BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain korelasional. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta, sifat, dan hubungan antar fenomena yang diselidiki. Borg dan Gall berpendapat dalam Ibnu Hadjar (1996) bahwa dalam penelitian jenis korelasional, peneliti berusaha menghubungkan suatu variabel dengan variabel yang lain untuk memahami suatu fenomena dengan cara menentukan tingkat atau derajat hubungan diantara variabel-variabel tersebut. Dalam perhitungan korelasi akan diperoleh koefisien korelasi, koefisien korelasi ini digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan, arah hubungan, dan berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Tingkat hubungan tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi yang berfungsi sebagai alat untuk membandingkan variabilitas hasil pengukuran terhadap variabel-variabel tersebut. Menurut Gay (dalam Emzir, 2007, hal. 37-38) menyatakan bahwa studi korelasional melengkapi penafsiran seberapa tepat hubungan dua variabel. Jika dua variabel mempunyai hubungan yang tinggi, koefisien korelasi mendekati + 1,00 atau β 1,00 akan diperoleh; jika dua variabel tidak mempunyai hubungan, suatu koefisien korelasi mendekati 0,00 akan ditemukan. Semakin tinggi hubungan dua variabel, semakin akurat prediksi yang didasarkan pada hubungan tersebut. Sementara untuk hubungan yang agak sempurna, sejumlah variabel cukup memadai untuk membolehkan prediksi yang bermanfaat. Sedangkan Zechmeister (2000, hal. 1) mendeskripsikan tentang penelitian korelasional sebagai suatu pendekatan umum untuk penelitian yang memfokuskan penafsiran pada kovariasi di antara variabel yang muncul secara alami. Tujuan penelitian korelasional
adalah
untuk
mengidentifikasi
hubungan
prediktif
dengan
menggunakan teknik korelasi atau statistik yang lebih canggih, dimana hasil penelitian korelasional juga mempunyai implikasi untuk pengambilan keputusan. Mardi Widodo, 2015 PENGARUH PENDIDIKAN DEMOKRASI MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
149
Keterbatasan yang paling besar dari penelitian korelasional adalah masalah penafsiran hubungan kausal. Desain
penelitian
korelasional
memiliki
kelebihan
yaitu
adanya
kemampuan untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel, secara sendirisendiri atau bersama-sama, mempengaruhi variabel lain, dan memberi informasi tentang derajat
hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Pengetahuan
tentang tingkat hubungan tersebut diharapkan dapat menambah pemahaman tentang faktor-faktor dalam karakteristik yang kompleks dari suatu fenomena. Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel yaitu satu variabel bebas
dengan beberapa variabel intervening ,dan satu variabel terikat. Variabel bebas (π ) adalah
pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan,
sedangkan variabel intervening yang mempengaruhi variabel bebas (X) adalah keaktivan berorganisasi yang dibedakan menjadi aktif dan tidak aktif, jenis kelamin yang dibedakan menjadi dua yaitu laki-laki dan perempuan, asal fakultas yang dibedakan menjadi FKIP dan non FKIP , usia yang dibedakan menjadi dua yaitu usia 18 sampai dengan 20, dan usia 21 ke atas , asal sekolah menengah yang dibedakan menjadi tiga yaitu SMA, SMK, dan MAN. Selanjutnya
variabel
terikatnya (π) adalah partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan umum kepala daerah. Dengan demikian desain penelitian penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut : π1 π2 Y
X
π3 π4 π5 Gambar 3.1 : Desain Penelitian Korelasional Keterangan : Mardi Widodo, 2015 PENGARUH PENDIDIKAN DEMOKRASI MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
150
Γ
: Pendidikan Demokrasi melalui PKn
Γ1β5 : Variabel intervening π
: Partisipasi Politik Mahasiswa dalam Pemilukada
3.2 Responden Dalam Penelitian ini, responden yang dilibatkan memiliki
sifat yang
homogen, representatif, dan kedudukannya sama. Sedangkan responden dalam penelitian ini memiliki keberagaman karakteristik yaitu (1) aktif mengikuti dan tidak aktif mengikuti kegiatan kemahasiswaan; (2) perbedaan jenis kelamin; (3) asal fakultas; (4) asal sekolah; dan (5) usia. Semua responden dalam pembelajarannya pernah menerima perkuliahan PKn. Responden yang dilibatkan dalam kegiatan penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu (1) responden diberi uji coba instrumen penelitian yang berupa test pendidikan demokrasi melalui PKn dan kuesioner penelitian tentang partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan umum kepala daerah
yang berjumlah 32 mahasiswa; (2) responden yang
menjawab intrumen penelitian yang berupa test pendidikan demokrasi melalui PKn , dan kuesioner partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan umum kepala daerah yang berjumlah 300 mahasiswa. 3.3 Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian yang berobyek tentang pengaruh pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan terhadap partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan umum kepala daerah, mengambil lokasi di salah satu perguruan tinggi swasta di Tuban yaitu Universitas PGRI Ronggolawe (UNIROW) Tuban. UNIROW merupakan perguruan tinggi terbesar di sebelah barat wilayah Jawa Timur, dan berdiri atas dasar Surat Keputusan Mendiknas RI No. 08/D/O/2007 tertanggal 4 Januari 2007, yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Pembina Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi (PPLP-PT) PGRI di Tuban. UNIROW membawahi 5 (lima) Fakultas, dan 17 (tujuh belas) Program Studi. Penelitiannya difokuskan pada fakultas-fakultas yang ada di perguruan tinggi ini. 3.4 Populasi dan Sampel Penelitian serta Teknik Pengambilan Sampel 3.4.1 Populasi Mardi Widodo, 2015 PENGARUH PENDIDIKAN DEMOKRASI MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
151
Penelitian pendidikan bertujuan untuk mempelajari sesuatu yang berkenaan dengan sekelompok besar individu dengan caramempelajarinya melalui kelompok yang lebih kecil jumlahnya dari individu itu. Kelompok besar individu yang memiliki karakteristik umum yang sama disebut populasi. Sedang yang kelompok kecil individu disebut sampel (Hadjar, 1996, hal. 133). Populasi ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekelompok obyek yang lengkap dan jelas. (Usman dan Akbar, 2000, hal. 43). Menurut Nazir populasi adalah kumpulan individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi.(Nazir, 2005, hal. 325).
