BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan
mulai bulan Oktober sampai dengan
November 2013 di Desa Gebang Mekar Kabupaten Cirebon yang berada di sebelah timur kota Cirebon Jawa Barat.
3.2
Metode Pengumpulan Data Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan satuan
kasusnya adalah pelaku kegiatan pemasaran hasil produksi produk rajungan dan nilai tambah produk di Gebang Mekar Kabupaten Cirebon. Menurut Nazir (1988), studi kasus (case study) adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu spesifik data yang khas dan keseluruhan personalitas. Subjek penelitian dapat berupa individu, kelompok lembaga atau masyarakat. Studi kasus menurut Abraham & Kumar (1999) adalah suatu pendekatan untuk meneliti fenomena sosial melalui analisis kasus individual secara lengkap dan teliti, serta memberikan suatu analisis yang intensif dari banyak rincian khusus yang sering terlewatkan oleh metode penelitian lain. Menurut Pollit & Hungler (1999) memaknai studi kasus sebagai metode penelitian yang menggunakan analisis mendalam, yang dilakukan secara lengkap dan teliti terhadap seorang individu, keluarga, kelompok, lembaga, atau unit sosial lain.
3.2.1 Operasional Variabel 1. Pemasaran adalah serangkaian proses kegiatan atau aktivitas yang ditujukan untuk menyalurkan barang-barang atau jasa-jasa dari titik produsen ke titik konsumen (Limbong dan Sitorus 1987). 2. Saluran pemasaran adalah cara atau sistem untuk menyampaikan produk yang dihasilkan oleh produsen kepada konsumen.
19
20
3. Fungsi-fungsi pemasaran merupakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk memindahkan barang-barang atau jasa-jasa dari sektor produksi ke sektor konsumsi (Hanafiah dan Saeffudin 1983). 4. Struktur pasar adalah suatu dimensi yang menjelaskan pengambilan keputusan oleh perusahaan atau industri, jumlah perusahaan dalam suatu pasar, distribusi perusahaan menurut berbagi ukuran, deskripsi produk atau deferensiasi produk, 5. Efisiensi pemasaran adalah maksimisasi dari ratio input dan output. Input berupa biaya-biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran yang terlibat dalam memasarkan hasil perikanan. 6. Marjin didefinisikan sebagai perbedaan harga yang dibayar kepada penjual pertama dan harga yang dibayar oleh pembeli terakhir. 7. Lembaga
pemasaran
adalah
badan
usaha
atau
individu
yang
menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen ke konsumen akhir, serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya. Yang termasuk lembaga pemasaran adalah Nelayan, Pedagang pengumpul atau bakul, Miniplant, Pemilik restoran, Pabrik pengolahan rajungan, Eksportir. 8. Nelayan adalah orang yang mencari hasil penangkapan di laut. 9. Pedangang Pengumpul adalah pedagang yang mengumpulan barang mentah menjadi barang jadi lalu dikirimkan ke pabrik. 10. Pengusaha Miniplant adalah merupakan konsumen domestik yang memiliki jumlah permintaan rajungan mentah terbesar. 11. Pemilik Restoran adalah orang yang memiliki suatu usaha. 12. Pabrik Pengolahan Rajungan adalah suatu perusahaan yang mengolah dan mengekspor hasil perikanan. 13. Eksportir adalah setiap perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan ekspor.
21
3.2.2 Jenis Data a) Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari pelaku dan lembaga pemasaran yang dipergunakan dalam analisis data, berupa data yang dapat dihitung atau angka-angka yang diperoleh dari dokumen atau laporan, seperti data produksi harga jual rajungan segar, harga produksi rajungan kupas. b) Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi hasil wawancara baik secara langsung maupun tulisan dan observasi, seperti data identitas responden, data saluran pemasaran.
3.2.3 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah sejumlah data yang diperoleh melalui observasi langsung di lapangan (Singarimbun dan Effendi 1989). Data primer diperoleh melalui kuesioner dan wawancara dengan nelayan, pedagang pengumpul/bakul, miniplant atau pabrik pengolahaan, eksportir, dan pemilik rumah makan. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui informasi pustaka. Data sekunder diperoleh dari Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Cirebon, Gebang Mekar Kabupaten Cirebon Jawa Barat mengenai keadaan umum daerah penelitian, data jumlah pengolah dan peta daerah penelitian. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data mengenai keadaan sosial ekonomi pengolah, antara lain : latar belakang pendidikan, pengalaman dalam usaha pengolahan, dan ada bantuan modal dari pihak lain.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan objek penelitian.
22
2. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan melakukan wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan kuisioner yang telah disiapkan sebelumnya. 3. Pengumpulan informasi atau dokumentasi yang berhubungan dengan obyek penelitian seperti buku, laporan, jurnal.
3.2.5 Teknik Penentuan Sampel Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Purposive sampling yaitu merupakan salah satu metode dalam pengambilan sample dari suatu populasi. Ukuran sampel untuk nelayan adalah 10% dari populasi nelayan rajungan yang memasok ke miniplant yaitu sampel nelayan merupakan titik mulai penentuan responden pelaku pemasaran yang bertransaksi di Gebang Mekar.
3.3
Metode Analisis Data Analisis data dilakukan secara deskriptif,
yaitu prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat ini. Penelitian Deskriptif melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskriptif, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan.
3.3.1 Analisis Saluran Pemasaran Untuk mengetahui bentuk pasar yang terjadi dilakukan penelusuran saluran pemasaran selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif.
3.3.2
Analisis Fungsi-Fungsi Pemasaran Fungsi pemasaran dilihat berdasarkan masing-masing fungsi yang
dilakukan lembaga pemasaran dalam proses pengolahan rajungan dari produsen sampai ke konsumen.
23
Fungsi-fungsi pemasaran menurut Hanafiah dan Saefudin (1983) dikelompokkan sebagai berikut : 1. Fungsi Pertukaran : - Penjualan - Pembelian 2. Fungsi pengadaan secara fisik : - Pengolahan - Pengangkutan - Penyimpanan - Pemasaran 3. Fungsi Pelancar
3.3.3 Analisis Benefit Cost Rasio (BCR) Cara mengetahui analisis usaha pada pemasaran rajungan di Desa Gebang Mekar dengan menggunakan parameter BCR. Perhitungan dilakukan di setiap saluran pemasaran rajungan di Desa Gebang Mekar. Analisis BCR merupakan perbandingan antara pendapatan total dengan total cost atau biaya produksi secara keseluruhan, apabila nilai B/C lebih kecil dari 1 (B/C < 1) maka proyek itu tidak ekonomis dan apabila lebih besar dari 1 (B/C > 1) maka proyek itu ekonomis, serta apabila sama dengan satu (B/C =1) maka proyek itu marginal (tidak rugi dan tidak untung). Jika dirumuskan sebagai berikut:
BCR = Total Penerimaan Total Biaya
3.3.4 Analisis Market Share Analisis market share merupakan proporsi kemampuan perusahaan terhadap keseluruhan penjualan seluruh pesaing, termasuk penjualan perusahaan itu sendiri. Tingkat market share ditujukan dan dinyatakan dalam angka persentase. Atas dasar angka tersebut dapat diketahui kedudukan perusahaan dan
24
kedudukan pesaing-pesaingnya dipasar. Sehingga seringkali tingkat market share dapat digunakan sebagai pedoman atau standar keberhasilan pemasaran perusahaan dalam kedudukannya dengan pesaing-pesaingnya. Dalam menentukan besarnya market share secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: Ms = Hp X 100% Ht
Keterangan : Ms= Market Share Hp= Harga jual pada pelaku pemasaran Ht= Harga total saluran
3.3.5 Share Share merupakan suatu analisis untuk mengetahui tingkat keuntungan yang didapatkan oleh nelayan. Dalam menentukan besarnya bagian dari akhir yang akan diterima oleh nelayan, secara matematik dirumuskan sebagai berikut: S = (Pf/Pr) X 100%
Pf = Harga di tingkat nelayan Pr = Harga di tingkat konsumen
3.3.6 Analisis Struktur Pasar dan Analisis Efisiensi Pemasaran 3.3.6.1 Analisis Struktur Pasar Terdapat empat karakteristik pasar yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan struktur pasar, yaitu : jumlah atau ukuran pasar, kondisi atau keadaan produk, kondisi keluar atau masuk pasar, tingkat pengetahuan informasi pasar yang dimiliki oleh partisipan dalam pemasaran misalnya biaya, harga, dan kondisi pasar antara partisipan (Dahl dan Hamnond dalam Setiorini 2008).
25
3.3.6. 2
Analisis Efisiensi Pemasaran
Menurut Khols (1979) beberapa syarat dapat digunakan sebagai ukuran efisiensi pemasaran yaitu : 1. Keuntungan pemasaran 2. Tersedianya fasilitas fisik pemasaran 3. Kompetisi pasar yang sehat Untuk menghitung Efisiensi Pemasaran dengan rumus : Eps = (TB/TNP) x 100 %
Dimana : Eps = Efisiensi Pemasaran TB = Total Biaya Pemasaran TNP = Total Nilai Produk
3.3.7 Analisis Margin Pemasaran Untuk menghitung margin pemasaran dengan rumus : MP = HK-HP
MP = Margin Pemasaran lembaga pemasaran HK = Harga Konsumen HP = Harga Produsen/Nelayan Untuk menghitung total keuntungan pemarasan rumusnya adalah: KP = MP-BP
KP = Total keuntungan pemasaran lembaga pemasaran MP = Margin Pemasaran lembaga pemasaran BP = Total Biaya Pemasaran lembaga pemasaran
26
3.3.8 Nilai Tambah Produk Pengukuran nilai tambah menggunakan metode hayami. Metode Hayami adalah metode yang menjelaskan nilai tambah dan analisis pemasaran dengan analisis kualitatif dan kuantitatif, kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data. Nilai tambah yang dihasilkan dari suatu pengolahan pada barang dan jasa, merupakan selisih antara nilai akhir suatu produk (nilai output) dengan nilai bahan baku dan input lainnya. Nilai tambah tidak hanya melihat besarnya nilai tambah yang didapatkan, tetapi juga distribusi terhadap faktor produksi yang digunakan. Sebagian dari nilai tambah merupakan balas jasa (imbalan) bagi tenaga kerja, dan sebagian lainnya merupakan keuntungan pengolah. Metode analisis Hayami adalah metode yang umum digunakan untuk menganalisis nilai tambah pada subsistem pengolahan. Menurut Hayami et. al. (1987) menyatakan bahwa nilai tambah adalah selisih antara komoditas yang mendapat perlakuan pada tahap tertentu dengan nilai yang digunakan selama proses berlangsung. Kegiatan pengolahan rajungan menjadi rajungan kupas atau yang berubah bentuk, mengakibatkan bertambahnya nilai komoditas tersebut. Untuk mengetahui peningkatan nilai tambah pengolahan bahan baku digunakan metode nilai tambah Hayami. Tabel 1. Prosedur Perhitungan Nilai Tambah Metode Hayami No
Variabel
Nilai
Output, Input, Harga 1
Output / total produksi (unit / periode)
A
2
Input bahan baku (Kg / periode)
B
3
Input tenaga kerja ( HOK / periode)
C
4
Faktor konversi (1) / (2)
D=A/B
5
Koefisien tenaga kerja (3) / (2)
E=C/B
6
Harga produk ( Rp / Kg)
F
7
Upah rata-rata tenaga kerja per HOK (Rp/
G
HOK) Pendapatan dan Keuntungan
27
8
Harga input bahan baku ( Rp / Kg)
H
9
Sumbangan input lain (Rp)
I
10
Nilai produk (4) x (6) (Rp / Kg)
11
a. Nilai tambah (10) – (8) – (9) (Rp/ Kg) b. Ratio nilai tambah (11a) / (10) (%)
12
a. Pendapatan Tenaga Kerja ( Rp / Kg) b. Imbalan Tenaga Kerja (12a) / (11a) (%)
13
J=DXF K=J–H–I L % = (K /J ) % M=EXG N = ( M / K)%
a. Keuntungan (11a) – (12a) (Rp / Kg)
O=K–M
b. Tingkat Keuntungan (13a) / (10) (%)
P = (O- J)%
Balas Jasa untuk Faktor Produksi 14
Marjin (10) – (8) (Rp / kg)
Q=J–H
a. Pendapatan tenaga kerja (12 a) / (14) (%)
R = (M / Q)%
b. Sumbangan input lain (9) / (14) (%)
S = (I / Q)%
c. Keuntungan perusahaan (13a) / (14) (%)
T = (O / Q)%
Sumber : Hayami et. al (1987) dalam Maimun (2009)