19
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Setting dan subyek penelitian 3.1.1. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di SD Negeri Tolokan 01, Desa Tolokan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. b. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2013- selesai semester 2 tahun ajaran 2012/ 2013.
3.1.2. Subjek Penelitian Subjek penelitiannya adalah siswa kelas 4 SD Negeri Tolokan 01 Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang semester 2 tahun ajaran 2012/ 2013. Jumlah siswa kelas 4 adalah 26 siswa, terdiri dari 13 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki.
3.1.3. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Supardi (2012:17), Penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. PTK dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran dan berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Pada penelitian ini peneliti akan bekerjasama dengan guru kelas. Peneliti sebagai pemberi ide dan observer sedangkan guru kelas yang melaksanakan kegiatan pembelajaran.
20
3.2. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu a.
Variabel Bebas Pada penelitian ini pembelajaran dengan metode eksperimen dengan media bangun ruang bertindak sebagai variabel bebas, karena metode eksperimen dengan media bangun ruang memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sehingga dengan metode eksperimen dengan media bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pembelajaran di mana siswa akan melakukan percobaan sendiri untuk membuktikan suatu teori atau pernyataan yang mereka pelajari. Media bangun ruang adalah media yang berbentuk sebuah benda dengan mempunyai sisi, rusuk dan titik sudut yang berkerangka dan berongga, yang digunakan untuk membantu penjelasan teori dalam bentuk nyata, contohnya seperti kotak kardus, model-model bentuk bangun ruang, kaleng, dll.
b.
Variabel Terikat Pada penelitian ini hasil belajar matematika siswa kelas 4 tentang bangun ruang bertindak sebagai variabel terikat, karena hasil belajar siswa mendapat pengaruh dari variabel bebas yaitu metode eksperimen dengan media bangun ruang. Hasil belajar pada penelitian ini adalah hasil yang siswa peroleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang disimbolkan dalam bentuk nilai yang diperoleh dari tes pada setiap akhir pembelajaran.
3.3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK), maka dari itu penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdapat empat tahapan, meliputi: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pelaksanaan setiap siklus menurut Supardi dan Suhardjono (2012: 86) tersebut dapat dijelaskan melalui gambar 3.1 berikut ini
21
Pelaksanaan Tindakan
Pengamatan/ Observasi
Pelaksanaan Tindakan
Siklus 1
Tahap Perencanaan
Pengamatan/ Observasi
Siklus 2
Refleksi
Tahap Perencanaan Masalah hasil refleksi
Masalah
Refleksi
Hasil Penelitian
Gambar 3.1 Skema Tahapan Penelitian Berdasarkan skema diatas penelitian akan dilaksanakan melalui siklus 1 dan siklus 2. 3.3.1. Rencana Siklus 1 a. Tahap Perencanaan 1) Identifikasi Masalah 2) Rancangan Tindakan Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS), menyusun kegiatan eksperimen, menyiapkan alat, bahan dan sumber belajar, menyiapkan lembar evaluasi dan lembar observasi pembelajaran. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 ini terdiri dari 2 pertemuan, perencanaan pembelajaran dalam setiap pertemuan sebagai berikut: 1) Menyampaikan pembukaan pelajaran, absensi siswa, dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2) Menjelaskan materi pelajaran mengenai
definisi, unsur-unsur dan sifat-sifat
bangun ruang sederhana. 3) Membagi siswa ke dalam 5 kelompok @5-6 anak.
22
4) Membagikan lembar eksperimen kepada siswa. 5) Siswa diminta untuk bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya masingmasing. 6) Setelah kegiatan selesai, setiap kelompok menyampaikan hasil kerjanya di depan kelas secara bergantian. 7) Pada akhir pertemuan, guru memberikan soal evaluasi untuk siklus 1. c. Pengamatan/ Observasi 1) Melakukan observasi terhadap jalannya pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas dengan lembar observasi. d. Refleksi 1) Melakukan evaluasi proses pembelajaran siklus 1 yang telah dilakukan.
Apakah guru sudah melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan baik?
Apakah guru sudah menggunakan waktu dengan tepat?
Apakah metode pembelajaran eksperimen sudah berjalan dengan benar?
Apakah media pembelajaran bangun ruang dapat digunakan dengan tepat?
Adakah peningkatan hasil belajar matematika setelah penerapan metode eksperimen dengan media bangun ruang?
2) Menemukan keunggulan dan kelemahan proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1. 3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi pembelajaran dan hasil evaluasi siswa.
3.3.2. Rencana Siklus 2 a. Tahap Perencanaan 1) Identifikasi Masalah Mengidentifikasi masalah atas kelemahan yang terjadi pada siklus 1, dan merencanakan alternatif pemecahan masalah.
23
2) Rancangan Tindakan Menetapkan
materi
pembelajaran,
menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) siklus 2, menyusun lembar kerja siswa (LKS), menyusun kegiatan eksperimen, menyiapkan alat, bahan dan sumber belajar, menyiapkan lembar evaluasi dan lembar observasi pembelajaran. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan atau tindakan siklus 2 yang direncanakan yaitu: 1) melaksanakan tindakan seperti pada siklus 1, 2) melaksanakan tindakan dengan lebih baik sesuai dengan hasil evaluasi pembelajaran dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam siklus 1, 3) mengontrol siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pelajaran. c. Pengamatan/ Observasi Peneliti melakukan tindakan pengamatan seperti pada siklus 1. d. Refleksi Setelah siklus 1 dan siklus 2 selesai, peneliti melakukan analisis terhadap kedua siklus tersebut, kemudian melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran dan hasil pengamatan siswa di kelas, dan diharapkan terjadi peningkatan terhadap hasil belajar siswa.
3.4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1.Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah a. Observasi (Pengamatan) Sugiyono (2010: 203) mengemukakan metode observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, dua diantaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”. Observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke subyek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
24
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan terhadap proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas, apakah sudah sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat dan untuk mengamati jalannya kegiatan pembelajaran menggunakan metode eksperimen dengan media bangun ruang. b. Tes Metode tes merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah item pertanyaan mengenai materi yang telah diberikan kepada subjek penelitian. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis tes formatif. Menurut Arikunto (2009: 36), evaluasi formatif atau tes formatif diberikan pada akhir setiap program pembelajaran. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa melalui kegiatan tes. Sebelumnya daftar pertanyaan dalam soal tes yang telah dibuat akan diujicobakan dengan siswa yang tidak termasuk ke dalam subyek penelitian ini, yaitu siswa di kelas 4 SD Negeri Ngrawan 02. Uji coba ini bertujuan untuk menguji pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat tersebut dapat dimengerti atau tidak. Jika hasil uji coba tersebut menunjukkan bahwa soal dapat dimengerti oleh siswa, maka dilakukan uji validitas terhadap soal-soal yang sudah dibuat. Setelah soal tes tersebut valid, maka soal tersebut dapat digunakan untuk pengambilan data di SD Negeri Tolokan 01.
3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas 4 tentang bangun ruang di SD Negeri Tolokan 01 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, sebagai berikut: a. Lembar Observasi Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi guru dalam proses pembelajaran. Adapun lembar observasi tersebut terlampir.
