BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.1.1
Setting Subjek Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini di kelas V SDN Gerlang
dengan di Desa Gerlang, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang. SD N Gerlang terletak di pinggir jalan propinsi yang menghubungkan dua kabupaten yaitu Kabupaten Batang dan Kabupaten Banjarnegara.. SDN Gerlang merupakan SD imbas yang terletak di daerah pegunungan yang berjarak sekitar 46 km dari pusat kota. Secara geografis, SDN Gerlang terletak di daerah perbatasan antara kabupaten Batang dengan Kabupaten Banjarnegara. Bahkan SD N Gerlang lebih dekat dengan Kabupaten Banjarnegara dibanding menuju pusat kecamatan Blado,Kabupaten Batang sendiri. SDN Gerlang ini termasuk dalam wilayah rangkaian pegunungan Dieng. Udaranya dingin dan berkabut setiap harinya karena terletak di ketinggian 1.700 m di atas permukaan laut. Keadaan jalan menuju SDN Gerlang rusak, berliku – liku dan naik turun. Kondisi jalan rusak seperti sungai kering dan batu-batu yang ditata sehingga membuat perjalanan semakin terasa jauh dan sulit. Bahkan apabila musim penghujan tiba, jalanan sangat becek dan licin. Ada sebagian jalan yang telah dicor ataupun diaspal namun hanya 1 km, kemudian diselingi dengan jalanan yang berbatu, becek dan licin. SD N Gerlang merupakan salah satu SD terpencil di Kabupaten Batang dengan akses jalan yang rusak. SD N Gerlang terdiri dari 3 lokasi yaitu 1 SD berada di dukuh Gerlang yang merupakan induk, kemudian 1 SD di dukuh Wonopriyo, dan 1 SD di dukuh Gunung Alang. Jarak SD yang satu dengan yang lainnya sekitar 2 km hingga 3 km. SDN Gerlang yang berada di dukuh Gerlang terdiri dari 7 kelas. SDN Gerlang yang terletak di dukung wonopriyo terdiri dari 3 kelas. SD N Gerlang yang terletak di dukuh Gunung Alang terdiri dari 5 kelas. Jadi SDN Gerlang terdiri dari 15 kelas dengan jumlah siswa sekitar 407 siswa yang tersebar di 3 lokasi. Melihat jumlah siswanya, SDN Gerlang termasuk SD besar.Selain itu jarak antara rumah-rumah penduduk dengan SD sangat jauh. Siswa harus
25
33
berjalan kaki sekitar 1,5 km- 2 km untuk sampai di SD dengan medan yang naik turun dan becek. Dengan jumlah kelas dan siswa yang banyak, SDN Gerlang memiliki 17 tenaga kependidikan yang terdiri dari 1 Kepala Sekolah,11 guru kelas,2 guru PAI,1 guru Penjas, 1 penjaga, dan 1 petugas perpustakaan. Akan tetapi jumlah guru PNS tidak sebanding dengan jumlah murid dan kelas. Hal ini disebabkan karena SD N Gerlang hanya memiliki 6 guru PNS yaitu Kepala Sekolah, guru PAI, dan 4 guru kelas. Sisanya adalah guru wiyatabakti. Jumlah wiyatabakti SDN Gerlang 9 orang yaitu 7 guru kelas, 1 guru Penjas, dan 1 guru PAI. Dengan demikian SD N Gerlang masih kekurangan 4 guru kelas. Sehingga ada 2 orang guru PNS yang harus mengajar 2 kelas sekaligus. Walaupun keadaan lingkungan dan guru di SD N gerlang yang kurang mendukung, namun SDN Gerlang juga memiliki beberapa prestasi yang patut untuk dibanggakan. Prestasi yang pernah diraih oleh SD N Gerlang antara lain : juara 1 khitobah tingkat kecamatan dan kabupaten pada tahun 2009, juara 1 Kit Atletik tingkat kecamatan pada tahun 2010, juara 1 Kaligrafi putra tingkat kecamatan pada tahun 2013, juara 1 LCC tingkat kecamatan tahun 2012, juara 1 siswa berprestasi tingkat kecamatan pada tahun 2012, Juara 1 Olimpiade matematika tingkat kecamatan tahun 2012, juara 2 rebana tingkat kecamatan pada tahun 2013, juara 2 kaligrafi putri tingkat kecamatan tahun 2013, juara 2 LCC PAI (MAPSI) tingkat kecamatan pada tahun 2013, juara 3 lomba Mapel tingkat kecamatan tahun 2011, juara 3 regu putra pada Jambore kecamatan tahun 2009, juara 3 LCC tingkat kabupaten pada tahun 2011. 3.1.2
