BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010: 3). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan model srudi kasus.
Sintesis Moleong (2012: 6) mengenai penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Sedangkan studi kasus merupakan model yang memfokuskan pada kasus tertentu. Creswell (1998, dalam Herdiansyah, 2012: 76) menyatakan bahwa studi kasus (case study) adalah suatu model yang menekankan pada eksplorasi dari suatu “sistem yang terbatas” (bounded system) pada satu kasus atau beberapa kasus secara mendetail, disertai dengan penggalian data secara mendalam yang melibatkan beragam sumber informasi yang kaya akan konteks.
Studi kasus adalah suatu model penelitian kualitatif yang terperinci tentang individu atau suatu unit sosial tertentu selama kurun waktu tertentu. Secara lebih dalam, studi kasus merupakan suatu model yang bersifat komprehensif, intens, terperinci, dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya untuk menelaah masalah-masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer/berbatas waktu (Herdiansyah, 2012: 76).
Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013 Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
34
Herdiansyah menuliskan (2012: 76) bahwa salah satu ciri khas dari studi kasus adalah adanya “sistem yang berbatas” (bounded system). Hal yang dimaksud dengan sistem yang berbatas adalah adanya batasan dalam hal waktu dan tempat serta batasan dalam hal kasus yang diangkat (dapat berupa program, kejadian, aktivitas, atau subjek penelitian)
B. Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya (Sugiyono, 2010: 305).
Dalam penelitian ini, peneliti hanya berjumlah satu orang. Untuk membantu proses pengambilan data, maka peneliti menggunakan bantuan pedoman wawancara, alat perekam suara, dan alat dokumentasi.
Berikut ini kisi-kisi pedoman wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Pedoman Wawancara untuk Menjaring Data Mengenai Perasaan dan Tanggapan Lansia Aspek Perasaan
dan
Butir pertanyaan pendapat
lansia mengenai kehilangan
1. Bagaimana perasaan dan pendapat Anda setelah ditinggal pasangan?
pasangan
Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013 Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
35
2. Bagaimana perbedaan yang dirasakan setelah dan sebelum ditinggal pasangan? Adakah halhal yang berubah? Pedoman Wawancara untuk Menjaring Data Mengenai Akibat yang dirasakan Lansia Aspek
Butir pertanyaan
Akibat yang dirasakan dan dialami
Lansia
setelah
kehilangan pasangan
1. Bagaimana
tanggapan
lingkungan
(baik
keluarga maupun teman) terhadap keadaan Anda dan bagaimana Anda menghadapinya? 2. Sepeninggal pasangan Anda, apa yang membuat Anda merasa kehilangan terhadap pasangan Anda, bagaimana Anda mengatasinya? 3. Bagaimana
cara
Anda
menyesuaikan
diri
terhadap lingkungan setelah pasangan Anda meninggal? Apakah terdapat kesulitan yang berarti? 4. Apa saja kegiatan atau perilaku yang berubah semenjak ditinggal pasangan? Dan bagaimana perasaan dan pendapat Anda menghadapi hal tersebut? 5. Kebutuhan apa saja (bagi diri sendiri, secara psikologis) yang menurut Anda sangat Anda butuhkan semenjak ditinggal oleh pasangan? Bagaimana cara anda memenuhinya? Pedoman Wawancara untuk Menjaring Data Mengenai Kebutuhankebutuhan Psikologis (Psychological Needs) Aspek Afeksi
dan
kepemilikan
affection and belonging)
Butir pertanyaan 1. Sesudah pasangan Anda meninggal apakah Anda tetap merasakan atau menerima kasih sayang yang Anda harapkan?
Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013 Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
36
2. Bagaimana Anda mencurahkan kasih sayang setelah meninggalnya pasangan Anda? 3. Bagaimana anda membangun kedekatan dengan orang lain? Apakah ada perbedaan sebelum dan setelah ditinggal pasangan? Keamanan
dan
status
(security and status)
1. Apakah Anda menghadapi kesulitan-kesulitan (baik yang muncul dari diri sendiri maupun dari
lingkungan)
pasangan
setelah
Anda?
meninggalnya
Bagaimana
Anda
mengatasinya? 2. Apa yang membuat Anda merasa sangat dihargai, khususnya setelah pasangan Anda meninggal? Perhatian (attention)
1. Apakah Anda pernah sangat ingin diperhatikan oleh orang lain? Atau apakah Anda merasa sangat ingin memberi perhatian terhadap orang lain? 2. Apakah alasan Anda dan bagaimana Anda melakukannya?
Kebebasan (independence)
1. Apakah Anda memiliki banyak pilihan yang harus dihadapi? 2. Bagaimana Anda mengambil keputusan setelah pasangan Anda meninggal? 3. Apa yang sangat Anda harapkan (baik terhadap diri
sendiri
maupun
lingkungan)
setelah
pasangan Anda meninggal? 4. Setiap orang memiliki makna hidup, apakah ada perbedaan antara tujuan hidup sebelum dan setelah ditinggal pasangan? 5. Apakah banyak pilihan yang Anda hadapi?
Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013 Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
37
Pertimbangan apa yang biasanya anda gunakan untuk mengambil keputusan tersebut? Prestasi (achievement)
1. Apakah anda memiliki suatu pencapaian yang ingin diraih setelah pasangan anda meninggal? 2. Apakah alasan Anda dan bagaimana anda meraihnya?
Pengalaman (experience)
1. Apakah
Anda
memiliki
kebutuhan
akan
banyaknya kegiatan? Mengapa? 2. Apakah anda menginginkan suatu perubahan dalam hidup Anda setelah kematian pasangan? 3. Jika ya, bisa dijelaskan lebih lanjut? Jika tidak, bolehkah mengetahui alasannya?
Pedoman
Wawancara
untuk
Menjaring
Data
Mengenai
Bentuk
Penyesuaian Diri Aspek Teori
Butir pertanyaan pemisahan 1. Bagaimana
cara
anda
berbaur
dengan
(disengagement theory) dan
masyaakat setelah Anda ditinggal pasangan?
optimasi
Bagaimana
selektif
dengan
Kompensasi
Anda
memandang
persoalan
masyarakat di sekitar Anda? 2. Bagaimana Anda mengisis kegiatan sehari-hari Anda?
Teori theory)
aktivitas dan
Produktivitas
(activity 1. Apa saja aktivitas yang anda jalani setelah Peran
meninggalnya pasangan Anda? Apa alasan Anda memilih aktivitas tersebut? 2. Bagaimana cara Anda menjalaninya? 3. Apakah Anda merasa puas tehadap aktivitas yang Anda jalani? 4. Apakah
Anda
merasa
aktivitasb
tersebut
produktif?
Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013 Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
38
Teori gangguan
rekonstruksi 1. Bagaimana anda memandang diri sendiri dan sosial
(social
breakdown-reconstruction
lingkungan Anda? 2. Bagaimana persepsi Anda sebagai lansia yang
theory) Teori kontinuitas
kehilangan pasangan terhadap keadaan Anda? 1. Apakah sekarang Anda masih melakukan kegiatan sebelum pasangan meninggal? 2. Jika iya, Apa alasan anda melakukan hal tersebut?
C. Teknik Pengumpulan Data Menurut Lofland dan Lofland (1984: 47, dalam Moleong, 2012: 157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data mengenai penyesuaian diri lansia yang kehilangan pasangan, ditinjau dari kebutuhan-kebutuhan psikologis (psychological needs), yaitu kebutuhan akan afeksi dan rasa memiliki (affection and belonging), rasa aman dan status (security and status), perhatian (attention), bebas (independence), prestasi (achievement), dan pengalaman (experience).
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2010: 2008). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui observasi tidak terstruktur dan wawancara mendalam (in-depth interview) dan tidak terstruktur.
Observasi tidak terstruktur yaitu observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi (Sugiyono: 2010, 313). Sedangkan wawancara mendalam (in-depth interview) dan tidak terstruktur, yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman
Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013 Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
39
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono: 2010, 320).
Data yang sudah didapatkan selanjutnya akan dianalisis berdasarkan teori penyesuaian diri maupun teori lainnya yang sekiranya berhubungan.
D. Teknik Analisis Data Bogdan menyatakan (dalam Sugiyono, 2010: 334) bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Miles dan Huberman (1984, dalam Sugiyono, 2010: 337) menyatakan bahwa aktivitas dalam analisis kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
Data reduction berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2010: 338). Reduksi data juga merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keluasan, dan kedalaman wawasan yang tinggi (Sugiyono, 2010: 339).
Data display dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984, dalam Sugiyono, 2010: 341) menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013 Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
40
Verification merupakan langkah terakhir dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak (Sugiyono, 2010: 345).
E. Keabsahan Data Untuk menetapkan keabsahan data (truthworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability) (Moleong, 2012: 324).
Dalam penelitian ini, untuk menguji keabsahan data, peneliti hanya menggunakan uji kredibilitas, sedangkan uji keteralihan (transferability), uji kebergantungan (dependability), dan uji kepastian (confirmability) tidak digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini dua teknik uji kredibiltas yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu triangulasi teknik dan member check.
1.
Teknik Triangulasi
Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik, yaitu teknik yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2010: 373). Triangulasi teknik dalam penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan wawancara kemudian dicek melalui observasi dan dokumentasi. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda (Sugiyono, 2010: 374). Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013 Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
41
Selain itu teknik triangulsi lain yang digunakan adalah triangulasi sumber, teknik triangulasi yang dilakukan dengn cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2010: 373). Dalam penelitian ini triangulasi sumber dilakukan pada ketiga anak dari subjek penelitian.
2.
Member Check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data berarti data tersebut valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaanya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi tujuan membercheck adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informasi.
F.
Lokasi Subjek Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan sampel. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber
data
dengan
pertimbangan
tetertentu
(Sugiyono,
2010:
300).
Pertimbangan ini didasarkan pada kepentingan subjek dalam memberkan data yang peneliti harapakan dan memudahkan peneliti menjelajah objek atau situasi sosial yang diteliti.
Pemilihan sampel penelitian bukan saja diterapkan pada manusia sebagai responden, melainkan juga pada latar (setting), kejadian, dan proses (Alwasilah, 2009: 145).Berikut ini karakteristik sampel pada penelitian yang dilakukan:
Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013 Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
42
1.
Manusia : tiga orang lansia lansia perempuan yang berada dalam rentang usia 60 tahun ke atas yang tinggal bersama keluarga dan ditinggal meninggal oleh pasangan ketika sudah masuk rentang usia 60 tahun ke atas.
2.
Latar (setting) : penelitian dilakukan di rumah tempat tinggal lansia atau tempat yang disepakati bersama dengan rentang waktu penelitian dari bulan Juli sampai September.
3.
Kejadian dan proses : lansia yang kehilangan pasangan karena kematian dan tinggal bersama keluarga, kemudian melakukan penyesuain diri yang ditinjau dari kebutuhan-kebutuhan psikologis (psychological needs).
Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013 Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu