BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMK Batik 1 Surakarta yang beralamat di Desa Tunggulsari, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta tepatnya di Jalan Slamet Riyadi-Kleco-Surakarta. Pertimbangan memilih SMK Batik 1 Surakarta adalah: a. Adanya permasalahan cara belajar dan disiplin belajar di SMK Batik 1 Surakarta. b. Tersedianya data yang dibutuhkan oleh peneliti dan data tersebut dapat dipertanggung jawabkan. c. Adanya keterbukaan dari pihak sekoah, sehingga memudahkan dalam pengumpulan data yang diperlukan berhubungan dengan masalah yang dihadapi. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian merupakan waktu yang peneliti lakukan di dalam melaksanakan penelitian. Penelitian berlangsung selama enam bulan, terhitung dari persiapan penyusunan proposal penelitian sampai dengan penyusunan laporan penelitian yakni bulan Januari 2016 sampai dengan Juni 2016. Adapun perincian jadwal terlampir.
B. Desain Penelitian Rancangan atau desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Rancangan penelitian menggambarkan hubungan antar variabel-variabel yang akan diteliti dan metode yang akan digunakan untuk memperoleh data sesuai kebenaran ilmiah. Rancangan penelitian yang baik selain berguna untuk peneliti sendiri juga memudahkan pihak lain untuk melakukan evaluasi. 49
50
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode korelasional dengan bentuk hubungan kausal yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan menggunakan informasi ataupun data dalam bentuk angka dan selanjutnya melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Iskandar, 2013: 27). Metode korelasional adalah penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya dengan cara mengukur koefisien korelasi atau koefisien regresinya (Sugiyono, 2013: 260). Menurut Iskandar (2013: 64) “Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih, atau hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat”. Menurut Suryabrata (2013: 84) “Sifat hubungan kausal bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat yang ada mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.” Sedangkan menurut Iskandar (2013: 48) “Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependen.” Maka metode penelitian korelasional yang bersifat kausal adalah penelitian yang bertujuan mencari hubungan atau pengaruh variabel satu dengan variabel yang lainnya dengan cara mengumpulkan data yang telah terjadi kemudian peneliti mengambil satu atau lebih akibat yang akan dijadikan variabel independen dan menguji data dengan cara mengukur koefisien korelasi atau koefisien regresinya. Berdasarkan permasalahan dan tujuan tersebut maka variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (Independen Variable) Variabel bebas adalah vaiabel yang mempengaruhi variable terikat, baik secara positif maupun negatif, serta sifatnya dapat berdiri sendiri. Pada penelitian ini yang dijadikan variabel bebas ialah cara belajar (X1) dan disiplin belajar (X2).
51
2. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang sifatnya tidak bisa berdiri sendiri serta menjadi perhatian utama peneliti. Pada penelitian ini yang dijadikan variabel terikat adalah hasil belajar (Y). C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Sugiyono (2014: 80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Arikunto (2006: 130) “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian”. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan populasi adalah jumlah keseluruhan dari sasaran analisis data yang memiliki ciri-ciri tertentu untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Pada penelitian ini yang dijadikan populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas X Administrasi Perkantoran dari dua kelas (AP1, AP2, dan AP3) dengan jumlah 120 peserta didik. Dengan rincian kelas X AP1 berjumlah 39 peserta didik, kelas X AP2 41 peserta didik dan kelas X AP3 berjumlah 40. 2. Sampel Menurut Sugiyono (2014: 81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut Arikunto (2006: 131-135) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah yang akan diteliti. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian peserta didik kelas X Administrasi Perkantoran Tahun Pelajaran 2015/2016. Penentuan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane sebagai berikut: n=
N N. d2 + 1 (Riduwan 2010: 65)
52
Keterangan: n
= Jumlah Sampel
N
= Jumlah Populasi
d2
= Presisi yang di terapkan Diketahui bahwa jumlah populasi (N) peserta didik kelas X
Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta adalah sebesar 120 peserta didi dan tingkat presisi yang di tetapkan (d2) adalah sebesar 10%. Maka diperoleh jumlah sampel sebagai berikut: n=
N 120 120 120 = = = = 54,5 2 2 N. d + 1 120. 0,1 + 1 (120). (0.01) + 1 2,2 Jadi, jumlah sempel sebesar 54.5 menjadi 55 responden.
Rumus ini digunakan peneliti karena jumlah populasi sudah diketahui sehingga sempel yang ditentukan dapat diminimalisir untuk efisiensi waktu, tenaga dan biaya dalam penelitian.
D. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono 2014: 81). Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Sedangkan Martono (2012: 74) bependapat bahwa “teknik sampeling merupakan metode atau cara menentukan sampel dan besar sample”. Pada penelitian ini, populasi sejumlah 120 peserta didik dan sampel 55 peserta didik. Karena jumlah masing-masing kelas berbeda, maka jumlah sampel yang diambil sesuai dengan porposi ukuran masing-masing kelas. Oleh karean itu, teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Proporsional random sampling dengan cara undian.
Proporsional random sampling merupakan teknik
pengambilan
untuk
proporsi
memperoleh
sampel
yang
representative,
pengambilan objek dari setiap starta atau wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dalam masing-masing wilayah (Arikunto, 2006: 127).
53
Teknik sampling ini dipilih karena sederhana dan mudah dalam penyerapannya serta agar semua populasi yang ada tiap kelas terwakili. Berdasarkan perhitungan dalam penentuan sampel, dapat ditentukan sampel pada tiap kelas sehingga: Kelas X AP 1
:
39 𝑥 55 120
= 17.8 = 18 peserta didik
Kelas X AP 2
:
41 𝑥 55 120
= 18.9 = 19 peserta didik
Kelas X AP 3
:
40 𝑥 55 120
=18.4 = 18 peserta didik
Jadi, jumlah sampelnya = 18+19+18 = 55 peserta didik. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan suatu kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi yang akan menjadi bahan baku penelitian untuk selanjutnya diolah menjadi sebuah laporan. Data yang didapat adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui kegiatan observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui pengumpulan data dan bersifat studi dokumentasi berupa penelaah mengenai dokumen pribadi, referensi seperti laporan, literature atau tulisan dan lain-lain. Sugiyono (2014: 136) Berdasarkan keterangan tersebut, maka sumber data dalam penelitian ini adalah data primer merupakan hasil dari penyebaran angket kepada siswa kelas X Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta mengenai cara belajar (X1) dan disiplin belajar (X2) untuk mendapatkan respon terhadap atribut peneliti yang akan dikaji. Sedangkan data sekunder diperoleh dari nilai hasil belajar mata pelajaran Mengelola Peralatan Kantor (Y) yang berupa nilai Ujian Semester Gasal. Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, Arikunto (2002: 126)
menyebutkan 7 cara pengumpulan data yakni dengan Tes, Quesioner
(angket), Interview (wawancara), Observasi, Rating Scale (skala bertingkat), dan Dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan dalam peneliatian adapaun teknik tersebut sebagai berikut:
54
1. Quesioner atau Angket a. Pengertian Quesioner atau Angket Menurut Sugiyono (2014: 142) “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Munurut Arikunto (2006: 151) “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Berdasarkan pendapat di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa quesioner atau angket adalah teknik pengumpulan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk direspon dengan memberikan jawaban. Prosedur yang dilakukan sebelum penyusunan angket menurut Arikunto (2006: 225): 1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner. 2) Mengidentifikasikan variabel yang akan menjadi sasaran kuesioner. 3) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal. 4) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya. b. Jenis-Jenis Quesioner atau Angket Jenis kuesioner ditinjau menurut sudut pandang menurut Arikunto (2006: 152), dibedakan menjadi: 1) Dipandang dari cara menjawab, maka ada: a) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. b) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. 2) Dipandang dari jawaban yang diberikan ada: a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya,
