BAB III METODE PENELITIAN A.
Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Laboratorium
Percontohan UPI Bandung. Terletak di jalan Senjayaguru kompleks kampus Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Lokasi sekolah bagian depan berseberangan dengan kampus FPIPS UPI dan di belakang terdapat sekolah SMP, SD, dan TK Laboratorium Percontohan UPI. Adapun denah lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar berikut.
Sumber: Google Map Gambar 3.1 Denah Lokasi Penelitian Keterangan : = Lokasi Penelitian
B.
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 80). Dalam penelitian ini, yang dijadikan populasi adalah SMA Laboratorium Percontohan Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
82
UPI Bandung Kelas XI IPS Tahun Pembelajaran 2012/2013. Adapun anggota populasi penelitian ini adalah sebagai berikut. Tabel 3.1 Anggota Populasi Penelitian No.
Kelas Program
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-Laki
Perempuan
1
XI IPA 1
17
18
35
2
XI IPA 2
5
24
29
3
XI IPA 3
15
19
34
4
XI IPS 1
16
5
21
5
XI IPS 2
7
20
27
6
XI IPS 3
17
7
24
77
93
170
Jumlah
Dok. SMA Laboratorium UPI Sedangkan sampel menurut Sugiyono (2012: 81) adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Namun teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah melalui teknik Nonprobability Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012: 84). Nonprobability Sampling yang digunakan peneliti jenis Sampling Purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012: 84). Hal ini dilakukan karena, peneliti mengetahui kondisi sampel penelitian sebelumnya ketika melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di tempat tersebut. Kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen sebanyak 27 siswa dan XI IPS 3 sebagai kelas kontrol sebanyak 24 siswa di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung tahun pembelajaran 2012/2013.
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
83
Tabel 3.2 Anggota Sampel Penelitian No.
Kelas Program
1 2
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-Laki
Perempuan
XI IPS 2
7
20
27
XI IPS 3
17
7
24 Dok. SMA Laboratorium UPI
Dikarenakan terdapat siswa nonmuslim dan siswa tidak hadir saat peneliti melakukan penelitian, maka kelas XI IPS 2 yang berjumlah 27 siswa menjadi 23 siswa, dan kelas XI IPS 3 yang berjumlah 24 siswa menjadi 20 siswa. C.
Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2012: 2) metode penelitian pada dasarnya merupakan
“cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai maka peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode Quasi Eksperimen desain Nonequivalent Control Group Design. 1.
Pendekatan Kuantitatif Sugiyono (2012: 7) berpendapat “metode kuantitatif sebagai metode
ilmiah/scientific
karena
telah
memenuhi
kaidah-kaidah
ilmiah
yaitu
konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis”. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Sedangkan Syahidah (2012: 74) menyatakan pengertian pendekatan kuantitatif adalah sebagai berikut: Pendekatan kuantitatif adalah metode pemecahan masalah yang terencana dan cermat, dengan desain yang terstruktur ketat, pengumpulan data secara sistematis terkontrol, dan tertuju pada penyusunan teori yang disimpulkan secara induktif dalam kerangka pembuktian hipotesis secara empiris. Sugiyono (2012: 23) menyatakan bahwa metode kuantitatif digunakan apabila: Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
84
a. Masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas b. Peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi c. Ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment tertentu terhadap yang lain d. Peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian e. Peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat diukur f. Ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validasi pengetahuan, teori dan produk tertentu. 2.
Metode Eksperimen Metode Penelitian Eksperimen menurut Sugiyono (2012: 72) dapat diartikan
sebagai “metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Sedangkan penelitian eksperimen menurut Arikunto (2009: 207) adalah sebagai berikut; Penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat. Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan. Eksperimen atau percobaan atau pemberian perlakuan (treatment) ini diterapkan pada kelas terkendali atau kelas eksperimen, dan kelas yang tidak diberikan perlakuan disebut kelas pembanding atau kelas kontrol. 3.
Quasi Experimental Quasi Experimental atau quasi eksperimen ini merupakan pengembangan
dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Menurut Sugiyono (2012: 77) desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik dari preexperimental design. Quasi experimental digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
85
Masih menurut Sugiyono (2012: 77) terdapat dua bentuk desain quasi eksperimen, yaitu Time Series Design dan Nonequivalent Control Group Design. Sedangkan yang digunakan peneliti adalah Nonequivalent Control Group Design. Design ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada design ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Desain yang digunakan peneliti ini menggunakan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana kelas eksperimen diberikan treatment (perlakuan) berupa penggunaan media audio visual selama dua kali pertemuan sedangkan kelas kontrol tidak diberikan treatment media audio visual selama dua kali pertemuan pula. Kemudian dalam pelaksanaannya, baik kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pretest dan posttest yang dilakukan satu kali. Pretest dilakukan guna mengetahui kemampuan awal siswa dalam memahami materi tata cara pengurusan jenazah sebelum dimulai pembelajaran, sedangkan posttest dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan pengetahuan siswa setelah dilakukan pembelajaran. Pengukuran keberhasilan penerapan media audio visual ini dilakukan dengan menghitung perbedaan nilai antara pretest dan posttest. Skema desain ini dapat dilihat pada gambar berikut. O1
X
O2
........................................
O3
O4
Gambar 3.2 Nonequivalent Control Group Design Sumber: Sugiyono (2012: 79) Keterangan :
X adalah treatment atau perlakuan O1 adalah nilai pretest kelompok eksperimen O2 adalah nilai posttest kelompok eksperimen O3 adalah nilai pretest kelompok kontrol O4 adalah nilai posttest kelompok kontrol
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
86
Jika dilihat dari gambar di atas dapat dijabarkan sesuai dengan penelitian yang dilakukan adalah untuk mendapatkan keefektifan perlakuan media audio visual terhadap pemahaman tentang tata cara pengurusan jenazah siswa. O1 dan O3 merupakan pemahaman siswa sebelum ada perlakuan media audio visual. O2 adalah pemahaman siswa setelah menggunakan media audio visual selama dua kali pertemuan. O4 adalah pemahaman siswa yang tidak diberikan perlakuan media audio visual selama dua kali pertemuan pula. Keefektifan media audio visual terhadap pemahaman siswa tentang tata cara pengurusan jenazah adalah (O2 – O1) – (O4 – O3). D.
Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahpahaman dan kekeliruan dalam memahami
konteks permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah yang terdapat pada judul penelitian, yaitu: 1.
Efektivitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2008: 352) efektivitas
berasal dari kata efektif yang berarti “ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); manjur atau mujarab; dapat membawa hasil; berhasil guna; mangkus; mulai berlaku”. Sedangkan efektivitas artinya keefektifan (Depdiknas, 2008: 352). Efektivitas bisa diartikan sebagai keberhasilan suatu kegiatan atau aktivitas yang telah direncanakan sebelumnya. Jadi, maksud efektivitas dalam penelitian ini adalah seberapa berpengaruh dan berhasilnya penerapan media audio visual terhadap peningkatan pemahaman siswa pada materi pengurusan jenazah dalam pembelajaran PAI. 2.
Media Pembelajaran Menurut Susilana dan Riyana (2009: 6) “kata media berasal dari kata latin,
merupakan bentuk jamak dari kata „medium‟. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar”. Masih menurutnya (2009: 1) media pembelajarn merupakan “suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh
pengetahuan,
keterampilan
dan
nilai-nilai
positif
dengan
memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar”. Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
87
Jadi media pembelajaran menurut peneliti yaitu seperangkat perlengkapan sumber belajar untuk memudahkan proses pembelajaran sehingga pembelajaran menyenangkan dan bervariatif. Namun perangkat yang difokuskan dan digunakan peneliti dalam eksperimen dalam bentuk perangkat lunak (software). 3.
Media Audio Visual Media Audio adalah media yang penyampaian pesannya hanya dapat
diterima oleh indera pendengaran. Sesuai pernyataan Sadiman (2008: 49) mengenai media audio bahwa “media audio adalah pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam katakata/bahasa lisan) maupun non verbal”. Sedangkan media visual adalah media yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh indera penglihatan. Jadi, Media Audio Visual ialah media yang tidak hanya dapat melihat atau mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan. Media audio visual yang digunakan peneliti adalah berupa video, dimana ketika proses pembelajaran berlangsung, dengan penggunaan video ini siswa dapat melihat dan mendengar tata cara pengurusan jenazah yang ditampilkan. 4.
Pendidikan Agama Islām Pendidikan Agama Islām di sekolah menurut Syahidin (2009: 1) adalah
“suatu program pendidikan yang menanamkan nilai-nilai Islām melalui proses pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas yang dikemas dalam bentuk mata pelajaran dan diberi nama Pendidikan Agama Islām disingkat PAI”. Sedangkan dalam GBPP PAI di sekolah umum dijelaskan bahwa pendidikan agama Islām adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islām melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional (Muhaimin, 2004: 75). PAI yang dimaksud peneliti disini yaitu mata pelajaran pendidikan agama Islām di jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
88
5.
Pemahaman Pemahaman berasal dari kata paham, menurut KBBI (2008: 998) yang
artinya “(1) pengertian: pengetahuan banyak; (2) pendapat, pikiran; (3) aliran, haluan, pandangan; (4) mengerti benar (akan), tahu benar (akan); (5) pandai dan mengerti benar”. Sedangkan pemahaman diartikan sebagai proses, perbuatan memahami atau memahamkan (Depdikbud, 2008: 998). Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses dan cara memahami, cara mempelajari sesuatu dengan baik-baik supaya mengerti benar atas perolehan pengetahuan. 6.
Pengurusan Jenazah Tata cara pengurusan jenazah ini merupakan materi pelajaran PAI semester
genap untuk kelas XI SMA. Materi ini merupakan objek yang diajarkan peneliti dalam peneltian eksperimen. Dimana hukum mengurusi jenazah adalah Farḍu Kifāyaħ. Artinya kewajiban yang apabila telah ada sekelompok orang yang mengerjakan
pengurusan jenazah
mulai
dari memandikan,
mengkafani,
menṣalatkan sampai menguburkan, maka gugurlah kewajiban muslim yang lainnya. Namun bila tidak ada yang mengerjakan, maka semua berdosa. Adapun urutan tata cara pengurusan jenazah menurut Margiono, dkk. (2007: 126) mulai dari memandikan jenazah, mengafani jenazah, menyalatkan jenazah, dan menguburkan jenazah. Namun dalam pembahasan pengurusan jenazah ini terdapat pula pembahasan mengenai perlakuan terhadap orang yang baru meninggal dunia (Syukur dan Susanti, 2010: 190). Maka, urutan tata cara pengurusan jenazah adalah sebagai berikut. a.
Perlakuan terhadap Orang yang Baru Meninggal Dunia, meliputi: 1) Menutup mata dan mendoakan mayat 2) Menutup mayat dengan kain hingga menyelimuti seluruh tubuh 3) Menyegerakan penyelenggaraan jenazah 4) Menyembunyikan rahasia mayat 5) Meyegerakan pelunasan hutang-hutang mayat 6) Mengqaḍa nażar mayat oleh walinya
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
89
b.
Memandikan Jenazah, maksudnya seluruh badan dan anggota tubuh mayat disiram oleh tiga macam air dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Sebelum
memandikan
jenazah
harus
mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan untuk prosesnya. Dalam memandikan jenazah juga terdapat tata cara proses memandikannya. Pembahasan selengkapnya telah dimuat pada kajian pustaka/bab dua. c.
Mengkafani jenazah, maksudnya adalah membungkus atau memberi baju kepada mayat sehingga tertutup seluruh tubuhnya. Pembahasan lengkap telah dimuat pada kajian pustaka.
d.
Menyalatkan jenazah, maksdunya menyalatkan mayat dengan cara empat kali takbir diakhiri dengan salam. Tata cara menyalatkan jenazah telah dimuat pada kajian pustaka.
e.
Menguburkan jenazah, maksudnya menimbun mayat di liang lahat pada lubangan tanah yang telah diukur sesuai dengan ukuran jenazah. Tata cara menguburkan mayat telah dibahas pada kajian pustaka.
E.
