BAB III METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep Variabel Independent
Variabel Dependent
Tingkat pengetahuan tentang menarche
Tingkat kecemasan remaja putri saat menghadapi menarche
Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah (Nursalam, 2003). Dari uraian di atas dan berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan dapat ditarik hipotesis sebagai berikut. Ha : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menarche dengan tingkat kecemasan remaja putri saat menghadapi menarche. C. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu untuk melihat hubungan antara variabel satu dengan yang lainya (Nursalam, 2003).Dalam penlitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menarche dengan tingkat kecemasan saat menghadapi menarche. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu melakukan pengukuran atau pengamatan dalam sewaktu (Hidayat, 2007).
31
32
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi. Populasi merupakan seluruh objek atau subjek penelitian yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Nursalam, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja putri kelas VII dan VIII di SMP Negeri 26 Semarang, dengan jumlah 121 orang siswi ( Tata Usaha SMP Negeri 26 Semarang ). 2. Sampel. Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dan karakteriktik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Sampel dalam penelitian ini adalah semua remaja siswi yang pada saat itu mengalami menarche di SMP Negeri 26 Semarang. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik Simple Random Sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi (Nursalam, 2003).
33
Pada pengambilan sampel penelitian, peneliti menggunakan rumus untuk menentukan besar sampel yang kurang dari 1000, yaitu :
N n 1 N (d )
2
Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d = Tingkat signifikan ( 0,05 )
121 n 1 121.( 0,05)
2
121 n 1 121.( 0,0025 ) 121 n 1 0, 3025 121 n 1,3025 n 92 Jadi jumlah sampel dalam penelitian adalah 92.
34
3. Sampling Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2003). Teknik sampling dalam penelitian ini adalah Consecutive sampling. Consecutive sampling yaitu pemilihan sample dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah responden dapat terpenuhi (Nursalam, 2003). Penentu kriteria sampel sangat membantu penelitian untuk mengurangi bias hasil penelitian, khususnya jika terdapat variabelvariabel (control atau perancu) yang ternyata mempunyai pengaruh variabel yang kita teliti. Kriteria sampel dapat dibedakan menjadi dua yaitu inklusi dan eksklusi (Nursalam, 2003). a. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti. Pertimbangan ilmiah harus menjadi pedoman dalam menentukan kriteria inklusi (Nursalam, 2003). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : 1) Siswi kelas VII SMP Negeri 26 Semarang yang pada saat ini mengalami menarche. 2) Siswi kelas VII SMP Negeri yang bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab
35
(Nursalam, 2003). Kriteria dalam penelitian ini adalah siswi kelas VII yang pada waktu penelitian tidak bersedia menjadi responden. E. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 26 Semarang, karena wilayah tersebut mudah dijangkau peneliti sehingga mendukung peneliti untuk pengambilan data dan sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian dengan judul yang serupa. 2. Waktu Penelitian. Waktu penelitian dilakukan pada Bulan Maret 2009 mulai dari pengambilan data sampai penyusunan hasil sesuai jadwal yang dilampirkan. F. Definisi Operasional, Variabel Penelitian, dan Skala Pengukuran 1. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran. Variabel
Definisi
Cara Ukur & Alat Ukur
Hasil ukur
Skala
Interval
Operasional Variabel
Pengetahuan
Diukur dengan alat ukur metode
Berdasarkan kemampuan
independent:
merupakan
kuesioner A berupa identitas
dalam menjawab
pengetahuan
semua hal yang
responden, kuesioner B tentang
pertanyaan dengan skor :
remaja
diketahui
oleh
tingkat pengetahuan menarche