55
b) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain. 3) Dipandang dari bentuknya maka ada: a) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup. b) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka. c) Check
list,
sebuah
daftar,
di
mana
responden
tinggal
membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai. d) Rating-scale, (skala bertingkat), yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingktan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju. c. Prinsip-Prinsip Penulisan Quesioner atau Angket Sedangkan,
prinsip-prinsip
dalam
penulisan
angket
yang
dikemukakan oleh Uma Sekaran dalam Sugiyono (2014: 142-144) antara lain: 1) Isi dan Tujuan Pertanyaan Jika isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran maka, dalam membuat pertanyaan harus teliti. Setiap pertanyaan harus pada skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti. 2) Bahasa yang digunakan Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuisioner(angket) harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan dalam angket harus memperhatikan jenjang pendidikan responden, keadaan sosial budaya, dan “frame of reference” dari responden. 3) Tipe dan Bentuk Pertanyaan Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup, (apabila bentuk wawancara dibedakan menjadi dua yakni terstruktur dan tidak terstruktur). Bentuknya dapat menggunakan kalimat positif atau negatif.
56
a) Pertanyaan terbuka Pertanyaan terbuka, adalah pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya berbentuk uraian tentang sesuatu hal. Sebaliknya pertanyaan tertutup, adalah pertanyaan
yang
mengharapkan
jawaban
singkat
atau
mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertayaan yang telah tersedia. Setiap pertanyaan angket yang mengharapkan jawaban berbentuk data nominal, ordinal, interval, dan ratio, adalah bentuk pertanyaan tertutup. b) Pertanyaan tertutup Pertanyaan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat, dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul. Pertanyaan/ pernyataan dalam angket perlu dibuat kalimat positif dan negative agar responden dalam memberikan jawaban setiap pertanyaan lebih serius, dan tidak mekanistis. 4) Pertanyaan Tidak Mendua Setiap pertanyaan dalam angket tidak diperbolehkan mendua (doublebarreled) sehingga menyulitkan responden untuk memberikan jawaban. 5) Tidak Menanyakan yang Sudah Lupa Setiap pertanyaan dalam instrumen angket, sebaiknya juga tidak menanyakan hal-hal sekiranya responden sudah lupa, atau pertanyaan yang memerlukan jawaban dengan berfikir berat. 6) Pertanyaan yang Tidak Menggiring Pertanyaan dalam angket sebaiknya juga tidak menggiring ke jawaban yang baik saja atau ke yang jelek saja. 7) Panjang Pertanyaan Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi. Bila jumlah variabel
57
banyak, sehingga memerlukan instrumen yang banyak, maka instrument tersebut dibuat bervariasi dalam penampilan, model skala pengukuran yang digunakan, dan cara mengisinya. Disarankan empirik jumlah pertanyaan yang memadai adalah 20 s/d 30 pertanyaan. 8) Urutan Pertanyaan Untuk pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju ke hal yang sulit, atau diacak. Hal ini perlu dipertimbangkan karena secara psikologis akan mempegaruhi semangat responden untuk menjawab. Apabila pada awalnya sudah diberi pertanyaan yang sulit, atau yang spesifik, maka responden akan patah semangat untuk mengisi angket yang telah mereka terima. Urutan pertanyaan yang diacak perlu dibuat bila tingkat kematangan responden terhadap masalah yang ditanyakan sudah tinggi. 