Bab III Metode Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Pendahuluan Analisa sistem drainase dan penangulangan banjir Kota Semarang sebenarnya telah menjadi perhatian sejak zaman kolonial Belanda, dengan dibangunnya dua banjir kanal pada awal abad 20, yaitu banjir kanal barat dan banjir kanal timur yang masing – masing berada dibatas kota. Banjir besar yang terjadi di Kota Semarang awal tahun 2014 yang membawa dampak secara psikologi dan finansial sehingga mendorong untuk di lakukan perbaikan sistem drainase lingkungan. Data yang digunakan pada kajian ini adalah sebagai berikut: a. Topografi Informasi umum pada lokasi harus diketahui secara rinci. Informasi yang diperlukan meliputi. -
Lokal sistem drainase
-
Elevasi permukaan tanah,
-
Batas – batas administrasi Jenis peta yang digunakan untuk penelitian ini yaitu peta sistem
drainase yang berbentuk jaringan drainase, jalan inspeksi, dan letak bangunan – bangunan dan arah aliran, yang berfungsi untuk sub sistem drainase yang menuju ke DAS, saluran primer, sekunder, penempatan bangunan,stasiun pompa,kolam,dan lain - lain yang didapat dari Dinas PU.
III-1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Metode Penelitian
Peta tersebut disertai dengan pengecekan lapangan, dapat diketahui sistem jaringan drainase yang sudah ada. Peta topografi dipergunakan pada saat penyusunaan tata ruang, perencanaan sistem drainase, genangan air hujan, arah aliran air hujan,dan daerah aman untuk jalan atau pemukiman. b. Hidrologi Data didapat dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) kota Semarang yaitu data curah hujan. Perhitungan debit rencana dengan menggunakan data hujan menitan. c. Tata guna lahan Tugas Akhir ini, tata guna lahan diperoleh dari peta layout Kota Semarang Kawasan Tengah. d. Sistem drainase yang telah ada Sistem drainase yang telah ada perlu diivestigasi dan dipelajari untuk menjadi bahan referensi dalam perencanaan dan perbaikan sistem drainase yang dibuat. Investigasi yang diperlukan meliputi: 1.
Batas daerah tangkapan air dan luas total,
2.
Saluran drainase utama dan panjangnya,
3.
Panjang saluran – saluran cabang dan daerah tangkapanya,
4.
Kapasitas masing – masing saluran pada pola aliranya,
5.
Permasalahan drainase di daerah tangkapanya,
6.
Kondisi saluran utama sistem drainase yang ada.
III-2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Metode Penelitian
Gambar 3.1 Peta Kajian Sistem Drainase Kota Semarang Kawasan Tengah Saluran drainase harus direncanakan untuk dapat melewatkan debit rencana dengan aman. Perencanaan teknis saluran drainase dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: a.
Perhitungan debit rencana Perhitungan debit rencana untuk saluran drainase di Kota Semarang
Ruas Tugu Muda – Tanah Mas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus rasional. Dalam perencanaan saluran drainase dapat dipakai standar yang telah ditetapkan, baik debit rencana(periode ulang) dan cara analisis yang dipakai, tinggi jagaan, struktur saluran dal lain – lain.
III-3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Metode Penelitian
b.
Perencanaan jalur saluran Jalur saluran sedapat mungkin mengikuti pola jaringan yang telah ada,
kecuali untuk saluran tambahan, dan/atau saluran drainase di daerah perluasan kota. Penentuan jalur saluran harus memperhatikan jaringan atau rencana fasilitas lainya misalnya rencana jalan, pipa air minum, jaringan kabel bawah tanah dan lain – lain. c.
Perencanaan profil memanjang Dalam perencanaan profil memanjang pada saluran drainase perlu
memperhatikan hal – hal sebagai berikut: -
Tinggi muka air dimuara,
-
Profil memanjang rencana muka air tertinggi harus direncanakan sama dengan kemiringan tanah sepanjang saluran.
d.
Perencanaan penampang melintang saluran Penampang melintang saluran cukup didesain dengan menggunakan
rumus aliran seragam, kecuali pada bagian saluran yang terpengaruh aliran balik. Pengambilan angka kekasaran manning perlu memperhatikan kondisi dan kemiringan dasar saluran, dinding saluran, dan pemeliharaan saluran. e.
Desain saluran drainase Mengingat bahwa lebar saluran drainase didaerah perkotaan sangat
terbatas, maka kemiringan dinding saluran biasanya dibuat lebih tegak, sehingga diperlukan perkuatan untuk menjamin supaya dinding tidak longsor. Perkuatan dinding saluran dapat berupa pasangan batu kali, atau lapisan beton. Perkuatan ini juga sekaligus untuk mencegah terjadinya erosi oleh arus air.. perkuatan dasar saluran biasanya tidak diperlukan kecuali III-4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Metode Penelitian
kecepatan aliran lebih dari 1.5 m/detik, sehingga dikawatirkan terjadi gerusan dasar yang dapat mengakibatkan keruntuhan dinding saluran. Untuk menghindari kecepatan yang terlalu tinggi, dapat dikonstruksi terjunan, sehingga kemiringan dasar saluran dapat dibuat lebih landai. 3.2. Sumber Data Studi Untuk menunjang kajian desain saluran drainase, data yang yang akan dibutuhkan adalah: 1. Data Curah hujan menitan dari BMKG Ahmad Yani Kota Semarang, untuk perhitungan debit rencana, 2. Peta layout wilayah beserta cross section dari PT Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Semarang Jawa Tengah, untuk menentukan luas aliran dan perhitungan debit rencana, 3. Peta Topografi dari PSDA Kota Semarang untuk mengetahui elevasi tanah dan arah kemiringan aliran air. 4. Data teknis penampang saluran existing melalui observation.
III-5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Metode Penelitian
3.3. Diagram Alir START
Data 1. 2. 3. 4.
-
Curah hujan menitan Peta Layout Peta Kontur Data teknis penampang
Penentuan DAS Penentuan titik outlet saluran
Analisa Hidrologi 1. 2. 3.
Pengolahan Data Hujan - Analisa Frekuensi - Menentukan Intensitas Hujan Koefisien Pengaliran Debit (Metode Rasional)
Analisa Hidraulika 1. 2.
Pengecekan kapasitas existing dengan debit banjir hasil perhitungan Pengecekan kapasitas menggunakan konsep aliran seragam (Persamaan Manning)
Output 1. 2.
Dimensi saluran drainase hasil perhitungan Solusi penanganan apabila terjadi banjir dengan memperbesar kapasitas saluran
FINISH
Gambar 3.2 Diagram Alir Kajian III-6
http://digilib.mercubuana.ac.id/