BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data, dan pengambilan keputusan hasil penelitian. Bahasan dalam metodologi penelitian meliputi: identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian, prosedur penelitian dan metode analisis (Hadi, 2000). A. IDENTIFIKASIVARIABEL Variabel-variabel yang terlibat di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas (independent variable)
:
Gaya
Kepemimpinan
Transformasional 2. Variabel terikat (dependent variable)
: Organizational Citizenship
Behavior B. DEFINISI OPERASIONAL Definisi operasional merupakan suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati (Azwar, 2013). Berikut ini merupakan definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam penelitian : 1. Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan transformasional adalah gaya sebuah kepemimpinan di mana seorang pemimpin cenderung untuk memberikan motivasi kepada bawahan untuk bekerja lebih baik dan saling membantu antara individu lainnya untuk tujuan organisasi.
28
Universitas Sumatera Utara
Gaya Kepemimpinan diukur dengan menggunakan skala yang disusun sendiri oleh peneliti, berdasarkan dimensi-dimensi gaya kepemimpinan yang dikemukakan oleh Bass dalam Muchinsky (2003) yang meluputi; Individualized Consideration, Inspirational Motivation, Intellectual Stimulation, Attributed Charisma. Semakin tinggi skor skala gaya kepemimpinan transformasional yang diperoleh dari karyawan
menunjukkan
semakin
kuat
kualitas
gaya
kepemimpinan
transformasional. Sebaliknya, semakin rendah skor skala gaya kepemimpinan transformasional yang diperoleh dari karyawan menunjukkan semakin lemah kualitas gaya kepemimpinan transformasional. 2. Organizational Citizenship Behavior OCB adalah kontribusi individu yang melebihi tuntutan peran dan prilaku yang bersifat sukarela, bukan tindakan yang terpaksa terhadap hal-hal yang mengedepankan kepentingan organisasi. OCB diukur dengan menggunakan skala yang disusun sendiri oleh peneliti, berdasarkan dimensi-dimensi OCB yang dikemukakan oleh Organ dkk (2006), bahwa aspek-aspek organizational citizenship behavior adalah
Altruism,
Conscientiousness, Sportmanship, Courtesy, Civic Virtue. Semakin tinggi skor skala OCB yang diperoleh pada karyawan menunjukkan semakin tinggi OCB karyawan. Sebaliknya, semakin rendah skor skala OCB yang diperoleh karyawan menunjukkan semakin rendah OCB karyawan. C. POPULASI PENELITIAN Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, bendabenda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai
29
Universitas Sumatera Utara
sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 1998). Populasi subjek dalam penelitian ini adalah semua karyawan pada Divisi SDM di PTPN IV MEDAN yang berjumlah 61 orang. D. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian kausal. Metode penelitian kuantitatif berarti pengukuran akan diwujudkan dalam bentuk angka. Menurut Sugiyono (2007:30) “desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab-akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi)”. E. METODE PENGUMPULAN DATA Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode pengambilan data dengan menggunakan skala. Menurut Azwar (2010), penggunaan skala merupakan metode untuk mendapatkan jawaban subjektif dari subjek dengan menempatkan respon pada titik-titik yang kontinum. Sedangkan stimulus diberikan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Skala yang akan diberikan di dalam penelitian ini merupakan skala Likert, yang menyediakan respon yang kontinum dari respon negatif sampai dengan respon positif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua skala, yaitu skala Gaya Kepemimpinan Tranfomasional dan skala Organizational Citizenship Behavior (OCB).
30
Universitas Sumatera Utara
1. Skala Gaya Kepemimpinan Transformasional Skala gaya kepemimpinan transformasional menurut Bass dalam Muchinsky (2003)
mengatakan
bahwa
kepemimpinan
transformasional
meliputi:
Individualized Consideration, Inspirational Motivation, Intellectual Stimulation, Attributed Charisma. Dimensi-dimensi ini kemudian diuraikan menjadi bentuk pernyataan-pernyataan
yang
berhubungan
dengan
gaya
kepemimpinan
transformasioanal. Variabel gaya kepemimpinan transformasional diukur dengan model skala yang juga dirancang oleh peneliti sendiri, yaitu dengan menggunakan skala model Likert. Skala ini disajikan dalam bentuk pernyataan yang favourable dan unfavourable. Masing-masing aitem merujuk pada lima alternatif jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), N (Netral), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Bobot nilai untuk setiap pernyataan yang bersifat favourable bergerak dari 5 sampai 1 dimana pilihan Sangat Setuju diberi nilai 5, Setuju diberi nilai 4, Netral diberi nilai 3, Tidak Setuju diberi nilai 2, Sangat Tidak Setuju diberi nilai 1. Sedangkan nilai untuk setiap pernyataan yang bersifat unfavourable bergerak dari 1 sampai 5 dimana pilihan Sangat Setuju diberi nilai 1, Setuju diberi nilai 2, Netral diberi nilai 3, Tidak Setuju diberi nilai 4, Sangat Tidak Setuju diberi nilai 5.
31
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Blueprint Skala Gaya Kepemimpinan Transformasional No.
1.
Dimensi
Individual
Aitem
Jumlah
Bobot %
Favorable
Unfavorable
1,2,3
4,5,6
6
25
Consideration 2.
Inspiration Motivation
7,8,9
10,11,12
6
25
3.
Intellectual Stimulation
13,14,15
16,17,18
6
25
4.
Attributed Charisma
19,20,21
22,23,24
6
25
12
12
24
100
Total
2. Skala Organizational Citizenship Behavior (OCB) Alat ukur yang digunakan untuk mengukur OCB dengan menggunakan skala yang disusun sendiri oleh peneliti, berdasarkan dimensi-dimensi OCB yang dikemukakan oleh Organ dkk (2006), yaitu; Altruism, Conscientiousness, Sportmanship, Courtesy, Civic Virtue. Variabel OCB diukur dengan model skala yang juga dirancang oleh peneliti sendiri, yaitu dengan menggunakan skala model Likert. Skala ini disajikan dalam bentuk pernyataan yang favourable dan unfavourable. Masing-masing aitem merujuk pada lima alternatif jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), N (Netral), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Bobot nilai untuk setiap pernyataan yang bersifat favourable bergerak dari 5 sampai 1 dimana pilishan Sangat Setuju diberi nilai 5, Setuju diberi nilai 4, Netral diberi nilai 3, Tidak Setuju diberi nilai 2, Sangat Tidak Setuju diberi nilai 1. Sedangkan nilai untuk setiap pernyataan yang bersifat unfavourable bergerak dari 1 sampai 5 dimana pilihan
32
Universitas Sumatera Utara
Sangat Setuju diberi nilai 1, Setuju diberi nilai 2, Netral diberi nilai 3, Tidak Setuju diberi nilai 4, Sangat Tidak Setuju diberi nilai 5. Tabel 3.2 Blueprint Skala OCB No.
Dimensi
Aitem
Jumlah
favourable
unfavourable
Bobot %
1.
Altruism
1,2,3
4,5,6
6
20
2.
Conscientiousness
7,8,9
10,11,12
6
20
3.
Sportmanship
13,14,15
16,17,18
6
20
4.
Courtesy
19,20,21
22,23,24
6
20
5.
Civic Virtue
25,26,27
28,29,30
6
20
15
15
30
100
Total
F. VALIDITAS, RELIABILITAS DAN DAYA DISKRIMINASI AITEM 1. Validitas Alat Ukur Pada dasarnya, validitas berasal dari kata validity, yaitu sejauh mana sebuah alat ukur mampu menjalankan fungsi ukurnya (Azwar, 2010). Menurut Anastasi dan Urbina (1997), validitas tes berhubungan dengan apa yang diukur oleh suatu tes dan seberapa baik tes tersebut dapat mengukur atribut. Sebuah alat ukur dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya dan memberikan hasil pengukuran sesuai dengan tujuan yang dimasudkan. Validitas yang digunakan pada penelitian ini ada dua, yaitu validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (construct validity). Validitas isi pada dasarnya berhubungan dengan pengujian yang sistematis terhadap isi (konten) dari tes untuk mengetahui apakah tes tersebut secara
33
Universitas Sumatera Utara
representatif telah mencakup konsep yang ingin diukur (Anastasi & Urbina, 1997). Menurut Fitzpatrick (1983), validitas isi merupakan konsep mengenai seberapa banyak tes tersebut dapat meliputi seluruh domain yang seharusnya hendak diukur. Validitas isi dalam penelitian ini dapat diperoleh dengan bertanya kepada ahli (professional judgement) yaitu dosen yang ahli dalam bidangnya untuk memberikan pendapat atas isi tes. Validitas konstruk merupakan tipe validitas yang berhubungan dengan sejauh mana sebuah tes dapat mengukur suatu konstruk teoritis yang ingin diukur (Azwar, 2010). Untuk mendapatkan validitas konstruk tidaklah mudah karena variabelvariabel psikologis pada dasarnya merupakan konsep yang sulit untuk dioperasionalisasikan. Adapun validitas konstruk yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis faktor. 2. Reliabilitas Alat Ukur Reliabilitas alat ukur merupakan konsep sejauh mana alat ukur dapat dipercaya dan konsisten (Azwar, 2010). Reliabilitas juga merujuk pada konsistensi skor yang dihasilkan oleh subjek ketika mereka diberikan lagi tes tersebut dengan pertanyaanpertanyaan yang ekuivalen tetapi pada kesempatan yang berbeda (Anastasi & Urbina, 1997). Alat ukur yang memiliki reliabilitas yang tinggi disebut dengan alat ukur yang reliabel. Pada penelitian ini, pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan konsistensi internal berupa koefisien cronbach alpha. Metode ini menguji konsistensi tes antaraitem atau antarbagian. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila konsistensi di antara komponen-komponen yang membentuk tes tinggi.
34
Universitas Sumatera Utara
Dalam Azwar (2010), reliabilitas dianggap memuaskan apabila koefisien konsistensinya mencapai 0,9. Dalam penelitian ini, perhitungan koefisien reliabilitas akan dilakukan secara komputasi. 3. Daya Diskriminasi Aitem Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana item mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur. Atau dengan kata lain, memilih item yang mengukur hal yang sama dengan yang diukur oleh tes sebagai keseluruhan (Azwar, 2010). Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi item total yang dapat dilakukan dengan menggunakan formula koefisien korelasi Pearson Product Moment (Azwar, 2010). Aitem dianggap memuaskan bila koefisien korelasi minimal 0,30. Namun ketika aitem memiliki indeks daya diskriminasi sama dengan atau lebih besar daripada 0,3 jumlahnya melebihi jumlah aitem yang direncanakan untuk dijadikan skala, maka dapat memiliki aitem dengan daya diskriminasi tertinggi. G. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap pengolahan data.
35
Universitas Sumatera Utara
1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahap ini, peneliti akan membuat konstruksi alat ukur berupa skala untuk mengukur gaya kepemimpinan transformasional danorganizational citizenship behavior (OCB). Penyusunan skala ini dimulai dengan membuat blue-print aitemaitem yang ingin diberikan. Skala gaya kepemimpinan transformasioanal terdiri dari 24 buah aitem, sedangkan skala OCB terdiri dari 30 buah aitem. Setiap respon terdiri dari 5 buah alternatif jawaban. Skala akan diprint pada kertas berukuran A4 dan berbentuk booklet. Setelah perancangan skala selesai, peneliti akan melakukan uji coba alat ukur. Data hasil uji coba alat ukur langsung digunakan sebagai data hasil penelitian, dengan kata lain penelitian ini menggunakan tryout terpakai. Setelah skala terkumpul, peneliti melakukan analisis aitem yang dilakukan secara kuantitatif menggunakan program SPSS versi 17.0 for windows untuk mengetahui daya beda aitem dan nilai reliabilitas skala. Peneliti memakai kriteria pemilihan aitem berdasarkan koefisien korelasi sebesar 0,3. Kriteria ini diambil karena semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,3 daya pembedanya dianggap memuaskan. Kemudian hasil uji reliabilitas untuk skala gaya kepemimpinan transformasional sebesar 0,947 dan hasil uji reliabilitas untuk skala OCB sebesar 0,906. Hal tersebut menunjukkan bahwa dua skala tersebut dapat diandalkan untuk dijadikan alat ukur.
36
Universitas Sumatera Utara
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan dari tanggal 4 April 2016 sampai dengan 15 April 2016 dengan penyebaran skala dilakukan oleh peneliti sendiri. Pengambilan data penelitian ini menggunakan metode tryout terpakai, pada metode ini penyebaran skala atau pengambilan data hanya dilakukan satu kali saja. Dalam arti, data subjek yang telah digunakan untuk uji coba akan digunakan sebagai data penelitian. 3. Tahap Pengolahan Data Setelah skala terkumpul seluruhnya, peneliti memasukkan data-data penelitian dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17.0 for windows. H. METODE PENGOLAHAN DATA Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh gaya kepemimpinan transformasioanal dengan OCB pada karyawan Divisi Karyawan Divisi SDM di PTPN IV MEDAN. Maka metode analisa data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Keseluruhan analisa data dilakukan dengan menggunakan fasilitas komputerisasi SPSS 17.0 for windows. Sebelum data-data yang terkumpul dianalisa, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi: 1. Uji normalitas Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Test of Normality pada program SPSS untuk melihat apakah sampel yang digunakan berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Pengujian normalitas akan menggunakan Kolmogorow
37
Universitas Sumatera Utara
Smirnov yang mana signifikansi harus lebih besar dari 0,05 agar sampel dianggap berasal dari populasi yang terdistribusi normal. 2. Uji linearitas Uji linearitas yang dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas (Gaya Kepemimpinan Transformasional) berkorelasi secara linier atau tidak terhadap variabel tergantung (OCB). Uji linearitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis statistik uji F dengan bantuan program komputer SPSS version 17.0.0 for windows. Data dapat dikatakan linear apabila nilai signifikansi variabel< 0,05.
38
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan keseluruhan hasil penelitian, yang dimulai dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian hingga sampai pada pembahasan mengenai hasil analisa data. A. Analisa Data 1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan divisi SDM di PTPN IV MEDAN yang berjumlah 61 orang. Sebelum melakukan analisa data lebih lanjut, berikut dipaparkan gambaran umum dari subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan lama bekerja. a. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Berikut merupakan tabel yang menunjukkan gambaran subjek penelitian yang didasarkan pada jenis kelamin :
Tabel 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
Jumlah 38 23 61
Persentasi 62,3% 37,7% 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jenis kelamin laki-laki sebanyak 38 orang (62,3%), sedangkan karyawan berjenis kelamin perempuan23 orang (37,7%).
39
Universitas Sumatera Utara
Hal ini menunjukkan bahwa jumlah karyawan yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada jumlah karyawan yang berjenis kelamin perempuan. b. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Berdasarkan usia, subjek penelitian dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu dewasa muda dan dewasa madya. Berdasarkan teori perkembangan yang dikemukakan oleh Havighurst (Papalia, Olds, & Feldman, 2008), rentang usia 20-40 tahun disebut dengan masa dewasa muda, dan rentang usia 41-60 tahun disebut masa dewasa madya. Berikut merupakan deskripsi subjek berdasarkan pengelompokan usia: Tabel 4.2 Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Usia 20-40 Tahun 41-60 Tahun Total
Jumlah 39 22 61
Presentasi 63,94% 36,06% 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa karyawan dewasa muda yang berusia antara 20-40 tahun sebanyak 39 orang (63,94%), sedangkan karyawan dewasa madya yang berusia antara 41-60 tahun sebanyak 22 orang (36,06%).Hal ini menunjukkan bahwa jumlah karyawan yang berada pada usia dewasa muda lebih banyak daripada jumlah karyawan yang berada pada usia dewasa madya. c. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Lama Bekerja Berdasarkan lama bekerja, subjek penelitian dapat dikategorisasikan menjadi tiga tahap teori Mcelroy, Marrow & Rude (2010) yaitu; establishment stage, advancement stage dan maintenance stage. Tahap pertama adalah establishment
40
Universitas Sumatera Utara
stage(tahap perkembangan) yaitu lama bekerja kurang dari 2 tahun, tahap kedua adalah advancement stage (tahap lanjutan) yaitu lama bekerja 2 sampai 10 tahun dan tahap ketiga maintenance stage (tahap pemeliharaan) yaitu lama bekerja lebih dari 10 tahun. Berikut merupakan deskripsi subjek berdasarkan lama bekerja: Tabel 4.3 Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja <2 Tahun 2-10 Tahun >10 Tahun Total
Jumlah 4 22 35 61
Persentasi 6,56% 36,06% 57,38% 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah subjek penelitian yang lama bekerjanya dibawah 2 tahun berjumlah 4 orang (6,56%). Jumlah subjek penelitian yang lama bekerjanya diantara 2-10 tahun berjumlah 22 orang (36,06%). Jumlah subjek penelitian yang lama bekerjanya diatas 10 tahun berjumlah 35 orang (57,38%). 2. Hasil Uji Asumsi Penelitian Sebelum menganalisis data menggunakan regresi sederhana, peneliti terlebih dahulu melakukan beberapa uji asumsi penelitian. Uji asumsi tersebut diantaranya adalah :
a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian variabel
tergantung
(OCB)
dan
variabel
bebas
(Gaya
Kepemimpinan
Transformasional) terdistribusi secara normal agar dapat digeneralisasikan pada
41
Universitas Sumatera Utara
seluruh populasi. Uji normalitas diukur dengan menggunakan SPSS 17.00 for windows dengan menggunakan uji One-sample Kolmogorov Smirnov. Asumsi normalitas pada penelitian ini dapat dikatakan terdistribusi secara normal apabila nilai signifikansi residu antara variabel data lebih besar dari 0.05. Berikut hasil uji normalitas yang dapat dilihat pada tabel: Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parametersa,,b Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
OCB
GPT
61 84.08 10.985 .090 .090 -.047 .700 .711
61 83.70 12.726 .142 .142 -.097 1.109 .171
Berdasarkan hasil uji normalitas terhadap variabel OCB menunjukkan p = 0.711> p = 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel OCBterdistribusi secara normal. Selanjutnya adalah variabel gaya kepemimpinan transformasional menunjukkan p = 0.171>p = 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel gaya kepemimpinan transformasional juga terdistribusi secara normal. b. Uji Linearitas Uji linearitas yang dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas (Gaya Kepemimpinan Transformasional) berkorelasi secara linier atau tidak terhadap variabel tergantung (OCB). Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan analisis
42
Universitas Sumatera Utara
statistik uji F dengan bantuan program komputer SPSS version 17.0.0 for windows. Data dapat dikatakan linear apabila nilai signifikansi variabel< 0,05. Tabel 4.5 Hasil Uji Linealitas Gaya Kepemimpinan Transformasional dan OCB ANOVA Table Sum of Squares OCB * Between GPT Groups
Mean Square
df
(Combined)
6113.757
33
Linearity
1796.013
Deviation from Linearity
4317.744
32
Within Groups
1126.833
27
Total
7240.590
60
F
Sig.
185.265 4.439
.000
1 1796.013 43.034
.000
134.929 3.233
.001
41.735
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi yang diperoleh dari kedua variabel sebesar 0,000. Nilai signifikansi dibawah dari 0,05 yang artinya data dari variabel gaya kepemimpinan transformasional dan OCB memiliki hubungan yang linier.
3. Hasil Penelitian Sesuai dengan yang dijelaskan pada Bab I, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara dua variabel yaitu variabel gaya kepemimpinan transformasional terhadap OCB. Adapun hipotesa yang ada dalam penelitian ini adalah: Ada pengaruh positif signifikan gaya kepemimpinan transformasional terhadap OCB. Untuk itu, metode analisis data yang digunakan untuk menguji pengaruh antara kedua variabel dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analisis regresi sederhana dengan bantuan program SPSS 17.00 for windows. Kriteria yang
43
Universitas Sumatera Utara
digunakan apabila nilai p < 0,05 maka kedua variabel memiliki pengaruh yang signifikan. Hasil uji regresi sederhana dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.6 ANOVA Hasil Regresi Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap OCB Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regression
1796.013
1
1796.013
Residual
5444.577
59
92.281
Total 7240.590 a. Predictors: (Constant), GPT b. Dependent Variable: OCB
60
F 19.462
Sig. .000a
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat hasil perhitungan didapat nilai F = 19,462 dan Sig = 0,000. Jika nilai p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan trasformasional memiliki pengaruh terhadap OCB karyawan. Selanjutnya akan dilihat bagaimana arah kedua variabel serta seberapa besar sumbangan efektif gaya kepemimpinan trasformasional memiliki pengaruh terhadap OCB. Hasil perhitungan dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.7 Sumbangan Efektif Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional
Model
R
R Adjusted Square R Square
1 .498a .248 .235 a. Predictors: (Constant), GPT b. Dependent Variable: OCB
Std. Error of the Estimate 9.606
44
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel diatas bahwa nilai R = 0,498 yang bertanda positif, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel gaya kepemimpinan transformasional terhadap OCB adalah signifikan, yang artinya semakin tinggi gaya kepemimpinan transformasional maka OCB juga semakin tinggi begitu juga sebaliknya. Dengan melihat tabel diatas bahwa koefisien determinan (R-square) yang diperoleh dari pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap OCB pada subjek penelitian adalah sebesar 0,248. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap OCB pada divisi SDM di PTPN IV MEDAN adalah sebesar 24,8 %. Yang artinya, gaya kepemimpinan transformasional memberikan sumbangan efektif sebesar 24,8 % dalam mempengaruhi OCB dan 75,2 % di pengaruhi oleh faktor lain. Dan selanjutnya model persamaan regresi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.8 Coefficient Hasil Uji Regresi Gaya Kepemimpinan Transformasional dan OCB Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
48.095
8.250
GPT .430 a. Dependent Variable: OCB
.097
Beta
t .498
Sig.
5.830
.000
4.412
.000
45
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel tersebut, diketahui nilai koefisien konstanta B adalah 48.095 dan nilai koefisien variabel adalah 0.430 sehingga model persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Y = 48,095 + 0,430 X Dari persamaan garis diatas, dapat diartikan bahwa bila variabel X diganti dengan suatu satuan akan menyebabkan peningkatan pada variabel Y. Hal ini berarti jika variabel gaya kepemimpinan transformasional bernilai 1, maka OCB adalah sebesar 48,525.
4. Deskripsi Data Penelitian Deskripsi data penelitian dilampirkan untuk mengetahui karakteristik data pokok yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Deskripsi data pokok yang dilampirkan adalah perbandingan nilai empiris dan nilai hipotetik penelitian dan distribusi skor perolehan berdasarkan kategori tertentu. Nilai empiris diperoleh dari respon subjek, sedangkan nilai hipotetik diperoleh dari nilai yang kemungkinan diperoleh subjek atas jawaban skala yang diberikan. Dalam penelitian ini skala yang diberikan adalah skala gaya kepemimpinan transformasional dan skala organizational citizenship behavior (OCB). a. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Gaya Kepemimpina Transformasional Setelah dilakukan uji reliabilitas, dihasilkan sebanyak 20 aitem yang memenuhi persyaratan untuk kemudian dianalisis menjadi data penelitian dengan rentang skor 1 sampai 5 sehingga dihasilkan skor minimum 20 dan skor maksimum 100. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh total skor minimum 26 dan skor
46
Universitas Sumatera Utara
maksimum 100. Hasil perhitungan nilai empirik dan nilai hipotetik gaya kepemimpinan transformasional dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 4.9 Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Gaya Kepemimpina Transformasional Variabel GKT
Empirik Min Max Mean 26 100 75,74
SD 11,766
Min 20
Hipotetik Max Mean 100 60
SD 13,33
Pada perbandingan mean hipotetik dan mean empirik variabel gaya kepemimpinan transformasional, dapat diketahui bahwa mean empirik subjek lebih besar daripada mean hipotetik (75,74 > 60). Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasionalsubjek berada di atas rata-rata gaya kepemimpinan transformasional populasi pada umumnya. Kemudian untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai subjek, maka dilakukan kategorisasi pada skala gaya kepemimpinan transformasional. Kategorisasi gaya kepemimpinan transformasional dibuat menjadi tiga bagian yaitu rendah, sedang dan tinggi berdasarkan distribusi kurva normal dengan menggunakan rumus standar deviasi (Azwar, 2010). Tabel 4.10 Norma Kategorisasi Gaya kepemimpinan Transformasional Rentang Nilai X < (µ-1.0 SD) (µ-1.0SD) ≤ X ≤ (µ+1.0 SD) X > (µ+1.0 SD)
Kategorisasi Rendah Sedang Tinggi
Besar mean hipotetik Gaya kepemimpinan transformasional adalah 60 dengan standar deviasi 13,33 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
47
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 Norma Kategorisasi Gaya kepemimpinan Transformasional Rentang Nilai X <46,67 46,67≤ X ≤ 73,33 X >73,33 Total
Kategorisasi
Jumlah
Rendah Sedang Tinggi
1 20 40 61
Persentase (%) 1,64 32,79 65,57 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 1,64% subjek memiliki tingkat gaya kepemimpinan transformasional yang rendah, 32,79% subjek penelitian memiliki tingkat gaya kepemimpinan transformasional sedang, dan 65,57% subjek penelitian memiliki tingkat gaya kepemimpinan transformasional tinggi. b. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik OCB Setelah dilakukan uji reliabilitas, dihasilkan sebanyak 22 aitem yang memenuhi persyaratan untuk kemudian dianalisis menjadi data penelitian dengan rentang skor 1 sampai 5 sehingga dihasilkan skor minimum 22 dan skor maksimum 110. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh total skor minimum 61 dan skor maksimum 108. Hasil perhitungan nilai empirik dan nilai hipotetik kepuasan kerja dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 4.12 Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik OCB Variabel OCB
Empirik Min Max Mean 61 108 84,08
SD Min 10,985 22
Hipotetik Max Mean 110 66
SD 14,66
Pada perbandingan mean hipotetik dan mean empirik variabel Organizational Citizenship Behavior (OCB), dapat diketahui bahwa mean empirik subjek lebih besar daripada mean hipotetik (84,08 > 66). Hal ini menunjukkan bahwa
48
Universitas Sumatera Utara
Organizational Citizenship Behavior (OCB) subjek berada di atas rata-rata Organizational Citizenship Behavior (OCB) populasi pada umumnya. Kemudian untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai subjek, maka dilakukan kategorisasi pada skala OCB. Kategorisasi OCB dibuat menjadi tiga bagian yaitu rendah, sedang dan tinggi berdasarkan distribusi kurva normal dengan menggunakan rumus standar deviasi (Azwar, 2010). Tabel 4.13 Norma Kategorisasi OCB Rentang Nilai X < (µ-1.0 SD) (µ-1.0SD) ≤ X ≤ (µ+1.0 SD) X > (µ+1.0 SD)
Kategorisasi Rendah Sedang Tinggi
Besar mean hipotetik OCB adalah 66 dengan standar deviasi 14,66 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 4.14 Norma Kategorisasi OCB Rentang Nilai Kategorisasi X <51,34 Rendah 51,34 ≤ X ≤ Sedang X 80,66 >80,66 Tinggi Total
Jumlah 20 41 61
Persentase (%) 32,78% 67,22% 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada subjek penelitian memiliki OCB yang rendah, 32,78% subjek penelitian memiliki OCB yang sedang, dan 67,22% subjek penelitian memiliki OCB yang tinggi.
49
Universitas Sumatera Utara
B. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap OCB pada karyawan divisi SDM di kantor PTPN IV MEDAN. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa terdapat pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap OCB yang dilihat dari hasil perhitungan bahwa nilai p < 0,05 dan nilai R = 0,498 yang signifikan dan menunjukkan bahwa pengaruh varianel gaya kepemimpinan transformasional terhadap OCB adalah signifikan yang artinya semakin tinggi gaya kepemimpinan transformasional semangat OCB juga tinggi. Selain itu dari nilai koefisien determinan (R-square) yang diperoleh dari pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap OCB pada subjek penelitian adalah sebesar 0,248. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap OCB pada karyawan divisi SDM di kantor PTPN IV MEDAN sebesar 24,8 %. Yang artinya, gaya kepemimpinan transformasional memberikan sumbangan efektif sebesar 24,8 % terhadap OCB. Terdapat
beberapa
alasan yang dapat
menerangkan
mengapa
gaya
kepemimpinan Transformasional dapat mempengaruhi OCB karyawan. Pertama, seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan transformasional akan membuat pengikutnya merasa nyaman, memiliki kepercayaan pada pemimpin, kekaguman, kesetiaan, dan rasa hormat terhadap pemimpin yang akan membuat karyawan tersebut termotivasi untuk melakukan perilaku OCB, Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Moghimi (2013) dan Hutahayan (2013) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh
50
Universitas Sumatera Utara
positif dan signifikan terhadap OCB bawahan yang menunjukkan bahwa pengikut pemimpin transformasional memiliki rasa kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan rasa hormat terhadap pemimpin dan termotivasi untuk melakukan perilaku ekstra peran atau OCB. Kedua, perilaku OCB yang meningkat ditandai dengan meningkatnya perilaku berinisiatif untuk membantu atau menolong rekan kerja secara sukarela, perilaku menjaga hubungan baik dengan rekan kerja agar terhindar dari perselisihan. Temuan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lian dan Tui (2012) dan Jahangir et al. (2004). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap OCB bawahan. Dari hasil penelitian yang didapatkan, tingkat gaya kepemimpinan transformasional maupun tingkat OCB pada subjek dapat dilihat melalui perbandingan mean hipotetik dan mean empirik. Pada perbandingan mean hipotetik dan mean empirik variabel gaya kepemimpinan transformasional, dapat diketahui bahwa mean empirik subjek lebih besar daripada mean hipotetik (75,74 > 60). Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasionalsubjek berada di atas rata-rata gaya kepemimpinan transformasional populasi pada umumnya. Dapat dilihat dengan skor mean empirik yaitu 75,74 lebih besar daripada mean hipotetik yaitu 60. Hal tersebut dibuktikan oleh 1 orang subjek (1,64%) berada dalam kategori gaya kepemimpinan transformasional rendah, 20 orang subjek (32,79%) berada dalam kategori gaya kepemimpinan transformasional sedang, Sedangkan 40 orang lainnya (65,57%) tergolong ke dalam kategori gaya kepemimpinan
51
Universitas Sumatera Utara
transformasional tinggi. Dalam hal ini dapat disimpulkan kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh terhadap bawahan. Dimana, para bawahan merasakan adanya kepercayaan, kebanggaan, loyalitas dan rasa hormat kepada atasan, dan mereka termotivasi untuk melakukan melebihi apa yang diharapkan. Kepemimpinan transformasional dapat mengartikan dengan jelas mengenai visi untuk organisasi, sehingga pengikutnya akan menerima kredibilitas pemimpin tersebut (Bass dan Avolio, 1994). Pada perbandingan mean hipotetik dan mean empirik variabel Organizational Citizenship Behavior (OCB), dapat diketahui bahwa mean empirik subjek lebih besar daripada mean hipotetik (84,08 > 66). Hal ini menunjukkan bahwa Organizational Citizenship Behavior (OCB) subjek berada di atas rata-rata Organizational Citizenship Behavior (OCB) populasi pada umumnya. Hal tersebut dibuktikan oleh 20 orang subjek (32,78%) termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan 41 orang subjek (67,22%) termasuk ke dalam kategori Organizational Citizenship Behavior (OCB) yang tinggi. Akan tetapi, tidak ada subjek yang tergolong ke dalam kategori rendah. Hasil dari kategorisasi ini menunjukkan bahwa Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada subjek penelitian berada di pada kategori tingggi. Dalam hal ini dapat disimpulkan karyawan bersedia melakukan pekerjaan diluar atau melampaui job description yang merupakan peran formalnya yang bertujuan untuk mencapai keberhasilan dan juga efektivitas organisasi (Garg & Rastogi, 2006). Perilaku yang melampaui tugas pekerjaan umum mereka disebut sebagai perilaku di luar peran (extra-rolebehavior), Perilaku extra-role ini disebut juga dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB). OCB merupakan
52
Universitas Sumatera Utara
perilaku yang berkaitan dengan kontribusi di luar peran formal yang ditampilkan oleh seorang karyawan dan tidak mengharapkan imbalan atau hadiah formal dengan tujuan untuk mencapai tujuan dan efektivitas organisasi (Organ, Podsakoff, & MacKenzie, 2006).
53
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari permasalahan dalam penelitian ini. Kemudian pada akhir bab, peneliti akan mengemukakan beberapa saran terkait dengan organisasi maupun penelitian yang akan dilakukan di masa mendatang. A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Gaya kepemimpinan transformasional berpengaruhpositif signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada karyawan, artinya hal ini menunjukkan bahwa semakin positif gaya kepemimpinan transformasional yang dirasakan karyawan maka tingkat OCB karyawan juga semakin tinggi, dan berlaku sebaliknya. 2. Sumbangan efektif variabel gaya kepemimpinan transformasional terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah sebesar 24,8% yang mengindikasikan bahwa gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh sebesar 24,8% terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada karyawan. Sedangkan 75,2% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 3. Berdasarkan deskripsi data penelitian pada variabel bebas yaitu gaya kepemimpinan transformasioanl, diperoleh bahwa secara umum karyawan mempersepsikan kualitas gaya kepemimpinan transformasional yang
54
Universitas Sumatera Utara
dimiliki oleh pemimpinDivisi SDM di PTPN IV MEDAN memiliki kualitas yang kuat. 4. Berdasarkan deskripsi data penelitian pada variabel tergantung yaitu perilaku OCB, diperoleh bahwa secara umum perilaku OCB karyawan Divisi SDM di PTPN IV MEDAN tergolong tinggi. B. SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka peneliti mengajukan beberapa saran yang dibagi ke dalam dua bagian, yaitu saran metodologis dan saran praktis (ditujukan kepada instansi penelitian) sebagai berikut : 1. Saran Metodologis Nilai koefisien determinasi yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebesar R-square = 0,248. Hal ini menunjukkan peranan gaya kepemimpinan transformasional terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) hanya sebesar 24,8%, selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti lingkungan kerja atau kepribadian karyawan. Oleh karena itu, disarankan peneliti selanjutnya yang ingin meneliti Organizational Citizenship Behavior (OCB) untuk mengkaji variabel lain yang mungkin mempengaruhi Organizational Citizenship Behavior (OCB). 2. Saran Praktis Bagi Perusahaan: a. Hasil penelitian menunjukan rata-rata karyawan Divisi SDM di PTPN IV MEDAN, merasakan kualitas gaya kepemimpinan transformasional
55
Universitas Sumatera Utara
yang kuat dan organizational citizenship behavior (OCB) yang tinggi. Oleh karena itu, perusahaan diharapkan untuk dapat mempertahankan kualitas gaya kepemimpinan transformasional yang kuat sehingga akan berdampak pula pada tingginya OCB karyawan Divisi SDM di PTPN IV MEDAN. b. Hasil penelitian menunjukan bahwa karyawan Divisi SDM di PTPN IV MEDAN memiliki tingkat OCB yang tinggi (67,22%). Hal ini diharapkan dapat menjadi perhatian khusus bagi perusahaan untuk mempertahankan dan lebih memperhatikan hal-hal lain yang dapat memacu prilaku OCB karyawan, seperti: upah atau gaji, adanya pelatihan, keterlibatan kerja, promosi, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan upaya dalam meningkatkan OCB para karyawan Divisi SDM di PTPN IV MEDAN.
56
Universitas Sumatera Utara