9) Prinsip Pengukuran Angket diberikan kepada responden adalah merupakan instrument penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu, instrument angket tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan realibel tentang variabel yang diukur. Agar diperoleh data penelitian yang valid dan realibel, maka sebelum instrument angket tersebut diberikan pada responden, maka perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Instrumen yang tidak valid dan reliabel bila digunakan untuk mengumpulkan data, akan menghasilkan data yang tidak valid dan realibel pula. 10) Penampilan Fisik Angket Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi angket. Angket yang dibuat di kertas buram, akan mendapat respon yang kurang menarik bagi responden, bila dibandingkan angket yang
58
dicetak dalam kertas yang bagus dan berwarna. Tetapi angket yang dicetak kertas yang bagus dan berwarna akan menjadi mahal. d. Langkah-Langkah Menyusun Angket Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam penyusunan angket yaitu: 1) Menetapkan Tujuan Pembuatan Angket Adapaun maksud dalam menetapkan tujuan angket adalah untuk memperoleh data tentang tipe belajar dan disiplin peserta didik dengan hasil belajar mata pelajaran Mengelola Peralatan Kantor. 2) Menetapkan Aspek yang Akan Diukur Untuk memperjelas pertanyaan-pertanyaan yang disusun, perlu dibuat matrik spesifikasi data. Matrik ini merupakan penjabaran dari aspek yang akan diukur untuk memperjelas permasalahan yang akan dituangkan ke dalam angket. Adapun isi matrik antara lain batasan dari konsep yang akan diteliti, variabel serta indikator yang akan diukur. 3) Menyusun Petunjuk Pengisian Angket Menyusun butir-butir pernyataan yang sesuai dengan variabel-variabel yang akan diteliti. Untuk pedoman penelitian jawaban masing-masing pertanyaan yang diajukan kepada responden menggunakan modifikasi skala likert. Menurut Sugiyono (2014: 93) “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Jawaban setiap instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berapa kata antara lain: Tabel 3.1. Penskoran Skala Likert Alternatif Jawaban
Skor
Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah
5 4 3 2 1
59
Untuk memudahkan perhitungan dalam penyusunan angket ini maka peneliti akan menghilangkan katagori jarang. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan-kelemahan yang terkandung dalam skala lima tingkat. Dengan merujuk pendapat dari Arikunto jawaban ragu-ragu peneliti memodifikasi jawaban tersebut dihilangkan karena untuk mencegah reponden memilih alternatif jawaban tersebut. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Arikunto (2006) yang menyatakan bahwa: Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelamahan dengan lima alternative karena responden cenderung memilih alternative yang ada di tengah (karena dirasa aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir) dan alasan itu memang ada benarnya. Maka memang disarankan alternatif pilihan hanya empat saja. (halaman 241) Berdasarkan pernyataan di atas maka dalam menyusun cara penilaian terhadap angket yang akan digunakan dalam penelitian in adalah sebagai berikut: a) Setiap pernyataan terdiri dari empat pilihan jawaban. b) Dalam menjawab pernyataan, responden memilih salah satu alternative jawaban yang sesuai, dengan memberikan tanda (√) pada kolom jawaban yang dipilih. c) Penilaian pernyataan dalam anget penelitian adalah sebaigai berikut: Tabel 3.2. Skor Alternatif Jawaban Pernyataan Positif dan Pernyataan Negatif Alternatif Jawaban
Skor Pernyataan Positif
Skor Pernyataan negatif
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
4 3 2 1
1 2 3 4
4) Membuat Surat Pengantar Surat pengantar berfungsi menghantarkan angket sehingga responden dapat menerima dengan jelas.
60
5) Mengadakan Uji Coba Angket (try out) Angket yang telah disusun di uji cobakan untuk mengetahui letak kelemahan yang menyulitkan responden dalam menjawab pertanyaan. Dalam penelitian ini try out akan diujikan pada peserta kelas X AP di SMK Batik 1 Surakarta yang tidak termasuk dalam sampel, dengan peserta didik yang akan diuji berjumlah 15 orang. Selain itu uji coba (try out) ini bertujuan untuk: a) Untuk mengetahui tingkat keterpemahaman instrument, apakah responden tidak menemui kesulitan dalam menangkap maksud peneliti. b) Untuk mengetahui teknik paling efektif. c) Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden dalam mengisi angket. d) Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera dalam angkat sudah memadai dan cocok dengan keadaan lapangan. 6) Revisi Angket Setelah di ujicobakan angket direvisi dengan menghilangkan item-item pertanyaan tidak valid atau tidak reliabel. 7) Memperbanyak Angket Angket yang telah direvisi dan diyakini valid dan reliabel diperbanyak sesuai dengan jumlah responden yang dijadikan sampel angket. 2. Dokumentasi Menurut Arikunto (2006:158) “Dokumentasi dari asal kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Hal-hal tersebut berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notula rapat, agenda, dan sebagainya. Pada penelitian ini dokumentasi yang dikumpulkan digunakan untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian”. Teknik dokuemntasi pada pentlitian ini data yang dikumpulkan adalah jumlah peserta didik yang diteliti, presensi peserta didik, dan hasil belajar peserta didik kelas X Mata Pelajaran Mengelola Peralatan Kantor Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta. Hasil belajar
61
peserta didik ini diperoleh dari daftar nilai ujian semester ganjil mata pelajaran Mengelola Peralatan Kantor Tahun Pelajaran 2015/2016.
F. Teknik Validasi Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Instrumen “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument” (Arikunto, 2006). Sedangkan Sugiyono (2004: 137) menyatakan bahwa validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan demikian, instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur. Tujuan uji validitas adalah mengetahui apakah ada pertanyaanpertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Cara perhitungannya yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total. Pada penelitian ini digunakan analisis butir koefesien korelasi product moment dan perhitungannya dibantu dengan program SPSS 20.0 for windows untuk mengukur kevalidan instrumen. Memakai teknik korelasi product moment dari Pearson dengan rumus 𝑟𝑥𝑦 =
𝑁 𝛴𝑋𝑌 − (𝛴𝑋) (𝛴𝑌) √{𝑁 𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋 2 )} {𝑁 𝛴𝑌 2 − (𝛴𝑌 2 )} (Arikunto, 2010: 213)
Keterangan : 𝑟𝑥𝑦
: Koefesien korelasi antara X dan Y
𝚺X
: Jumlah nilai tiap-tiap item
𝚺Y
: Jumlah total item
𝚺XY : Jumlah hasil kali antara X dan Y N
: Jumlah Sampel Hasil dari rxy dikonsultasikan dengan tabel harga kritis product moment.
Apabila hasil yang diperoleh rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5% maka angket tersebut valid.
62
2. Uji Reliabilitas Instrumen Mencari reliabilitas instrumen berarti menganalisis alat ukur apakah dapat dipercaya dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data. Reliabilitas memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen yang digunakan sebagai alat ukur suatu objek atau responden. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas perhitungannya dibantu dengan program SPSS 22.0. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Cronbach Alpha dengan rumus reliabilitas: 𝑘 𝛴𝜎𝑏2 𝑟11 = ( ) (1 − 2 ) 𝑘−1 𝜎1 (Arikunto, 2010: 239) Keterangan : 𝑟11
: Reliabilitas instrument
k
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
𝛴𝜎𝑏2
: Jumlah varians butir
𝜎12
: Varians total Hasil 𝑟11 dikonsultasikan dengan tabel harga kritis product moment.
Apabila hasil yang diperoleh rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5% maka angket tersebut reliabel.
