BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Undaan Lor Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas IV pada pembelajaran IPA. Peneliti dibantu oleh guru kelas V yang bertindak sebagai pengamat (observer) yang bertugas memberi masukan-masukan terhadap kekurangan dalam proses penelitian yang dilakukan di kelas IV. 3.1.2 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV semester 1 SD Negeri 1 Undaan Lor Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus. Jumlah siswa yang menjadi subyek penelitian sebayak 15 orang siswa, terdiri dari 12 laki-laki dan 3 siswa perempuan, dengan fokus penelitian hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. 3.2 Variabel yang Diselidiki Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: a.
Variable terikat adalah hasil belajar IPA
Hasil belajar adalah besar skor yang diperoleh dari tes formatif dan hasil observasi pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang sifat dan wujud benda di kelas IV SDN 1 Undaan Lor Kudus pada semester 1 tahun 2012/2013. b.
Variable bebas dalam penelitian ini adalah Metode inquiry
Metode inquiri adalah pola belajar mengajar yang memusatkan pengembangan proses penalaran yang dirancang untuk melatih siswa melakukan penelitian dalam menemukan informasi-informasi yang diperlukan dalam mencapai tujuan belajarnya sehigga dapat menuju kesimpulan yang menyakinkan karena didukung data
3.3 Rencana Tindakan Prosedur penelitian tindakan kelas ini merujuk pada model Kemmis&Mc Taggart yang merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan Kurt Lewin yang terdiri atas empat komponen pokok penelitian kelas yakni: a. Perencanaan (planning), b. Tindakan (acting), c. Pengamatan (observing), dan d. Refleksi (reflecting) Secara jelas dapat dilihat pada bagan 3.1 berikut ini:
Gambar 3.1 Langkah-Langkah PTK menurut Kemmis dan Taggart Prosedur penelitian tindakan kelas yang dilakukan, terdiri dari beberapa siklus. Pelaksanaan siklus didasarkan kepada perubahan yang disesuaikan dengan permasalahan-permasalahan yang timbul dari tindakan yang telah dilakukan dalam bentuk refleksi. Penelitian jumlah siklus yang akan dilakukan tidak dibatasi. Penelitian
ini akan berakhir ketika telah tercapai hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan penelitian yang diharapkan. Secara operasional tahapan-tahapan kegiatan penelitian melalui penggunaan metode inquiry untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV semerter 1 SD Negeri 1 Undaan Lor dalam setiap siklus dapat dijelaskan sebagai berikut: Siklus I 1. Tahap Perencanaan Kegiatan perencanaan diawali dengan merencanakan ide penelitian, kemudian ditindak lanjuti dengan observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas. Data awal diperoleh dari hasil evaluasi mata pelajaran IPA yang sudah terdokumantasi dalam daftar nilai siswa dan dari hasil pengamatan langsung dalam setiap pembelajran IPA. Hal ini membantu peneliti dalam menentukan kelemahan dan hambatan siswa dalam belajar IPA yang selanjutnya difokuskan pada penerapan metode inquiry pada pembelajaran IPA yang dijadikan bahan bagi peneliti, kemudian disusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan metode pembalajaran tersebut. 2. Tahap Tindakan Rencana pembalajaran yang sudah disusun, dikonsultasikan dengan kepala SD negari 1 Undaan Lor Undaan Kudus untuk disajikan dalam pembelajaran siklus I. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran siklus I, instrument yang digunakan adalah rencana pembelajaran (RP), alat peraga, lembar pengamatan, lembar kerja siswa, tes formatif, hasil analisis, dan hasil tes formatif. Siswa dikelompokkan oleh guru secara heterogenitas dalam proses pembelajaran IPA. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan guru dan meningkatkan kemampuan siswa dalam mengungkapkan pendapat. Guru melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry.
