BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian dan Pengembangan (Research dan Development/ R&D). “Secara sederhana R&D bisa didefinisikan sebagai metode penelitian yang secara sengaja, sistematis, bertujuan/diarahkan mengembangkan,
untuk
mencaritemukan,
menghasilkan,
menguji
merumuskan, keefektifan
memperbaiki,
produk,
model,
metode/strategi/cara, jasa, prosedur tertentu yang lebih unggul, baru, efektif, efesien, produktif, dan bermakna.” (Nusa Putra,2012:67). Sugiyono (2013:408) menjelaskan tahapan proses dalam penelitian dan pengembangan adalah sebagai berikut: 1. Potensi dan masalah, dalam penelitian harus ditunjukan dengan data empirik. 2. Pengumpulan data, berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk. 3. Desain produk, merupakan produk yang dihasilkan dalam penelitian. 4. Validasi desain, proses kegiatan untuk menilai keefektifan produk. 5. Perbaikan desain, agar diketahui kelemahannya. 6. Uji coba produk, melakukan uji coba terbatas dengan eksperimen. 7. Revisi Produk, desain produk perlu direvisi untuk kenyamanan dalam pemakaian produk. 8. Uji coba pemakaian, produk yang berupa system kerja baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas. 9. Revisi produk, dilakukan apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelemahan. 10. Pembuatan produk masal, apabila produk telah dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal. Alasan memilih jenis penelitian dan pengembangan adalah karena berdasarkan hasil studi pendahuluan, diperoleh hasil bahwa praktik pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 2 Kartasura membutuhkan suatu media atau
37
38
kelengkapan yang digunakan untuk mereduksi perilaku prokrastinasi akademik sehingga prestasi belajar siswa dapat mencapai hasil optimal. Selama ini prokrastinasi akademik kurang mendapat perhatian khusus dari guru. Padahal prokrastinasi akademik akan berdampak buruk terhadap siswa baik untuk pribadi maupun hasil belajar. Untuk itu produk yang akan dihasilkan dapat menambah manfaat untuk guru pada umumnya dan bagi siswa khususnya untuk mereduksi perilaku prokrastinasi akademik.
B. Prosedur Penelitian Prosedur pengembangan merupakan langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam mengembangkan produk. Peneliti menggunakan prosedur penelitian dengan mengacu pada konsep Sugiyono (2013:408) dengan beberapa penyesuaian. Penelitian ini dilaksanakan hanya sampai uji efektifitas modul untuk mengetahui keefektifan pemberian modul untuk mereduksi perilaku prokrastinasi akademik. Adapun prosedur penelitian akan diuraikan sebagai berikut : 1.
Tahap 1 (Potensi Masalah) Survey dilakukan pada SMP Negeri 2 Kartasura. Pengumpulan data mengenai produk yang akan dikembangkan dilakukan dengan studi lapangan dan studi kepustakaan. Studi lapangan dilakukan dengan mengamati kondisi siswa di SMP Negeri 2 Kartasura, wawancara dengan guru BK SMP Negeri 2 Kartasura
dan membagikan angket kepada siswa SMP Negeri 2 Kartasura
mengenai prokrastinasi akademik. Angket prokrastinasi akademik diberikan untuk memperoleh data mengenai tingkat prokrastinasi akademik siswa. Melalui studi lapangan juga diperoleh kebutuhan siswa dan konselor akan isi modul layanan bimbingan belajar untuk mereduksi perilaku prokrastinasi akademik. Selanjutnya dilakukan studi kepustakaan untuk menggali konsepkonsep atau teori-teori yang terkait dengan penelitian dan pengembangan (R&D), bimbingan belajar dan prokrastinasi akademik. Studi kepustakaan dilakukan untuk mengetahui hasil penelitian sebelumnya, untuk menunjang pengembangan serta pembuatan modul.
39
2.
Tahap 2 (Pengumpulan data) Tahap kedua kegiatan yang dilakukan adalah membuat rancangan pengembangan produk yang dilakukan dengan menyimpulkan hasil studi lapangan dan studi kepustakaan yang telah dilakukan sebelumnya. Tujuan kegiatan ini untuk mengetahui susunan produk secara garis besar. Perencanaan ini meliputi rancangan produk yang akan dihasilkan dan proses pengembangannya. Dalam merancang pengembangan produk, peneliti berdiskusi dengan ahli dan praktisi BK agar rancangan yang disusun aplikatif dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Penyusunan ini dilakukan dengan merumuskan poin-poin materi modul bimbingan belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Sebagai evaluasi modul, disusun instrumen penilaian. Pada perencanaannya, modul harus mencakup berbagai informasi mengenai prokrastinasi akademik untuk dapat dilaksanakan dalam bentuk layanan, bacaan, maupun evaluasi yang bertujuan mereduksi perilaku prokrastinasi akademik siswa.
3.
