BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk melakukan pengujian terhadap 6 (enam) buah hipotesis yaitu hubungan pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dana bagi hasil, dan jumlah penduduk terhadap belanja modal, serta hubungan pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dana bagi hasil, dan jumlah penduduk secara bersama-sama terhadap belanja modal. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kausal. Menurut Sekaran dan Bougie (2013) “the study in which the researcher wants to delineate the cause of one or more problems is called a causal study.” Selanjutnya disebutkan bahwa penelitian kausal akan meneliti mengenai hubungan dari variabel x terhadap variabel y. Penelitian dilakukan terhadap data yang berasal dari tahun 2011-2014 dengan mengambil sampel di lingkungan pemerintahan daerah kota dan kabupaten di Indonesia. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari APBD pemerintah kabupaten dan kota seluruh Indonesia tahun anggaran 2011 sampai dengan 2014 berupa data belanja modal, pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dan dana bagi hasil. Data mengenai jumlah penduduk diperoleh dari data sosial dan kependudukan tahun 2011 sampai dengan 2014.
29
30
Dari data yang ada, penulis akan melakukan penghitungan rasio kemandirian keuangan daerah untuk seluruh kabupaten dan kota di Indonesia. Dari perhitungan ini kabupaten dan kota di Indonesia akan dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu 1. Daerah dengan rasio kemandirian keuangan daerah di atas rata-rata nasional. 2. Daerah dengan rasio kemandirian keuangan daerah di bawah rata-rata nasional.
3.2. Populasi dan Sampel Sekaran dan Bougie (2013) mendefinisikan populasi sebagai the entire group of people, events, or things of interest that the researcher wishes to investigate. Menurut pengertian di atas, populasi merupakan semua hal yang hendak diteliti. Subagyo dan Djarwanto (2013) menjelaskan bahwa populasi atau universe adalah jumlah
dari
keseluruhan
objek
(satuan-satuan/individu-individu)
yang
karakteristiknya hendak diduga. Dalam penelitian ini populasi penelitian ini adalah APBD seluruh pemerintah kabupaten dan kota di Indonesia periode tahun anggaran 2011 sampai dengan 2014 yang berjumlah 491 kabupaten/kota di tahun 2011 sampai dengan 2013, dan 505 kabupaten/kota di tahun 2014. Perbedaan ini disebabkan pada tahun 2014 terdapat pemekaran wilayah. Selanjutnya Sekaran dan Bougie (2013) mendefinisikan sampel sebagai a subset of the population, it comprises some members selected form it. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diartikan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi tersebut. Menurut Subagyo dan Djarwanto (2013), sampel merupakan sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan dianggap bisa mewakili
31
keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah populasinya). Sampel akan digunakan untuk membuat kesimpulan atas keseluruhan populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah APBD seluruh pemerintah kabupaten dan kota di Indonesia periode tahun anggaran 2011 sampai dengan 2014 yang memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh peneliti. Teknik pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Sekaran dan Bougie (2013) menyebutkan bahwa purposive sampling digunakan memilih orang tertentu atau responden tertentu yang mempunyai kemampuan untuk menyediakan informasi yang telah ditetapkan oleh peneliti. APBD yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang ditetapkan oleh peneliti, antara lain 1.
Menyediakan data yang lengkap untuk kurun waktu tahun 2011 sampai dengan 2014 terkait dengan penerimaan daerah yang terdiri dari pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dan dana bagi hasil.
2.
Menyediakan data yang lengkap untuk kurun waktu tahun 2011 sampai dengan 2014 terkait dengan pengeluaran belanja modal.
3.
Sampel ditetapkan 20% untuk masing-masing kelompok penelitian. Kriteria lain yaitu terkait dengan jumlah penduduk. Data yang digunakan
adalah laporan mengenai jumlah penduduk yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik. Dari populasi kabupaten/kota di Indonesia, penulis membagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu
32
1.
Daerah dengan rasio kemandirian keuangan daerah di atas rata-rata nasional.
2.
Daerah dengan rasio kemandirian keuangan daerah di bawah rata-rata nasional.
Hasil pembagian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 3.1 Pemilihan Sampel Keterangan
2011
2012
2013
2014
Rata-rata Rasio Kemandirian
8,24%
8,21%
9,11%
10,38%
134
140
134
130
27
28
27
26
357
351
357
373
72
71
71
75
Keuangan Daerah Jumlah Daerah dengan Rasio Kemandirian
Keuangan
Daerah di Atas Rata-rata Nasional Jumlah
Sampel
Ditetapkan Daerah
yang
(20%) dengan
Kemandirian
untuk Rasio
Keuangan
Daerah di Atas Rata-rata Nasional Jumlah Daerah dengan Rasio Kemandirian
Keuangan
Daerah di Bawah Rata-rata Nasional Jumlah
Sampel
Ditetapkan Daerah
yang
(20%) dengan
Kemandirian
untuk Rasio
Keuangan
Daerah di Bawah Rata-rata Nasional
33
Pemilihan sampel untuk daerah dengan rasio kemandirian keuangan daerah di atas rata-rata nasional dimulai dari peringkat pertama untuk masing-masing tahunnya. Sedangkan pemilihan sampel untuk daerah dengan rasio kemandirian keuangan daerah di bawah rata-rata nasional dimulai dari peringkat paling bawah (terakhir).
3.3. Variabel Penelitian Sekaran dan Bougie (2013) menyebutkan bahwa variable is anything that can take on differing or varying values. Selanjutnya dijelaskan terdapat empat jenis variabel yaitu variabel dependen (terikat), variabel independen (tidak terikat), variabel moderat, dan variabel interven. Dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan dua variabel, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Menurut Sekaran dan Bougie (2013), dependent variable is the variable of primary interest to the researcher. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu belanja modal. Menurut Kementerian Keuangan (2014), Belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan aset tetap dan aset lainnya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan. Contoh belanja modal adalah tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jaringan, buku perpustakaan, dan hewan. Besaran belanja modal dapat dilihat pada pos belanja modal pada APBD masing-masing kabupaten dan kota di Indonesia tahun 2011 sampai dengan 2014.
34
Sekaran dan Bougie (2013) juga mendefinisikan independent variable is one that influences the dependent variable in either a positive or negative way. Penelitian ini menggunakan lima variabel independen, yaitu 1.
Pendapatan asli daerah. Menurut Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 pasal 1, pengertian pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber di dalam daerahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pendapatan asli daerah terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil penjualan milik daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, serta lain-lain pendapatan asli daerah yang dipisahkan
2.
Dana alokasi umum, yaitu yaitu dana yang berasal dari APBN, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka desentralisasi.
3.
Dana alokasi khusus, merupakan dana yang dialokasikan dari APBN kepada daerah tertentu dalam rangka pendanaan pelaksanaan desentralisasi untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan pemerintah pusat atas dasar prioritas nasional atau atas usulan daerah tertentu.
4.
Dana bagi hasil, merupakan pendapatan pemerintah yang dibagihasilkan dengan daerah/wilayah dimana lokasi pendapatan itu dihasilkan sesuai dengan proporsi tertentu atas dana yang sudah dikumpulkan. Dana bagi hasil terdiri dari bagian daerah dari penerimaan pajak bumi dan bangunan dan Bea
35
perolehan hak atas tanah dan bangunan, dan penerimaan dari sumber daya alam. 5.
Jumlah penduduk, semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan jumlah penduduk antara lain kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi).
3.4. Sumber Data Data yang digunakan oleh penulis merupakan data sekunder (secondary data). Menurut Sekaran dan Bougie (2013), secondary data refers to information gathered by someone other than the researcher conducting the current study. Penggunaan data sekunder dalam penelitian ini didasarkan pada alasan: 1. Cara memperoleh data lebih mudah. 2. Biaya pemerolehan data lebih murah. 3. Sumber data adalah lembaga yang terpercaya. Jenis data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Laporan Realisasi APBD Kabupaten/Kota se-Indonesian tahun anggaran 2011 sampai dengan 2014, data tersebut diperoleh dari situs Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan
(www.djpk.kemenkeu.go.id)
Kementerian
Keuangan
Republik
Indonesia
36
2. Laporan Sosial Kependudukan Tahun 2011 sampai dengan 2014, data tersebut diperoleh dari situs Badan Pusat Statistik, baik di tingkat pusat maupun daerah.
3.5. Pengujian Data Untuk melakukan pengujian terhadap pengaruh pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dana bagi hasil, dan jumlah penduduk terhadap belanja modal, penulis menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression). Pengujian tersebut akan mengggunakan software Statistic Product and Service Solution (SPSS) 20 version. Selain menggunakan regresi berganda, penulis juga melakukan uji asumsi klasik. Pengujian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut: 3.5.1. Uji Asumsi Klasik. 3.5.1.1. Uji Normalitas. Menurut Ghozali (2006), uji normalitas adalah suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah data dalam variabel yang akan dianalisis berdistribusi normal. Pengujian dilakukan dengan melihat apakah dalam model regresi terdapat variabel pengganggu atau residual. Apabila nilai residual tidak mengikuti distribusi normal maka data akan menjadi tidak valid. Terdapat dua metode uji normalitas, yaitu analisis grafik dan analisis statistik (uji kurtosis-skewness dan uji kolmogorov-smirnov).
