40
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang akan digunakan sebagai dasar dalam melakukan analisis pengaruh konflik peran ganda dan beban kerja terhadap stres kerja dalam mempengaruhi kinerja. Adapun sistematika dalam melakukan analisi ini terdiri dari jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data serta teknik analisa data. Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian kausal yaitu untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat antar variabel, peneliti mencari tipe sesungguhnya dari fakta untuk membantu memahami dan memprediksi hubungan (Zikmund dalam Ferdinand, 2002).
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu (Sugiyono, 2002). Berdasarkan telaah pustaka dan perumusan hipotesis, maka variabel-variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas Variabel bebas atau independent variable adalah variabel yang mempengaruhi dan menjadi sebab perubahan atau terjadinya variabel terikat (dependent). Selanjutnya diberi notasi X. Variabel bebas dalam penelitian ini
41
adalah
konflik peran ganda (konflik pekerjaan – keluarga (X1) dan konflik
keluarga-pekerjaan(X2)). 2. Variabel Terikat Variabel terikat atau dependent variable adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independent). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja yang selanjutnya diberi notasi Y2. 3. Variabel Intervening Variabel intervening secara teoritis adalah variabel yang mempengaruhi hubungan dependen dan independen menjadi hubungan langsung dan tidak langsung yang dapat diamati dan diukur. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel intervening adalah stres kerja yang selanjutnya diberi notasi Y1.
3.1.2 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel di ukur, sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah: Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel dan Indikator No. 1
Nama Variabel Konflik PekerjaanKeluarga (X1)
Definisi Variabel work-family conflict yaitu konflik yang muncul dikarenakan tanggung jawab pekerjaan yang mengganggu tanggung jawab terhadap keluarga
Indikator - Tekanan Kerja - Banyaknya tuntutan tugas - Kurangnya kebersamaan keluarga - Sibuk dengan pekerjaan -Konflik komitmen dan tanggung jawab terhadap keluarga
Sumber Boles, James S., W. Gary Howard & Heather H. Donofrio (2001)
42
No. 2
Nama Variabel Konflik KeluargaPekerjaan (X2)
Definisi Variabel family-work conflict yaitu konflik yang muncul dikarenakan tanggung jawab terhadap keluarga mengganggu tanggung jawab terhadap pekerjaan
Indikator - Tekanan sebagai orang tua - Tekanan perkawinan - Kurangnya keterlibatan sebagai istri - Kurangnya keterlibatan sebagai orang tua
Sumber Frone, Russell dan Cooper (1992); Boles, James S., W. Gary Howard & Heather H. Donofrio (2001).
- Campur tangan pekerjaan 3
4
Stres Kerja (Y1)
Kinerja (Y2)
Stres kerja adalah ketidakmampuan karyawan dalam menghadapi lingkungannya yang akan dapat menggangu pelaksanaan kerja mereka (Handoko, 2000) Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektifitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2013)
Igor S (1997 ) - Intimidasi dan tekanan - Ketidakcocokan dengan pekerjaan - Pekerjaan yang berbahaya - Beban lebih - Target dan harapan yang tidak realistis - Kualitas kerja
Mangkunegara (2013)
- Kuantitas kerja - Efisiensi - Efektifitas
3.2 Objek Penelitian, Unit Sampel, Populasi dan Sample Penelitian Salah satu langkah dalam penelitian adalah menentukan obyek yang akan diteliti dan besarnya populasi yang ada. Menurut Sugiyono (2004) yang dimaksud dengan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi adalah seluruh karyawan wanita PT Bank Mandiri (Persero) Tbk di Cabang Semarang Ahmad Yani yang sudah menikah, waktu kerja minimal 1 tahun sebanyak 113 orang.
43
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini, pengambilan sampel menggunakan teknik non-probabilty sampling dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel, berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti dimana sampel yang dipilih dengan menggunakan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan dan masalah penelitian yang dikembangkan (Ferdinand, 2006). Untuk pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan syarat-syarat sebagai berikut: a. Karyawan wanita Bank Mandiri Cabang Semarang Ahmad Yani b. Bekerja minimal 1 tahun c. Sudah menikah dan memiliki anak Oleh karena populasi sudah diketahui jumlahnya, maka untuk menentukan jumlah sampel yang akan diteliti menggunakan pendekatan rumus Slovin dengan presentase sampling eror yang ditolelir 10%. Rumus sebagai berikut :
Dimana : n = Ukuran Sampel e = Sampling eror ditolelir atau diinginkan N = Ukuran populasi
44
n = 53,051 ≈ 53 Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 53 orang.
3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Kuantitatif Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka atau bilangan yang bisa dihitung atau diukur. Data kuantitatif dalam penelitian ini antara lain konflik peran yang terdiri dari konflik pekerjaan-keluarga dan konflik keluarga pekerjaan, stres kerja dan kinerja karyawan, dengan jumlah skor jawaban kuesioner yang telah dikuantifikasi dengan pembobotan jawaban responden menggunakan skala Likert (skor 1-5). 2. Data Kualitatif Data kualitatif merupakan data yang berupa keterangan-ketrangan atau informasi-informasi yang tidak berupa angka atau bilangan sehingga tidak bisa diukur. Data kualitatif yang digunakan oleh penulis berupa keterangan atau informasi mengenai gambaran terhadap permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, seperti gambaran umum PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
45
Cabang Semarang Ahmad Yani dan keterangan-keterangan lain yang mendukung. 3.3.2 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya (Hasan, 2010). Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari sumbernya dilakukan dengan cara mengumpulkan hasil jawaban dari penyebaran kuesioner kepada sampel yaitu karyawan wanita PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Semarang Ahmad Yani. 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau laporan-laporan penelitian terdahulu (Hasan,2010). Data sekunder bisa juga diperoleh dari referensi internet dan berbagai literature yang berkaitan dengan penelitian.
3.4 Metode Pengambilan Data Untuk dapat mengumpulkan data secara lengkap, maka dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
46
a. Kuesioner Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang mencakup semua pertanyaan dan pertanyaan yang akan digunakan bisa melalui telepon, surat ataupun tatap muka (Ferdinand, 2006). Pertanyaan yang akan digunakan dengan melakukan penyebaran kuesioner untuk mengukur persepsi responden digunakan Skala Likert yang dikembangkan oleh Rensis Likert. Dalam penelitian skala ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert dengan menggunakan pernyataan dan skor sebagai berikut : a. Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS) b. Skor 4 untuk jawaban Setuju (S) c. Skor 3 untuk jawaban Kurang Setuju (KS) d. Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS) e. Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) Tabel 3.2 Skor Skala Tipe Likert 1
2
3
4
5
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
(STS)
(TS)
(KS)
(S)
(SS)
b. Wawancara/Interview Langsung Wawancara merupakan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden (Jogiyanto, 2010). Proses wawancara diawali dengan pengantar yaitu secara terbuka dan jujur peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dari wawancara. Peneliti lebih menekankan pada obyektivitas dan kejujuran yang
47
diwujudkan dengan menjelaskan tujuan penelitian kepada informan. Persiapan yang harus peneliti lakukan sebelum menemui informan adalah menyediakan kelengkapan wawancara dan merencanakan kegiatan apa yang perlu dilakukan. c. Observasi Dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung ke obyek penelitian. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data yang mendukung hasil kuesioner yang telah disebarkan ke para responden. Dalam hal ini obyek penelitian adalah karyawan wanita yang sudah bekerja minimal 1 tahun, sudah menikah dan bekerja di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Semarang Ahmad Yani.
3.5 Analisis Data Agar suatu data yang dikumpulkan dapat bermanfaat, maka harus diolah dan dianalisis terlebih dahulu, sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan. Tujuan metode analisis data adalah untuk mengintepretasikan dan menarik kesimpulan dari sejumlah data yang terkumpul. Pengolahan data dalam penelitian ini dengan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 20, yakni dengan metode Path Analysis (analisis jalur).
3.5.1
Uji Validitas
Uji validitas merupakan pengujian terhadap ketepatan instrument pengukuran yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga tidak diragukan sebagai alat pengumpul data yang akurat dan terpercaya. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan instrument penelitian
48
tersebut dapat mengungkapkan gejala-gejala yang akan diukur sehingga memberikan informasi yang akurat tenang semestinya yang akan diukur. Uji validitas diukur dengan mempergunakan teknik korelasi Product Moment Pearson. Butir pertanyaan dikatakan valid, jika niali r-hitung > r-tabel. R-hitung diperoleh dari hasil pengolahan data SPSS Reliability analysis pada kolom Corrected Item Total Correlation, sedangkan r-tabel diperoleh dengan rumus df = n – k dimana n = jumlah responden, k = jumlah variable independen dengan taraf signifikan 5%, kemudian dilihat pada table harga kritis dari r Product Moment, maka diperoleh nilai r-tabelnya.
3.5.2
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah data untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika statistic Cronbach Alpha (α) > 0,60 (Ghozali, 2011).
3.5.3
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah uji yang dilakukan untuk menganalisa asumsiasumsi dasar yang harus dipenuhi dalam penggunaan regresi. Uji asumsi klasik ini bertujuan agar menghasilkan estimator linier tidak bias yang terbaik dari model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil. Dengan terpenuhinya asumsi-
49
asumsi tersebut maka hasil yang diperoleh dapat lebih akurat dan mendekati atau sama dengan kenyataan. Uji asumsi klasik yang akan dilakukan adalah uji normalitas, uji heterokedastisitas dan uji multikolinieritas. 3.5.3.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan terhadap residu data penelitian dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Uji Normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal atau residual menyebar disekitar nol. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah nilai residual hasil estimasi berdistribusi normal atau tidak. Dalam uji kenormalan data, menggunakan statistik non parametrik yaitu uji One-Sample KolmogorovSmirnov Test. Membandingkan distribusi data yang akan diuji normalitasnya dengan distribusi normal baku. Untuk menentukan uji normalitas digunakan langkah-langkah sebagai berikut : Uji Hipotesis H0 : Data berdistribusi normal. H1 : Data Tidak berdistribusi normal. Kesimpulan : Jika p-value < 0.05 maka H0 ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal. Jika p-value > 0,05 maka H0 diterima, artinya data berdistribusi normal.
50
3.5.3.2 Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2009). Adanya heterokedastisitas dalam regresi dapat diketahui dengan menggunakan beberapa cara, salah satunya uji Glesjer. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka indikasi terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2009). Jika signifikansi di atas tingkat kepercayaan 5%, maka tidak mengandung adanya heterokedastisitas. 3.5.3.3 Uji Multikolinieritas Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Multikolinieritas digunakan untuk menguji suatu model regresiapakah terjadi hubungan yang sempurna atau hampir sempurna antara variabel bebas, sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh antara variabel-variabel itu secara individu terhadap variabel terikat. Pengujian ini untuk mengetahui apakah antar variabel bebas dalam persamaan regresi tersebut saling berkorelasi. Untuk mendeteksi Multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF), di mana menurut Gujarati, (2012) untuk mendeteksi adanya Multikolinieritas dalam model regresi linier berganda dapat digunakan nilai (VIF). Dasar pengambilan keputusan pada
uji
multikolonieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF Jika nilai VIF lebih
51
kecil dari 10,00 maka artinya tidak terjadi multikolinieritas terhadap data yang di uji. Jika nilai VIF lebih besar dari 10,00 maka artinya terjadi multikolinieritas terhadap data yang di uji
3.5.4
Analisis Jalur (Path Analysis)
Untuk menguji pengaruh variabel intervening, digunakan metode analisis jalur. Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linier berganda, analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (causal) yang telah di tetapkan sebelumnya berdasarkan teori, anak panah akan menunjukkan hubungan antar variabel. Persamaan dalam model ini terdiri dari dua tahap, yaitu : Y1 = b1X1 + b2X2 + e1 Y2 = b1X1 + b2X2 + b3Y1 + e2 Dimana : Y2
= Kinerja Karyawan
Y1
= Stres Kerja
X1
= Konflik pekerjaan – keluarga
X2
= Konflik keluarga-pekerjaan
b1,b2,b3
= Koefisien garis regresi
e1,e2
= residual Analisis jalur (Path analysis) dalam penelitian ini adalah stres kerja.
Analisis jalur akan membantu dalam melihat besarnya koefisien secara langsung dan tidak langsung dari variabel terikat terhadap variabel bebas, dengan
52
memperhatikan besarnya koefisien. maka bisa di bandingkan besarnya pengaruh secara langsung dan tidak langsung. Berdasarkan nilai koefisien tersebut, akan di ketahui variabel mana yang memberikan pengaruh terbesar dari pengaruh terkecil terhadap variabel terikat. Berikut gambar model analisis jalur pada penelitian ini : Gambar 3.1.: Model Analisis Jalur (Path Analysis) e1
e2
Konflik Pekerjaan – Keluarga (X1)
Stres Kerja
Kinerja
(Y1)
(Y2)
Konflik Keluarga – Pekerjaan (X2)
3.5.5
Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian menggunakan uji t. Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Langkahlangkah pengujiannya adalah sebagai berikut : 1. Menentukan formasi H0 dan H1 H0 : b1 = 0, berarti variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
53
H1 : b1 ≠ 0, berarti variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. 2. Level of significant Sampel 53 orang, maka t-tabel = 2,006 (α = 0,05) 3. Menentukan kriteria pengujian Apabila t-hitung > t-tabel dan tingkat signifikasi < α (0,05), maka variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen Apabila t-hitung < t-tabel dan tingkat signifikasi > α (0,05), maka variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen 4. Tes statistik t = rata-rata sampel pertama – rata-rata sampel kedua standar error perbedaan rata-rata kedua sampel Kesimpulan : Apabila t-hitung > t-tabel maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh. Apabila t-hitung < t-tabel maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh.
3.5.6
Uji Efek Mediasi (Intervening)
Suatu variabel disebut variabel intervening jika variabel tersebut ikut mempengaruhi hubungan antara variabel prediktor (independen) dan variabel criterion (dependen). Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan
54
prosedur yang dikembangkan oleh Sobel pada tahun 1982 dan dikenal dengan Uji Sobel (Sobel Test) (Ghozali, 2013). Uji Sobel ini dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel independen (X) kepada variabel dependen (Y2) intervening (Y1). Pengaruh tidak langsung X ke Y2 melalui Y1 dihitung dengan mengalikan jalur X→Y1 (b1) dengan jalur Y1→Y2 (b2 ) atau b1b2. Jadi koefisien b1b2 = (c - c’), di mana c adalah pengaruh X terhadap Y2 tanpa mengontrol Y1, sedangkan c’ adalah koefisien pengaruh X terhadap Y2 setelah mengontrol Y1. Standar errorkoefisien e1 dan e2 ditulis dengan Se1 dan Se2 ,besarnya standar error tidak langsung (indirect effect) Sab dihitung dengan rumus berikut ini:
Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka kita perlu menghitung nilai t dari koefisien b1b2 dengan rumus sebagai berikut :
Nilai t hitung ini dibandingkan dibandingkan dengan nilai t tabel dan jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan bahwa terjadi pengaruh mediasi. Atau untuk memudahkan dapat juga menggunakan rumus yang lebih praktis sebagai berikut :
55
3.5.7
Uji Kelayakan Model (Uji F)
Uji F adalah pengujian signifikasi kebersamaan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (X) secara bersamasama terhadap variabel dependen (Y) (Ghozali, 2005). Kriteria pengujian :
t-hitung > t-tabel : maka Ha ditolak, berarti tidak ada pengaruh antara variabel independen (X) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Y).
t-hitung < t-tabel : maka Ha diterima, berarti ada pengaruh antara variabel independen (X) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Y).
3.5.8
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) merupakan perbandingan antara variasi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen secara bersama-sama dibandingkan dengan variasi total variabel dependen. Menurut Ghozali (2005) bahwa koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu (1) berarti variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005).