BAB III METODE PENELITIAN
III.1 Subjek Penelitian Sesuai dengan tema yang melekat, maka subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah para guru – guru Sekolah Dasar Holy Angels. Pada dasarnya predikat guru terbentuk dari suatu organisasi yang bernama sekolah, karena definisi sekolah menurut Soetopo (2010) adalah sebuah sistem yang hidup dan memerlukan komponen – komponen berupa individu – individu yaitu guru sebagai pengajar dan murid sebagai konsumer, fasilitas, buku – buku dan sebagainya yang diorganisasikan kedalam subsistem yang terdiri dari anggota dan staf. Guru memiliki definisi yang cukup akurat berdasarkan tugas dan tanggung jawab yang dimilikinya yaitu sebagai seorang pengajar yang mampu untuk membantu dalam merancang kurikulum, membuat keputusan bagi murid – murid atau anak buah mereka, mengalokasikan pekerjaan dan mengevaluasi progam yang sudah dilaksanakan (Soetopo, 2010). Guru juga memiliki kaitan yang
sangat
erat
dengan
kepemimpinan
beserta
segala
aspek
dari
kepemimpinan tersebut (Soetopo, 2010). Hal ini dibuktikan dengan Kriteria dari guru yang digunakan dalam penelitian ini harus memiliki beberapa spesifikasi tertentu, yaitu : 1. Merupakan guru – guru Sekolah Dasar Holy Angels dengan rentang kelas 1 SD hingga 6 SD. 2. Memiliki jumlah jam mengajar sebanyak minimal 5 hari dalam satu minggu. 3. Tidak terbatas dengan gender dan jenis kelamin. 4. Sudah memiliki pengalaman mengajar sebelum bekerja menjadi guru saat ini.
34
5. Bersedia untuk mengikuti test yang akan diberikan sebagai bagian dari penelitian dalam waktu yang telah ditetapkan. III.2 Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua metode, yaitu metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif (descriptive research). Definisi operasional dari metode kuantitatif menurut Seniati (2008) adalah perolehan data dalam sebuah penelitian yang berwujud angka – angka dan akan dianalisis berdasarkan statistik. Definisi dari penelitian deskriptif menurut Whitney (dalam Nazir, 1988) adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Disisi lain, metode penelitian deskriptif ini juga dapat berguna untuk mengidentifikasi, mendokumentasi, memahami (melalui interpretasi) pandangan, pemaknaan, dan ciri – ciri dari kejadian – kejadian dalam suatu kehidupan (Setniati, 2008). Berdasarkan definisi – definisi tersebut, maka perpaduan dari kedua metode ini akan menghasilkan data yang akurat (berasal dari metode penelitian kuantitatif) dan diperkaya dengan hasil data berupa observasi dan wawancara yang bersifat dalam ( berasal dari metode kualitatif ).
III.3 Setting Lokasi dan Instrument Penelitian III.3.1 Setting Lokasi Penelitian Lokasi dalam melakukan penelitian ini terdiri dari dua golongan, yaitu : A. Golongan 1
: Adalah lokasi untuk pengambilan data dalam hal uji
validitas dan reliabilitas dari alat test kepemimpinan dan OCB kepada sejumlah guru – guru Sekolah Dasar swasta. Lokasi penelitian ditentukan didalam ruang pertemuan masing – masing sekolah, dan para guru akan
35
dibagikan dua kuisioner yaitu kuisioner Orientasi Kepemimpinan dan kuisioner OCB. Waktu pelaksanaan test golongan 1 ini akan diadakan sesuai dengan tanggal dan waktu yang telah disepakati antara peneliti dan para guru yang termasuk dalam golongan 1. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk administrasi dan mengisi kedua alat test ini rata – rata adalah 1 hingga 1,5 jam. B. Golongan 2
: Adalah lokasi untuk pengambilan data dalam untuk
mengukur secara langsung mengenai dimensi kepemimpinan dan OCB pada subjek penelitian sesungguhnya yaitu guru – guru Sekolah Dasar Holy Angels. Waktu yang akan digunakan untuk memberikan dua alat test ini adalah sesuai dengan perjanjian dan ketentuan yang disepakati antara peneliti dan pihak sekolah Holy Angels, dan penelitian akan diadakan didalam ruang pertemuan Sekolah Dasar Holy Angels. Perkiraan waktu yang akan digunakan untuk administrasi dan pengisian dua alat test (kuisioner Orientasi Kepemimpinan dan kuisioner OCB) ini adalah sekitar 1 hingga 1,5 jam, hal ini mengacu kepada penelitian golongan 1 yang dilakukan sebelum penelitian golongan ke 2 dilakukan. Penelitian golongan 2 ini akan diadakan selama 1 hari.
III.3.2 Instrument Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode angket atau kuesioner sebanyak dua jenis kuesioner. Kuesioner yang pertama adalah kuesioner mengenai Orientasi Kepemimpinan yang dikonstruk oleh peneliti
untuk
mengukur
kepemimpinan
dalam
konteks
orientasi
hubungan dengan mengacu kepada kuesioner pengukuran gaya kepemimpinan dari Ohio State University yaitu LBDQ (Yukl, 2006) dan dikembangkan oleh peneliti berdasarkan pengamatan. Kuesioner yang 36
kedua adalah kuesioner pengukuran Organizational Citizenship Behavior yang diadaptasi oleh peneliti dari kuesioner pengukuran OCB Morisson ( 1994) berdasarkan data empiris dan teoritis dari Podsakoff et. Al (1999). Kuesioner ini bersifat tertutup. Kuesioner
tertutup
menurut
Arikunto
(2000) adalah kuesioner yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda silang (X) pada kolom jawaban. Jumlah
pernyataan
positif
dan
negatif
dalam
kuesioner
kepemimpinan sebanyak 51 pernyataan tetapi menyusut menjadi 33 pernyataan setelah dilakukan pengukuran validitas dan reliabilitas, dan kuesioner OCB sebanyak 161 pernyataan dan mengalami penyusutan items menjadi 119 pernyataan setelah melalui proses penghitungan validitas dan reliabilitas alat tes. Untuk pilihan jawaban didasarkan pada skala Likert. Skala Likert adalah skala yang dikembangkan oleh Rensis Likert dan memiliki unsur hanya untuk menggunakan item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk (Nazir, 1988). Skala Likert digunakan untuk menggambarkan
pilihan jawaban
responden
dalam
bentuk TS (Tidak Setuju), J (Jarang), K (Kadang – kadang), S (Setuju), SS (Sangat Setuju). Masing – masing
jawaban
diberikan
bobot nilai yaitu : o
Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5
o
Jawaban Setuju (S) diberikan nilai 4
o
Jawaban Kadang – Kadang (K) diberikan nilai 3
o
Jawaban Jarang (J) diberikan nilai 2
o
Jawaban Tidak Setuju (TS) diberikan nilai 1 Untuk item yang bernilai negatif, maka bobot nilai bertolak
belakang dari yang sebelumnya, yaitu : 37
o
Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi nilai 1
o
Jawaban Setuju (S) diberikan nilai 2
o
Jawaban Kadang – kadang (3) diberikan nilai 3
o
Jawaban Jarang (J) diberikan nilai 4
o
Jawaban Tidak Setuju (TS) diberikan nilai 5
Berikut ini adalah pengujian dan pengukuran validitas serta reliabilitas dari kedua alat tes yang telah diuji sebelumnya kepada 34 responden, yaitu : III.3.2.1 Variabel Alat Tes Orientasi Kepemimpinan Variabel alat tes Orientasi kepemimpinan ini di adaptasi oleh peneliti dari kuesioner pengukuran Orientasi kepemimpinan Ohio state Leadership theory dengan alat ukur Leader Behavior Description Questionare (LBDQ) (Ispurwanto, 1983) dan berdasarkan validitas muka dan konstruk. Berikut ini adalah pengukuran validitas dan reliabilitas dari alat tes Orientasi Kepemimpinan menggunakan alat bantu SPSS 17: Tabel 3.1 Tabel Pengujian Validitas dan Reliabilitas Alat Test Orientasi Kepemimpinan ke-1 Reliability Statistics
Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded Total
a
% 34
100.0
0
.0
34
100.0
Cronbach's Alpha .910
N of Items 51
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Sumber : Program SPSS 17