Instrumen Penelitian Purwanto (2010: 183) menjelaskan pengertian instrumen sebagai berikut: Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran. Cara ini dilakukan untuk memperoleh data yang objektif yang diperlukan untuk menghasilkan kesimpulan penelitian yang objektif pula. Sedangkan Arikunto (2009: 101) menyatakan instrumen pengumpulan data
adalah “alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”. Adapun instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner (Sugiyono, 2012: 222). Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif pilihan ganda dan lembar observasi/lembar pengamatan. Tes objektif pilihan ganda bertujuan untuk mengukur kemampuan teori siswa tentang pengurusan jenazah pada aspek kognitif. Selain tes, instrumen yang digunakan peneliti adalah lembar pengamatan. Meskipun dalam penelitian ini mengukur pemahaman siswa, Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
90
dimana menurut paham Bloom (Arikunto, 2009: 121) aspek tersebut berada pada ranah kognitif bagian C2, namun peneliti perlu untuk mendapatkan data pada ranah psikomotornya dengan cara pengamatan dari praktek jenazah. Karena menurut peneliti sendiri, pemahaman terjadi jika siswa telah mempraktikkan dan atau mengaplikasikan suatu objek dalam kehidupannya. Hal ini diperkuat dengan pendapat Arikunto (2009: 182) bahwa pengukuran ranah psikomotor biasanya disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus. F.
Pengembangan Instrumen
1.
Instrumen Tes Sebagaimana telah disampaikan di atas bahwa tes ini digunakan untuk
mengukur kemampuan teori siswa pada aspek kognitif. Tes yang digunakan berupa tes tulis objektif pilihan ganda, dimana tersedia satu jawaban yang paling tepat dan empat pilihan lainnya sebagai pengecoh. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen tes adalah sebagai berikut: a.
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PAI SMA kelas XI Standar Kompetensi tentang memahami ketentuan hukum Islām tentang pengurusan jenazah. RPP terlampir di lembar lampiran B.
b.
Membuat dan menghitung tabel spesifikasi Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dan aspek tingkah laku sesuai indikator dalam RPP. Tabel spesifikasi dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 3.3 TIK dan Aspek Tingkah Laku Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islām (PAI) Sub Bahasan Hukum Islām tentang Pengurusan Jenazah
Perte muan
Aspek yang Diukur Pokok Materi
Ingatan (I)
Pemahaman (P)
X
X
Aplikasi (A)
Fiqh: Pengurusan Jenazah 3/18(26)x100= 17 % 1
1.
Menerangkan perlakuan terhadap orang yang baru meninggal dunia
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jml.
91
2.
Menyebutkan hukum pengurusan
X
jenazah 3.
Menyebutkan syarat-syarat jenazah
X
yang harus dimandikan 4.
Menerangkan
tata
cara
X
X
memandikan jenazah 5.
Menunjukkan
cara
memandikan
X
X
jenazah 6.
Menyebutkan
ketentuan
jumlah
X
kain kafan untuk jenazah 7.
Menerangkan tata cara mengkafani
X
X
jenazah 8.
Menunjukkan
cara
mengkafani
X
X
jenazah 2
1.
Menjelaskan
pengertian
salat
syarat
salat
X
janazah 2.
Menyebutkan
sah
X
jenazah 3.
Menerangkan tata cara pelaksanaan
X
X
salat jenazah 4.
Menunjukkan cara melaksanakan
X
X
salat jenazah 5.
Menjabarkan
tata
cara
X
X
menguburkan jenazah 6.
Menunjukkan cara menguburkan
X
X
10
9
4
10/23x 100= 44
9/23x100= 39
4/23x100 = 17
jenazah
Jumlah
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
23
92
c.
Membuat kisi-kisi soal berdasarkan KTSP mata pelajaran PAI materi SMA kelas XI tentang materi tata cara pengurusan jenazah.
d.
Menyusun 60 draft soal tes pilihan ganda dan kunci jawaban berdasarkan kisi-kisi dan tabel spesifikasi untuk diujicobakan. Draft soal tes terlampir di bagian lampiran C.
e.
Mengkonsultasikan draft soal yang telah dibuat kepada dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2, kemudian melakukan revisi soal berdasarkan saran yang diberikan dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2.
f.
Meminta penilaian kepada pakar yang berkompeten dalam bidang instrumen untuk menguji validitas isi dan validitas konstruk, yakni kepada: 1) Dr. Munawar Rahmat, M. Pd. 2) Dr. Abas Asyafah, M. Pd. 3) Dr. Aam Abdussalam, M. Pd.
g.
Melakukan perbaikan instrumen soal atas saran-saran dosen pakar.
h.
Melakukan uji coba soal kepada 17 siswa di luar sampel penelitian, yaitu siswa kelas XI Multimedia SMK Daarut Tauhid yang telah mempelajari materi tata cara pengurusan jenazah di awal semester. Uji coba soal dilakukan pada hari Sabtu, 09 Maret 2013, berlokasi di Jalan Gegerkalong Bandung.
i.
Menganalisis hasil uji coba soal yang meliputi: 1.
Uji Validitas Sebuah tes dikatakan valid jika tes tersebut mengukur apa yang hendak
diukur (Arikunto, 2009: 65), dengan kata lain sesuai dan tepat. Untuk menguji kevaliditasan instrumen soal harus menempuh dua tahap, yaitu validitas tes dan validitas item. a) Validitas Tes. Ada dua macam validitas tes, yaitu validitas logis dan validitas empiris. 1) Validitas Logis, sesuai dengan penalaran (Arikunto, 2009: 67). Maksudnya instrumen tes disebut valid secara logis, jika instrumen tersebut disusun dan dibuat sesuai dengan teori dan ketentuan TIK dan Aspek Tingkah Laku. Ada dua macam yang Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
93
dapat dicapai suatu instrumen dikatakan logis, yaitu dilihat dari validitas isi (instrumen disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang di evaluasi) dan validitas konstruk (instrumen disusun berdasarkan TIK dan aspek tingkah laku). Dalam hal validitas isi, peneliti mengacu pada buku PAI SMA kelas XI karya Syukur dan Susanti, PAI SMK kelas XI karya Margiono, dkk., dan beberapa referensi lain mengenai tata cara pengurusan jenazah untuk memperkuat materi tersebut (terlampir dalam RPP), sedangkan mengenai validitas konstruk dapat dilihat pada tabel 3.8. Kedua validitas tersebut telah dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, guru PAI SMA Labschool dan dosen pakar. Sehingga instrumen yang telah dibuat peneliti memenuhi kriteria valid secara logis. 2) Validitas Empiris, maksudnya sebuah instrumen dapat dikatakan valid secara empiris jika sudah diuji dari pengalaman, tidak hanya valid logis saja. Validitas empiris pun terbagi menjadi dua, yaitu validitas „ada sekarang/bandingan‟ (concurrent validity) ialah apabila tes tersebut dalam kurun waktu yang sama (= jangka pendek) dengan secara tepat telah mampu menunjukkan adanya hubungan yang searah, antara tes pertama dengan tes berikutnya (Sudijono, 2009: 177). Selanjutnya validitas prediksi (predictive validity) maksudnya suatu kondisi yang menunjukkan seberapa jauh sebuah tes telah dapat dengan secara tepat menunjukkan kemampuannya untuk meramalkan apa yang bakal terjadi pada masa mendatang (Sudijono, 2009: 168). Namun peneliti tidak melakukan validitas secara empiris untuk mengefisiensikan waktu. b) Validitas Item/Butir Soal, yaitu sebuah item/butir soal mempunyai validitas tinggi jika skor tiap butir sejajar dengan skor total. Untuk
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
94
mengetahui validitas item dapat digunakan rumus berikut (Arikunto, 2009: 79).
rpbi =
√
Keterangan : = koefisien korelasi biserial Mp
= rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
Mt
= rerata skor total
St
= standar deviasi dari skor total
p
= proporsi siswa yang menjawab benar
q
( p = banyaknya siswa yang benar ) Jumlah seluruh siswa = proporsi siswa yang menjawab salah ( q = 1 – p )
Dalam menghitung validitas item, peneliti menggunakan bantuan microsoft excel, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.4 Validitas Item Soal Bahasan Tata Cara Pengurusan Jenazah No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nilai Korelasi 0,202 0,117 0,172 0,173 -0,014 0,204 -0,204 0,202 0,774 0,041 -0,108 0,378 0,314 -0,010
Interpretasi
Keterangan
Invalid Invalid Invalid Invalid Invalid Invalid Invalid Invalid Valid Invalid Invalid Invalid Invalid Invalid
Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
95
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
0,774 0,486 0,581 0,264 -4,759 -9,100 0,283 0,774 0,774 0,597 0,484 0,338 -0,197 0,599 0,555 -0,397 0,652 0,508 0,774 0,774 0,774 0,011 0,552 0,332 0,512 0,426 0,842 0,774 0,188 0,719 -0,038 0,521 0,552 0,552 0,842 0,013 0,493 0,484 0,575
Valid Valid Valid Invalid Invalid Invalid Invalid Valid Valid Valid Valid Invalid Invalid Valid Valid Invalid Valid Valid Valid Valid Valid Invalid Valid Invalid Valid Invalid Valid Valid Invalid Valid Invalid Valid Valid Valid Valid Invalid Valid Valid Valid
Digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Diguanakan Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
96
54 Digunakan 0,547 Valid 55 Digunakan 0,575 Valid 56 Tidak digunakan -0,174 Invalid 57 Tidak digunakan -0,157 Invalid 58 Tidak digunakan -0,082 Invalid 59 Tidak digunakan 0,127 Invalid 60 Digunakan 0,842 Valid Keterangan: Jika rpbi rt , maka Valid; dan jika rpbi rt , maka Invalid. Maka diketahui (rt = N – 2 = 17 – 2 = 15) dengan taraf signifikansi 5% = 0,482; 1% = 0,606 (Sudijono, 2009:479). Dari 60 butir soal pilihan ganda yang telah diujikan kepada 17 siswa, hasilnya adalah 30 butir soal Valid, yaitu soal nomor 9, 15, 16, 17, 22, 23, 24, 25, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 37, 39, 41, 42, 44, 46, 47, 48, 49, 51, 52, 53, 54, 55, dan 60. Dan soal Invalid berjumlah 30, yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 18, 19, 20, 21, 26, 27, 30, 36, 38, 40, 43, 45, 50, 56, 57, 58, dan 59. Butir soal yang hasilnya valid akan digunakan untuk soal pretest dan posttest. 2.
Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan kemampuan memberikan hasil pengukuran
yang relatif tetap (Purwanto, 2010: 196). Suatu tes dikatakan reliabel jika tes tersebut diujikan berkali-kali hasilnya tetap atau mengikuti perubahan secara ajeg, maka tes tersebut dapat dipercaya. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan tepat/ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan/valid (Arikunto, 2009: 86). Dalam menghitung koefisien reliabilitas tes, peneliti mengunakan rumus Rulon Model Item Gasal Genap, yaitu sebagai berikut (Sudijono, 2009: 244).
Keterangan : = koefisien reliabilitas tes 1
= bilangan konstan
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
97
= varians perbedaan antarskor yang dicapai oleh testee pada belahan I dengan skor yang dicapai oleh testee pada belahan II = varian total Adapun langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam mencari koefisien reliabilitas tes menurut Sudijono (2009: 244 – 249) adalah sebagai berikut: a)
Mencari (menghitung) d, di mana d = (X – Y)
b) Menjumlahkan d sehingga diperoleh ∑d. c)
Menguadratkan d dan menjumlahkannya, sehingga diperoleh ∑d2.
d) Mencari (menghitung) skor total (=Xt), yaitu skor X ditambah skor Y, atau Xt = (X + Y), kemudian dijumlahkan sehingga diperoleh ∑Xt. e)
Menguadratkan skor total (=Xt), kemudian dijumlahkan sehingga diperoleh ∑Xt2, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.5 Perhitungan Mencari r11 dengan Formula Rulon Model Item Gasal Genap
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Siswa A. Karim A. Latif Adib Fahmi I. Hendri Mario M. Afif M. Aji M. Arief M. Zia Ryan Shally Sukma Willy Yayan Yudhistira Z
Skor Item Bernomor: Gasal (X) Genap (Y) 6 7 6 7 5 4 5 7 6 7 6 6 7 8 5 6 4 6 4 5 3 4 6 6 5 8 6 6 7 6 3 5 5 8
d= (X – Y ) -1 -1 1 -2 -1 0 -1 -1 -2 -1 -1 0 -3 0 1 -2 -3
d2 1 1 1 4 1 0 1 1 4 1 1 0 9 0 1 4 9
Xt = (X + Y) 13 13 9 12 13 12 15 11 10 9 7 12 13 12 13 8 13
169 169 81 144 169 144 225 121 100 81 49 144 169 144 169 64 169
Xt2
∑X
∑Y
∑d
∑d2
∑Xt
∑Xt2
89
106
-17
39
195
2311
N = 17
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
98
f)
Mencari (menghitung) jumlah kuadrat perbedaan antarskor item gasal dengan skor genap (∑Xd2) dengan rumus: ∑
∑
∑
Jadi: ∑ ∑ ∑ ∑
g) Mencari (menghitung) varian perbedaan antarskor item gasal dengan skor item genap (Sd2) dengan menggunakan rumus berikut: ∑
Jadi:
h) Mencari (menghitung) jumlah kuadrat total skor item gasal dengan skor item genap (∑xt2), dengan menggunakan rumus: ∑
∑
∑
Jadi: ∑ ∑ ∑
i)
Mencari (menghitung) varian total (St2) dengan rumus: ∑
Jadi:
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
99
j)
Menghitung koefisien reliabilitas tes dengan rumus:
Jadi:
0,296 0,704 Kemudian memberikan interpretasi terhadap angka koefisien reliabilitas tes dengan ketentuan: -
Jika r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0.70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable).
-
Jika r11 lebih kecil daripada 0.70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (un-reliable) Jadi, tes yang telah diujikan memiliki reliabilitas yang tinggi karena r11
lebih besar dari 0,70 yaitu 0, 704. 3.
Uji Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Daya beda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai/berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh/berkemampuan rendah (Arikunto, 2009: 211). Adapun cara menentukan daya pembeda itu ada 2 cara menurut Arikunto (2009: 212), yakni: -
untuk kelompok kecil (kurang dari 100 orang). Caranya ialah seluruh kelompok testee dibagi 2 sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Seluruh pengikut tes dideretkan mulai dari nilai teratas sampai terbawah, lalu dibagi dua.
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
100
-
untuk kelompok besar (100 orang ke atas). Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas dan 27% skor terbawah Karena peneliti mendapatkan testee kurang dari 50, maka menggunakan
kelompok kecil, yaitu 17 testee di bagi dua maka, 8 kelompok atas dan 8 kelompok bawah, 1 diabaikan. Rumus untuk menentukan indeks daya beda adalah sebagai berikut (Arikunto, 2009: 213). D=
-
= PA - PB
Keterangan: D
= Daya Pembeda
J
= Jumlah peserta tes
JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah BA = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar PA =
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB =
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda Versi I
Indeks Daya Beda
Klasifikasi
0,40 ke atas
Baik
0,21 – 0,39
Kurang Baik
0,20 ke bawah
Jelek (Sumber: Arikunto, 2009: 218)
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar (Arikunto, 2009: 207). Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran. Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
101
Rumus untuk menghitung tingkat kesukaran adalah sebagai berikut (Arikunto, 2009:208). P=
Keterangan: P
= Indeks Kesukaran
B
= Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Kesukaran Indeks Tingkat Kesukaran
Klasifikasi
0,29 ke bawah
Sukar
0,30 – 0,69
Sedang
0,70 ke atas
Mudah (Sumber: Arikunto, 2009: 210)
Untuk menghitung daya beda dan tingkat kesukaran, peneliti menggunakan bantuan microsoft excel, hasilnya dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 3.8 Analisis Daya Beda dan Tingkat Kesukaran No. BA BB Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
3 6 5 5 7 2 7 5 8 7 6 8 4 5 8
7 7 6 5 6 3 7 5 8 7 7 7 1 3 8
BA + BB
BA BB
N
10,00 13,00 11,00 10,00 13,00 5,00 14,00 10,00 16,00 14,00 13,00 15,00 5,00 8,00 16,00
-4,00 -1,00 -1,00 0,00 1,00 -1,00 0,00 0,00 0,00 0,00 -1,00 1,00 3,00 2,00 0,00
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
Daya Pembeda (DP) Tingkat Kesukaran (TK) Kualifikasi Kualifikasi Indeks Angka Kurang DP Baik Jelek TK Sukar Sedang Mudah Baik -0,47 0,59 -0,12 0,76 -0,12 0,65 0,00 0,59 0,12 0,76 -0,12 0,29 0,00 0,82 0,00 0,59 0,00 0,94 0,00 0,82 -0,12 0,76 0,12 0,88 0,35 0,29 0,24 0,47 0,00 0,94
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
102
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
7 7 6 4 7 4 8 8 8 8 5 2 7 6 1 8 7 8 8 8 7 7 6 5 7 8 8 3 8 6 6 7 7 8 8 8 8 8 7 8 3 3 3 6 8
8 3 7 4 6 4 8 8 7 5 1 1 5 1 0 3 8 8 8 8 5 5 7 2 5 7 8 2 6 4 3 5 3 7 7 6 5 7 4 7 1 2 2 5 7
15,00 10,00 13,00 8,00 13,00 8,00 16,00 16,00 15,00 13,00 6,00 3,00 12,00 7,00 1,00 11,00 15,00 16,00 16,00 16,00 12,00 12,00 13,00 7,00 12,00 15,00 16,00 5,00 14,00 10,00 9,00 12,00 10,00 15,00 15,00 14,00 13,00 15,00 11,00 15,00 4,00 5,00 5,00 11,00 15,00
-1,00 4,00 -1,00 0,00 1,00 0,00 0,00 0,00 1,00 3,00 4,00 1,00 2,00 5,00 1,00 5,00 -1,00 0,00 0,00 0,00 2,00 2,00 -1,00 3,00 2,00 1,00 0,00 1,00 2,00 2,00 3,00 2,00 4,00 1,00 1,00 2,00 3,00 1,00 3,00 1,00 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
-0,12 0,47 -0,12 0,00 0,12 0,00 0,00 0,00 0,12 0,35 0,47 0,12 0,24 0,59 0,12 0,59 -0,12 0,00 0,00 0,00 0,24 0,24 -0,12 0,35 0,24 0,12 0,00 0,12 0,24 0,24 0,35 0,24 0,47 0,12 0,12 0,24 0,35 0,12 0,35 0,12 0,24 0,12 0,12 0,12 0,12
-
-
0,88 0,59 0,76 0,47 0,76 0,47 0,94 0,94 0,88 0,76 0,35 0,18 0,71 0,41 0,06 0,65 0,88 0,94 0,94 0,94 0,71 0,71 0,76 0,41 0,71 0,88 0,94 0,29 0,82 0,59 0,53 0,71 0,59 0,88 0,88 0,82 0,76 0,88 0,65 0,88 0,24 0,29 0,29 0,65 0,88
-
-
Berdasarkan tabel 3.13 terlihat bahwa dari 60 butir soal pilihan ganda yang diujicobakan terdapat daya pembeda dalam kualifikasi baik berjumlah 5 butir, Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
103
yaitu nomor 17, 26, 29, 31, dan 48; sedangkan dalam kualifikasi kurang baik berjumlah 16 butir yaitu nomor 13, 14, 25, 28, 36, 37, 39, 40, 44, 45, 46, 47,51, 52, 54, dan 56; serta dalam kualifikasi jelek berjumlah 39 butir, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 30, 32, 33, 34, 35, 38, 41, 42, 43, 49, 50, 53, 55, 57, 58, 59, dan 60. Hal ini sesuai kriteria pada tabel 3.11. Sedangkan pada tingkat kesukaran dari 60 butir soal terdapat 8 butir pada kualifikasi sukar, yaitu nomor 6, 13, 27, 30, 43, 56, 57, dan 58; sedangkan pada kualisifikasi sedang terdapat 17 butir, yaitu nomor 1, 3, 4, 8, 14, 17, 19, 21, 26, 29, 31, 39, 45, 46, 48, 54, dan 59; serta pada kualifikasi mudah terdapat 35 butir, yaitu nomor 2, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 18, 20, 22, 23, 24, 25, 28, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 40, 41, 42, 44, 47, 49, 50, 51, 52, 53, 55, dan 60. Hal ini pun sesuai kriteria pada tabel 3.12. Idealnya sebuah soal tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar, pun daya bedanya sesuai kriteria, namun membuat soal merupakan pekerjaan yang tidak mudah, sehingga butir soal yang sudah valid namun tingkat kesukaran dan daya beda masih belum memenuhi kriteria, maka butir soal tersebut tidak dibuang, hanya perlu diperbaiki. Kemungkinan kekurangannya hanya terletak pada rumusan kalimatnya sehingga hanya perlu ditulis kembali, dengan perubahan seperlunya (Arikunto, 2009: 220). j.
