BAB III METODE PENELITIAN
A.
JENIS ATAU RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research atau penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat melalui pengujian hipotesis yang dirumuskan sebelumnya. Metode yang digunakan adalah observasi melalui wawancara dengan alat bantu lembar kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan ialah cross sectional, karena pada penelitian ini proses pengumpulan data variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel) dilakukan dalan satu periode waktu, dimana responden hanya mendapat satu kesempatan untuk diteliti selama penelitian berlangsung. Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif dan analitik.
B.
POPULASI DAN SAMPEL Populasi penelitian ini adalah pada penderita Diabetes Melitus rawat jalan di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang dengan rata-rata tiap bulan berjumlah 200 orang yang dilaksanakan pada bulan April tahun 2011. Besar sampel yang diambil berdasarkan rumus sebagai berikut (34) (Z1-α/2)2 . P (1-P) . N n=
d2 . (N-1) + {(Z1-α/2 )2 . P (1-P)}
n = (1,64)2 . 0,53 (1-0,53) . 200 (0,1)2 . (200-1) + (1,64)2 . 0,53 (1-0,53) n = 2,6869 . 49,82 1,99 + 2,6869 . 0,2491 n = 133,995872 1,99 + 0,66997936
n = 133,995872 2,65997936 n = 50,37477885 n = 50 Keterangan : n
: jumlah sampel
N
: total populasi
P
: estimasi proporsi / prevalensi
d
: presisi (10%)
(Z1-α/2)
: derajat kepercayaan 90% (1,64)
Presisi sebesar 10% dan prevalensi 53%. Prevalensi yang diambil berdasarkan dari jumlah kunjungan yang datang baik rawat jalan maupun rawat inap dalam 1 tahun terakhir yaitu 2010 telah dihitung menggunakan rumus di atas maka didapatkan sampel sebanyak 50 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan berdasarkan teknik Quota Sampling atau consecutive sampling yaitu setiap pasien yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah pasien yang diperlukan terpenuhi. Kriteria sebagai sampel adalah sebagai berikut : a. Bersedia mengikuti penelitian b. Telah dilakukan pemeriksaan laboratorium lipid darah (trigliserida) di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama
C. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 1. Variabel Penelitian a. Variabel Bebas adalah umur, jenis kelamin, status gizi, konsumsi tinggi karbohidrat makanan, aktivitas fisik, riwayat keluarga. b. Variabel Terikat : kadar trigliserida
2. Definisi Operasional Untuk lebih memudahkan pengertian dalam penelitian, maka penulis memberikan batasan sebagai berikut : a. Umur Lama hidup saat penelitian dihitung dari tahun kelahiran sampai saat penelitian yang diketahui berdasarkan KTP. Skala : Rasio b. Jenis kelamin Jenis kelamin adalah struktur anatomi tubuh yang dimiliki responden baik laki-laki atau perempuan. Data diperoleh melalui wawancara dengan responden dengan alat bantu kuesioner, dengan kategori : 1) Laki-laki 2) Perempuan Skala : Nominal c. Status Gizi Status gizi adalah keadaan tubuh akibat konsumsi makanan dan zat-zat gizi. Status gizi responden diperoleh dari pengukuran berat badan (kg) dengan menggunakan alat bantu timbangan berat badan merk Soehnle dan tinggi badan (cm), dengan menggunakan alat bantu mikrotoise kemudian dihitung dengan rumus : BB (kg) IMT = TB2 (m) Kriteria : Kurus
: IMT ≤18,5 Kg/m2
Normal : IMT > 18,5 Kg/m2 – 25,0 Kg/m 2 Gemuk
: IMT > 25,0 Kg/m2
Skala : Interval d. Konsumsi tinggi Karbohidrat makanan Konsumsi tinggi karbohidrat makanan adalah frekuensi mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat responden yang diukur dengan mengunakan metode Food Frequency Questionnaire yang dinyatakan dengan skor.
Metode Food Frequency Questionnaire adalah untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulanan, tahun. Bahan makanan yang ada dalam daftar kuesioner tersebut adalah yang memiliki kalori Karbohidrat tinggi. Skala : Rasio e. Aktivitas Fisik Aktifitas fisik adalah suatu bentuk aktifitas responden yang diukur melalui banyaknya frekuensi dan lamanya (durasi) olah raga yang dilakukan oleh responden dalam satu minggu dalam 3 bulan terakhir.18 Kriteria Baik
: ≥30 menit dengan frekuensi ≥3 kali per minggu.
Cukup : ≥30 menit dengan frekuensi < 3 kali per minggu. Kurang : < 30 menit dengan frekuensi < 3 kali per minggu. Skala : rasio f. Riwayat Keluarga Ada tidaknya riwayat penyakit kadar trigliserida tinggi (hipertrigliserida) pada salah satu keluarga. Data diperoleh dengan wawancara pada responden dengan alat bantu kuesioner, dikategorikan menjadi : 1) Tidak Ada 2) Ada Skala : nominal g. Kadar Trigliserida Kadar trigliserida adalah kadar lemak dalam darah responden yang diukur melalui alat yaitu Rayto Autoanalyser. Kriteria : normal
: < 150 mg/dL
Batas normal tertinggi
: 150-199 mg/dL
Tinggi
: 200-499 mg/dL
Sangat tinggi
: ≥500 mg/dL
Skala : interval
D. PENGUMPULAN DATA 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui : a. Wawancara menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data mengenai data identitas responden, data umur, jenis kelamin, status gizi, konsumsi tinggi karbohidrat makanan, aktivitas fisik, riwayat penyakit. b. Pengukuran berat badan dengan menggunakan timbangan berat badan merk Soehlen, kapasitas 120 kg, dengan ketelitian 0,1 kg. c. Pengukuran tinggi badan dengan menggunakan Mikrotoise, kapasitas 200 cm, dengan ketelitian 0,1 cm. d. Pengukuran kadar trigliserida menggunakan Rayto Autoanalyser, dengan ketelitian 0,1 mg/dL 2. Data Sekunder Diperoleh dari referensi yang berhubungan dengan penelitian meliputi buku, jurnal, dan data penderita pasien dengan kadar trigliserida tinggi Diabetes Mellitus (Rekam Medik). 3.
Instrumen
Penelitian
Instrumen adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, instrumen yang akan digunakan adalah : a. Kuesioner Untuk mendapatkan data mengenai karakteristik, meliputi data pendidikan, pekerjaan, umur, jenis kelamin, konsumsi makan-makanan tinggi karbohidrat, aktivitas fisik, riwayat penyakit pada penderita Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang. b. Timbangan Berat Badan Untuk mendapatkan data mengenai berat badan responden yang akan diteliti guna menentukan status gizi responden, timbangan berat badan merk Soehnle dengan kapasitas alat 120 kg, dengan ketelitian 0,1 kg.
c. Mikrotoise Untuk mendapatkan data mengenai tinggi badan responden yang akan diteliti guna menentukan status gizi responden dengan kapasitas 200 cm dan ketelitian 0,1 cm. d. Rayto Autoanalyser Untuk mengukur kadar trigliserida pada responden dengan ketelitian 0,1 mg/dL. 4. Alur penelitian a. Pengukuran status gizi Pengukuran status gizi terhadap penderita Diabetes Mellitus melalui IMT, yang dilihat dari berat badan dan tinggi badan. 1) Pengukuran berat badan dengan timbangan berat badan (Soehnle) dalam satuan (kg).
Responden berdiri tegak, tenang,
tidak
menggunakan alas kaki, dan tidak membawa barang bawaan. 2) Pengukuran tinggi badan dengan menggunakan mikrotoise dalam satuan (cm), cara kerja: a) Mikrotoise ditempelkan pada dinding dengan paku, letakkan lurus setinggi 200 centi meter. Angka 0 (nol) pada lantai yang datar. b) Sewaktu diukur tidak boleh memakai alas kaki dan penutup kepala. c) Berdiri membelakangi dinding dengan pita meteran berada ditengah bagian kepala. d) Posisi tegak bebas, tidak sikap tegas seperti tentara. e) Tangan dibiarkan tergantung bebas menempel ke badan. f) Tumit rapat, tetapi ibu jari tidak rapat. g) Kepala, tulang belikat, pinggul dan tumit menempel ke dinding. h) Menghadap dengan pandangan lurus ke depan. b. Pengukuran kadar trigliserida 1) Pengambilan sampel darah pada pasien penderita diabetes 2) Pembekuan darah menjadi serum 3) Pemeriksaan serum yang diambil sebanyak 200 mikron
4) Serum yang diambil diletakkan pada cuvet (tempat sampel) lalu dimasukkan ke dalam alat Rayto Autoanalyser. 5) Dalam 10 menit hasil keluar. c. Pengukuran Konsumsi Karbohidrat Cara pengukuran konsumsi Karbohidrat berdasarkan kategori nilai yang biasa dipakai menurut Suhardjo yang dimodifikasi adalah
: A
(sering sekali dikonsumsi) = lebih dari 1 kali sehari (tiap kali makan), skor 50. B (sering dikonsumsi) = 1 kali sehari (4-6 kali seminggu), skor 25. C (biasa dikonsumsi) = tiga kali perminggu, skor = 15. D (kadangkadang dikonsumsi) = kurang dari tiga kali perminggu (1-2 kali perminggu), skor = 10. E (jarang dikonsumsi) = kurang dari 1 kali perminggu, skor = 1.
F (tidak pernah dikonsumsi = 0, skor 0),
selanjutnya kategori nilai yang sudah diberi dijumlahkan secara keseluruhan. d. Wawancara dengan menggunakan kuesioner Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung dengan wawancara kepada responden oleh peneliti, lembar kuesioner diisi oleh peneliti.
E. METODE PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 1. Pengolahan Data a. Editing Editing dilakukan guna mengoreksi data hasil penelitian yang meliputi kelengkapan pengisian data identitas responden. b. Coding (penyandian) Koding dilakukan dengan cara memberikan kode pada jawaban hasil penelitian guna mempermudah dalam proses pengelompokan dan hasil olahan selanjutnya. 1) Status gizi Kriteria yang ditetapkan adalah : a) Kurus, bila IMT ≤18,5 Kg/m2. Kode : 3 b) Normal, bila IMT > 18,5 – 25,0 Kg/m 2. Kode : 2
c) Obesitas, bila IMT > 25,0 Kg/m2. Kode : 1 2) Aktifitas fisik a) Baik
: ≥30 menit dengan frekuensi ≥3 kali per minggu.
Kode: 1 b) Cukup :
≥30 menit dengan frekuensi < 3 kali per minggu.
Kode: 2 c) Kurang : < 30 menit dengan frekuensi < 3 kali per minggu. Kode: 3 3) Riwayat keluarga Kriteria yang ditetapkan adalah : a) Tidak ada, kode : 1 b) Ada, kode : 2 4) Kadar trigliserida Kriteria yang ditetapkan adalah: a) Normal
: kurang dari 150 mg/dL, kode : 1
b) Batas normal tertinggi : 150 mg/dL - 199 mg/dL, kode : 2 c) Tinggi
: 200 mg/dL – 499 mg/dL, kode 3
d) Sangat tinggi
: ≥500 mg/dL, kode 4
c. Entry Memasukkan data pada program komputer d. Tabulating Meringkas dan menyajikan data yang telah diperoleh dalam bentuk tabel dan narasi. e. Skoring Memberikan skor pada variabel yang digunakan untuk analisis data Kebiasaan Konsumsi makanan tinggi Karbohidrat. Pemberian skoring menurut Sohardjo dilihat dari kategori nilai yang dimodifikasi adalah : A (sering sekali dikonsumsi) = lebih dari 1 kali sehari (tiap kali makan), skor 50. B (sering dikonsumsi) = 1 kali sehari (4-6 kali seminggu), skor 25. C (biasa dikonsumsi) = tiga kali perminggu, skor = 15. D (kadangkadang dikonsumsi) = kurang dari tiga kali perminggu (1-2 kali
perminggu), skor = 10. E (jarang dikonsumsi) = kurang dari 1 kali perminggu, skor = 1. F (tidak pernah dikonsumsi = 0, skor 0) 2. Analisis Data a. Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk memberikan deskripsi atau gambaran terhadap variabel bebas yaitu umur, jenis kelamin, status gizi, konsumsi makan-makanan tinggi karbohidrat, status gizi, aktivitas fisik, riwayat keluarga pada penderita Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang, yang disajikan dalam bentuk tabel untuk melihat mean, minimun, maximum, dan standar deviasi, grafik scater, dan distribusi frekuensi. b. Analisis Bivariat Sebelum dilakukan analisis bivariat maka dilakukan uji kenormalan data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov yaitu data umur, status gizi, konsumsi makanan tinggi karbohidrat dan kadar trigliserida. Hasil uji kenormalan menunjukkan data berdistribusi normal sehingga dilanjutkan dengan menggunakan uji Korelasi Pearson Product Momen. Variabel yang berskala data nominal dan ordinal yaitu jenis kelamin, aktivitas fisik, dan riwayat keluarga diuji dengan menggunakan uji kai kuadrat/ chi square. c. Jadwal Penelitian Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Kegiatan
Waktu
1. Bimbingan proposal
24 Januari – 24 Maret
2. Seminar proposal
25 Maret - 9 April
3. Revisi proposal
28 Maret – 16 April
4. Pengumpulan data
1 April – 30 April
5. Bimbingan hasil
2 Mei – 11 Juni
6. Ujian skripsi
13 Juni – 16 Juli
7. Revisi skripsi
18 Juli – 30 Juli
8. Pengumpulan artikel dan skripsi
1 Agustus – 13 Agustus