Hadi
(1983, hal. 220) berpendapat populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama. Pendapat
Arikunto populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian. (1993, hal. 103). Berdasarkan pendapatpendapat tersebut di depan maka dapat dinyatakan bahwa
populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Universitas PGRI Tuban. 3.4.2 Sampel Salah satu langkah yang harus dilakukan oleh seorang peneliti sebelum mengumpulkan data adalah dengan menentukan subyek penelitian. Dalam penelitian pendidikan pada umumnya peneliti tidak melibatkan semua subyek yang menjadi populasi. Peneliti hanya menyelidiki sebagian individu yang menjadi sasaran penelitian. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1993, hal. 102). Ary (1982, hal. 189) berpendapat sampel adalah kelompok kecil yang diamati. Dalam lingkup ini, maka penelitiannya disebut penelitian sampel. Hal ini dimaksudkan untuk menggeneralisisasi hasil penelitian sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi. Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah kelompok kecil individu yang diamati dan dilibatkan langsung dalam penelitian, dan sekaligus untuk menggambarkan keadaan populasi. Dalam merumuskan ukuran bagi sifat representative sebagai syarat suatu sampel tidaklah mudah. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa sampel harus benar-benar mewakili sifat populasi. Dalam berbagai sumber pustaka dijelaskan tentang besarnya jumlah sampel yang harus Mardi Widodo, 2015 PENGARUH PENDIDIKAN DEMOKRASI MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
152
diambil dalam penelitian. Arikunto (1993, hal. 107) berpendapat apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 -15 % atau 20-25 %. Ary (1982, 198) menyatakan bahwa pemecahan terbaik terhadap masalah besarnya sampel ini adalah dengan menggunakan sampel yang sebesar mungkin. Sampel yang lebih besar mempunyai kemungkinan lebih banyak untuk menjadi contoh yang representative bagi populasi, dan data dapat menjadi lebih tepat. Sehingga besarnya sampel ditentukan sebesar 10 sampai dengan 20 persen dari populasi yang dapat dijangkau. Menurut pendapat Roscoe (dalam Suliyono, 2011, hal. 23-24) memberikan pedoman penentuan jumlah sampel sebagai berikut : 1) Sebaiknya ukuran sampel di antara 30 sampai dengan 500 elemen; 2) Jika sampel dipecah lagi ke dalam sub sampel (misalnya: laki/perempuan, SD/SLTP/SMU), jumlah minimum subsampel harus 30; 3) Pada penelitian multivariate (termasuk analisis regresi multivariate), ukuran sampel harus beberapa kali lebih besar (10 kali) dari jumlah variabel yang akan dianalisis; 4) Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, dengan pengendalian yang ketat, ukuran sampel bisa antara 10 sampai dengan 20 elemen. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dengan menekankan pertimbangan keterwakilan (representative), dan sedapat mungkin sampel diambil sebanyak mungkin serta untuk data lebih akurat dan tepat, dengan mendasarkan pendapat Roscoe pada point pertama yaitu sebaiknya ukuran sampel di antara 30 sampai dengan 500 elemen, maka besarnya jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan sebesar 300 responden. Sebagai pembanding dalam penentuan sampel kita membandingkan dengan Table for Determining Sample Size from a Given Population, dimana jika ada jumlah populasi sebesar 1.000.000 responden maka sampel atau respondennya adalah 384. Sedangkan dalam penelitian ini, jumlah populasi kurang dari 10.000 responden, sehingga dengan menentukan responden sebesar 300 dinilai sudah mewakili populasinya. 3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel
Mardi Widodo, 2015 PENGARUH PENDIDIKAN DEMOKRASI MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
153
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan prosedur random sampling. Teknik pengambilan sampel dengan restricted random sample yang dimaksudkan adalah sampel ditarik dari populasi yang dikelompokkan lebih dahulu (Nazir, 2005, hal. 330-332). Penentuan populasi dengan teknik multiple stage sample yaitu sampel ditarik dari kelompok populasi, dan sebagian anggota sub populasi menjadi sampel (Nazir, 2005, hal. 332). Salah satu pendekatan teknik ini adalah proportional probability artinya setiap anggota kelompok populasi mempunyai peluang atau probability yang sama besar dari kelompokkelompok yang dimasukkan dalam sub sampel (Nazir, 2005, hal. 330-332). Secara singkat dapat dinyatakan bahwa teknik pengambilan sampelnya adalah random sampling
3.5 Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian yang berobyek tentang pengaruh pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan terhadap partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan umum kepala daerah terdapat satu variabel terikat dan satu variabel bebas beserta variabel intervening. Sugiyono (2009, hal. 61) menjelaskan bahwa variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas, dan variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel terikat adalah suatu variabel yang variasi nilainya dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel yang lain. Sedang yang dimaksud dengan variabel bebas adalah suatu variabel yang variasi nilainya akan mempengaruhi nilai variabel lain. Priyatno menjelaskan bahwa : variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, sedangkan variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel lain, dan variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur (2009, hal. 63). Variabel intervening adalah variabel yang terletak di antara variabel bebas dan terikat, sehingga variabel bebas tidak langsung mempengaruh Mardi Widodo, 2015 PENGARUH PENDIDIKAN DEMOKRASI MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
154
berubahnya variabel terikat. Husaini dan Purnomo (2000, hal. 10) menyatakan bahwa variabel intervening ialah ubahan yang secara teoritis mempengaruhi hubungan variabel independen dengan variabel dependen, tetapi tidak dapat diukur atau dimanipulasi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan umum kepala daerah atau variabel Y, sedang variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendidikan demokrasi kewarganegaraan atau variabel X. Untuk mengetahui antara variabel bebas, variabel terikat,
melalui
pendidikan
hubungan kaisalitas ,
ada variabel intervening yang
mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan terikat yang meliputi: 1) π1 untuk variabel keaktivan berorganisasi yang dibedakan mahasiswa yang aktif mengikuti organisasi kemahasiswaan dan mahasiswa yang tidak aktif mengikuti organisasi kemahasiswaan; 2) π2 untuk variabel jenis kelamin yang dibedakan mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki, dan mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan; 3) π3 untuk variabel asal fakultas yang dibedakan mahasiswa berasal dari FKIP, dan mahasiswa yang berasal dari Non FKIP; 4) π4 untuk variabel usia mahasiswa yang dibedakan mahasiswa yang berusia 18 β 20 tahun; mahasiswa yang berusia 21 tahun ke atas; 5) π5 untuk variabel asal sekolah menegah atas yang dibedakan mahasiswa yang berasal dari Sekolah Menengah Atas (SMA);mahasiswa yang berasal dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK); mahasiswa yang berasal dari Madrasah Aliyah (MA). Pendidikan demokrasi adalah suatu usaha sadar yang terencana, terprogram, sistematis dan dalam proses panjang yang dilakukan negara dan masyarakat untuk memotivasi individu warganegara agar memahami, menghayati, mengamalkan, dan mengembangkan konsep, prinsip, dan nilai demokrasi sesuai dengan status dan perannya dalam masyarakat dalam koridor demokrasi kontitusional negara Indonesia. Pendidikan demokrasi merupakan suatu proses untuk mengembangkan diri mahasiswa berupa pengetahuan, kesadaran, sikap ketrampilan dan kemauan, serta kemampuan untuk berpartisipasi dalam proses politik. Dalam keseluruhan Mardi Widodo, 2015 PENGARUH PENDIDIKAN DEMOKRASI MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
155
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada dasarnya merupakan kegiatan dan proses politik 3.6 Instrumen Penelitian Instrumen Penelitian yang digunakan dalam penelitian, terdiri dari tiga macam yaitu tes, kuesioner, dokumenter. Tes adalah prosedur sistematis artinya : (1) item-item dalam tes disusun menurut cara dan aturan tertentu, (2) prosedur administrasi dan pemberian angka (scoring) tes harus jelas dispesialisasikan secara terperinci, dan (3) setiap orang yang mengambil tes itu harus mendapat item-item yang sama dan dalam kondisi yang sebanding. Tes berisi sampel perilaku, artinya : (1) betapapun panjangnya suatu tes, isi yang tercakup di dalamnya tidak akan lebih dari seluruh item yang mungkin ada, dan (2) kelayakan suatu tes tergantung pada sejauh mana item-item di dalam tes itu mewakili secara representif kawasan (domain) perilaku yang diukur. (Azwar, 1987, hal. 3). Tes dalam penelitian ini digunkan untuk mengumpulkan data tentang pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan Kusioner merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu yang diberikan kepada subyek penelitian, baik secara individual maupun kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu seperti preferensi, keyakinan, minat dan perilaku (Hadjar, 1996, hal. 181). Penggunaan kuesioner merupakan hal pokok untuk pengumpulan data, pada penelitian survei. Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk : (1) memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survei, dan (2) memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin (Singarimbun dan Effendi, 1989, hal. 175). Melalui kuesioner akan diperoleh gambaran tentang beberapa ciri individu, atau kelompok. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono, 2009, hal. 199). Melalui kontak langsung antara peneliti dengan responden akan menciptakan suatu kondisi yang cukup baik, sehingga responden dengan sukarela akan Mardi Widodo, 2015 PENGARUH PENDIDIKAN DEMOKRASI MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
156
memberikan data obyektif dan cepat. Dalam penelitian ini, kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan umum kepala daerah. Melalui kuesioner akan diperoleh gambaran secara detail tentang beberapa ciri individu atau kelompok dengan sejumlah pertanyaan yang terstruktur dan komprehensif. Studi dokumenter (documentary study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah (Sukmadinata, 2009, hal. 221-222). Dokumentasi yang diperlukan dalam penelitian pendidikan ini meliputi dokumen yang berkaitan dengan peraturan perundangan tentang pertumbuhan dan perkembangan pendidikan demokrasi serta sumber hukum tentang pemilihan umum kepala daerah secara langsung yang berlaku di Indonesia. Dokumentasi digunakan untuk mengungkap data-data individu secara terperinci. Dokumentasi dalam penelitian ini lebih bersifat melengkapi instrumen pokok yaitu kuesioner. Sedangkan observasi atau pengamatan langsung digunakan untuk melihat secara langsung terhadap aktivitas subyek penelitian dalam hubungannya dengan obyek penelitian. 3.6.1
Pengembangan Instrumen Penelitian Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan variabel penelitian
sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Data penelitian tidak akan berguna bilamana alat pengukur yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian tidak memiliki validitas, dan reliabilitas yang tinggi. 3.6.1.1 Validitas Instrumen Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun dan Effendi, 1989, hal. 122). Validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang dianggap orang seharusnya diukur oleh alat tersebut. (Furqan, 2007, hal. 293). Validitas suatu item dinyatakan tinggi jika skor total perolehan dari subyek, maksudnya tinggi. (Arikunto,1993, hal. 73) Mardi Widodo, 2015 PENGARUH PENDIDIKAN DEMOKRASI MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
157
Instrumen
tes
pendidikan
demokrasi
melalui
pendidikan
kewarganegaraan, supaya data-data yang diperoleh sahih, maka dilakukan uji validitas atau content validity. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, tes pemahaman pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan dibuat berdasarkan indikator dan deskriptornya. Kisi-kisi tes merupakan distribusi soalsoal untuk berbagai topik yang menyangkut materi pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan. Sebagaimana diuraikan dalam pembahasan instrumen di muka. Tes pemahaman pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan menggunakan validitas isi. Validitas isi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana individu (mahasiswa-mahasiswa) memahami tentang pendidikan
demokrasi
yang
diwadahi
dalam
mata
kuliah
pendidikan
kewarganegaraan dan mengalami perubahan mental, emosi, dan psikologis yang timbul dari individu tersebut. Tes pemahaman yang diberikan dalam bentuk tes obyektif pilihan ganda yaitu pilihan jawabannya : a, b, c, d, dan e. Untuk lebih memahami terhadap instrumen ini dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2 Instrumen partisipasi politik mahasiswa dalam pemilukada agar data yang diperoleh sahih, maka dilakukan uji validitas contruct. Validitas bangunan merupakan pengertian yang menunjuk kepada seberapa jauh suatu tes mengukur sifat atau bangunan pengertian tertentu.(Haryanto, 1994, hal. 47). Validitas ini sangat penting bagi tes-tes yang digunakan untuk menilai kemampuan, dan sifat kejiwaan seseorang. Istilah bangunan pengertian dipakai untuk menunjukkan sesuatu yang tidak dapat diukur secara langsung, tetapi dapat menerangkan akibat-akibat yang dapat diamati. (Furchan, 2007, hal. 295-297). Instrumen partisipasi politik mahasiswa dalam pemilukada pada penelitian ini, menggunakan validitas contruct, maka alat ukur dirancang atas dasar bangunan pengertian dari teori yang mendasarinya. Variabel penelitian dikembangkan ke dalam indikatorindikator, dan deskriptor-deskriptor, kemudian dijabarkan ke dalam butir-butir instrumen. Untuk lebih memahami terhadap instrumen ini dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4 3.6.1.2 Reliabilitas Instrumen Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau Mardi Widodo, 2015 PENGARUH PENDIDIKAN DEMOKRASI MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
158
lebih. (Singarimbun dan Effendi, 1989, hal. 122-123). Arikunto (1993, hal. 142; 2006, hal. 178) berpendapat reliabilitas menunjuk satu pengertian bahwa sebuah instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabel dapat dimaksudkan bahwa alat ukur itu digunakan berkali-kali hasilnya tetap. Keajegan skor-skor yang diperoleh oleh individu yang sama pada waktu yang berbeda merupakan pengertian reliabel. Suatu tes dapat dipercaya sejauh skor yang diperoleh seorang individu dalam tes itu tetap hampir sama dalam pengukuran yang diulang-ulang. Ada beberapa pendekatan atau teknik yang digunakan untuk menganalisa reliabilitas suatu instrumen penelitian. Dalam penelitian ini untuk menentukan reliabilitas tes pendidikan demokrasi melalui pendididkan demokrasi menggunakan prosedur kesamaan rational dengan rumus 21 dari Kuder-Richardson.(Ary, 1982, hal. 306307). Γ
π₯π₯
=
Μ
(πΎ β Γ Μ
) πΎππ₯ 2 β Γ 2 ππ₯ (πΎ β 1 )
Dimana : Γ
π₯π₯
βΆ reliabilitas tes secara keseluruhan
K
: jumlah butir soal dalam tes
ππ₯ 2
βΆ varian skor X
Μ
Γ
βΆ mean skor X
Besarnya hasil perhitungan reliabiltas untuk tes pemahaman pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan dapat dilihat pada hasil uji coba instrumen Dalam menentukan reliabilitas instrumen penelitian tentang partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan umum kepala daerah digunakan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas intrumen yang skornya bukan 1 dan 0, seperti halnya skor kuesioner instrumen partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan umum kepala daerah. Rumus Alpha yang digunakan adalah sebagai berikut : π1 1
k βππ 2 =β ββ 1 β β k β 1 ππ‘ 2
Mardi Widodo, 2015 PENGARUH PENDIDIKAN DEMOKRASI MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
159
Keterangan : π1 1
βΆ reliabilitasinstrumen
π
βΆbanyaknya butir soal
βππ 2 : jumlah varians butir ππ‘ 2
: varians total
Besarnya harga hasil perhitungan reliabilitas untuk instrumen partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan umum kepala daerah dapat dilihat pada hasil uji coba instrumen. Instrumen penelitian supaya dapat menghasilkan informasi atau data yang diharapkan, maka alat ukur tes tersebut harus diolah validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. Untuk mendapatkan instrumen yang sahih, dan handal perlu diadakan uji coba (try out). (Mulyono, 1990, hal. 5). Hasil uji coba terhadap lembar jawaban hasil pekerjaan mahasiswa dilakukan analis butir soal dengan menggunakan teknik Flanagan. Untuk mendapatkan validitas butir dicari indeks kesukaran, indeks pembeda (daya beda), dan fungsi jawaban. Sudjana (1992, hal. 137) menyatakan bahwa indeks kesukaran didapatkan dengan rumus sebagai berikut : I =
π΅ π
, dimana
I : indeks kesukaran untuk setiap butir B : banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N : banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksud Indeks kesukaran yang terima adalah yang memiliki rentangan anatara 10 β€ IK β€ 90 . Suatu set soal umumnya yang dianggap baik bila angka kesukarannya memiliki rentangan yang lebar dari batasan 90 dan 10, dengan banyak memencar (terkonsentrasi) pada angka sekitar 50. (Scott dan French, 1992, hal. 137) Dalam menentukan indeks daya beda (pembeda) digunakan table XIV : Indices of Discrimination. Dengan prosedur : (1) jumlah pemilih yang menjawab benar pada kelompok tinggi (upper) dibagi dengan jumlah pemilih yang dianalis pada kelompok tinggi, dicari pada table XIV; (2) jumlah pemilih yang menjawab benar pada kelompok rendah (lower) dibagi dengan jumlah yang dianalisis pada Mardi Widodo, 2015 PENGARUH PENDIDIKAN DEMOKRASI MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