25
b. Soal Tes Soal Tes evaluasi ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan metode eksperimen dengan media bangun ruang. Tes ini diberikan di setiap akhir siklus. Adapun kisi-kisi soal tes evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1. Kisi-kisi Butir Soal Matematika Kelas 4 Semester 02 SD Negeri Tolokan 01 Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2012/2013 Standar Kompetensi No. Materi Indikator Kompetensi Dasar Item 8. Memahami 8.1.Menentuk Definisi - Mendefinisikan 1, sifat bangun an sifat- dan macam pengertian bangun ruang sifat bangun ruang. sederhana dan bangun ruang - Menggambar bangun 2, 4 hubungan ruang ruang sederhana. antar bangun sederhana. - Mengidentifikasi 3,5,6,7 datar. macam-macam ,17,23, bentuk bangun ruang. 24 Unsur dan - Menyebutkan unsur- 8,9,10, sifat unsur bangun ruang. 11,12, bangun - Menyebutkan sifat- 13,14, ruang sifat bangun ruang 15,16, sederhana 18,19, 20,21, 22,25 8.2. Jaring- Mendefinisikan 1,2,3,4 Menentuk jaring pengertian jaringan jaring- kubus dan jaring kubus dan jaring balok balok. kubus dan - Mengidentifikasi 5,6,7,8 balok. bentuk jaring-jaring ,9,10, kubus dan balok. 11,12, - Menentukan macam- 13,14, macam bentuk jaring- 15 jaring kubus dan balok.
26
3.5.Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan kenaikan nilai tes hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Untuk mengukur keberhasilan setiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini, tolok ukurnya adalah pencapaian nilai matematika dengan KKM 60. Keberhasilan belajar diukur dari jumlah siswa yang telah mencapai nilai KKM dengan jumlah > 85% dari jumlah keseluruhan siswa.
3.6. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan data berupa nilai tes hasil belajar matematika siswa yang dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif yang berbentuk angka-angka yang diperoleh dari tes tertulis. Selain itu juga dilakukan pengujian tingkat kesukaran dari instrumen soal siklus 1 dan siklus 2. 3.6.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Soegiyono, 2011: 361). Tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir instrument, menurut Arikunto (2009:75) dapat digunakan pedoman nilai koefisien korelasi sebagai berikut: 1. 0,00 – 0,20
: validitas sangat rendah
2. 0,21 – 0,40
: validitas rendah
3. 0,41 – 0,60
: validitas cukup
4. 0,61 – 0,80
: validitas tinggi
5. 0,81 – 1,00
: validitas sangat tinggi
Hasil uji validitas instrumen soal menggunakan SPSS 16 untuk siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 3.2 dan tabel 3.3 berikut.
27
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Soal Siklus 1
1
Corrected Item-Total Correlation .269
2
.320
Valid
17
.465
Valid
3
.163
Tidak valid
18
.436
Valid
4
.293
Valid
19
.540
Valid
5
.293
Valid
20
.338
Valid
6
.291
Valid
21
.508
Valid
7
.310
Valid
22
.586
Valid
8
.390
Valid
23
.373
Valid
9
.300
Valid
24
.597
Valid
10
.123
Tidak Valid
25
.391
Valid
11
.264
Valid
26
.508
Valid
12
.293
Valid
27
.083
Tidak Valid
13
.508
Valid
28
.586
Valid
14
.483
Valid
29
.239
Valid
15
.260
Valid
30
.436
Valid
No. Soal
Keterangan
No. Soal
Valid
16
Corrected Item-Total Correlation .293
Keterangan Valid
Pada data di atas intrumen soal untuk evaluasi siklus 1 berjumlah 30 butir, setelah pengujian terdapat 3 soal yang tingkat validitas sangat rendah dengan koefisien <0,20, yaitu soal nomor 3, 10, 27, dan 27 soal yang koefisien validitasnya > 0,20. Dengan demikian soal yang dipakai untuk dibagikan kepada peserta didik pada evaluasi siklus 1 sejumlah 25 butir dari 27 butir soal yang valid dengan bentuk instrumen pilihan ganda.