Karakteristik Subjek penelitian SD N Gerlang SDN Gerlang terdiri dari 15 kelas dengan jumlah siswa sekitar 415
siswa yang tersebar di 3 lokasi yaitu di dukuh Gerlang, Wonopriyo, dan Gunung alang. Jumlah rombel terdiri dari kelas 1A,1B,1C,1D, 2A,2B,2C,3A,3B,3C,4A,4B,5A,5B,dan 6. Keadaan siswa SDN Gerlang dapat dilihat melalui tabel 2 berikut ini :
33
Tabel 2 Keadaan murid SD N Gerlang Tahun pelajaran 2012/2013 Jml Murid Kelas Kelas L P J I 4 45 32 77 II 3 54 41 95 III 3 40 36 76 IV 2 28 34 62 V 2 29 33 62 VI 1 28 15 43 15 224 191 415 Jml Berdasarkan tabel di atas, dapat diuraikan bahwa jumlah semua siswa SDN Gerlang yaitu 415 terdiri dari Kelas 1 berjumlah 77 siswa, kelas 2 berjumlah 95,kelas 3 berjumlah 76 , kelas 4 berjumlah 62, kelas 5 berjumlah 62, kelas 6 berjumlah 43. Dengan jumlah siswa laki-laki 224 dan jumlah siswa perempuan 191. Keadaan sosial ekonomi penduduk di desa Gerlang dipengaruhi dengan letak geografisnya yaitu terletak di daerah pegunungan, sehingga sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani kentang. Daerah Gerlang terkenal sebagai salah satu daerah penghasil kentang terbesar di Jawa tengah. Sebagai petani kentang, keadaan ekonomi masyarakat desa Gerlang termasuk tinggi. Namun ada beberapa penduduk yang tidak memiliki lahan sendiri maka harus menjadi buruh tani yang hanya menggarap lahan miliki petani lainnya. Pekerjaan penduduk sebagai petani inilah yang membuat mereka kurang memperhatikan anak dan masalah pendidikan karena harus pergi pagi dan pulang sore.Tidak jarang ada anak yang putus sekolah karena lebih memilih membantu orang tuanya pergi ke ladang daripada berangkat sekolah. Kurangnya perhatian inilah yang membuat masyarakat desa gerlang membiarkan anak-anaknya hanya bersekolah cukup sampai di SD. 3.2
Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri adalah sebagai berikut:
3.2.1
Variabel terikat variabel terikat pada PTK ini adalah hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan
yang terjadi pada diri individu yang belajar, bukan saja perubahan yang mengenai pengetahuan, tetapi juga kemampuan untuk membentuk kecakapan dalam bersikap.
33
3.2.2
Variabel bebas Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel
lain. Variabel bebas pada PTK ini adalah Model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan pohon pintar. TGT tipe pembelajaran kooperatif yang melibatkan keaktifan siswa baik individu maupun kelompok dan mengandung unsur permainan dan turnament yang menggembirakan. Penerapan TGT ini dibantu dengan penggunaan media pohon pintar. Pohon pintar yaitu alat permaian yang terbuat dari sebatang pohon yang dibentuk semenarik mungkin serta angka sehingga membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman, kecerdasan, kreativitas yang ada dalam diri anak.
3.3
Rencana Tindakan Dalam PTK ini penulis menggunakan model PTK Kurt Lewin. Model Kurt Lewin
menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian, karena dialah yang pertama kali memperkenalkan Action Research atau penelitian tindakan. Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu lingkaran yang terus-menerus. Ia menggambarkan penelitian tindakan sebagai serangkaian langkah yang membentuk spiral.Kurt Lewin menyatakan bahwa PTK terdiri atas beberapa siklus, setiap siklus terdiri atas empat langkah, yaitu: (1) perencanaan, (2) aksi atau tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Keempat langkah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar : model PTK Kurt Lewin
33
3.3.1
Perencanaan Dalam Siklus
3.3.1.1 Pra Siklus Pra Siklus merupakan kegiatan pembelajaran sebelum peneliti melakukan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe TGT. Dalam Pra siklus terdiri dari beberapa kegiatan diantaranya yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan (pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir) dan disertai pengamatan serta refleksi sebagai perencanaan untuk tindakan selanjutnya dalam siklus pertama. 1)
Perencanaan
a.
RPP dengan materi “ Faktorisasi Prima”
b.
Indikator 1. Menentukan faktor suatu bilangan 2. Menentukan faktor prima suatu bilangan 3. Membuat pohon faktor suatu bilangan 4. Menentukan faktorisasi prima
c.
Alat evaluasi berupa : Tes tertulis: Lembar Kerja Siswa (LKS) Non Test
2)
: Tabel Pengamatan
Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan siklus ini peneliti menggunakan metode ceramah,dan
penugasan
kelompok,
tanpa
menggunakan
media
pelaksanaannya adalah : Pra Kegiatan a. Do’a b. Salam c. Presensi d. Mengkondisikan kelas Kegiatan awal 1) Apersepsi 2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
pembelajaran
.Prosedur
33
3) Memberikan motivasi pada siswa. Kegiaatan inti Eksplorasi : 1) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang membuat faktorisasi prima. 2) Siswa dan guru tanya jawab tentang materi faktor,bilangan prima,dan faktorisaasi prima Elaborasi : 1) Siswa dikelompokkan dengan teman sebangku 2) Siswa diberi tugas dengan teman sebangku mengerjakan soal latihan dari guru 3) Secara acak siswa yang ditunjuk maju ke depan untuk mencoba menyelesaikan soal di depan kelas Konfirmasi : 1)
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal yang kurang difahami Kegiatan akhir
1) Bersama siswa, guru mengulas kembali pelajaran yang baru saja disampaikan dan membuat ringkasan/simpulan. 2) Guru mengukur kemampuan siswa dengan mengadakan evaluasi. 3) Umpan balik 4) Siswa diminta untuk mempelajari bab selanjutnya. 5) Guru menutup pelajaran 3) Observasi 1) melaksanakan pengamatan terhadap keterampilan guru dalam pembelajaran Matematika melalui metode ceramah, penugasan berkelompok. 2) melaksanakan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika melalui ceramah, penugasan berkelompok. 4) Refleksi 1) mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran pra siklus 2) mengkaji pelaksanaan pembelajaran pada pra siklus 3) membuat daftar permasalahan yang terjadi pada pra siklus 4) merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus I
33
3.3.1.2 Siklus I Seperti halnya pra siklus siklus I terdiri dari beberapa kegiatan diantaranya yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan (pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir) dan disertai dengan observasi serta refleksi sebagai perencanaan untuk tindakan selanjutnya dalam siklus II. 1)
Perencanaan
a.
RPP dengan materi “ KPK”
b.
Indikator 1. menentukan KPK dari 2 dan tiga bilangaan
c.