160
kelompok rendah, dicari dalam table XIV; (3) ditarik garis antara garis vertikal (kearah awah), dan garis horizontal (kearah kanan), titik temu antara kedua garis tersebut menunjukkan indeks pembeda (daya beda). Indeks pembeda (daya beda) yang diterima adalah yang memiliki indeks 20 ke atas. Untuk fungsi jawaban dengan mengambil batas 4 % yang berarti setiap 100 responden minimal 4 orang memiliki jawaban itu. 3.6.1.3 Hasil Uji Coba Instrumen Hasil uji coba yang dilakukan terhadap 32 responden diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut : 3.6.1.3.1
Kuesioner tentang Partisipasi Politik Mahasiswa dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah
Analisis butir pernyataan tentang partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan umum yang terdiri dari 75 butir pernyataan, setelah dilakukan seleksi tahap pertama diperoleh diperoleh
butir pernyataan yang gugur sebanyak 26
butir yaitu : 1, 5, 7, 8, 17, 18, 22, 30, 32, 33, 34, 38, 39, 41, 42, 43, 48, 50, 56, 60, 63, 65, 68, 69, 71, dan 73. Berdasarkan seleksi tahap I ini diperoleh butir pernyataan yang baik sebanyak 49 butir, sedangkan hasil perhitungan seleksi tahap pertama dapat dilihat pada lampiran 13. Seleksi tahap II adalah dengan cara mencari korelasi antara skor item dengan skor total dengan menggunakan teknik product moment dan diuji indeks korelasinya dengan uji t. Dari seleksi tahap II ini, diperoleh 46 butir pernyataan sahih, sedang yang gugur sebanyak 3 butir pernyataan yaitu : 24, 55, dan 57. Hasil perhitungan seleksi tahap II dapat dilihat pada lampiran 14. Berdasarkan hasil seleksi tahap I dan tahap II diperoleh 46 butir pernyataan yang baik tentang partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan umum kepala daerah. Bagian terakhir analisis uji coba ini, adalah uji reliabilitas instrumen tentang partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan umum kepala daerah. Uji reliabilitas untuk instrumen ini, dengan teknik Alpha, dan dilanjutkan dengan uji t. Berdasarkan perhitungan teknik ini diperoleh π1 1 = 0,96 , sedangkan ππ‘ π pada n = 32 dengan Ξ± = 0,05 adalah 0,334. Dan berdasarkan uji indeks korelasi dengan uji t diperoleh nilai t = 18,78, harga ini signifikan pada Ξ± = 0,995. Dengan
Mardi Widodo, 2015 PENGARUH PENDIDIKAN DEMOKRASI MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
161
demikian hasil uji keandalan instrumen tentang partisipasi politik dalam pemilukada menunjukkan bahwa instrumen ini reliabel. Hasil perhitungan reliabilitas instrumen ini dapat dilihat pada lampiran 16. 3.6.1.3.2 Instrumen Tes tentang Pendidikan Demokrasi melalui PKn Analisis butir soal tentang pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan meliputi analisis tingkat kesukaran, daya beda, dan fungsi jawaban. Analisis butir soal yang terdiri dari 65 butir pernyataan diperoleh 47 butir pernyataan sahih. Sedangkan yang gugur sebanyak 18 butir yaitu : 3, 14, 19, 23, 26, 31, 34, 35, 36, 49, 51, 54, 55, 56, 59, 60, 63, 65. Berdasarkan seleksi ini diperoleh butir pernyataan yang baik sebanyak 47 butir, sedangkan hasil perhitungan analisis ini, dapat dilihat pada lampiran 6. Instrumen tes tentang pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan ini, diuji reliabilitasnya dengan teknik Kuder β Richardson 21. Dari hasil perhitungan diperoleh nilaiππ₯ π₯ = 0,674 , sedangkan ππ‘ π pada n = 32 dengan Ξ± = 0,05 diperoleh harga sebesar 0,334. Kedua hasil itu dibandingkan ternyata koefisien korelasi hitung lebih besar dari koefisien korelasi tabel yaitu 0,674 > 0,334. Berdasarkan uji indeks korelasi dengan uji t diperoleh nilai t hitung sebesar 6,120 sedangkan nilai t tabel sebesar 1,70. Kedua nilai t ini dibandingkan dengan menggunakan taraf signifikansi pada Ξ± = 0,05, ternyata t hitung lebih besar dari t tabel dan signifikan. Dengan demikian hasil uji keandalan instrumen tes tentang pendidikan demokrasi
melalui
pendidikan kewarganegaraan
menunjukkan bahwa instrumen ini reliabel. Hasil perhitungan reliabilitas instrumen ini dapat dilihat pada lampiran 8. 3.7 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan data penelitian yang selanjutnya akan diolah dan dianalisis digunakan teknik tes dan angket, secara rinci dapat dijelaskan di bawah ini : 3.7.1 Data tentang Pendidikan Demokrasi melalui PKn Untuk mengungkapkan pemahaman pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan, maka instrumen yang dikembangkan harus dapat Mardi Widodo, 2015 PENGARUH PENDIDIKAN DEMOKRASI MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
162
mengukur pokok
indikator-indikator yang ada dalam
pendidikan demokrasi
melalui pendidikan kewarganegaraansebagai obyek pemahaman. Adapun prosedur yang dapat ditempuh yaitu dengan menggunakan tes pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan dengan bentuk tes obyektif pilihan ganda, untuk jawaban benar diberi nilai 1(satu) dan untuk jawaban salah diberi nilai 0 (nol). Penyusunan instrumen tes pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan mengacu pada terungkapnya aspek materi pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan dengan indikatorindikator yaitu : pengertian demokrasi, asas demokrasi, nilai dasar demokrasi, komponen penegak demokrasi,
prinsip-prinsip demokrasi, sarana demokrasi,
model dan bentuk demokrasi, dan kondisi-kondisi yang mempengaruhi demokrasi. Sedangkan untuk mengetahui data dalam variabel intervening, responden mengisi daftar isian tentang usia, jenis kelamin, pekerjaan, agama, kegiatan organisasi, pendidikan/asal sekolah.
3.7.2 Data tentang Partisipasi Politik Mahasiswa dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan partisipasi politik mahasiswa dalam pemilukada yiatu dengan kuesioner atau angket dengan skala bertingkat. Kuesioner skala bertingkat adalah sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan mulai dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju. (Azwar, 2010, hal. 105-123). Penyusunan angket ini didasarkan pada komponen skala sikap yang meliputi : kognitif, afektif dan konatif, dengan berisi pernyataaan-pernyataan positif dan negatif untuk setiap komponennya. Bentuk pilihan pernyataan yang digunakan disusun dengan skala Linkert, yaitu sangat setuju, setuju, entahlah/tidak tahu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Untuk pernyataan positif pilihan sangat setuju mendapat skor 4, setuju dengan skor 3, entahlah/tidak tahu dengan skor 2, tidak setuju dengan skor 1, dan sangat tidak setuju dengan skor 0. Sedangkan untuk pernyataan negatif skornya sebaliknya. Skor-skor dari pernyataan yang dipilih oleh
responden
kemudian dijumlahkan dari sejumlah item. Penyusunan kuesioner didasarkan pada indikator dan deskriptor partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan Mardi Widodo, 2015 PENGARUH PENDIDIKAN DEMOKRASI MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
163
umum kepala daerah yang meliputi : pemberian suara dalam pemilukada, diskusi politik, kegiatan kampanye, membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan, komunikasi politik secara individual dengan pejabat politik dan administratif, pengajuan petisi, berdemontrasi, konfrontasi, mogok, dan tindakan politik (perusakan, pengeboman, pembakaran, penculikan, pembunuhan, perang gerilya dan revolusi). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan ini sebagai perwujudan partisipasi politik mahasiswa baik secara konvensional maupun non konvensional dalam pemilukada.
3.8 Prosedur Penelitian Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. (Usman dan Akbar, 2000, hal. 42). Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. (Nazir, 2005, hal. 84). Menurut Almack (1930) metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh suatu interelasi. Dengan adanya metode ilmiah, akan dapat dijawab pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa, apakah ada perbedaan atau hubungan. Metode ilmiah dalam meneliti mempunyai kriteria serta langkahlangkah tertentu dalam bekerja, seperti tertera pada gambar 3.2 di bawah ini. Metode Ilmiah
Langkah-langkah Kriteria
1. memilih dan mendefinisikan masalah 2. survei terhadap data yang tersedia 1. berdasarkan fakta 3. memformulasikan hipotesis 2. bebas dari prasangka 4. membangun kerangka analisis serta alat-alat dalam menguji hipotesis 3. Menggunakan prinsip-prin-sip 5. mengumpulkan data primair analisis; 6. mengolah, menganalisis serta mem4. menggunakan hipotesis buat interpretasi 5. menggunakan ukuran obyektif Mardi Widodo, 2015 7. membuat generalisasi dan kesim-pulan; PENGARUH PENDIDIKAN DEMOKRASI KEWARGANEGARAAN TERHADAP 6. menggunakan teknik MELALUI kuan- PENDIDIKAN membuat laporan. PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA DALAM PEMILIHAN8. UMUM KEPALA DAERAH Universitas tifikasi. Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
164
Gambar 3.2 : Gambar tentang kriteria penggunaan metode ilmiah
Jadi metode penelitian adalah suatu prosedur yang digunakan dalam proses penelitian dengan mendasarkan pada metode ilmiah dan aturan yang dibakukan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Penelitian survei menitikberatkan pada penelitian relasional yakni mempelajari hubungan variable-variabel, sehingga secara langsung atau tidak langsung, hipotesis penelitian senantiasa ditanyakan (Singarimbun, 1989, hal. 3). Penelitian survei dibatasi pada penelitian yang dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi.