Nilai maximal : 20
tentang
ramaja
putri
sebanyak 20 pertanyaan
Nilai minimal : 0
menarche
tentang
putri
menarche menstruasi
favoureble ( benar ), untuk benar atau
diberi nilai 1, salah diberi nilai 0, pertanyaan unfavoureble, (menjebak), untuk jawaban benar
36
Variabel
Definisi
Cara Ukur & Alat Ukur
Hasil ukur
Skala
Berdasarkan kemampuan
Interval
Operasional diberi nilai 0 dan jawaban salah diberi nlai 1 pengukuran menggunakan skala Guttman Variabel
Suatu
Dependent
:
keadaan
Diukur
dengan alat
ukur
dengan perasaan
metode kuesioner
Tingkat
yang
tingkat kecemasan saat
kecemasan
menyenangkan
menghadapi menarche
saat
dan dialami oleh
14 pertanyaan:Tidak cemas;0
Nilai minimal : 14
mengahadapi
remaja putri pada
Cemas ringan;1 Cemas sedang;2
Untuk menjelaskan secara
menarche
saat menstruasi
Cemas berat;3 Panik;4
deskriptif maka
pengukuran menggunakan skala
Dikategorikan: < 14; tidak
Likert
cemas ,14-20;ringan 28-
tidak
C, tentang
dalam menjawab pertanyaan dengan skor :
sebanyak
Nilai maximal : 56
41;berat 42-56;panik
2. Variabel Penelitian. a. Variabel Bebas (independent). Variabel bebas (independent) adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain. Suatu kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti menciptakan suatu dampak pada variabel dependent (Nursalam, 2003).Dalam penelitian ini variabel independent adalah tingkat pengetahuan remaja putri tentang menarche. b. Variabel Tergantung (dependent ). Variabel tergantung (dependent) adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain. Variabel respon akan muncul sebagai
37
akibat dari manipulasi variabel-variabel lain (Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini variabel dependent adalah tingkat kecemasan saat menghadapi menarche. G. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data 1. Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam pengumpulan data kuesioner.Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa pertanyaan (Nursalam, 2003). Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari 3 kuesioner, yaitu: a.
Kuesioner A Identitas Responden Kuesioner A berisi identitas responden (kode responden, kelas, umur)
b.
Kuesioner B Berisi kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang menarche yang berjumlah 20 soal yang terdiri dari 12 pertanyaan favourable dan 8 pertanyaan unfavoureble. Penilaian jawaban favoureble benar : diberi nilai 1 salah : diberi nilai 0, dengan nomer soal, 1, 2, 3, 5 , 6 , 7 , 9 , 10 , 11 , 12 , 14 , 15 . Unfavoureble benar : diberi nilai 0, salah : diberi nilai 1 dengan nomer soal, 4 , 8 , 13 , 16 , 17 , 18 , 19 , 20.Pengukuran menggunakan skala Guttman. Kemudian berdasarkan kemampuan dalam menjawab pertanyaan dengan skor nilai maximal 20 dan nilai minimal 0.
38
c.
Kuesioner C Berisi kuesioner
yang digunakan untuk mengetahui tingkat
kecemasan remaja putri saat menghadapi menarche yang terdiri dari 14 pertanyaan Penilaian Tidak cemas;0 Cemas ringan;1 Cemas sedang;2 Cemas berat;3 Panik;4.Pengukuran menggunakan skala Likert. Kemudian berdasarkan kemampuan
dalam menjawab
pertanyaan dengan skor nilai maximal 56 dan nilai minimal 14. Untuk menjelaskan secara deskriptif maka dikategorikan :<14 ;tidak cemas 14-20 ;ringan 21-27 ;sedang 28-41 ;berat 42-56 ;panik 2. Uji instrumen penelitian Untuk menguji apakah instrumen dapat dipertanggung jawabkan atau tidak, maka terlebih dahulu diuji validitas dan reabilitas. a. Uji Validitas (kesahihan). Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatantingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang di inginkan dan apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006). Untuk mengetahui validitas suatu instrumen dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor masing-masing variabel dengan skor totalnya. Suatu variabel berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya (Notoatmodjo, 2005).
39
Dalam
Notoatmodjo 2005 rumus korelasi yang dapat
digunakan adalah yang dikemukakan oleh Person. Yang dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut.
Rumus :
Rxy
N xy y x
N x x N y y 2
2
2
2
Keterangan : rxy : Korelasi antara variabel x dan y x : Skor pertanyaan y : skor total N : Jumlah sampel yang akan diteliti Keputusan uji : Bila r hitung > dari r tabel maka dikatakan valid Bila r hitung < dari r tabel maka dikatakan tidak valid Hasil uji validitas pada kuesioner 1 yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan didapatkan validitas item seluruhnya antara 0,645 – 0,924. Dalam sugiyono (2005) untuk uji validitas dengan jumlah 10 responden didapatkan r tabel 0,632. Untuk kuesioner 2 yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan didapatkan validitas item seluruhnya antara 0,675 – 0,881.
40
b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik. Instrument yang sudah dipercaya, yang reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Notoatmodjo, 2005). Uji reliabilitas kuesioner dilakukan dengan teknik alpha menggunakan rumus :
2.rb r11 1 rb
Keterangan r11
: Reliabilitas instrument.
rb
: Kolerasi product moment antara belahan.
Keputusan uji : Instrument dikatakan reliabel jika nilai alpha lebih besar dari 0,6 atau mendekati 1. Tempat uji Validitas dan Reliabilitas akan dilakukan di SMP Negeri 22 Semarang karena di SMP tersebut mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan SMP Negeri 26 Semarang. Berdasarkan hasil uji validitas diperoleh nilai alpha untuk variabel pengetahuan sebesar 0,964 dan tingkat kecemasan sebesar 0,946 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel reliabel.
41
3. Cara Pengumpulan Data. a. Data Primer. Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti, data yang dikumpulkan merupakan data yang langsung diperoleh dari responden dengan menggunakan kuesioner (Sarwono, 2006).Dalam penelitian ini data primer didapat dari siswi SMP Negeri 26 Semarang. b. Data Sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari berbagai catatan atau informasi yang telah ada (Sarwono, 2006). Dalam penelitian ini data sekunder didapat dari tata usaha dengan jumlah sampel 31 responden di kelas VII dan VIII SMP Negeri 26 Semarang. Pengumpulan
data
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan penyebaran kuesioner yang berupa formulir yang diajukan secara tertulis kepada sejumlah responden untuk mendapatkan tanggapan informasi jawaban. H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data. Data yang telah dikumpulkan (data mentah) kemudian diolah. Pengolahan data dimaksudkan sebagasi suatu proses untuk memperoleh data ringkasan dari data mentah dengan menggunakan cara atau rumus tertentu. Data tersebut bisa berupa jumlah (total), rata-rata (average), persentasi (percentage) dan sebagainya (Sugiyono, 2005).
42
Dalam melakukan pengolahan data meliputi langkah-langkah sebagai berikut : a. Memeriksa (editing). Tahap ini dimaksudkan untuk menyunting data yang terkumpul dengan cara memeriksa kelengkapan, kesalahan pengisian dan konsentrasi dalam setiap jawaban pertanyaan. Editing dilakukan oleh peneliti ditempat pengumpulan data, dari hasil pemeriksaan kuesioner tidak didapatkan kuesioner yang rusak atau kesalahan dalam pengisian. b. Memberi Kode (coding). Coding harus dilakukan secara konsisten karena hal tersebut sangat menentukan reliabiltas. Memberi kode pada setiap variabel digunakan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisis data. Hal ini penting untuk dilakukan karena alat yuang digunakan untuk analisis data adalah komputer melalui program SPSS yang memerlukan kode tertentu. c. Tabulasi Data (tabulating). Kegiatan memasukkan data hasil penelitian ke dalam tabel-tabel sesuai dengan kriterianya.Peneliti membuat tabel-tabel bantu untuk mengelompokkan data agar mudah dibaca dan dipahami. d. Memasukan data (data entry) Kegiatan ini merupakan proses memasukkan data kedalam kategori tertentu untuk selanjutnya dilakukan analisis data dengan menggunakan komputerasisasi.