3. Tahap Observasi Pada tahap ini, dilaksanakan observasi dari hasil kegiatan pelaksanaan tindakan. Pemgamatan dalam pembelajaran IPA dilaksanakan oleh teman sejawat sebagai observer. Observer mengamati kualitas pembelajaran dan menjadi pengamat dalam penguasaan indikator. Pada tahap inilah peneliti dapat mengetahui kendala-kendala yang dihadapi ataupun berhasil tidaknya pembelajaran yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan tindakan. Observasi dilaksanakan secara terus menerus dari siklus I hingga siklus berikutnya sampai pelaksanaan tindakan berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada rancangan strategi. Observasi yang dilakukan dalam satu siklus akan memberikan pengaruh pada penyusunan perencanaan tindakan siklus berikutnya. Hasil observasi ini didiskusikan dengan guru lain sehingga menghasilkan refleksi yang baik untuk siklus berikutnya. 4. Tahap Refleksi Hasil penemuan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran ditindaklanjuti dengan kegiatan refleksi. Refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi, dan penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan mencari makna terhadap proses dan pelaksanaan tindakan sebagai dampak adanya intervensi tindakan yang dilaksanakan. Pengumpulan data dimulai sejak proses pembelajaran dilaksanakan pada siklus I yang dibantu oleh teman sejawat. Dari permaslahan yang dicatat, kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing. Adapun instrument yang dievaluasi berupa hasil tes formatif, analisis per butir soal, lembar pengamatan. Pada tahap refleksi dilakukan hal-hal yang didiskusikan yaitu tentang: a. Menganalisis tindakan yang telah dilaksanakan, b. Membahas dan menjelaskan perbedaan rancangan strategis dengan pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan, c. Membahas kendala-kendala yang ditemukan pada tahap pelaksanaan tindakan.
Setelah satu siklus dilaksanakan dan apalbila dari hasil kegiatan pengamatan diperoleh data yang menunjukkan keharusan untuk melaksanakan perbaikan, maka perencanaan siklus berikutnya merupakan perencanan yang sudah direvisi dan akan menjadi siklus kedua sebagai daur ulang tindakan pertama. Hasil refleksi pada siklus I akan dijadikan dasar perencanaan tindakan pada siklus II demikian seterusnya. Siklus II Pembelajaran siklus II kegiatan yang akan dilaksanakan langkah-langkahnya sama seperti siklus I, melalui empat tahap yaitu: tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Adapun kegiatan pada sisklus II diuraikan sebagai berikut: 1. Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi siklus I diketahui bahwa masalah yang dihadapi siswa kelas IV semester 1 SD Negeri 1 Undaan Lor Undaan Kudus dalam pembelajaran IPA adalah kurang menguasai konsep tentang perubahan wujud benda. Setelah diperoleh keadaan awal tentang proses pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry, guru kembali menyusun rancana tindakan dengan menerapkan metode pembelajaran inquiry. Guru merancang pembelajaran menggunakan langkah-langkah yang sesuai dengan metode pembelajaran tersebut, untuk lebih mengingkatkan hasil belajar siswa dan memastikan keberhasilan penggunaan metode tersebut. 2. Tahap Tindakan Pada tahap tindakan siklus II dilaksanakan dengan kembali menerapkan metode pembelajaran inquiry, siswa dikelompokkan oleh guru secara heterogenitas dalam proses pembelajaran IPA.
3. Tahap Observasi Guru dan observer memperhatikan pembelajaran pada beberapa aspek yaitu intelektual siswa yang menyangkut kemampuan berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif, jujur, dan terbuka. 4. Tahap Refleksi Setelah melakukan refleksi I ditemukan beberapa kekurangan atau kelebihannya, maka pada siklus II dilakukan tindakan yang harus diperbaiki kembali atau harus ditingkatkan kembali. Apabila pada siklus II masih terdapat kekurangan maka kelemahan atau kekurangan itu harus diperbaiki pada siklusn II. Pada siklus II ini semua kendala atau hambatan yang dihadapi selama proses pembelajaran IPA harus diperbaiki. Tetapi apabila siklus II sudah memenuhi hasil yang diharapkan, berarti tidak perlu dilakukan siklus III. Kategori nilai yang digunakan adalah sebagai berikut: Lebih dari 90 = baik sekali 70-89 = baik 50-69 = cukup 30-49 = kurang Kurang dari 29 = kurang sekali 3.4
Data dan Cara Pengumpulannya
3.4.1
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dibuat dengan cara: a) Mengadakan tes tertulis berbentuk pilihan ganda dan isian singkat. b) Melakukan penilaian proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan/lembar observasi.
3.4.2
Instrumen Penelitian
Untuk menjaring data hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inquiry, maka instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa: a) Butir-butir soal tes sebagai alat pengumpul data utama. b) Pedoman observasi/pengamatan proses pembelajaran siswa. Bentuk soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal-soal pilihan ganda dan isian singkat secara tertulis dengan jumlah soal untuk setiap siklus 20 butir soal. 3.5
Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan penelitian ini apabila adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry dengan ketentuan minimal 80% hasil belajar siswa mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 65. 3.6
Analisis Data
Untuk menganalisis data diperoleh melalui observasi maka peneliti menggunakan teknik analisa deskriptitif kualitatif. Analisis hasil belajar siswa dianalisa secara kuantitatif yang dilanjutkan dengan refleksi. Analisis ini dilakukan dengan membandingkan data hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Sebagai pedoman untuk tindak lanjut dan refleksi pada tiap siklus.