Alat evaluasi berupa : Tes tertulis: Lembar Kerja Siswa (LKS) Non Test
2)
: Tabel Pengamatan
Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan siklus ini peneliti mencoba menggunakan konsep ,
berkelompok, berdiskusi, dan bertanya jawab melalui model Kooperatif tipe TGT berbantuan pohon pintar. Prosedur pelaksanaannya adalah : Pra Kegiatan 1)
Do’a
2)
Salam
3)
Presensi
4)
Guru mempersiapkan media
Kegiatan awal 1)
Mengkondisikan siswa
2)
Apersepsi pada siswa
3)
Menjelaskan tujuan pembelajaran
4)
Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran TGT berbantuan pohon pintar
33
Kegiaatan inti Eksplorasi : 1) Siswa menyimak informasi dan termotivasi untuk belajar. 2) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang menentukan faktorisasi prima suatu bilangan Elaborasi : 1) Siswa dibagi dalam kelompok 3-5 siswa dalam setiap kelompoknya dengan memperhatikan hiterogenitas 2) Siswa memperhatikan materi pembelajaran yang disampaikan guru menggunakan pohon faktor 3) Guru memberikan tugas dan dikerjakan oleh masing-masing kelompok dengan perwakilan kelompok mengambil amplop soal yang telah disediakan guru. 4) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawabanya 5) Setiap perwakilan kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan jawaban dengan permainan memasang kartu angka pada pohon pintar Konfirmasi : 1) Siswa mendapat penghargaan baik individu maupun kelompok 2) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal yang kurang difahami 3) Guru memberikan penguatan Kegiatan akhir 1) Bersama siswa, guru mengulas kembali pelajaran yang baru saja disampaikan dan membuat ringkasan/simpulan. 2) Guru mengukur kemampuan siswa dengan mengadakan evaluasi. 3) Umpan balik 4) Siswa diminta untuk mempelajari bab selanjutnya. 5) Guru menutup pelajaran
33
3) Observasi 1) melaksanakan pengamatan terhadap keterampilan guru dalam pembelajaran Matematika melalui model pembelajaran TGT berbantuan pohon pintar 2) melaksanakan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika melalui model pembelajaran TGT berbantuan pohon pintar 4) Refleksi 1) mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus I 2) mengkaji pelaksanaan pembelajaran pada siklus I 3) membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus I 4) merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II 3.3.1.3 Siklus II Seperti halnya siklus I siklus II terdiri dari beberapa kegiatan diantaranya yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan (pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir) dan disertai dengan observasi serta refleksi sebagai perencanaan untuk tindakan selanjutnya dalam siklus II. Siklus II ini merupakan penentu keberhasilan penelitian tindakan kelas. 1)
Perencanaan
a.
RPP dengan materi “ FPB”
b.
Indikator Menentukan FPB dari 2 atau tiga bilangan
c.
Alat evaluasi berupa : Tes tertulis: Lembar Kerja Siswa (LKS) Non Test
: Tabel Pengamatan
2) Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan siklus ini peneliti mencoba menggunakan konsep , berkelompok, berdiskusi, dan bertanya jawab melalui model Kooperatif tipe TGT berbantuan pohon pintar. Prosedur pelaksanaannya adalah : Pra Kegiatan 1)
Do’a
2)
Salam
3)
Presensi
4)
Guru mempersiapkan media
33
Kegiatan awal 1)
Mengkondisikan siswa
2)
Apersepsi pada siswa
3)
Menjelaskan tujuan pembelajaran
4)
Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran TGT berbantuan pohon pintar
Kegiaatan inti Eksplorasi : 1)
Siswa menyimak informasi dan termotivasi untuk belajar.
2)
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang menentukan KPK dari dua atau tiga bilangan
Elaborasi : 1)
Siswa dibagi dalam kelompok 3-5 siswa dalam setiap kelompoknya dengan memperhatikan hiterogenitas
2)
Siswa memperhatikan materi pembelajaran yang disampaikan guru menggunakan pohon faktor
3)
Guru meminta siswa untuk mengambil amplop soal yang telah diberi nomor, lalu kembali kekelompoknya.
4)
Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawabanya untuk menyumbangkan nilai
5)
Setiap perwakilan kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan jawaban dengan permainan memasang kartu angka pada pohon pintar.
Konfirmasi : 1) Siswa mendapat penghargaan baik individu maupun kelompok 2) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal yang kurang difahami 3) Guru memberikan penguatan Kegiatan akhir 1) Bersama siswa, guru mengulas kembali pelajaran yang baru saja disampaikan dan membuat ringkasan/simpulan. 2) Guru mengukur kemampuan siswa dengan mengadakan 3) Umpan balik
33
4) Siswa diminta untuk mempelajari bab selanjutnya 5) Guru menutup pelajaran. 3)
Observasi
1) melaksanakan pengamatan terhadap keterampilan guru dalam pembelajaran Matematika melalui model pembelajaran Time game Turnament (TGT) berbantuan pohon pintar 2) melaksanakan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika melalui model pembelajaran Time game Turnament (TGT) berbantuan pohon pintar 4) Refleksi 1) mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus 2 2) mengkaji pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 3) membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus 2 4) tindak lanjut 5) membuat kesimpulan dan laporan Namun apabila tiga siklus yang telah direncanakan peneliti tidak mendapatkan hasil yang diharapkan sesuai dengan indikator keberhasilan, maka akan dilanjutkan ke siklus berikutnya. 3.4
Teknik dan Alat Pengumpul Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah non test dan test. 3.4.1.1 Non Test Dalam teknik pengumpulan data non test guru menggunakan teknik observasi atau pengamatan. Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama melakukan pengamatan (Gulo, 2007: 116). Metode observasi dalam penelitian ini berisi catatan atau kumpulan data yang menggambarkan bagaimana akivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran Matematika dengan menggunakan model Kooperatif tipe TGT berbantuan pohon pintar 3.4.1.2 Test Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa.
33
3.4.2 Alat Pengumpulan Data 3.4.2.1 Non test
No
Nama Siswa
Tabel Pengamatan Performant Pengetahuan Praktek Sikap (10-20) (10-20) (10-20)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Catatan : Jumlah skor : aspek I + aspek II + aspek III + aspek IV Kriteria Nilai : 70-80 = sangat baik (SB)
51- 59 = cukup
60-69 = baik (B)
40-50 = kurang
Produk (10-20)
Jumlah Skor
Nilai
33
LEMBAR PENILAIAN PENGAMATAN PROSES PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : V / II Berilah tanda centang (v) pada aspek perilaku belajar yang terlihat ! No
Nama Siswa
Motiva si
Keaktif an
Aspek Perilaku Belajar Kerja keteliti Taggung sama an Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Keterangan : Tinggi / (T) / A / 5≤ 6 : jika 5-6 aspek perilaku belajar terlihat Sedang / (S) / B/ 4 : jika 4 aspek perilaku belajar yang terlihat Cukup / (c) / C / 2 ≤ 3 : jika 3 aspek perilaku belajar yang terlihat Rendah/ (R) / D / 1 : jika hanya 1 aspek perilaku belajar yang terlihat
disiplin
keberani an
Ket
33
3.4.2.2 Test Kisi – kisi soal prasiklus. No.
KD
Indikator
1
Menggunakan
1. Menentukan
Faktor prima untuk menentukan dan FPB
Bentuk Soal
No. Soal
faktor Uraian
1
faktor Uraian
2
suatu bilangan
KPK 2. Menentukan
prima suatu bilangan 3. Membuat pohon faktor Uraian
3
suatu bilangan 4. Menentukan faktorisasi prima
Uraian
Soal Test ( Pra Siklus ) Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang benar! 1. Tuliskan faktor dari bilangan di bawah ini! a. 24 b. 30 2. Tuliskan faktor prima bilangan di bawah ini! a. 18 b. 20 3. Buatlah pohon faktor dari bilangan di bawah ini! a. 36 b. 50 4. Tentukan faktorisasi prima dari bilangan di bawah ini! a. 24 b. 40
4
33
Kisi – kisi soal Siklus I No.
KD
Indikator
1
Menggunakan
1. Menentukan KPK dari 2 Uraian
Faktor prima untuk menentukan
KPK
dan FPB
Bentuk Soal
No. Soal 1-3
bilangan 2. menentukan KPK dari 3
4 dan 5
bilangan
Soal Test ( Siklus I ) Tentukan KPK dari bilangan berikut ini! 1. 6 dan 10 2. 8 dan 12 3. 8 dan 20 4. 12 , 20 dan 30 5. 10 , 25 dan 50 Kisi – kisi soal Siklus II No.
KD
Indikator
1
Menggunakan
1. Menentukan FPB dari 2 uraian
Faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB
Bentuk Soal
No. Soal 1-3
bilangan 2. Menentukan FPB dari 3 uraian bilangan
4 dan 5
33
Soal Test ( Siklus II ) Tentukan FPB dari bilangan berikut ini! 1. 8 dan 12 2. 12 dan 18 3. 20 dan 30 4. 24 , 32 dan 40 5. 27, 36 dan 45 3.5.
Indikator Kinerja Model Kooperatif tipe TGT berbantuan dapat meningkatkan hasil belajar
Matematika pada siswa kelas V SDN Gerlang dengan indikator sebagai berikut: a.
Dengan KKM 60 ,pada siklus I siswa kelas V SDN Gerlang diharapkan dapat mengalami ketuntasan belajar individual sebesar 70%.
b.
Dengan KKM 60 pada siklus II siswa kelas V SDN Gerlang diharapkan dapat mengalami ketuntasan belajar individual sebesar 80% .
3.6.
Analisis Data Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah sebagai berikut: 3.6.1 Kuantitatif Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes setelah siklus 2. Terdapat dua evaluasi diantaranya yaitu evaluasi individu dan kelompok. Dalam penelitian kali ini dalam evaluasi individu, peneliti akan menggunakan Pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) disebut juga penilaian dengan norma absolut atau kriteria. Pendekatan PAP berarti membandingkan skor-skor hasil tes peserta didik dengan kriteria atau patokan yang secara absolut/mutlak telah ditetapkan oleh guru. Jadi skor peserta didik tidak dibandingkan dengan kelompoknya tetapi skor-skor itu akan dikonversi menjadi nilai-nilai berdasarkan skor teoritisnya dengan sistem penilaian skala – 100. Menurut Poerwanti (2008:6-15) skala 100 berangkat dari persentase yang mengartikan skor prestasi sebagai proporsi penguasaan peserta didik
33
pada suatu perangkat tes dengan batas minimal angka 0 sampai 100 persen (%). Adapun langkah-langkah PAP sebagai berikut: 3.6.2 Menentukan batas minimal nilai ketuntasan Nilai ketuntasan adalah nilai yang menggambarkan proporsi dan kualifikasi penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah dikontrakan dalam pembelajaran. Untuk menentukan batas minimal
nilai ketuntasan peserta tes
menggunakan pedoman kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan oleh pihak instansti yang diteliti. Pada penelitian kali ini, telah ditetapkan batas minimal siswa yaitu 60 Tabel 3 Kriteria Ketuntasan Minimal Kriteria Ketuntasan Kualifikasi ≥ 60 Tuntas < 60 Tidak Tuntas %ketuntasan belajar klasikal = jumlah siswa yang tuntas
X 100%
Jumlah seluruh siswa ( Depdikbud dalam Rahmawati, 2007 : 6 ) 3.6.3 Menentukan ketuntasan klasikal
% ketuntasan belajar klasikal =
x 100 %
Rata-rata hasil belajar Nilai rata-rata =
Hasil perhitungan, kemudian dikonsultasikan dengan menggunakan tabel taraf keberhasilan tindakan dalam proses pembelajaranpresentase yang dikelompokkan dalam 4 kategori; yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang sebagai berikut : Tabel 4 Taraf Keberhasilan Tindakan dalam Proses Pembelajaran Pencapaian tujuan pembelajaran
Kualifikasi
Tingkat Keberhasilan Pembelajaran
85-100% 65-84% 55-64% 0-54%
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Berhasil Berhasil Tidak berhasil Tidak berhasil
(Aqib, 2008:161)
33
Pada penelitian ini ditetapkan ketuntasan klasikal sekurang-kurangnya bernilai baik. Berdasar dari tabel 2 kondisi baik muncul pada rentang 65-84%. Oleh karena itu peneliti menetapkan kriteria ketuntasan 80 %. 3.6.4 Kualitatif Menurut Maleong (dalam Arikunto 2010: 22) data kualitatif adalah data berupa tampilan kata-kata yang tertulis yang dicermati oleh peneliti dengan detail agar dapat ditangkap makna secara tersirat dalam dokumennya. Dalam teknik analisis data kualitatif ini juga dapat digunakan untuk menilai aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika dikelas.Analisis data kualitatif diperoleh melalui proses kategorisasi atau klasifikasi.