28
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Soal Siklus 2
1
Corrected Item-Total Correlation .143
2
.430
Valid
12
.607
Valid
3
.357
Valid
13
.138
Tidak valid
4
.519
Valid
14
.308
Valid
5
-.151
Tidak Valid
15
.485
Valid
6
.118
Tidak Valid
16
.600
Valid
7
.291
Valid
17
.479
Valid
8
.430
Valid
18
.562
Valid
9
.578
Valid
19
.392
Valid
10
.191
Tidak valid
20
.504
Valid
No. Soal
Keterangan
No. Soal
Tidak Valid
11
Corrected Item-Total Correlation .372
Keterangan Valid
Pada data di atas instrumen soal untuk evaluasi siklus 2 berjumlah 20 soal, setelah pengujian terdapat 5 soal yang tingkat validitas sangat rendah dan tidak valid dengan koefisien < 0,20, yaitu soal nomor 1, 5, 6, 10, 13, dan 15 soal yang koefisien validitasnya > 0,20. Dengan demikian soal yang dipakai untuk dibagikan kepada peserta didik pada evaluasi siklus 2 sejumlah 15 butir soal yang valid dengan bentuk instrumen pilihan ganda. Untuk uji reliabilitas, Soegiyono (2011: 362) mengemukakan “uji reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan”. Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery (1995) sebagai berikut: 1. ≤ 0,7
: tidak dapat diterima
2. 0,7 < s.d ≤ 0,8
: dapat diterima
3. 0,8 < s.d ≤ 0,9
: reliabilitas bagus
4. > 0,9
: reliabilitas memuaskan
29
Hasil uji reliabilitas instrumen soal menggunakan SPSS 16 pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 3.4 dan tabel 3.5 berikut. Tabel 3.4. Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus 1 Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.847
30
Dari data hasil uji reliabilitas pada instrumen soal siklus 1, diperoleh Alpha = 0,847 yaitu diantara 0,8 <s.d≤ 0,9
jadi tingkat reliabilitas instrument tersebut
termasuk reliabilitas bagus. Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus 2 Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.809
20
Dari data hasil uji reliabilitas pada instrumen soal siklus 2, diperoleh Alpha = 0,809 diantara 0,8 <s.d≤ 0,9 jadi tingkat realiabilitas instrument tersebut termasuk reliabilitas bagus.
3.6.2. Tingkat Kesukaran Soal Pada penelitian ini, dilakukan pengujian tingkat kesukaran soal pada instrumen soal siklus 1 dan siklus 2. Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran soal sebagai berikut: Tingkat Kesukaran =
Jumlah Skor Soal Benar Jumlah Siswa
Menurut Arikunto (2009) dapat digunakan indeks kesukaran soal sebagai berikut: 1. 0,00 – 0,30
= soal sukar
2. 0,31 – 0,70
= soal sedang
3. 0,71 – 1,00
= soal mudah
30
Berikut merupakan hasil pengujian tingkat kesukaran soal siklus 1 dan siklus 2 yang dapat dilihat pada tabel 3.6 dan 3.7.
Tabel 3.6. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Soal Siklus 1 Jenis Soal
Nomor Soal
Jumlah
Sukar
1
1
Sedang
6, 7, 8, 9, 10, 13, 18, 19, 21, 23, 24, 25, 26,30
14
Mudah
2, 3, 4, 5, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 20, 22, 27, 28, 29
15
Dari data diatas, instrumen soal siklus 1 berjumlah 30 butir soal, jumlah tingkat kesukaran untuk instrumen soal siklus 1 dengan tingkat kesukaran soal sukar berjumlah 1 butir, soal sedang berjumlah 14 butir, dan soal mudah berjumlah 15 butir.
Tabel 3.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Soal Siklus 2 Jenis Soal
Nomor Soal
Jumlah
Sukar
5, 7
2
Sedang
4, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20
15
Mudah
1, 2, 3
3
Dari data diatas, instrumen soal siklus 2 berjumlah 20 butir soal, jumlah tingkat kesukaran untuk instrumen soal siklus 2 dengan tingkat kesukaran soal sukar berjumlah 2 butir, soal sedang berjumlah 15 butir, dan soal mudah berjumlah 3 butir.