Berdasarkan tabel 3.1, maka dapat kita lihat bahwa jumlah responden yang mengisi kuesioner alat tes Orientasi Kepemimpinan sebanyak 34 subjek dan di buktikan dengan total data responden mencakup 100%. Untuk pengujian validitas dan reliabilitas, peneliti menggunakan rumus Product Moment Correlation Pearson dan di padukan dengan alat bantu perhitungan statistik yaitu SPSS 17 for windows. Untuk menentukan validitas dari setiap items yang ada
38
dalam alat test ini, maka setiap items harus dilakukan pengukuran berdasarkan rtabel Pearson dengan standart nilai perhitungan 0,05 dan memiliki nilai bahwa suatu item dikatakan valid apabila memiliki nilai < 0,33. Tabel 3.2 Jumlah items dalam penilaian validitas
Jumlah items sebelum uji
Jumlah items sesudah uji
validitas
validitas 51 items
Jumlah items gugur
33 items
18 items
Items tetap
Items gugur
2, 6, 9, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 22, 23,
1, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 15, 19, 21, 32, 33,
24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 35, 36, 37,
34, 43, 44, 45, 48
38, 39, 40, 41, 42, 46, 47, 49, 50, 51 Sumber : Pengolahan Data Penulis
Setelah menghilangkan setiap items yang memiliki nilai dibawah 0,33 (Lihat tabel 3.2), maka dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas kedua menggunakan alat bantu SPSS 17 dan menghasilkan perbedaan yang signifikan dalam tingkat validitas dan reliabilitas dari alat tes ini (Lihat tabel 3.3). Tabel 3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Test Orientasi Kepemimpinan kedua Case Processing Summary Reliability Statistics N Cases
Valid Excluded Total
a
% 34
100.0
0
.0
34
100.0
Cronbach's Alpha .938
N of Items 33
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Sumber : Program SPSS 17
Berdasarkan tabel 3.3 maka dapat kita lihat bahwa setelah beberapa items digugurkan dan dilakukan uji validitas dan reliabilitas yang kedua, maka hasil yang didapat adalah nilai reliabilitas yang meningkat dari 0.910 menjadi 0.938 dengan skala perhitungan jika nilai semakin mendekati nilai 1, maka kredibilitas alat tes tersebut menjadi semakin baik. Di sisi lain di temukan juga bahwa nilai validitas dari semua items setelah melakukan uji alat tes kedua
39
berada dalam range nilai r tabel < 0,33. Melalui uji validitas dan reliabilitas dari kedua alat tes ini ditemukan bahwa kredibilitas dari validitas dan reliabitas alat tes Orientasi Kepemimpinan ini sudah baik dan layak untuk di tes kepada subjek penelitian. III.3.2.2 Variabel Alat Tes OCB Variabel kedua dalam penelitian ini adalah Organizational Citizenship Behavior (OCB). Peneliti melakukan tekhnik konstruk alat tes berdasarkan validitas isi dan konstruk dari dimensi – dimensi OCB yang dicetuskan oleh Organ (dalam Babcock & Strickland et al, 2010). Alat tes ini juga melalui tahap pengujian validitas dan reliabilitas untuk memenuhi kriteria dari suatu alat tes yang baik (Nazir, 1988). Berikut ini adalah hasil dari uji validitas dan reliabilitas pertama (dapat dilihat dalam tabel 3.4) yang menggunakan alat bantu program SPSS 17 : Tabel 3.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Tes OCB Pertama Reliability Statistics Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 34
100.0
0
.0
34
100.0
Cronbach's Alpha .971
N of Items 161
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Sumber : Program SPSS 17
Berdasarkan tabel 3.4 maka dapat diketahui bahwa pada saat uji validitas dan reliabilitas pertama, jumlah responden sebanyak 34 orang dengan keseluruhan jumah data adalah 100% dan memiliki nilai reliabilitas berdasarkan rumus perhitungan cronbach alpha yaitu 0.971. Rumus perhitungan validitas menggunakan Product Moment Correlation Pearson yang dipadukan dengan alat bantu perhitungan statistik yaitu SPSS 17 for windows. Kriteria yang sama dalam uji validitas kepemimpinan juga berlaku dalam uji validitas OCB, dimana setiap items yang telah diolah dan memiliki masing – masing nilai yang akan diolah
40
kembali berdasarkan r tabel dengan standart 0,05 dan nilai minimum items tidak dapat kurang dari < 0,03. Tabel 3.5 Jumlah Items Dalam Penilaian Validitas OCB Jumlah items sebelum uji Jumlah items sesudah uji Jumlah items gugur validitas
validitas 161 Items
42 Items
119 items
Items tetap
Items gugur
1, 2, 3, 8, 9, 10, 12, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24,
4, 5, 6, 7, 11, 13, 14, 18, 32, 34, 39, 43, 53, 66,
25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 35, 36, 37, 38, 40, 41,
67, 71, 72, 74, 78, 81, 85, 88, 90, 96, 97, 101,
42, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 54, 55, 56, 57,
102, 103, 110, 113, 114, 116, 120, 125, 126,
58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 68, 69, 70, 73, 75, 76,
130, 143, 150, 154, 161
77, 79, 80, 82, 83, 84, 86, 87, 89, 91, 92, 93, 94, 95, 98, 99, 100, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 111, 112, 115, 117, 118, 119, 121, 122, 123, 124, 127, 128, 129, 131, 132, 133, 134, 135, 136, 137, 138, 138, 139, 140, 141, 142, 144, 145, 146, 147, 148, 149, 151, 152, 153, 155, 156, 157, 158, 159, 160
Sumber : Pengolahan Data Penulis
Setelah melakukan penghilangan items yang memiliki nilai < 0,33, maka peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas kedua untuk melihat nilai reliabilitas dan nilai setiap items ( < 0, 33) (Lihat tabel 3.5). Berikut ini adalah hasil pengujian validitas dan reliabilitas kedua setelah penghilangan items yang memiliki nilai < 0,33 (Lihat dalam tabel 3.6) : Tabel 3.6 Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas OCB Kedua Case Processing Summary Reliability Statistics N Cases
Valid Excluded Total
a
% 34
100.0
0
.0
34
100.0
Cronbach's Alpha .980
N of Items 121
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Sumber : Program SPSS 17
Berdasarkan tabel 3.6 dapat kita lihat bahwa hasil reliabilitas setelah penghilangan items dengan nilai < 0,33 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan hampir mendekati nilai 1, yang menandakan bahwa kredibilitas dari alat tes tesebut semakin baik terlebih lagi juga di dukung oleh pernyataan nilai setiap items menurut r tabel berada dalam range nilai < 0,33. Melalui
41
perhitungan uji validitas dan reliabilitas kedua dalam alat tes OCB ini maka dapat disimpulkan bahwa alat tes ini sudah layak untuk digunakan dalam penelitian.
III.4 Pengukuran Dalam hakikat penelitian, tidak akan pernah terlepas dari unsur pengukuran yang sudah pasti harus menggunakan alat ukur sesuai dengan kebutuhan penelitian karena alat pengukur yang tepat untuk mengukur variabel atau konsep (Nazir, 1988). Definisi dari pengukuran adalah penetapan atau pemberian angka terhadap objek atau fenomena menurut aturan tertentu (Steven dalam Nazir, 1988). Oleh karena pengukuran adalah bagian dalam satu penelitian dan membutuhkan alat pengukur yang tepat, maka eksistensi dari alat ukur tersebut haruslah mempunyai validitas dan reliabilitas yang baik dan tinggi.
III.4.1 Validitas Definisi dari validitas adalah unsur dalam penelitian yang mempersoalkan mengenai apakah alat ukur yang kita gunakan sudah mengukur apa yang menjadi tujuan pengukuran (Nazir, 1988). Menurut Kerlinger (dalam Nazir, 1988) mengklasifikasikan unsur – unsur validitas kedalam beberapa jenis, tetapi peneliti lebih mengutamakan kepada pengukuran dari validitas konstruk dan validitas muka. Adapun definisi dari masing – masing validitas tersebut adalah : a) Validitas Konstrak
: Menurut Nazir (1988) konstruk adalah
suatu abstraksi dan generalisasi khusus dan merupakan suatu konsep yang diciptakan khusus untuk kebutuhan ilmiah dan mempunyai pengertian terbatas. Hal – hal penting yang harus dipertimbangkan dalam validitas konstrak ini adalah apakah sebenarnya yang akan diukur oleh alat tes tersebut dalam suatu 42
penelitian, kedua adalah menentukan suatu kriteria yang secara umum dapat digunakan untuk membedakan antara dimensi yang satu dengan yang lainnya, yang ketiga adalah apabila dalam tes ditemukan skor yang tinggi dalam dimensi – dimensi yang akan diukur, maka dapat dinyatakan bahwa validitas konstrak dari alat tes tersebut adalah tinggi. b) Validitas Muka
:
Ada
dua
pengertian
tentang
validitas muka. Pertama, validitas muka berhubungan dengan pengukuran atribut yang konkrit tanpa memerlukan inferensi. Misalnya, untuk mengukur kemampuan matematika seorang siswa maka alat tes yang diberikan hanya dari penampilannya saja sudah dapat diketahui bahwa tes tersebut adalah tes matematika. Kedua adalah penilaian para ahli terhadap suatu alat ukur. Dalam pengertian ini dapat dikatakan bahwa pendapat dan pengakuan dari para ahli dapat menambah ataupun mengurangi tingkat validitas dari suatu alat ukur. Cara pengukuran validitas dari alat test yang akan diberikan kepada subjek penelitian terlebih dahulu diuji kepada 34 responden. Setelah pengambilan data selesai, maka proses pengolahan data kedalam alat bantu statistik program SPSS 17 dan diolah kembali kedalam rumus validitas menurut Product Moment Correlation Pearson sebagai berikut ( Sugiyono, 2010 ) : N ( ∑XY ) - ( ∑X ∑Y ) Rxy = ( N ∑X² - ( ∑X) )² (N ∑Y² - ( ∑Y) )²
43
Keterangan : Rxy
: Koefisien korelasi skor item yang dicari validitasnya (X) dan skor total (Y)
N
: Jumlah individu dalam sample
∑XY
: Jumlah perkalian X dan Y
∑X²
: Jumlah kuadrat masing – masing skor X
∑Y²
: Jumlah kuadrat masing – masing skor Y
∑X
: Jumlah skor dalam distribusi X
∑Y
: Jumlah skor dalam distribusi Y
III.4.2 Reliabilitas Definisi reliabilitas dalam suatu alat ukur adalah menyangkut dengan ketepatan alat ukur (Nazir, 1988). Reliabilitas dalam sebuah alat tes dapat dipandu dalam bentuk beberapa aspek pertanyaan sebagai berikut : a) Jika set objek yang sama diukur berkali – kali dengan alat ukur yang sama, apakah kita akan memperoleh hasil yang sama ? b) Apakah ukuran yang diperoleh dengan menggunakan alat ukuran tertentu adalah ukuran sebenarnya dari objek tersebut. c) Berapa besar error yang kita peroleh dengan menggunakan ukuran tersebut terhadap objek. Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas yang tinggi atau dapat dipercaya, jika alat ukur itu mantap, dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut stabil, dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictability). Pengukuran reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha ( Nazir, 1988). Namun dalam pengerjaannya menggunakan alat bantu SPSS for windows versi 44
17. Menurut Aiken dan Marnat (2008) koefisien Alpha merupakan rumus umum untuk mengestimasi reliabel tes yang terdiri dari item padanya bobot skor berbeda di berikan respon berbeda. Koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,6.
III.5 Prosedur Prosedur dari penelitian ini dibagi kedalam beberapa tahapan, yaitu : III.5.1 Teknik pengumpulan Teori dan hipotesis Prosedur pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah proses pematangan masalah dan pengumpulan teori untuk memperkuat setiap variabel yang akan di uji dalam penelitian ini. Pengumpulan teori ini adalah pijakan pertama dari penelitian ini karena berfungsi sebagai landasan utama dalam penelitian terutama dalam pembuatan alat tes.
III.5.2 Teknik Pengambilan Data Prosedur kedua dari penelitian ini adalah pembuatan alat tes yang berdasarkan dari teori yang telah dikumpulkan dan diproses dalam tahap pertama. Setelah pembuatan dari alat test yang terdiri dari teori, definisi dan indikator serta pembuatan items maka alat tes di uji cobakan kepada 30 responden untuk menguji validitas dan reliabilitas dari alat tes tersebut sehingga dapat ditentukan kelayakannya dan dapat diujikan kepada subjek penelitian.
III.5.3 Teknik Pengambilan Sampel Setelah melalui proses uji validitas dan reliabilitas dari kedua alat tes, maka kedua alat tes tersebut diberikan kepada subjek penelitian untuk masuk kedalam tahapan penelitian berikutnya yaitu mencari 45
korelasi antara kedua variabel tersebut. Setelah menemukan korelasi dari kedua variabel tersebut, maka hasil penelitian masuk kedalam proses analisa dimana akan dijelaskan secara detail mengenai hasil statistik korelasi dengan variabel lainnya, sehingga penelitian ini akan semakin jelas dalam analisa secara deskriptif.
III.5.4 Teknik Pengolahan Data Tekhnik pengolahan data yang akan di gunakan dalam penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang sudah di tetapkan dalam BAB 1, maka peneliti akan menggunakan metode Analisis Regresi. Dalam metode Analisis Regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Gozali, 2009). Rumus dari metode Regresi Linear adalah (Walpole, 1992) : ŷ = a + bx Keterangan : ŷ
: Adalah nilai yang akan membedakan antara nilai ramalan yang di hasilkan garis regresi dan nilai pengamatan y yang sesungguhnya untuk nilai x tertentu.
a
: Menyatakan intersep atau perpotongan sumbu tegak
bx
: Adalah kemiringan atau gradiennya Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing –
masing variabel independen dan koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu persamaan (Gozali, 2009).
46
Menurut Cohen (dalam dalam Learly, 2008) mengatakan bahwa koefisien korelasi di katakan signifikan bila memiliki hubungan kuat sebesar 0,5 atau hubungan sedang sebesar 0,3 atau hubungan lemah sebesar 0,1. Sebagai pendukung dari data yang akan di masukkan ke dalam metode analisis regresi, maka seluruh data harus di uji dalam metode uji normalitas data (Walpole, 1992). Dengan menggunakan alat bantu hitung SPSS 17, maka di dapati bahwa sebaran data adalah normal karena berada di antara nilai -2 sampai dengan 2.
47