BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis, Lokasi, Waktu, dan Karakteristik Penelitian 1.1.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas V semester II (dua) SDN Tanjung 01 Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2012/2013 mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada pokok bahasan sifat-sifat cahaya. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan memanfaatkan media kontekstual melalui metode discovery. 1.1.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas V SD Negeri Tanjung 01 Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah tahun pelajaran 2012/2013. Alasan mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan, sekolah tersebut mudah dijangkau peneliti, relasi yang cukup baik dengan pihak sekolah, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan target penelitian. 1.1.3
Waktu Pelaksanaan Penelitian
adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut a. Siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 22-23 Maret dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 x pertemuan). b. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 05-06 April 2013 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 x pertemuan). 1.1.4
Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini semua siswa kelas V SDN Tanjung 01 Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang dapat dikemukakan sebagai berikut: siswa berjumlah 22 siswa, yaitu laki-laki sebanyak 12 siswa dan perempuan sebanyak 10 siswa. Sebagian besar siswa berasal dari daerah itu sendiri. Perekonomian mereka tergolong ekonomi rendah. Karena orang tua mereka
28
29
mayoritas bermata pencaharian sebagai buruh tani. Dalam proses pembelajaran siswa kelas V cenderung ramai, dan malas untuk mengerjakan tugas dari gurunya. Untuk itu upaya perbaikan pembelajaran pada kelas ini sangat dibutuhkan. 3.2 Variabel dan Definisi Opearasional Konsep Variabel yang akan diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 2 yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Kedua variabel tersebut adalah
Peningkatan
hasil
belajar
IPA
dan
metode
discovery
dengan
memanfaatkan media benda nyata. Adapun yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA semester II kelas V SD Negeri Tanjung 01, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil belajar dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai hasil nilai belajar siswa setelah mendapatkan proses pembelajaran di kelas sesuai dengan menerapkan metode discovery dan media benda nyata. Sedangkan variabel bebasnya adalah metode discovery dan media benda kontekstual (nyata). Metode discovery dalam penelitian ini diartikan sebagai metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan melalui proses mentalnya sendiri. Sedangkan media benda kontekstual (nyata) merupakan pesan dari pengirim kepada penerima berupa wujud nyata yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sehingga terjadi proses belajar. 3.3 Rencana Tindakan Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus Penelitian ini adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui reflleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (IGAK Wardhani, 2007: 4).
30
Langkah tindakan yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah dengan model Kurt Lewin dengan melalui 4 Tahapan yaitu : (a) Planning (Perencanaan) (b) Acting (Tindakan) (c) Observasing (Pengamatan) (d) Reflecting ( Refleksi) Skema siklus I
Tindakan
Perencanaan
Siklus I
Observasi
Refleksi
3.4 Rencana Pelaksanaan Siklus I Rencana pelaksanaan pada siklus 1 terdiri dari tahap-tahap: 3.4.1
Perencanaan
Sebelum melaksanakan penelitian peneliti perlu membuat perencanaan sebelum melakukan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Pada saat mengidentifikasi masalah dan perumusan masalah, peneliti meminta bantuan dari guru kelas V dan berkonsultasi dengan pembimbing didalam mengungkapkan dan
memperjelas masalah yang dihadapi peneliti untuk
mencari jalan pemecahan masalah. 2) Membuat rencana perbaikan pembelajaran/langkah-langkah pembelajaran yang difokuskan pada strategi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan metode discovery.
31
3) Menyusus alat observasi sebagai panduan observer dalam mengobservasi pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran. 4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan ”Sifat-sifat Cahaya” pelajaran IPA kelas V semester II. Adapun perincian standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator-indikator dan tujuan pembelajaran pada pokok bahasan adalah sebagai berikut: Standar Kompetensi 6. Menerapkan sift-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model. Kompetensi Dasar 6.1 mendiskripsikan sifat-sifat cahaya. Indikator : 6.1.1 Membedakan benda sumber cahaya dan benda gelap. 6.1.2 Mendemenstrasikan sifat cahaya merambat lurus. 6.1.3 Mendemonstrasikan sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna, tidah tembus cahaya). 6.1.4 Membuktikan sifat cahaya tidak tembus pandang. Tujuan Pembelajaran Pertemuan Pertama a) Membedakan benda sumber cahaya dan benda gelap. b) Menyebutkan 2 contoh sumber cahaya dan benda gelap. Pertemuan Kedua a) Mendemonstrasikan sumber cahaya merambat lurus. b) Mendemontrasikan cahaya yang mengenai berbagai benda. 5) Merancang alat evaluasi berupa tes formatif. 3.4.2 Implementasi/Pelaksanaan tindakan Pada tahap ini peneliti melaksanaakan perbaikan pembelajaran sesuia dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat dengan menggunakan metode discovery sebagai berikut: 1. Guru
mengadakan
apersepsi
dengan
bertanya
kepada
siswa
menyebutkan sifat-sifat cahaya. 2. Guru memberi motivasi kepada siswa sebelum memulai pelajaran.
untuk
32
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 4. Guru membagikan kelompok yaitu terdiri dari 4-5 oarang siswa secara heterogen. 5. Guru membagikan alat yang akan digunakan dalam proses percobaan kepada setiap kelompok. 6. Siswa mendengarkan penjelasan guru. 7. Siswa berdiskusi mengenai sifat-sifat cahaya. 8. Guru mengawasi dan membimbing siswa dalam pengamatan. 9. Sesudah selesai diskusi, wakil siswa menyampaikan hasil kerjanya dengan mencatatnya dalam lembar kerja. 10. Guru bersama siswa membuat kesimpulan. 11. Guru mengadakan evaluasi secara individuual untuk mengukur pemahaman siswa mengenai materi yang baru saja dipelajari. 12. Siswa melaksanakan evaluasi. 3.4.3 Observasi Pada tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran. Observasi ini dilakukan bersama dengan pelaksanaan pembelajaran dan terhadap hasil evaluasi siswa. 3.4.4 Refleksi Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap proses kegiatan belajar. Refleksi dilakukan atas dasar hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh observer/teman sejawat. Setelah tahap refleksi dan siklus I selesai dilaksanakan, maka diperoleh hasil. Hasil tersebut akan dianalisis apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau belum serta kelemahan-kelemahan apa saja yang menghambat proses belajar mengajar. Apabila hasil yang diperoleh belum mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan maka dilanjutkan pada siklus II. Sebelum masuk siklus II, dilakukan tindak lanjut yaitu pengayaan bagi siswa yang sudah tuntas dan remidial Bagi siswa yang belum tuntas.
33
3.5 Pelaksanaan siklus II Berdasarkan hasil refleksi terhadap proses perbaikan pembelajaran siklus I, peneliti telah menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II yang terbagi dalam empat tahap, yaitu perencanaan, implementasi/pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Skema suklus II
Tindaka n Perencanaan
Siklus 2
Observasi
2II
Refleks i
3.5.1
Perencanaan
1) Pada saat mengidentifikasi masalah dan perumusan masalah, peneliti meminta bantuan dari guru kelas V berkonsultasi dengan pembimbing di dalam mengungkap dan memperjelas masalah yang dihadapi peneliti untuk mencari jalan pemecahan masalah. 2) Membuat
rencana perbaikan pembelajaran yang difokuskan strategi
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan metode discovery. 3) Menyusun alat observasi sebagai panduan observer dalam mengobservasi sebagai panduan observer dalam mengobservasi pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran. 4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan ”Sifat-sifat Cahaya” pelajaran IPA kelas V semester II.