Menata dan memperbaiki kembali instrumen soal yang masih perlu dihaluskan untuk dijadikan instrumen final, sehingga peneliti mendapati 30 soal instrumen tes pilihan ganda.
2.
Instrumen Lembar Observasi/Pengamatan Instrumen lembar observasi ini bertujuan untuk mengamati kemampuan
siswa dalam mempraktekkan tata cara pengurusan jenazah, tidak lain merupakan aspek psikomotor, sebelum dan sesudah dilakukan treatment. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen lembar observasi adalah sebagai berikut: a.
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PAI SMA kelas XI Standar Kompetensi tentang memahami ketentuan
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
104
hukum Islām tentang pengurusan jenazah. RPP terlampir di lembar lampiran B. b.
Membuat kisi-kisi soal berdasarkan KTSP mata pelajaran PAI materi SMA kelas XI tentang materi tata cara pengurusan jenazah.
c.
Menyusun 52 draft lembar pengamatan berdasarkan kisi-kisi.
d.
Mengkonsultasikan draft lembar pengamatan yang telah dibuat kepada dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2, kemudian melakukan revisi berdasarkan saran yang diberikan dosen pembimbing 1 dan pembimbing 2.
e.
Meminta penilaian kepada pakar yang berkompeten dalam bidang instrumen untuk menguji validitas isi dan validitas konstruk, yakni kepada 1) Dr. Munawar Rahmat, M. Pd. 2) Dr. Abas Asyafah, M. Pd. 3) Dr. Aam Abdussalam, M. Pd.
f.
Melakukan perbaikan instrumen lembar pengamatan atas saran-saran dosen pakar, sehingga peneliti mendapati 57 draft instrumen lembar pengamatan. Draft lembar pengamatan dapat dilihat pada lampiran C.
Secara keseluruhan instrumen tes dan lembar pengamatan dapat dilihat pada lampiran C. Instrumen lembar pengamatan ini tidak dilakukan uji coba dikarenakan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah tidak banyak sehingga tidak memungkinkan peneliti untuk menguji draft tersebut kepada satu per satu siswa. Maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data dengan memberikan tes sesuai dengan desain penelitian yang telah dibuat oleh peneliti. G.
Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2012: 137) pengumpulan data dapat dilakukan dalam
berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara melalui interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
105
mencapai tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut. 1.
Tes Tulis Pilihan Ganda Tes tulis yang digunakan peneliti adalah berupa tes objektif pilihan
ganda, hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa mengenai tata cara pengurusan jenazah pada saat sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) dilakukan treatment. 2.
Lembar Observasi Lembar observasi yang digunakan peneliti berupa lembar cecklist, hal
ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman teori siswa dengan cara mengukur kemampuan aplikasi (praktik) siswa mengenai tata cara pengurusan jenazah pada saat sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) dilakukan treatment. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, peneliti menggunakan non participant observation (observasi tidak berperan serta). Non participant observation adalah peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Sedangkan segi instrumentasi yang digunakan peneliti adalah observasi terstruktur. Menurut Sugiyono (2012: 146) observasi terstruktur adalah “observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya”. Dengan mengetahui tingkat kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran maka dapat dijadikan acuan oleh peneliti untuk membuat kesimpulan dan rekomendasi. 3.
Studi Pustaka Hal ini bertujuan untuk melengkapi dan memperkuat materi penelitian
melalui referensi-referensi buku, dokumen, dan ataupun bacaan lainnya yang relevan mengenai media audio visual, Pendidikan Agama Islām, hukum dan tata cara pengurusan jenazah, dan analisis data.
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
106
H.
Analisis Data Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah
jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal (Sugiyono, 2012: 243). Teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut. 1.
Analisis Data Deskriptif Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2012: 147). Atau analisis deskriptif ini adalah menjelaskan data yang telah diolah berupa tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, dan angka-angka lainnya. Analisis data yang digunakan yaitu penilaian kemampuan tes tulis dan praktik tata cara pengurusan jenazah serta data gain. a.
Penilaian Kemampuan Tes Tulis Setelah hasil intrumen diketahui valid dan reliabel, intrumen tersebut
digunakan untuk pretest dan posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penskoran yang dilakukan pada teori pengurusan jenazah melalui tes tulis pilihan ganda dengan cara hitung; jika benar mendapat skor satu (1) dan jika salah mendapatkan skor nol (0). Untuk mendapatkan nilai tes tulis tiap siswa diperoleh dari skor benar dibagi skor ideal dikali 100. Setelah data terkumpul dan telah diolah dan digambarkan oleh diagram/tabel maka akan dijelaskan kembali dengan uraian-uraian yang menjelaskan
gambar
tesebut
sesuai interpretasi
menurut
Arikunto
(2012:281) dengan menggunakan skala 100, kategorisasinya dapat dilihat pada tabel berikut.
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
107
Tabel 3.9 Pedoman Kategorisasi Nilai Pemahaman Teori Pengurusan Jenazah Angka 100
Keterangan
80 – 100
Baik Sekali
66 – 79
Baik
56 – 65
Cukup
40 – 55
Kurang
30 – 39
Gagal
b. Penilaian Lembar Observasi/Pengamatan Lembar pengamatan digunakan ketika siswa mempraktikkan tata cara pengurusan jenazah, kemudian peneliti mengisi lembar tersebut dengan tanda cecklist, dengan kriteria “sesuai” jika melakukan dengan sesuai dan “tidak sesuai” jika melakukan tidak sesuai. Kriteria “sesuai” mendapatkan skor dua (2) dan jika “tidak sesuai” mendapatkan skor satu (1). Kategori yang digunakan peneliti yaitu rendah, sedang, dan tinggi sesuai rumus kategorisasi jenjang menurut Azwar (2003: 109). Langkah-langkahnya sebagai berikut. 1) Menentukan skor minimum berdasarkan bobot terendah = 57 (jumlah pointer) x 1 (bobot terendah) = 57 2) Menentukan skor maksimum berdasarkan bobot tertinggi = 57 (jumlah pointer) x 2 (bobot tertinggi) = 114 3) Mencari luas jarak sebaran 114 – 57 = 57 4) Menentukan standar deviasi () = 57/6 = 9,5 = 10 (pembulatan) 5) Mean teoritis () = 57 x 1,5 = 85,5 = 86 (pembulatan) Setelah data skor siswa diperoleh, maka langkah selanjutnya yaitu menginterpretasikan data skor tersebut sesuai kategorisasi berikut.
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
108
Tabel 3.10 Interpretasi Data Skor Praktik Jenazah Rumus
Rumus
Kategorisasi
Interpretasi
X < ( - 1)
X < (85,5 – 10)
X < 75,5
Rendah
( - 1) < X < ( + 1) (85,5 - 10) < X < (85,5 + 10) 75,5 < X < 90,5 (85,5 + 10) < X
( + 1) < X
95,5 < X
Sedang Tinggi
Interpretasi di atas dapat diilustrasikan sebagai berikut. 75,5 Rendah
90,5 Sedang
Tinggi
Untuk mengubah skor menjadi nilai diperoleh dari skor benar dibagi skor ideal dikali 100, maka didapat hasil nilai pada praktik jenazah setiap siswa. c.
Data Skor Gain Ternormalisasi Setelah instrumen yang telah diketahui validitas dan reliabilitasnya,
kemudian diujikan kepada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada saat pretest dan posttest. Hasil pretest dan posttest tersebut kemudian ditentukan besarnya gain ternormalisasi dengan perhitungan menurut Hake (1999: 1), yaitu sebagai berikut. 〈 〉
= Keterangan:
= gain skor ternormalisasi
Sf
= skor rerata posttest
Si
= skor rerata pretest
Sm
= skor maksimum
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
109
Peningkatan pemahaman siswa setelah pembelajaran dengan penggunaan media audio visual dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islām dicari dengan menghitung rata-rata gain yang dinormalisasi berdasarkan kategorisasi dengan interpretasi menurut Hake (1999:1). Tabel 3.11 Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi Nilai (〈 〉
Klasifikasi Tinggi
〈 〉 (〈 〉
Sedang Rendah
Setelah nilai rata-rata gain yang dinormalisasi untuk kedua kelompok diperoleh, maka selanjutnya dapat dibandingkan untuk melihat efektivitas penggunaan media audio visual dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islām. Jika hasil rata-rata gain yang dinormalisasi dari suatu pembelajaran lebih tinggi dari hasil rata-rata gain yang dinormalisasi dari pembelajaran lainnya, maka dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media tersebut lebih efektif dalam meningkatkan suatu kompetensi dibandingkan pembelajaran dengan menggunakan media lain. 2.
Analisis Statistik Analisis statistik adalah analisis yang bersifat kuantitatif, artinya dalam
menganalisis hasil data penelitian menggunakan rumus-rumus tertentu dan disajikan dalam bentuk angka-angka dan dijelaskan dengan uraian-uraian. Setelah semua data terkumpul, maka proses selanjutnya adalah mengolah data, baik data pretest, data posttest dan perolehan gain yang dinormalisasi. a.