Singarimbun berpendapat bahwa
penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. (1989, hal. 3). Survei adalah suatu cara melakukan pengamatan yang indikator-indikator tentang variabel berupa jawaban-jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan, baik secara secara lisan maupun tertulis dalam situasi dimana peneliti tidak menguasai dan mengendalikan situasi. (Walizer dan Wlenir, 1993, hal. 253-255). Selanjutnya Emzir (2007, hal. 39) menjelaskan tentang penelitian survei bahwa : penelitian survei mengilustrasikan prinsip-prinsip korelasional dan melengkapinya dengan cara yang tepat dan efektif untuk mendeskripsikan pemikiran , pendapat, dan perasaan orang. Berbagai survei berbeda dalam tujuan dan ruang lingkup, tetapi secara umum semuanya melibatkan sampling. Hasil yang diperoleh untuk suatu sampel yang dipilih secara hati-hati dipergunakan untuk mendeskripsikan seluruh populasi obyek penelitian yang menarik perhatian kita. Survei juga melibatkan penggunaan suatu set pertanyaan awal yang pada umumnya berbentuk kuesioner. Sukmadinata berpendapat bahwa survei digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang populasi besar dengan menggunakan sampel yang relatif kecil (2009, hal. 82). Lebih lanjut Sukmadinata menyatakan ada tiga karakteristik utama dalam survei : (1) Informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan beberapa aspek atau karakteristik tertentu seperti : kemampuan, sikap, kepercayaan, pengetahuan, dari populasi;
Mardi Widodo, 2015 PENGARUH PENDIDIKAN DEMOKRASI MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
165
(2) Informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan (umumnya tertulis bisa juga lisan) dari suatu populasi; (3) Informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi. (2009, hal. 82). Penelitian survei oleh Wallace (dalam Singarimbun dan Effendi,1989, hal. 25β27) diartikan sebagai suatu proses untuk mentransformasikan lima komponen informasi ilmiah yang meliputi : (1) teori, (2) hipotesa; (3) observasi; (4) generalisasi empiris; dan (5) penerimaan atau penolakan hipotesa, dengan menggunakan lima kontrol metodologis yang meliputi : (1) deduksi logika; (2) interpretasi, penyusunan instrumen, penyusunan skala dan penetuan sampel, (3) pengukuran, penyederhanaan data, dan perkiraan para meter, (4) pengujian hipotesa, inferensi logika, dan (5) formulasi konsep, proposisi, dan penataan proposisi. Proses dan tahapan penelitian survei secara sederhana dapat dilakukan sebagai berikut : 1) Menentukan Masalah Penelitian Dalam setiap penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah menemukan dan menentukan masalah yang ada di sekitar lingkungannya. Masalah penelitian sebagai bentuk konseptualisasi atas sebuah fenomena atau gejala sosial yang akan diteliti.
Dalam tahap ini, melihat adanya fenomena yang terjadi di dalam
masyarakat terkait pelaksanaan pemilukada khususnya masih banyak pemilik suara yang tidak menggunakan hak politiknya. Fenomena sosial yang bersifat deduktif ditarik kedalam fenomena induktif yaitu pada lingkungan kampus UNIROW, dan menunjukkan adanya gejala yang sama yaitu masih banyak mahasiswa tidak menggunaan hak suara dalam pemilihan umum raya untuk memilih pengurus BEM dan DPM. Berdasarkan pengamatan ini, peneliti membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang ada, dan menganalisis penyebab adanya masalah tersebut.. 2) Membuat Desain Penelitian Survei Tahap kedua dalam penelitian survei adalah membuat desain penelitian. Desain penelitian merupakan konseptualisasi atas sebuah fenomena atau gejala sosial yang akan diturunkan menjadi variabel-variabel penelitian sampai ke Mardi Widodo, 2015 PENGARUH PENDIDIKAN DEMOKRASI MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
166
tingkat indikator. Desain penelitian survei dirancang berdasarkan jenis penelitian survei yang menekakan pada penelitian relasional atau korelasional. Desain penelitian survei seperti tersebut pada sub bab tentang desain penelitian di atas. 3) Menyusun dan Mengembangkan Instrumen Penelitian Tahap ketiga dari penelitian survei adalah menyusun dan mengembangkan isntrumen penelitian. Penyusunan dan pengembangan instrumen dibuat berdasarkan variabel yang akan diteliti. Variabel dalam penelitian ini ada 2 (dua) yaitu varibel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendidikan demokrasi melalui PKn, untuk mengumpulkan data tentang pendidikan demokrasi melalui PKn digunakan instrumen test. Variabel terikatnya adalah partisipasi politik mahasiswa dalam pemilukada, untuk mengumpulkan data tentang partisipasi politik mahasiswa dalam pemilukada digunakan instrumen kuesioner. Dalam penelitian ini juga dianalisis tentang variabel intervening dalam variabel bebas. Variabel intervening yang dianalisis meliputi : keaktivan berorganisasi, jenis kelamin, asal fakultas, usia, dan asal sekolah dari mahasiswa UNIROW. Pengumpulan datanya digunakan observasi dan kuesioner. 4) Menentukan Sampel Tahap keempat dalam penelitian survei adalah menentukan sampel. Menentukan sampel artinya memilih teknik yang akan digunakan untuk mengambil sampel yang didasarkan pada keadaan dan kebutuhan data penelitian. Adanya keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga untuk meneliti suatu populasi besar
menyebabkan
perlunya
dilakukan
penentuan
sampel
penelitian.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan prosedur random sampling, dan teknik pengambilan sampel dengan restricted random sample serta salah satu pendekatan teknik yang digunakan adalah proportional probability artinya setiap anggota kelompok populasi mempunyai peluang. Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 300 mahasiswa 5) Melakukan Uji Instrumen Penelitian Tahap kelima dari penelitian survei adalah melakukan uji instrumen penelitian. Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan variabel Mardi Widodo, 2015 PENGARUH PENDIDIKAN DEMOKRASI MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
167
penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Data penelitian tidak akan berguna bilamana alat pengukur yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian tidak memiliki validitas, dan reliabilitas yang tinggi. Dalam uji instrumen penelitian ini, dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen penelitian yang berupa test untuk pendidikan demokrasi melalui PKn, dan kuesioner untuk partisipasi politik mahasiswa dalam pemilukada. Secara terperinci uji instrumen ini akan dibahas pada sub bab instrumen dan uji coba instrumen penelitian. 6) Pengumpulkan Data Tahap keenam dalam rangkaian prosedur penelitian survei adalah mengumpulkan data.