43
e. Pembahasan hasil penelitian Membahas hasil penelitian dan mengkonsultasikannya kepada pembimbing (Sugiyono, 2005). 2. Analisis Data. Pengelolaan data dan analisis data dilakukan dengan komputer menggunakan SPSS (Statistical Program and Service Solution). Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik sebagai berikut : a. Analisis Univariate. Analisis univariate digunakan untuk mendeskripsikan masingmasing variabel, analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan prosentase dari tiap variable (Notoatmodjo, 2005). Dalam penelitian ini analisis univariate dilakukan pada variabel tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan. Pada analisis deskripif untuk data numerik menurut Nursalam (2003) yaitu menghasilkan data-data yang meliputi frekuensi, proporsi, dan rasio, ukuran-ukuran kecenderungan pusat (rata-rata hitung ,median, modus) maupun ukuran-ukuran variasi (simpangan baku, varians, dan kuartil). b. Analisis Bivariate. Analisis bivariate yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui hubungan dua variabel yang meliputi variabel bebas dan variabel terikat. Untuk menguji normalitas data, salah satu cara yang digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan
44
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Sugiyono, 2005). Berikut ini adalah hasil uji normalitas untuk variabel tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan. Grafik 3.1
Grafik 3.2
Berdasarkan kedua grafik terebut menunjukkan bahwa garis observasi menggambarkan data sesungguhnya karena mengikuti garis
45
diagonalnya (expected atau data yang diharapkan) sehingga kedua variabel dikatakan memiliki distribusi data normal. Selain dengan menggunakan probability plot uji normalitas juga dapat diketahui dengan menggunakan analisis saphiro-wilk. Selain dengan menggunakan probability plot uji normalitas juga dapat diperoleh dengan menggunakan analisis Saphiro-wilk. Uji normalitas data menggunakan saphiro-wilk, dengan membandingkan Asymptotic Significance dengan α= 5%. Dasar penarikan kesimpulan adalah data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai Asymptotic Significance > 0,05 (Santoso, 2004:212) Hasil uji saphiro-wilk dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.3 Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. Tingkat Pengetahuan .147 31 .085 Tingkat Kecemasan .131 31 .192
Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .959 31 .275 .956 31 .223
a. Lilliefors Significance Correction
Uji normalitas data menggunakan saphiro-wilk, diperoleh nilai asymptotic significance untuk tingkat pengetahaun sebesar 0,213 dan tingkat kecemasan sebesar 0,161. Hasil pengujian kedua variabel tersebut memiliki nilai asymptotic significance > 0,05 sehingga dapat disimpulan variabel pengetahuan dan tingkat kecemasan berditribusi normal.
46
Karena kedua variabel memiliki distribusi data normal maka untuk mengetahuai hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan digunakan korelasi product moment. Untuk mencari adanya hubungan antara dua variabel maka digunakan korelasi product moment karena data berdistribusi normal. Berdasarkan uji statistik dapat disimpulkan : Hipotesa menolak ( Ho ) ditolak. Ha diterima bila rhitung lebih besar dari rtabel dan α≤0,05 yang berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menarche dengan tingkat kecemasan remaja putri saat menghadapi menarche (Sugiyono, 2005) I. Etika Penelitian Masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian mengingat penelitian keperawatan akan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan karena manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian (Nursalam,2003). Masalah etika dalam penelitian ini dapat meliputi : 1. Informed Consent. Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan (inform consent). Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent ini adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
47
penelitian, mengetahui dampaknya, jika subjek bersedia maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia maka penelitian harus menghormati hak pasien (Nursalam, 2003). 2. Anonimity (tanpa nama). Merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan dengan tidak hanya memberikan nama responden pada lembar alat ukur hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data (Nursalam, 2003). 3. Kerahasiaan (confidentiality). Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh penelitian, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian (Hidayat, 2007).