34
Adapun perincian standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator-indikator dan tujuan pembelajaran pada pokok bahasan adalah sebagai berikut: Standar Kompetensi 6. Menerapkan sift-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model. Kompetensi Dasar 6.1 mendiskripsikan sifat-sifat cahaya. Indikator : 6.1.5 mendiskripsikan sifat-sifat bayangan yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung. 6.1.6 menunjukkan contoh peristiwa pembiasan dalam kehidupan sehari-hari melalui percobaan. 6.1.7 menunjukkan peristiwa penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan Pembelajaran: Pertemuan pertama a) Melalui ceramah bervariasi siswa mengekspresikan bayangan yang mengenai cermin datar dan cermin cekung dengan tepat. b) Melalui Tanya jawab siswa dapat menjelaskan peristiwa pembiasan dengan benar. Pertemuan kedua a) Melalui percobaan siswa dapat menjelaskan peristiwa pembiasan dengan benar. b) Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan proses penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari dengan benar. c) Melalui demonstrasi siswa dapat menunjukkan peristiwa penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari dengan benar. 5) Merancang alat evaluasi yang berupa tes formatif. 3.5.2 Implementasi/pelaksanaan Tindakan. Pada tahap ini peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat sebagai berikut: 1. Guru mengulang kembali materi sifat-sifat cahaya. 2. Guru membangkitkan motivasi dan keaktifan siswa.
35
3. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai. 4. Guru menjelaskan pokok bahasan materi pembelajaran tentang sifat-sifat cahaya. 5. Guru membagi kelompok ke dalam kelompok secara heterogen. 6. Guru mengajak siswa untuk melakukan percobaan untuk mengetahui sifat-sifat cahaya. 7. Tiap kelompok mengamati percobaan dan mencari tahu sendiri tentang sifatsifat cahaya. 8. Guru mengawasi dan membimbing kelompok dalam melakukan pengamatan dan percobaan. 9. Hasil pengamatan dan percobaan dicatat pada lembar kerja. 10. Tiap kelompok mempresentasikan hasil pengamatan kelompok di depan kelas. 11. Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. 12. Guru mengadakan evaluasi secara individual untuk mengukur pemahaman siswa mengenai meteri yang baru saja dipelajari. 13. Siswa melaksanakan evaluasi. 3.5.3 observasi Pada
tahap
ini
peneliti
melakukan
observasi
terhadap
kegiatan
pembelajaran. Observasi ini dilakukan bersama dengan pelaksanaan pembelajaran dan terhadap hasil evaluasi siswa. 3.5.4 Refleksi Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap proses kegiatan belajar mengajar hampir sama pada siklus sebelumnya. Refleksi dilakukan atas dasar hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti. Setelah tahap refleksi dan siklus 2 selesai dilaksanakan, maka diperoleh hasil. Apabila hasil yang diperoleh belum mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan, maka dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
36
3.6 sumber Data dan Cara Pengumpulan Data 3.6.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, dalam hal ini adalah siswa kelas V SDN Tanjung 01Kecamatan Beringin Kabupaten Semarang. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumbernya, dalam hal ini adalah data perkembangan siswa. 3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data 1. wawancara Wawancara dilakukan dengan guru bidang studi IPA. Data yang diperoleh peneliti melalui wawancara dengan guru bidang studi IPA kelas V adalah keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan nilai tes siswa pada akhir pembelajaran. 1. Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti terhadap proses belajar mengajar di kelas yang dilakukan oleh guru kelas bersama dengan teman sejawat untuk mengetahui cara mengajar guru di kelas dan kondisi siswa pada saat menerima pembelajaran dari guru kelas.
37
Tabel 3. 1 Kisi-Kisi oObservasi Penggunaan Metode Discovery ASPEK
ITEM
SKOR 1
Kemampuan
2 3
4
guru Penguasaan Kelas
dalam mengajar
Bahasa lisan
Persiapan
Materi pembelajaran
pembelajaran
Ruang alat dan media Kesiapan siswa
Kegiatan awal dan Tujuan Pembelajaran perkenalan
Apersepsi/motivasi Pengenalan langkah-langkah pembelajaran Pembagian kelompok
Kegiatan inti
Perumusan masalah
Kegiatan Discovery Pelaksanaan percobaan Respon terhadap jawaban dan keaktifan siswa. Kegiatan akhir
Bimbingan pada siswa dalam menarik kesimpulan. Evaluasi pembelajaran untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajar.
Pada lembar observasi, nantinya akan diberi skor. Skor I bila kurang, skor 2 bila cukup, skor 3 bila bail, dan skor 4 sangat baik. Penelitian ini dianggap baik apabila persentase skor baik dan sangat baik (3 dan 4) mencapai 70%. Hal tersebut menunjukkan bahwa metode pembelajaran discovery telah diimplemtasikan dengan baik. Data hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru, maupun aktivitas siswa dengan menggunakan metode discovery memanfaatkan media kontekstual (nyata) dalam pembelajaran, dinilai dengan rumus di bawah ini (Depdiknas 2003):
38
Nilai =
Σ Skor yang diperoleh X100% Σ Skor maksimum
Dengan kriteria nilai sebagai berikut: >86% 70 – 85% 55 – 69% <54%
= baik sekali = baik = cukup baik = kurang
2. Tes Tertulis Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang diiap-tiap siklus (post tes) dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian. Dalam pengumpulan data alat yang digunakan berupa soal test sesuai dengan materi. Adapun kisi-kisi soal dapat dilihat pada tebel 3.2 Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Soal Tes Tertulis Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Nomor soal
6. menerapkan sifat- 1.membedakan benda sumber cahaya dan 2, 3 sifat cahaya melalui benda gelap kegiatan
membuat 2.
suatu karya/model.
mendemonstrasikan
cahaya
merambat 1, 14, 21, 22
lurus. 3. mendemonstrasikan sifat cahaya yang 4, 20, 24, 25, mengenai berbagai benda (bening, berwarna, 26, 30 tidak tembus cahaya). 4.
Membuktikan
sifat
cahaya
dapat 6, 7, 17, 23
dipantulkan. 5. Mendiskripsikan sifat-sifat bayangan yang 5, 8, 9, 10, 27, mengenai cermin datar dan cermin lengkung. 6. Menunjukkan contoh peristiwa pembiasan
11, 12, 13, 18,
dalam kehidupan sehari-hari melalui
28, 29
percobaan. 7. Menunjukkan peristiwa penguraian cahaya 15, 16, 19 dalam kehidupan sehati-hari.
39
3.7 Indikator Kinerja Patokan berhasilnya penerapan metode discovery adalah meningkatnya hasil belajar siswa setelah mengikuti pelajaran IPA peneliti menerapkan 85% siswa harus mendapat KKM yaitu ≥ 65. Kriteria Ketuntasan Minimal di SD Negeri Tanjung 01 Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang untuk mata pelajaran IPA di kelas V adalah ≥ 65 atau dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3. 3 Kriteria Ketuntasan Minimal Kriteria Ketuntasan Kualifikasi ≥65
Tuntas
<65
Tidak tuntas
3.8 Analisis Data/ Interpretasi Data Penilaian Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis deskritif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II, dan deskriptif kualitatif. Adapun rumus persentase menurut Depdiknas (2007), adalah sebagai berikut: P=
x100%
Keterangan: P = Presentase n = Jumlah frekuensi yang muncul N = Jumlah total siswa
40
Menurut Dediknas (2007), ada empat kriteria penilaian kualitatif yaitu: baik sekali, baik, cukup, dan kurang seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3. 4 Kriteria Penilaian Kualitatif Kriateria
Kategori
86% - 100%
Baik Sekali
76% - 85%
Baik
56% - 75%
Cukup
0% - 55%
Kurang
3.9 Validitas dan reliabilitas Instrumen Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2010: 27). Teknik yang digunakan untuk menguji kevalidan instrumen menggunakan teknik corrected item to total score correlation yang dinotasikan (r), yang mangatakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,05. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: = Keterangan:
√( ⅀
⅀ − (⅀ )(⅀ )
− (⅀ )2
⅀
− (⅀ )2)2
Rit = koefisien korelasi antara dua variabel i
= skor setiap item
t
= skor total
(⅀ ) ⅀ ⅀
= kuadrat jumlah skor item = jumlah kuadrat skor item = jumlah kuadrat skor total
(⅀ ) = kuadrat jumlah skor total
41
Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen menggunakan teknik Reliability Coefficient Alpha menggunakan program SPSS. Menurut George dan Mallery (dalam Jasminah, 2010: 31), kategori koefisien reliabilitas instrumen adalah (lihat tabel): Tabel 3. 5 Koefisien Reliabilitas No
Kategori koefisien reliabilitas
Keterangan
1
α ≤ 0,7
Tidak Dapat Diterima
2
0,7 < α ≤ 0,8
Dapat Diterima
3
0,8 < α ≤ 0,9
Reliabilitas bagus
4
α > 0,9
Reliabilitas memuaskan
Untuk mengukur reliabilitas dengan Coeffiecient Alpha, menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut: =
Ket:
−1
1−
∑
r11
= reliabilitas instrumen
k
= banyaknya butir soal
∑
= jumlah variasi butir soal = variansi total
42
Berikut disajikan hasil pengujian validitas soal, baik soal siklus I maupun siklus II Tabel 3. 6 Hasil Uji Validitas Soal Siklus I Item-Total Statistics Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance if
Total
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
Item Deleted
Correlation
Correlation
Deleted
VAR00001
11.50
35.690
.696
.
.929
VAR00002
11.59
37.015
.444
.
.934
VAR00003
11.41
36.063
.686
.
.929
VAR00004
11.50
35.690
.696
.
.929
VAR00005
11.59
37.015
.444
.
.934
VAR00007
11.50
34.643
.887
.
.925
VAR00008
11.32
36.608
.683
.
.930
VAR00009
11.64
35.195
.753
.
.928
VAR00010
11.82
36.918
.498
.
.933
VAR00011
11.55
36.545
.531
.
.932
VAR00012
11.41
36.063
.686
.
.929
VAR00013
11.50
35.690
.696
.
.929
VAR00014
11.59
37.015
.444
.
.934
VAR00015
11.41
38.348
.261
.
.937
VAR00017
11.50
34.643
.887
.
.925
VAR00018
11.32
36.608
.683
.
.930
VAR00019
11.82
37.108
.464
.
.933
VAR00020
11.50
34.643
.887
.
.925
VAR00021
11.32
36.608
.683
.
.930
VAR00024
11.82
36.918
.498
.
.933
Langkah pengujian reliabilitas yaitu setelah pengujian validitas dan instrumen (soal) yang dinyatakan tidak valid dibuang, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas instrumen dengan bantuan SPSS 18.0 for windows.
43
Table 3. 7 Hasil Uji Validitas Siklus II Item-Total Statistics Corrected
Squared
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance if
Item-Total
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
Item Deleted
Correlation
Correlation
Deleted
VAR00001
10.64
39.481
.291
.
.936
VAR00002
10.36
36.242
.850
.
.925
VAR00003
10.32
37.180
.708
.
.928
VAR00004
10.64
39.481
.291
.
.936
VAR00005
10.73
39.446
.327
.
.935
VAR00006
10.59
39.015
.359
.
.935
VAR00007
10.36
36.242
.850
.
.925
VAR00008
10.32
37.180
.708
.
.928
VAR00010
10.73
39.446
.327
.
.935
VAR00012
10.36
36.242
.850
.
.925
VAR00013
10.32
37.180
.708
.
.928
VAR00014
10.36
36.242
.850
.
.925
VAR00015
10.32
37.180
.708
.
.928
VAR00018
10.59
39.015
.359
.
.935
VAR00019
10.36
36.242
.850
.
.925
VAR00020
10.32
37.180
.708
.
.928
VAR00022
10.36
36.242
.850
.
.925
VAR00023
10.32
37.180
.708
.
.928
VAR00024
10.36
36.242
.850
.
.925
VAR00025
10.64
39.481
.291
.
.936
Langkah pengujian reliabilitas yaitu setelah pengujian validitas dan instrumen (soal) yang dinyatakan tidak valid dibuang, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas instrumen dengan bantuan SPSS 18.0 for windows.
44
Berikut ini disajikan hasil uji reliabilitas soal siklus I dan siklus II Tabel 3. 8 Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items
N of Items
.934
.935
20
Berdasarkan ketentuan pada tabel 3.5 meka berdasarkan tabel 3.8, dengan hasil uji reliabilitas instrumen pada siklus I yaitu 0.934, maka reliabilitas instrumen berada pada ketegori memuaskan.
Tabel 3. 9 Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items
N of Items
.933
.933
20
Berdasarkan pada tebel 3.9, maka reliabel instrumen pada siklus II yaitu 0.933. dengan demikian reliabilitas instrumen siklus II berada pada kategori memuaskan. 3.10 Uji Tingkat Kesukaran Soal Analisis tingkat kesukaran dimaksud untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya sesuatu soal. (Arikunto 1999: 207). Butirbutir item soal dalam tes belajar mempunyai mutu atau tidaknya dapat diketahui melalui derajat kesukaran dari masing-masing butir soal yang akan diujikan. Syarat-syarat butir soal yang baik yaitu butir-butir item soal tersebut tidak terlalu sukar dan terlalu mudah. Butir-butir soal dalam tes hasil belajar bisa dikatakan
45
dikatakan memadai dalam derajat kesukaran dapat diketahui dari besar kecilnya angka yang melambangkan tingkat kesulitan dari item tersebut. Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran adalah: P= B JS P= Indeks kesukaran B= banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar Js= jumlah seluruh siswa peserta tes. Cara memberikan interprestasikan/penafsiran terhadap indek kesukaran item disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.10 Interprestasi/penafsiran terhadap indeks kesukaran item Besarnya P
Penafsiran/interpretasi
0,00-0,29
Soal Sukar
0,30-0,69
Soal Sedang
0,70-1,00
Soal mudah
Berikut ini hasil uji tingkat kesukaran soal siklus I seperti pada tebel berikut: Tabel 3.11 Tingkat Kesukaran Soal Siklus I Tingkat
Nomor Soal
Jumlah
kesukaran Mudah
9, 10, 11, 12, 13, 16, 17
6
Sedang
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 14, 15, 18,20
12
Sukar
19
1 Jumlah
20
46
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran soal, diketahui bahwa 20 butir soal yang diuji tingkat kesukarannya, ada 6 soal yang dinyatakan mudah yaitu sebagai berikut: 9, 10, 11, 12, 13, 16, 17. Dan soal yang dinyatakan sedang ada12 soal yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 14, 15, 18,20. Sedangkan soal yang dinyatakan sukar ada 1 soal yaitu soal no 19. Berikut ini hasil uji tingkat kesukaran soal siklus I seperti pada tabel berikut: Tabel 3.12 Tingkat Kesukaran Soal Siklus 2 Tingkat
Nomor Soal
Jumlah
kesukaran Mudah
7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15,
8
Sedang
1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 17, 18,19, 20
11
Sukar
16
1 Jumlah
20
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran soal, diketahui bahwa 20 butir soal yang diuji tingkat kesukarannya, ada 8 soal yang dinyatakan mudah yaitu sebagai berikut: 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15. Dan soal yang dinyatakan sedang ada 11 soal yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 17, 18,19, 20. Sedangkan soal yang dinyatakan sukar ada 1 soal yaitu soal no 16.