Pengumpulan data merupakan kegiatan langsung ke
lapangan untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian yang telah memenuhi validitas dan reliabilitas dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Kedua instrumen penelitian yaitu test dan kuesioner diberikan kepada responden, dan untuk diberikan jawaban sesuai dengan tujuan penelitian, dan dikumpulkan untuk dilakukan koreksi terhadap jawaban dari responden. 7) Memeriksa Data Tahap ketujuh dalam penelitian survei adalah memeriksa data. Pemeriksaan data dilakukan dengan beberapa langkah : (a) menyortir kuesioner yang masuk apakah layak diproses atau tidak; (b) menyiapkan kunci jawaban untuk instrumen test; (c) memberi nomor kuesioner sebagai kendali; (d) memeriksa kelengkapan jawaban dan kejelasan makna jawaban; (e) memeriksa konsistensi antar jawaban dan relevansinya; (f) memeriksa jawaban dari responden. 8) Menghitung Jumlah Nilai dan Memberi Kode Data Responden Tahap kedelapan dalam penelitian survei adalah mengkode data. Dalam penelitian kuantitatif, data yang telah terkumpul selanjutnya didata jumlah nilai jawaban baik test pendidikan demokrasi melalui PKn maupun kuesioner partisipasi politik mahasiswa dalam pemilukada. Setelah itu memberi kode Mardi Widodo, 2015 PENGARUH PENDIDIKAN DEMOKRASI MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
168
tentang data keaktivan berorganisasi, jenis kelamin, asal fakultas, usia, dan asal sekolah. 9) Mengolah Data Penelitian Tahap kesembilan dari penelitian survei adalah mengolah data. Setelah seluruh data yang dikumpulkan dari test dan kuesioner dinilai dan diberi kode, maka peneliti kemudian memasukkan data-data tersebut dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) atau pemodelan persamaan struktural. Hasil pengolahan data dijadikan dasar dalam analisis data. 10) Analisis Data Tahap kesepuluh dari penelitian survei adalah analisis data. Pada tahapan ini, pada dasarnya untuk menjawab pertanyaan penelitian dan membuktikan hipotesis. Pembuktian hipotesis dilakukan dengan membandingkan hasil penghitungan statistik dengan harga tabel untuk semua unit yang akan dibuktikan hipotesisnya. 11) Interpretasi Data Tahap kesebelas dari penelitian survei adalah interpretasi data. Interpretasi data menjadi dasar untuk membuat kesimpulan. Interpretasi data dilakukan setelah diperoleh analisis data. Dalam interpretasi data diperlukan keobyektifan peneliti. Dalam menginterpretasi data yang perlu dilakukan peneliti adalah mengaitkan temuan penelitian dengan teori yang dibangun di awal. Selanjutnya berikan konteks, makna, atau implikasi data temuan tersebut dengan kondisi dan situasi atau setting penelitian secara lebih luas dan obyektif 3.9 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka teoretis dan asumsi tersebut di atas disusun hipotesis penelitian sebagai berikut : 3.9.1 Hipotesis Kerja atau Alternatif (π»π )
Mardi Widodo, 2015 PENGARUH PENDIDIKAN DEMOKRASI MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
169
1) Hipotesis 1 : Ada pengaruh yang signifikan dan positif pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan dengan indikator aktifitas mahasiswa dalam berorganisasi
terhadap partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan
umum kepala daerah 2) Hipotesis 2 : Ada pengaruh yang signifikan dan positif pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan dengan indikator jenis kelamin mahasiswa berpengaruh
terhadap partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan
umum kepala daerah 3) Hipotesis 3 : Ada pengaruh yang signifikan dan positif pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan dengan indikator siswa
asal fakultas maha-
terhadap partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan umum kepala
daerah 4) Hipotesis 4 : Ada pengaruh yang signifikan dan positif pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan dengan indikator pengaruh
usia mahasiswa ber-
terhadap partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan umum
kepala daerah 5) Hipotesis 5 : Ada pengaruh yang signifikan dan positif pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan dengan indikator siswa
asal sekolah maha-
terhadap partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan umum kepala
daerah 6) Hipotesis 6 : Pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan dengan indikator-indikatornya memberi kontribusi terhadap partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan umum kepala daerah 3.9.2
Hipotesis Nol (Null Hypotheses/ π―π )
1) Hipotesis 1 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dan positif pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan dengan indikator aktivitas dalam berorganisasi terhadap parti-sipasi politik mahasiswa dalam pemilihan umum kepala daerah 2) Hipotesis 2 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dan positif pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan dengan indikator jenis kela-
Mardi Widodo, 2015 PENGARUH PENDIDIKAN DEMOKRASI MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
170
min mahasiswa
terhadap partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan
umum kepala daerah 3) Hipotesis 3 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dan positif pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan dengan indikator asal fakultas mahasiswa terhadap partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan umum kepala daerah 4) Hipotesis 4 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dan positif pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan dengan indikator mahasiswa
usia
terhadap partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan umum
kepala daerah 5) Hipotesis 5 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dan positif
pendidikan
demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan dengan indikator asal sekolah mahasiswa terhadap partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan umum kepala daerah 6) Hipotesis 6 : Pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan dengan indikator-indikatornya tidak memberi kontribusi terhadap partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan umum kepala daerah 3.10 Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis jalur atau path analysis. Analisis dilakukan dengan menggunakan korelasi dan regresi sehingga dapat diketahui untuk sampai pada variabel terikat, harus lewat jalur langsung atau melalui variabel intervening. Dalam Structural Equation Modeling (SEM) atau pemodelan persamaan struktural, variabel dependen disebut variabel indogen (Sugiyono, 2009, hal. 61). SEM merupakan metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yang terstruktur. Prosedur SEM mempunyai dua hal penting yaitu : (1) hubungan kausal yang terjadi merupakan hubungan struktural yang berseri dengan menggunakan persamaan regresi; (2) hubungan kausal dapat disusun dalam model berupa gambar sehingga mudah dipahami. ((Sugiyono, 2009, hal. 74-75).
Mardi Widodo, 2015 PENGARUH PENDIDIKAN DEMOKRASI MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu