaksudkan untuk berfungsi sebagai prediktor bagi performans di waktu yang akan datang. b. Validitas konkruen Validitas konkruen merupakan indikasi validitas yang layak ditegakkan bila tes tidak dirancang untuk berfungsi sebagai prediktor dan ia merupakan validitas yang sangat penting dalam situasi diagnostik Cara mengukur validitas instrumen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan validitas isi. Alasan peneliti menggunakan validitas isi karena pengukuran dan penilaian tes didasarkan pada kisi-kisi pencapaian tes yang telah ditentukan. Uji validitas diuji oleh ahli sehingga disebut dengan expert judgement. Peneliti memilih tiga orang ahli sebagai validator instrumen dalam penelitian ini. Pemilihan ketiga ahli tersebut didasari oleh keahlian yang dimiliki oleh ahli pada bidangnya masing-masing. Ketiga ahli yang diambil oleh peneliti sebagai validator penelitian ini adalah ahli konstruk, ahli isi atau materi, dan ahli bahasa. Hasil validasi instrumen tes dari ahli konstruk yaitu dapat digunakan dengan sedikit revisi tentang penulisan kalimat tanya dan gambar bangun datar yang jelas atau tidak menimbulkan makna ganda. Hasil validasi instrumen tes dari ahli materi tidak ada revisi dan dapat digunakan. Hasil validasi instrumen tes dari ahli bahasa dapat digunakan dengan sedikit revisi tentang ukuran gambar pada soal dan pada jawaban. Ketiga ahli dari ahli konstruk, ahli materi, dan ahli bahasa tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen tes valid dan dapat digunakan. Hasil validitas isi tentang instrumen tes untuk penelitian ini selengkapnya terlampir pada lampiran 9.
44
2. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas merupakan suatu konsistensi, kepercayaan, dan kestabilan dari suatu hasil pengukuran. Sesuai pendapat Budiyono (2015: 48) bahwa, “Reliabilitas adalah suatu konsistensi, kepercayaan, dan kestabilan dari hasil pengukuran suatu tes terhadap individu atau kelompok secara berulang dengan hasil atau skor yang sama”.Hasil pengukuran dikatakan reliabel jika skor pengukuran relatif sama. Penelitian ini menggunakan reliabilitas interrater yang mana peneliti memberikan penilaian terhadap suatu objek ukur atau instrumen berdasarkan suatu indikator atau aspek tertentu. Menurut Mardapi (2012: 86) reliabilitas interreter merupakan pengumpulan data yang berupa pengamatan terhadap suatu perilaku maupun karya tertulis dengan konsistensi antar penilaian. Penilai yang digunakan dalam reliabilitas ini adalah validator instrumen penelitian yang terdiri dari validator konstruk, validator materi, dan validator bahasa. Hasil penilaian intrumen dari validator tersebut menjadi penilaian reliabilitas dalam bentuk deskriptif. Penilaian dari validator konstruk bahwa instrumen tes dapat digunakan dengan sedikit revisi, penilaian dari validator materi instrumen tes tidak ada revisi dan dapat digunakan, dan penilaian dari validator bahasa instrumen tes dapat digunakan dengan sedikit revisi. Kesimpulan pengukuran dari ketiga validator relatif sama, bahwa instrumen tes dapat digunakan dan valid sehingga instrumen tes juga reliabel.
45
Tabel 3.1. Hasil Reliabilitas: No
Ahli
Bidang
Komentar
1
Erma Kumala Sari, S.Psi, M.Psi
Konstruk
Dapat digunakan dengan sedikit revisi tentang kalimat tanya pada dua soal dan gambar lebih diperjelas agar tidak menimbulkan makna ganda
2
Dra. Siti Kamsiyati M.Pd
Materi
Dapat digunakan tanpa revisi.
3
Mahardika Supratiwi, S.Psi, MA
Bahasa
Dapat digunakan dengan sedikit revisi, tentang ukuran gambar pada soal disamakan dengan jawaban.
Kesimpulan Hasil komentar dari validator menyimpulkan bahwa instrumen penelitian dapat digunakan dengan sedikit revisi dan semua aitem instrumen telah reliabel
Reliabilitas interreter merupakan pengumpulan data yang berupa pengamatan terhadap suatu perilaku maupun karya tertulis dengan konsistensi antar penilaian (Mardapi, 2012: 86). Berdasarkan teori tersebut terdapat kesimpulan bahwa, ketiga ahli telah menyatakan bahwa semua aitem instrumen layak digunakan untuk penelitian, dan dan ketiga ahli telah konsisten dalam memberikan penilaian hal ini membuktikan bahwa semua aitem instrumen penelitian reliabel.
46
G. Teknik Analisis Data Pengertian analisis data menurut Sugiyono (2009: 244) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari untuk membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Suryabrata (2014: 35) mengungkapkan bahwa analisis data adalah pengolahan data yang telah terkumpul, yang terdiri dari data kuantitatif yang menjadi analisis statistik dan data kualitatif atau deskriptif yang menjadi analisis nonstatistik. Musfiqon (2012: 149) mengatakan bahwa analisis data adalah, “Tahapan akhir dalam penelitian setelah data terkumpul dan direduksi sesuai dengan fokus masalah penelitia”. Sunanto (2005: 93), “Analisis data merupakan tahap terakhir sebelum menarik kesimpulan. Pada penelitian eksperimen pada umumnya pada saat menganalisis data menggunakan teknik statistik deskriptif”. Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa analisis data merupakan pengolahan data secara sistematis yang telah terkumpul sesuai dengan masalah untuk mengambil kesimpulan dalam penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif, data yang telah diperoleh disajikan pada tabel dan grafik kemudian dianalisis dalam bentuk statistik deskriptif yang meliputi analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis komparasi konstant, karena dalam analisis data membandingkan kejadian-kejadian yang sama untuk dianalisis pada waktu yang sama dan dilakukan secara terus-menerus, dengan batasan selama penelitian berlangsung (Musfiqon, 2012: 163). Data penelitian diperoleh dari hasil tes pemberian soal bangun datar, selanjutnya data dianalisis dengan membandingkan hasil pada fase Baseline
47
(A1), Intervensi (B), dan Baseline (A2). Langkah yang dilakukan dalam menganalisis data penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Peneliti menghitung hasil dari skor objektif pilihan ganda, sebelum diberikan intervensi penggunaan media plastisin sebagai fase baseline 1 (A1) 2. Peneliti menghitung skor hasil objektif pilihan ganda setelah diberi intervensi dengan penggunaan media plastisin sebagai intervensi (B) 3. Peneliti mengitung hasil dari skor objektif pilihan ganda, tanpa diberikan intervensi media plastisin sebagai fase baseline 2 (A2) 4. Membandingkan hasil skor objektif pilihan ganda pada fase baseline 1 (A1), intervensi (B), dan fase baseline 2 (A2) 5. Mendeskripsikan hasil objektif pilihan ganda dalam sebuah kalimat 6. Menganalisis data yang diperoleh ke dalam bentuk grafik dengan desain A-B-A H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan tahap-tahap yang harus dilakukan peneliti sejak dari awal hingga akhir penelitian. Prosedur penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: Perijinan
Persiapan instrumen
Validitas instrumen
Baseline (A1)
Intervensi (B1)
Baseline (A1)
Analisis data
Pelaporan hasil
Gambar 3.2. Prosedur Penelitian
48
1. Tahap Pra Lapangan Tahap ini kegiatannya adalah merencanakan dan mempersiapkan segala keperluan dalam penelitian. Tahap ini meliputi: a. Menyusun rancangan penelitian b. Memilih lapangan dan objek penelitian c. Mengurus perizinan d. Menyiapkan perlengkapan penelitian 2. Tahap Pekerjaan Lapangan Tahap pekerjaan lapangan dilakukan peneliti saat sudah memulai penlitiannya dilapangan. Tahap ini meliputi: a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri b. Memasuki lapangan c. Mengumpulkan data, pengumpulan data dilakukan dengan penilaian pada fase baseline dan pemberian intervensi d. Melakukan review dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul dan melakukan refleksi. 3. Tahap Analisis Data Tahap ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan tersebut sesuai dengan yang diharapkan dan yang tidak diperlukan. Data yang dianalisis dalam tahap ini adalah seluruh data yang diperolah dalam pengumpulan data di lapangan dan merupakan data yang sangat mendukung tujuan penelitian. 4. Tahap Penarikan Simpulan Setelah semua data dianalisis sesuai dengan penelitian subjek tunggal, tahap selanjutnya adalah menarik simpulan dari hasil analisis data. Penarikan simpulan tersebut didasarkan pada tujuan penelitian yang didukung oleh data yang valid, sehingga data penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
49
5. Tahap Penulisan Semua yang diperoleh dari tahap awal hingga kesimpulan ditulis dan dilaporkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan membutuhkan. Bentuk laporan disesuaikan dengan aturan yang sudah ditetapkan.