37
Apabila ternyata data yang diperoleh tidak normal, maka harus dilakukan normalisasi data dengan melakukan transformasi data. Transformasi dapat dilakukan dengan metode akar kuadrat, logaritma 10/Ln, atau inverse. 3.5.1.2. Uji Multikolinieritas Menurut Ghozali (2006), pengujian multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang dibuat ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen yang ada. Dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflastion Factor (VIF). Model regresi akan dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas apabila memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10. 3.5.1.3. Uji Autokorelasi Menurut Ghozali (2006), uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu (residual) pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat permasalahan autokorelasi. Penelitian ini menggunakan 2 (dua) metode pengujian autokorelasi, yaitu 1. Uji Durbin-Watson untuk daerah dengan rasio kemandirian keuangan daerah di atas rata-rata nasional. 2. Uji autokorelasi pada daerah dengan dengan rasio kemandirian keuangan daerah di bawah rata-rata nasional dilakukan dengan uji lagrange multiplier. Ghozali (2006) menyebutkan, uji lagrange multiplier dilakukan terhadap sampel lebih dari 100.
38
Metode lain yang dapat digunakan untuk melakukan uji autokorelasi adalah uji statistik Q: box-pierce dan ljung box, serta dengan menggunakan run-test. 3.5.1.4. Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2006), pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Metode yang digunakan adalah dengan melihat grafik plot antara prediksi nilai variabel terikat dan dengan nilai residualnya. Cara untuk melihat terjadinya heteroskedastisitas adalah ketika grafik plot membentuk suatu pola tertentu atau ketika pola yang jelas seperti penyebaran tidak merata. 3.5.2. Uji Beda T-Test Menurut Ghozali (2006), uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah 2 (dua) sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara 2 (dua) nilai rata-rata dari 2 (dua) sampel yang ada. Terdapat dua langkah dalam melihat hasil pengujian ini, yaitu dilihat dari hasil groups statistics dan dari hasil variances dan nilai levene test yang ada. Pengujian ini dilakukan karena penulis ingin membandingkan hasil antara dua kelompok yang berbeda, yaitu daerah dengan dengan rasio kemandirian keuangan daerah di atas rata-rata nasional dan daerah dengan dengan rasio kemandirian keuangan daerah di bawah rata-rata nasional. Uji beda t-test perlu dilakukan untuk mengetahui bahwa kedua kelompok data merupakan data yang berbeda. 3.5.3. Analisis Regresi Berganda
39
Penulis menggunakan variabel independen yaitu pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dana bagi hasil dan jumlah penduduk. variabel dependen adalah alokasi belanja modal. Persamaan yang dihasilkan dari variabel tersebut adalah BM = α + β1 PAD + β2 DAU + β3 DAK + β4 DBH + β5 JP + e Keterangan rumus tersebut adalah sebagai berikut: 1. BM adalah alokasi belanja modal. 2. PAD adalah pendapatan asli daerah. 3. DAU adalah dana alokasi umum. 4. DAK adalah dana alokasi khusus. 5. DBH adalah dana bagi hasil. 6. JP adalah jumlah penduduk. 7. α adalah konstanta 8. β1, β2, β3, β4, dan β5 adalah slope atau koefisien regresi atau intersep 9. e adalah error. Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan melakukan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda adalah hubungan secara linear antara dua variabel atau lebih variabel independen dengan variabel dependen. Analisis ini digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Langkah-langkah analisis regresi berganda dilakukan sebagai berikut: 3.5.3.1. Uji Koefisien Determinansi
40
Koefisien Determinansi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi. Diperoleh dengan melihat nilai adjusted r² dari variabel independen.
3.5.3.2. Uji Signifikansi Simultan Dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Terdapat dua cara pengambilan keputusan menurut Ghozali (2007), yaitu 1.
Quick look, yaitu dengan melihat nilai F. Apabila nilai F lebih besar daripada 4 maka H0 dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%, dengan kata lain hipotesis alternatif akan diterima.
2.
Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Apabila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0 ditolak dan menerima hipotesis alternatif. 3.5.3.3. Uji Signifikansi Parameter Individual Pengujian ini dilakukan untuk melihat seberapa jauh peranan suatu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.