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah suatu cara yang digunakan untuk mengolah data yang terkumpul dalam penelitian dengan maksud untuk menguji hipotesis yang diajukan. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier ganda. Analisis regresi ganda adalah teknik analisis tentang pengaruh antara satu variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas. Adapun penggunaan teknik analisis regresi ganda harus memenuhi beberapa asumsi klasik, yaitu data residual terditeribusi noramal, model regresi harus menunjukan kelinierannya, dan tidak adanya multikolinieritas. (Priyanto, 2010:89)
63
1. Menyusun Tabulasi Data Data
yang diperoleh kemudian disusun dalam tabel untuk
memudahkan perhitungan. 2. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Mendeteksi normalitas data dalam penelitian dibantu dengan program SPSS for windows release 20 yang dilakukan
menggunakan
uji
Kolmogorov-Smirnov
dengan
taraf
signifikansi 5%. Asumsi normalitas terpenuhi ketika pengujian normalitas menghasilkan Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05. (Priyanto, 2014:77) b. Uji Mulitkolinieritas Uji multikolinier bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel bebas (prediktor) dalam suatu model regresi linier ganda. Model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi antar variabel-variabel bebas. Jika ada korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel bebas maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikatnya menjadi terganggu. Uji multikolinier pada penelitian ini dihitung dengan bantuan program SPSS 20.0 dengan melihat nilai VIF. Dinyatakan bahwa masalah multikolinieritas dapat dilihat melalui nilai Variance Inflation Factor dan Tolerance. Jika VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1 maka dinyatakan data tersebut tidak terjadi multikolinieritas, Godzali dalam Priyanto (2014:103). c. Uji Linieritas Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah model yang dibangun (dua variabel) memiliki hubungan yang linier atau tidak. Uji linieritas variabel 𝑋1 (cara belajar) terhadap Y (hasil belajar), 𝑋2 (disiplin belajar) terhadap Y (hasil belajar) yaitu untuk mengetahui tingkat kelinearan data atau mengetahui bahwa setiap peningkatan variabel X juga diikuti
64
peningkatan variabel Y. Pengujian linear ini akan dihitung dengan menggunakan program SPSS 20.0. jika Fhitung < Ftabel maka regresi bersifat linier, sedangkan sebaliknya jika Fhitung > Ftabel maka regresi tidak linier. Atau dengan kriteria pengujian taraf signifikansi (Sig.) < 0,05 maka dapat dikatakan variabel tersebut tidak bersifat linier, sebaliknya taraf signifikansi (Sig.) > 0,05 maka dapat dikatakan variabel bersifat linier. (Priyanto, 2014:77) 3. Uji Hipotesis Setelah uji prasyarat dilakukan atau dipenuhi maka akan dapat dilakukan pengujian hipotesis yang telah diajukan. Tujuan dilakukan pengujian hipotesis terhadap penerapan metode regresi linear berganda adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh secara simultan antara variabel bebas X1 (cara belajar) dan X2 (disiplin belajar) terhadap kelompok data variabel tak bebas Y (hasil belajar). Dalam penelitian ini dibantu dengan program SPSS 20.0. Langkah-langkah uji hipotesis adalah sebagai berikut: a. Menghitung koefisien korelasi sederhana antara X1 terhadap Y dan X2 terhadap Y. Koefisien korelasi merupakan indek atau bilangan yang digunakan untuk mengukur arah dan keeratan (kuat, lemah, atau tidak ada) pengaruh antarvariabel secara parsial. Jadi arah dan kuat lemahnya pengaruh antar variabel dinyatakan dalam koefisiensi korelasi. Koefisien korelasi positif terbesar = 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar = -1, sedangkan yang terkecil adalah 0. Arah pengaruh dua variabel atau lebih dikatakan positif, bila nilai suatu variabel ditingkatkan, maka akan meningkatkan variabel yang lain, begitu juga sebaliknya. Arah pengaruh dua variabel atau lebih dikatakan negatif, bila nilai suatu variabel ditingkatkan, maka akan menurunkan angka variabel yang lain, begitu juga sebaliknya. Untuk menginterprestasikan hasil perhitungan dapat digunakan tabel interprestasi koefisien korelasi (Sugiyono, 2010; 231) sebagai berikut:
65
Tabel 3.3. Pedoman interprestasi terhadap koefisien korelasi Interval 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
Rumus koefisien korelasi sederhana sebagai berikut: 1) Koefisien korelasi sederhana antara X1 terhadap Y. 𝑟𝑦1 =
𝑁 𝛴𝑋1 𝑌 − (𝛴𝑋1 ) (𝛴𝑌) √{𝑁 𝛴𝑋12 − (𝛴𝑋2 )2 } {𝑁 𝛴𝑌 2 − (𝛴𝑌 2 )}
2) Koefisien korelasi sederhana antara X2 terhadap Y 𝑟𝑦2 =
𝑁 𝛴𝑋2 𝑌 − (𝛴𝑋1 ) (𝛴𝑌) √{𝑁 𝛴𝑋22 − (𝛴𝑋2 )2 } {𝑁 𝛴𝑌 2 − (𝛴𝑌 2 )} (Sugiyono, 2010; 228)
Dimana: 𝑟𝑦1
= Koefisien X1 dan Y
𝑟𝑦2
= Koefisien X2 dan Y
𝑁
= Jumlah data obeservasi
𝑋
= Variabel prediktor
𝑌
= Variabel kriterium
b. Uji t Uji t ini digunakan menunjukan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel terikat (Sugiyono, 2010; 228). Pengujian akan dilakukan dengan bantuan program program SPSS 20.0. dengan taraf signifikansi sebesar 0,05 (5%). Menurut Priyatno (2014: 162), penerimaan atau penolakan hipotesis dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: 1) Jika nilai signifikansi thitung > 0,05 maka H0 yang diajukan diterima (koefisien korelasi sederhana tidak signifikan). Hal ini berarti secara
66
parsial variabel independen tidak memilik pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2) Jika nilai signifikansi thitung < 0,05 maka H0 yang diajukan ditolak (koefisien korelasi sederhana signifikan). Hal ini berarti secara parsial variabel independen memilik pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. c. Menghitung koefisien korelasi multiple antara kriterium Y dengan predictor X1 dan predictor X2 Koefisien korelasi multipel merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya pengaruh antara dua variabel independen secara bersamasama dengan satu variabel dependen. Pada penelitian ini perhitungan dibantu dengan program SPSS 20.0. Menurut Sugiyono (2010; 231) untuk menginterprestasikan hasil perhitungan dapat digunakan tabel interprestasi koefisien korelasi sebagai berikut: Tabel 3.4. Pedoman interprestasi terhadap koefisien korelasi Interval 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
Rumus koefisien korelasi multiple sebagai berikut: 2 2 𝑟𝑦1 + 𝑟𝑦2 − 2𝑟𝑦1 𝑟𝑦2 𝑟𝑥1 𝑥2 𝑅𝑦.12 = √ 2 1 − 𝑟12
(Sudjana, 2005: 385) Dimana: ry1
= koefisien korelasi antara Y dan X1
ry2
= koefisien korelasi antara Y dan X2
rx1x2 = koefisien korelasi anatar X1 dan X2
67
d. Uji Simultan (Uji F) Uji simultan menunjukan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Menggunakan bantuan program SPSS 20.0. dengan tingkat signifikansi 5%. Dengan melihat tabel Anova pada kolom nilai F, maka kriteria pengujian sebagai berikut: a) Jika nilai Fhitung > Ftabel maka dapat disimpilkan variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. b) Jika nilai signifikansi Fhitung < Ftabel dengan signifikansi < 0,05 maka dapat disimpilkan variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. e. Menghitung persamaan regresi linier multiple Untuk menentukan persamaan regresi linier ganda dengan dua variabel bebas X1 dan X2 adalah sebagai berikut: 𝑌̂ = 𝑏𝑜 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 Dimana: 𝑌̂