Uji Normalitas Uji normalitas sampel atau menguji normal tidaknya sampel, tidak
lain adalah mengadakan pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis (Arikunto, 2009: 301). Hal ini berkaitan dengan sampel yang diambil. Melalui uji normalitas peneliti bisa Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
110
mengetahui apakah sampel yang diambil mewakili populasi ataukah tidak. Jika data tidak cukup menyebar maka tidak dibenarkan menggunakan statistik parametrik seperti rumus korelasi product moment, uji-t, uji F, regresi, dan sebagainya. Namun peneliti harus menggunakan rumus Chi-Kuadrat, Mann-Whitney atau Wilcoxon test, Kendall’s tau, dan sebagainya (Arikunto, 2009: 299). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik Chi Square/Chi Kuadrat. Langkah-langkah yang dilakukan menurut Riduwan (2012: 160) adalah sebagai berikut. 1) Menentukan skor besar dan kecil. 2) Menentukan Rentangan (R); R = Skor terbesar – Skor terkecil 3) Menentukan Banyaknya Kelas (BK). (Rumus Sturgess) n = jumlah siswa 4) Menentukan panjang kelas (i) dengan rumus:
R
= Rentang (skor terbesar – skor terkecil)
BK
= Banyak Kelas
5) Menentukan rata-rata ( ̅) ̅
∑
6) Menentukan simpangan baku (S) √
∑
∑
̅ = nilai rata-rata gain = nilai gain yang diperoleh siswa n = jumlah siswa S = standar deviasi 7) Menentukan nilai baku z-score dengan menggunakan persamaan :
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
111
̅
bk = batas kelas 8) Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angkaangka 0 – Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga, dan begitu seterusnya. Kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya. 9) Mencari frekuensi harapan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden. 10) Mencari harga Chi-Kuadrat ( 2 ) dengan menggunakan persamaan: ∑ = chi kuadrat hasil perhitungan Oi
= frekuensi observasi
Ei
= frekuensi yang diharapkan
11) Membandingkan harga
dengan
Kaidah keputusan : Jika
, maka distribusi data normal, sedangkan
Jika
, maka distribusi data tidak normal
Untuk proses uji normalitas, peneliti menggunakan bantuan program SPSS 21. Menurut Sunyoto (2010: 104) langkah-langkahnya sebagai berikut. 1) Buka file yang berisi variabel bebas dan variabel terikat 2) Klik analyze, pilih nonparametric tests 3) Klik legacy dialogs 4) Klik chi-square 5) Kemudian masukan data variabel (bebas atau terikat, hanya satu variabel dulu diolah) 6) Tekan continue, kemudian OK Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
112
7) Muncul output SPSS (telah mengalami penyesuaian karena peneliti menggunakan rumus kai kuadrat/chi square) Setelah
dilakukan
uji
normalitas,
jika
diketahui
datanya
berdistribusi normal maka digunakan uji statistik parametrik. Untuk menggunakan uji statistik parametrik, memerlukan satu uji lagi yaitu uji homogenitas. Namun jika diketahui datanya berdistribusi tidak normal maka digunakan uji statistik non parametrik, dalam penelitian ini akan menggunakan uji wilcoxon. b.
Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan jika peneliti ingin menjeneralisasikan
hasil penelitiannya pada populasi yang lebih luas, dengan syarat kelompok-kelompok yang menjadi sampel berasal dari populasi yang sama. Kesamaan asal sampel dibuktikan dengan adanya kesamaan variansi kelompok-kelompok yang membentuk sampel tersebut. Jika ternyata tidak terdapat perbedaan variansi di antara kelompok sampel, dan ini mengandung aerti bahwa kelompok-kelompok tersebut homogen, maka dapat dikatakan bahwa kelompok-kelompok sampel tersebut berasal dari populasi yang sama (Arikunto, 2009: 318). Setelah dilakukan uji normalitas dan data menunjukan distribusi normal, maka pengolahan data dilanjutkan pada uji homogenitas. Tingkat homogenitas dapat ditentukan menggunakan distribusi F. Nilai F hitung ditentukan dengan menggunakan rumus (Riduwan, 2012:158). Fhitung = Varians terbesar Varians terkecil Kemudian nilai Fhitung dibandingkan dengan nilai Ftabel dengan derajat kebebasan (db) = n – 1. Dengan kriteria pengujian: Jika Fhitung
FTabel, maka kedua variansi homogen
Jika Fhitung
FTabel, maka kedua variansi tidak homogen
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
113
Untuk menghitung uji homogenitas, peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 21. c.
Uji Hipotesis 1.
Uji – t
Setelah diketahui data yang diperoleh normal dan homogen, maka pengolahan data dilanjutkan dengan pengujian hipotesis, bertujuan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya hubungan dua variabel. Uji statistik untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji – t. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2012: 197) ̅
t= √
̅ (
)
Keterangan : ̅
= nilai rerata kelas eksperimen
̅
= nilai rerata kelas kontrol = varians kelompok eksperimen = varians kelas kontrol = jumlah siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol Setelah nilai thitung diperoleh, kemudian dibandingkan dengan ttabel.
Taraf signifikansi yang dipakai adalah 0,05. Maka berlaku ketentuan: Jika thitung > ttabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak. Jika thitung < ttabel, maka H1 ditolak dan H0 diterima (Sugiyono, 2012: 199). Dalam penghitungan uji-t ini, peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 21.
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
114
2.
Uji Wilcoxon
Jika dalam uji normalitas menghasilkan data distribusi yang tidak normal, maka pengolahan data dilakukan dengan statistik non parametrik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Uji Wolcoxon. Uji wilcoxon bertujuan untuk menentukan apakah ada perbedaan nyata antara data pasangan yang diambil dari sampel. Uji statistiknya adalah T0 = nilai terkecil dari nilai absolut hasil penjumlahan tanda jenjang. Prosedur uji statistik menurut Hasan (2004:122-123) adalah sebagai berikut. a) Menentukan formulasi hipotesisnya H0 : media tidak memiliki pengaruh terhadap peningkatan pemahaman siswa H1 : media memiliki pengaruh terhadap peningkatan pemahaman siswa b) Menetukan taraf nyata () menggunakan 5% = 0,05 dengan T tabel. Pengujian dapat berbentuk satu sisi atau dua sisi c) Menentukan kriteria pengujian H0 diterima jika T0 T H0 ditolak jika T0 < T d) Menentukan nilai uji statistik (nilai T0). Dalam hal ini menggunakan uji Z untuk sampel besar (n 25). Z = E (T) = T = Tahap-tahapnya sebagai berikut: 1) Menentukan tanda beda dan besarnya tanda beda antara pasangan data 2) Mengurutkan bedanya tanpa memperhatikan tanda atau jenjang (a) Angka 1 untuk beda terkecil, dan seterusnya Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
115
(b) Jika terdapat beda yang sama, diambil rata-ratanya (c) Beda nol tidak diperhatikan 3) Memisahkan tanda beda positif dan negatif atau tanda jenjang 4) Menjumlahkan semua angka positif dan angka negatif 5) Nilai terkecil dari nilai absolut hasil penjumlahan merupakan nilai T0 e) Membuat kesimpulan bahwa H0 diterima atau ditolak Untuk menghitung uji wilcoxon ini, peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 21. Alur pengolahan data untuk membuktikan hipotesis mengenai peningkatan pemahaman siswa mengenai tata cara pengurusan jenazah dengan menggunakan media audio visual ditunjukkan bagan di bawah ini.
Bagan 3.1 Alur Uji Statistik
DATA Tidak UJI NORMALITAS Ya UJI HOMOGENITAS
PENGUJIAN HIPOTESIS DENGAN UJI -t
PENGUJIAN HIPOTESIS DENGAN UJI WILCOXON
KESIMPULAN
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu