BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk dengan
proses
belajar
memperbaiki permasalahan yang berkaitan
mengajar.
Penelitian
tindakan
kelas
bertujuan
memperbaiki kegiatan pembelajaran. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus selama kegiatan penelitian dilakukan. Oleh karena itu PTK menggunakan perlakuan yang berupa siklus. Dalam pelaksanaan penulis menggunakan 2 siklus. 3.2 Subjek Penelitian Tempat penelitian yang penulis lakukan adalah diruang kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 Salatiga Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. Jumlah siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 Salatiga berjumlah 34 orang adapun dengan jumlah 14 siswa laki-laki dan 20 perempuan. 3.3 Variabel Penelitian Sugiyono (2010:38) mendefinisikan variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu Variabel Bebas dan Variabel Terikat. 3.3.1 Variabel Bebas (Independen) Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulasi, prediktor, antencedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam SEM (Structural Equation Modeling/Pemodelan Persamaan Struktural, variabel
22
23
independen disebut sebagai variabel eksogen. Dimana variabel ini dilambangkan dengan variabel X. 3.3.2 Variabel Terikat (Dependen)
Variabel ini sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam SEM (Structural Equation Modeling/Pemodelan Persamaan Struktural, variabel dependen disebut sebagai variabel indogen. Dimana variabel ini dilambangkan dengan Y. 3.4 Prosedur (langkah-langkah) Penelitian Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari model kemmis dan Mc Taggart dalam Suharsini Arikunto(2010:17) yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan dan pengamatan, dan (3) refleksi. Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan dan pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dan siklus 2 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Adapun tahap-tahap metode penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada gambar berikut : Perencanaan Refleksi
SIKLUS 1 Pelaksanaan dan Pengamatan Perencanaan SIKLUS 2
Penyusunan Laporan
Pelaksanaan dan Pengamatan
Gambar 3.1 Bagan PTK Kemmis & Mc Taggart
24
Tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (dalam Paizaluddin dan Ermalinda, 2012:34) tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Pelaksanaan Siklus1 a. Perencanaan 1. Membentuk tim dan menyiapkan bahan deskripsi dan tugas-tugas. 2. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw 3. Menyiapkan instrument pengamatan dan dokumentasi. b. Pelaksanaan 1) Kegiatan Awal : a) Membuka pelajaran dengan salam b) Mengecek kehadiran siswa c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran d) Melakukan apersepsi e) Guru mengatur tempat duduk siswa 2) Kegiatan Inti : Eksplorasi : a) Guru mengajak siswa untuk menggali pengetahuan siswa materi tentang pecahan b) Guru bertanya jawab kepada siswa tentang materi pecahan yang diketahui siswa dalam kehidupan sehari – hari. c) Membantu siswa memberi informasi jika diperlukan siswa. Elaborasi : a) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 67 orang) dan memberi pengarahan mengenai model pembelajaran Jigsaw. b) Guru memberikan materi dalam bentuk teks yang telah dibagi – bagi menjadi beberapa sub bab c) Guru meminta setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab mempelajarinya.
25
d) Guru meminta tiap anggota kelompok yang lain yang telah mempelajari sub bab yang berbeda agar bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikannya. e) Guru mengarahkan agar setiap kelompok setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajari temannya. f) Guru
memberi
pengarahan
kepada
tiap
kelompok
untuk
menyampaikan hasil diskusi. Konfirmasi : a) Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok b) Kelompok lain memberi tanggapan dan guru membimbing siswa untuk memperoleh jawaban yang tepat sesuai degan tujuan yang ingin dicapai. c) Bertanya jawab tentang materi pecahan yang belum dipahami 3) Kegiatan Penutup : a) Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan b) Guru melaksanakan evaluasi dengan membagi lembar tes formatif untuk dikerjakan secara individu c) Guru menutup pembelajaran d) Salam penutup c. Pengamatan Pengamat mengamati jalannya proses pembelajaran dan perhatian dipusatkan pada kegiatan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw termasuk hasil yang dicapai siswa. d. Refleksi Setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, maka akan dilakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung,
untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Dari kegiatan refleksi tersebut dapat diketahui hal-hal
26
yang perlu diperbaiki guna persiapan pembelajaran pada siklus yang selanjutnya. Pelaksanaan Siklus2 a. Perencanaan 1. Identifikasi masalah yang muncul pada siklus 1 yang belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah. 2. Membentuk tim dan menyiapkan bahan deskripsi dan tugas-tugas. 3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. 4. Menyiapkan instrument pengamatan dan dokumentasi. 5. Pengembangan program tindakan 2. b. Pelaksanaan Pelaksanaan program tindakan 2 yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada siklus 1, sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang sudah ditentukan, antara lain melalui: 1) Kegiatan Awal : a) Membuka pelajaran dengan salam. b) Mengecek kehadiran siswa. c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. d) Melakukan apersepsi. e) Guru mengatur tempat duduk siswa. 2) Kegiatan Inti : Eksplorasi : a) Guru mengajak siswa untuk menggali pengetahuan siswa materi matematika tentang pecahan. b) Guru bertanya jawab kepada siswa tentang materi pecahan yang diketahui siswa dalam kehidupan sehari – hari. c) Membantu siswa memberi informasi jika diperlukan siswa.
27
Elaborasi : a) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 67 orang) dan memberi pengarahan mengenai model pembelajaran Jigsaw. b) Guru memberikan materi dalam bentuk teks yang telah dibagi – bagi menjadi beberapa sub bab c) Guru meminta setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab mempelajarinya. d) Guru meminta tiap anggota kelompok yang lain yang telah mempelajari sub bab yang berbeda agar bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikannya. e) Guru mengarahkan agar setiap kelompok setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajari temannya. f) Guru
memberi
pengarahan
kepada
tiap
kelompok
untuk
menyampaikan hasil diskusi. Konfirmasi : a) Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok b) Kelompok lain memberi tanggapan dan guru membimbing siswa untuk memperoleh jawaban yang tepat sesuai degan tujuan yang ingin dicapai. c) Bertanya jawab tentang materi pecahan yang belum dipahami 4) Kegiatan Penutup : a) Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. b) Guru melaksanakan evaluasi dengan membagi lembar tes formatif untuk dikerjakan secara individu. c) Guru menutup pembelajaran. d) Salam penutup c. Pengamatan 1. Melakukan observasi sesuai dengan format yang disiapkan dan mencatat semua hal-hal penting yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
28
2. Menilai
hasil
tindakan
sesuai
dengan
format
yang
sudah
dikembangkan. 3. Memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus 1.
d. Refleksi 1. Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus 2 berdasarkan data/hasil observasi yang terkumpul. 2. Membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran pada siklus 2. 3. Evaluasi tindakan siklus2. 3.5
Data dan Teknik Pengumpulannya
3.5.1
Hasil Belajar Hasil belajar diperoleh dari hasil tes evaluasi belajar siswa dalam
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada setiap akhir pembelajaran. 3.5.2
Proses Pelaksanaan Model Dalam penelitian ini proses pelaksanaan model diukur dengan observasi.
Observasi menurut James dan Dean (dalam Paizaluddin dan Ermalinda, 2012:113) adalah mengamati dan mendengar perilaku seseorang selama beberapa waktu tanpa melakukan manipulasi atau pengendalian, serta mencatat penemuan yang menghasilkan atau memenuhi syarat untuk digunakan ke dalam tingkat penafsiran analisis. Observasi digunakan untuk mendapat nilai tentang pengajaran guru dan aktifitas siswa didalam kelas, sehingga bisa dilihat di dalam pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang diharapkan. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Observer melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan lembar instrumen observasi. 3.6
Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif,
yaitu data yang dinyatakan dalam angka-angka untuk menentukan hasil belajar siswa. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik tes dan non tes.
29
3.6.1 Teknik Tes Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa selama proses belajar, sehingga peneliti dapat merencanakan tindakan yang akan diambil dalam memperbaiki pembelajaran. Tes digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Pemberian tindakan dilakukan melalui dua siklus, sedangkan evaluasi dilakukan diakhir siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa pada setiap siklus. Tes merupakan salah satu bentuk instrumen yang digunakan untuk melakukan pengukuran. Tujuan melakukan tes adalah untuk mengetahui pencapaian belajar atau kompetensi yang telah dicapai peserta didik untuk bidang tertentu (Djemari Mardapi, 2010:108). a. Soal tes tertulis Soal tes yang diberikan adalah soal test tertulis yang berbentuk pilihan ganda 10 soal yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran. Tes ini diberikan di akhir pertemuan siklus. Adapun kisi-kisi soal dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Siklus I Standar Kompetensi 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompotensi Indikator Item Tes Dasar 6.1 Menjelaskan 1. Mengenal arti pecahan 1, 2 arti pecahan dan sebagai beberapa bagian urutannya dari keseluruhan 2. Menyelesaikan soal 3, 4, cerita yang mengandung arti pecahan 3. Menuliskan letak 7, 8 pecahan pada garis bilangan 4. Membandingkan 9, 10 pecahan berpenyebut sama 5. Mengurutkan pecahan 5,6 berpenyebut sama
30
Tabel 3. 2 Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar Siklus II Standar Kompetensi 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Indikator Item Tes Dasar 6.1 Menjelaskan 1. Mengenal arti 2,6 arti pecahan dan pecahan sebagai urutannya beberapa bagian dari keseluruhan 2. Menyelesaikan soal 8,9 cerita yang mengandung arti pecahan 3. Menuliskan letak 7,10 pecahan pada garis bilangan 4. Membandingkan 1,5 pecahan berpenyebut sama 3,4 5. Mengurutkan pecahan berpenyebut sama
. 3.7 Validitas dan Reliabilitas Validitas suatu tes atau instrumen adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sugiyono (2010:67) Taraf validitas empiris suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien validitas (xy). Koefisien validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00. Menurut Priyatno (2009:44), besar koefisien yang dimaksud adalah: Tabel 3. 3 Koefisien Validitas Instrumen Koefisien Kualifikasi 0,91 – 1,00 Sangat tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah Negatif – 0,20 Sangat rendah
Langkah-langkah uji validitas a. Klik Analzye
Scale
Reliability Statistik
b. Kemudian copy jumlah soal pindahkan ke ruas kanan pilih Statistik item for deleted
Continoues
Ok
Item-
31
Berdasarkan uji validitas, diketahui validitas terendah 0.293. Dengan demikian semua itu dapat dikatakan valid. Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur. Kata reliabel sering disebut dengan nama lain, misalnya terpercaya, terandalkan, ajeg, stabil, konsisten. Untuk menghitung tingkat reliabilitas tes hasil belajar, dalam penelitian ini digunakan rumus dari relibalitas alpha cronbach. Untuk menghitung reliabilitas, digunakan alat bantu statistik 18.0 for windows. reliabilitas mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 hingga 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00, maka semakin tinggi reliabilitasnya. Kaidah untuk menentukan tingkat reliabilitas menurut Gulford & Frucker (dalam Azwar, 2007: 44) sebagai berikut: Tabel 3. 4 Kategori Reliabilitas Item Nilai Reliabilitas 0,90 ≤……. Sangat Reliabel 0,71 – 0,89 Reliabel 0,41 – 0,70 Cukup Reliabel 0,21 – 0,40 Kurang Reliabel …..≤ 0,20 Tidak Reliabel Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha ≥ 0,41. reliabilitas suatu instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 16.0 yaitu dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis atau kemudian untuk melihat hasilnya apakah instrument reliabel atau tidak, dapat dilihat pada output hasil penghitungan, apabila nilai alpha () kurang dari < 0.41 maka instrumen tersebut tidak reliabel. Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas diketahui bahwa koefisien nilai alpha siklus I adalah 0,929. Berdasarkan patokan pada tabel kategori reliabilita di atas, maka diketahui bahwa reliabilitas instrumen penelitian siklus Idan siklus II berada pada kategori sangat reliable. Hasil pengujiannya disajikan dalam tabel berikut ini:
32
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.929
20
3.8 Uji Tingkat Kesukaran Soal Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya sesuatu soal. Menurut Nana Sudjana (2013: 135-137), menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga di peroleh soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran adalah : I=
B N
Keterangan: I= indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar N = jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria yang digunkan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut sebaliknya, makkin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal tersebut.
33
Tingkat Kesukaran Mudah
Tabel 3.6 Indeks Kesukaran Soal Nomor Soal
Jumlah
10,11, 13, 14, 15, 16, 17, 20
8
Sedang
1, 3, 4 ,5, 6, 7, 8, 9, 12, 18, 19
11
Sukar
2
1
Total
20
3.9 Teknik Non Tes a. Observasi Observasi atau pengamatan meliputi pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera, dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu peneliti dan pengamat (guru kelas) melihat sekaligus mengamati secara langsung guru dalam proses pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw kemudian mengisi lembar observasi yang telah disediakan. b. Dokumentasi Dokumentasi dipergunakan untuk mendokumentasikan secara keseluruhan tentang pelaksanaan pembelajaran jigsaw mulai dari kegiatan awal ,inti dan akhir kegiatan pembelajaran berupa foto.
34
Tabel 3.7 Kisi-kisi Tindakan Guru Dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw No
Aspek
Indikator
1
Kegiatan awal Kemampuan guru menyiapkan mental siswa ketepatan cara dan isi.
a. b. c. d. e.
2
Kemampuan guru membangun apersepsi ketepatan cara dan isi Kemampuan guru memotivasi siswa
a. Guru memberikan ilustrasi ( misalnya melakukan icebreaking dengan mengajak siswa untuk bernyayi) a. Menyadarkan siswa b. Menyampaikan tujuan pembelajaran c. Menyampaikan langkah – langkah pembelajaran model jigsaw
6
Kegiatan inti Kemampuan guru melaksanakan eksplorasi ketepatan cara dan isi - Kemampuan guru melaksanakan elaborasi ketepatan cara dan isi - Cooperative learning tipe jigsaw
a. Menggali pengetahuan siswa b. Kesesuain pertanyaan c. Penerimaan siswa dalam menerima pertanyaan d. Penggunaan media e. Membantu siswa memberi informasi f. Penguasaan materi g. Membagi siswa menjadi 4-5 kelompok sebagai tim asal h. Membagi siswa dari tim asal sebagai tim ahli i. Berdiskusi tentang materi matematika tentang pecahan j. Tim ahli melakukan diskusi kelompok k. Tim ahli menyampaikan hasil diskusi kepada tim asal
10 11 12
3
4
-
5
-
6 -
Kemampuan guru melaksanakan konfirmasi ketepatan cara dan isi
Salam Absen Mengatur tempat duduk Menyiapkan alat tulis Berdoa
a. Masing – masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi b. Kelompok lain memberi tanggapan c. Tanya jawab siswa dan guru tentang materi
Kegiatan akhir a. Kemampuan guru b. melaksanakan kegiatan akhir c. ketepatan cara dan isi
Nomor item 1 2 3 4 5
7 8 9
13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
Melaksanakan simpulan Melaksanakan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut
24 25
Jumlah
26
26
35
Indikator yang dirumuskan pada kisi-kisi observasi aktivitas guru diatas sesuai dengan standar proses dan sintaks model kooperatif tipe Jigsaw. Dalam observasi ini terdapat empat kategori jawaban saangat baik, baik,kurang dan sangat kurang dari setiap pernyataan, yang dipilih salah satu sesuai dengan keadaan yang terjadi di lapangan dengan perincian sebagai berikut: Sangat Baik
=4
Baik
=3
Kurang
=2
Sangat kurang
=1
3.10 Indikator Keberhasilan 1. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan, dari jumlah siswa yang mencapai KKM kelas yaitu 80% mengalami ketuntasan dengan KKM 70. 3.11 Teknik Analisis Data Data hasil penelitian dianalisis secara deskriftif komparatif yaitu membandingkan hasil setiap perolehan nilai pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitain ini adalah kuantitatif yang dinyatakan dalam bentuk angka. Adapun rumus yang digunakan adalah: 1. Menghitung ketuntasan belajar Data yang diperoleh dari nilai hasil belajar siswa dapat ditentukan ketuntasan belajar menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan: Ketuntasan =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 jumlah seluruh siswa
x 100
2. Menghitung ketuntasan indikator kinerja Data yang diperoleh dari nilai hasil belajar siswa dapat ditentukan ketuntasan indikator kinerja menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan:
Ketuntasan =
jumlah nilai siswa yang tuntas belajar individu jumlah siswa
x 100
36
Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah siswa yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal dari nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70 sekurang-kurangnya 80% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut. 3. Menghitung hasil observasi guru Untuk menghitung kinerja guru dalam melaksanakan model pembelajaran maka dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Hasil observasi guru =
𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑟 1+𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑟 2 2