= nilai kriterium yang dicari
bo
= bilangan konstanta
b1
= koefisien predictor 1
b2
= koefisien predictor 2
X1
= predictor 1
X2
= predictor 2
Dari persamaan di tersebut bo dicari dari: 𝑏𝑜 = 𝑌̂ − 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 Nilai b1 dan b2 dapat dicari dari: 𝑏1 =
(𝛴𝑥22 )(𝛴𝑥1 𝑦) − (𝛴𝑥1 𝑥2 ) (𝛴𝑥2 𝑦) (𝛴𝑥12 )(𝛴𝑥22 ) − (𝛴𝑥1 𝑥2 )2
𝑏2 =
(𝛴𝑥12 )(𝛴𝑥2 𝑦) − (𝛴𝑥1 𝑥2 ) (𝛴𝑥1 𝑦) (𝛴𝑥12 )(𝛴𝑥22 ) − (𝛴𝑥1 𝑥2 )2 (Budiyono, 2013: 281)
68
f. Koefisien Determinasi (R2) Ghozali dalam Priyatno (2014:99), “Koefisien Determinasi (R2) pada intinya untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model untuk menerangkan variasi-variabel dependen”. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir
semua
informasi
yang
dibutuhkan
untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Penelitian ini akan menggunakan program SPSS 20.0 untuk mencari nilai (R2). Koefisien determinasi partial (r2) menerangkan besarnya pengaruh variabel independen secara partial terhadap variabel dependen. Koefisien dapat dilihat melalui tabel coefficient uji partial dengan melihat correlation partial. g. Sumbangan Relatif dan Efektif Sumbangan relatif yaitu untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing predikator 𝑋1 dan 𝑋2 terhadap kriterium 𝑌1 dengan rumus: 𝑎 ∑𝑥 𝑦
1 𝑋1 = 𝐽𝐾1(𝑅𝐸𝐺) x 100%
𝑎 ∑𝑥 𝑦
2 𝑋2 = 𝐽𝐾2(𝑅𝐸𝐺) x 100%
(Hadi, 2001: 45) 1) Sumbangan efektif yaitu untuk mengetahui seberapa besar sumbangan murni masing-masing predikator 𝑋1 dan 𝑋2 terhadap kriterium 𝑌1 dengan rumus: a) Terlebih dahulu dicari efektifitas garis regresi dengan rumus: 𝑅2 =
𝐽𝐾 (𝑅𝐸𝐺) 𝐽𝐾 (𝑇)
x 100%
b) Mencari sumbangan efektif 𝑋1 dan 𝑋2 terhadap 𝑌1 Untuk 𝑋1 : SE%𝑋1=SR 𝑋1x𝑅 2 Untuk 𝑋2 : SE%𝑋2=SR 𝑋2x𝑅 2 (Hadi, 2001: 46)
69
H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang dilakukan peneliti selama melaksanakan penelitian. Langkah-langkah penelitian sebagai berikut: Mengidentifikasi dan memilih masalah yang akan diteliti Menentukan instrumen
Mengumpulkan data penelitian
Merumuskan dan membatasi masalah
Menentukan populasi, sampel dan teknik pengumpulan data Menganalisis data
Melakukan tinjauan pustaka
Merumuskan hipotesis
Menyusun laporan
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian Berdasarkan gambar, penjelasan langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi dan memilih masalah yang akan diteliti, peneliti melakukan identifikasi dan memilih masalah yang terjadi di lapangan atau tempat penelitian. 2. Dari masalah-masalah yang tersebut, kemudian peneliti merumuskan dan membatasi masalah penelitian. 3. Melakukan tinjauan pustaka untuk kedua variabel bebas dan variabel terikat. 4. Setelah melakukan tinjauan pustaka, kemudian peneliti merumuskan hipotesis penelitian. 5. Menentukan populasi penelitian dan sampel penelitian. Sampel tersebut diambil dari populasi penelitian, selanjutnya menentukan teknik pengumpulan apa yang akan digunakan. 6. Peneliti menentukan instrumen penelitian yang sesuai dengan kondisi tempat penelitian. 7. Setelah menentukan instrumen penelitian, peneliti menyebar instrumen tersebut kemudian mengumpulkan data untuk dianalisis.
70
8. Melakukan analisis data penelitian. 9. Langkah yang terakhir yaitu menyusun laporan penelitian