Tahap 3 (Pengembangan Draft Produk) Pada tahap ini, yang dilakukan oleh peneliti adalah mengembangkan modul bimbingan belajar untuk mereduksi perilaku prokrastinasi akademik. Kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan modul yang berpotensi menjadi produk. Kelayakan produk dapat diperoleh melalui uji validitas isi dengan memperhatikan saran-saran yang diberikan oleh ahli. Uji modul dilakukan dengan ahli bimbingan dan konseling. Produk yang berupa modul ini memiliki kriteri tertentu. Hal ini dijelaskan dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara no.5 tahun 2009 bahwa modul yang baik disusun sesuai dengan kebutuhan belajar dalam sebuah proses pembelajaran, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut. a. Self instructional, yaitu dapat dipelajari oleh siswa secara mandiri, tanpa bantuan atau seminimum mungkin bantuan dari guru. b. Self contained, yaitu mencakup deskripsi dan tujuan, batasan-batasan, standar kompetensi yang harus dicapai, kompetensi dasar, indikator
40
keberhasilan siswa, metode, rangkuman, latihan-latihan, yang secara keseluruhan ditulis dan dikemas dalam satu kesatuan yang utuh. c. Independent, yaitu dapat dipelajari secara tuntas, tidak tergantung pada media yang lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain. d. Self assessed, yaitu memuat alat evaluasi pembelajaran untuk mengukur tingkat kecakapan siswa terhadap modul. e. User friendly, yaitu memiliki sistematika penyusunan yang mudah dipahami dengan bahasa yang mudah dan lugas, sehingga dapat dipergunakan sesuai dengan tingkat pengetahuan siswa. Pengembangan modul disusun dengan struktur sebagai berikut: a) Sampul; b) Kata Pengantar; c) Daftar Isi; d) Isi Modul. Adapun isi modul terdiri dari empat bagian, yakni : BAB I : berisi tentang penjelasan mengenai prokrastinasi akademik, BAB II : Mengenali pribadi yang mengalami prokrastinasi, BAB III : Cara mereduksi perilaku prokrastinasi akademik, BAB IV : Penutup. 4.
Tahap 4 (Uji Ahli) Tahap keempat adalah uji ahli dilakukan untuk menguji validitas isi modul kepada ahli. Pendapat para ahli tersebut dijadikan masukan bagi kesempurnaan modul. Uji validitas isi dilakukan oleh dosen ahli. Instrumen yang digunakan dalam uji ahli yaitu format penilaian untuk ahli. Adapun penilaian dalam uji ahli ini sesuai dengan kriterian pengembangan modul yang baik. Hal ini dijelaskan dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara no.5 tahun 2009 bahwa modul yang baik disusun sesuai dengan kebutuhan belajar dalam sebuah proses pembelajaran, yang memiliki ciri-ciri yang telah disebutkan diatas. Kriteria tersebut digunakan sebagai indikator untuk membuat instrumen penilaian terhadap produk. Setelah dilakukan uji ahli peneliti melakukan perbaikan produk sesuai masukan dari ahli.
41
5.
Tahap 5 (Uji Kelompok Kecil) Tahap kelima adalah uji kelompok kecil dilakukan untuk menguji kelayakan produk. Uji kelompok kecil ini dilakukan oleh guru BK dan siswa. Instrumen penilaian yang diberikan kepada guru bimbingan dan konseling sama dengan instrumen penilaian yang digunakan untuk uji ahli, yaitu dengan indikator sebagai berikut: Self instructional, Self contained, Independent, Self assessed, User friendly. Sedangkan instrument penilaian untuk siswa hanya memiliki satu indikator yaitu kemenarikan.
6.
Tahap 6 (Revisi Produk) Tahap keenam yaitu revisi produk, revisi ini dilakukan berdasar evaluasi hasil temuan pasca uji validitas isi dan kelayakan produk. Terdapat kegiatan pokok yang dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan validasi dan revisi produk hipotetik untuk menjadi produk operasional. Kegiatan revisi didasarkan pada penilaian serta masukan dari para ahli dan praktisi serta siswa. Kemudian peneliti kembali melakukan studi literatur sehingga perbaikan materi dapat menghasilkan produk yang siap guna. Revisi yang dilakukan bisa lebih dari sekali yang akan menghasilkan draft 1, draft 2, dan seterusnya sesuai perbaikan dan pemberian masukan dari para ahli dan praktisi yang bertujuan menghasilkan modul cara mereduksi perilaku prokrastinasi akademik yang layak secara isi dan operasionalisasinya.
7.
Tahap 7 (Uji Lapangan Terbatas) Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap efektifitas produk cara mereduksi perilaku prokrastinasi akademik. Uji efektifitas dilakukan pada kelas yang dipilih sebagai subjek penelitian yaitu kelas yang tidak digunakan untuk uji validitas angket. Tahap uji efektifitas ini menggunakan pola penelitian one group pretest-posttest design. Pola ini secara fokus dapat membandingkan keadaan objek antara sebelum dan sesudah intervensi sehingga dapat terlihat akurasinya, melalui rumus t-test dengan menggunakan IBM SPSS Statistics
42
20. Kemudian hasil uji efektivitas ini dijadikan bahan kesimpulan dan rekomendasi pengembangan layanan yang sudah teruji validitasnya. Untuk mempermudah dalam pembacaan prosedur penelitian tersebut, dapat digambarkan seperti pada diagram dibawah ini:
Tahap I Potensi Masalah
Tahap II Merancang Produk
Tahap III Pengembangan Produk
Tahap VI Revisi Produk
Tahap V Uji Kelompok Kecil
Tahap IV Uji Ahli
Tahap VII Uji Lapangan Terbatas Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kartasura yang beralamat di Jalan A. Yani No.320, Sukoharjo, Jawa Tengah, kode pos 57162. Pertimbangan pelaksanaan penelitian di SMP Negeri 2 Kartasura yaitu SMP Negeri 2 Kartasura merupakan sekolah yang terakreditasi A, dan guruguru yang mengajar sudah tersertifikasi, namun kenyataan dilapangan bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kartasura
sebagian besar memiliki
prokrastinasi akademik yang tinggi. Dibuktikan dengan angket studi pendahuluan tentang prokrastinasi akademik yang dibagikan kepada 91 peserta didik SMP Negeri 2 Kartasura. Dari pengisian angket tersebut diperoleh data yang menunjukkan 31 peserta didik atau 34,07% prokrastinasi
43
akademik kategori tinggi, 42 peserta didik atau 46,15% prokrastinasi akademik kategori sedang, dan 18 peserta didik atau 19,78% prokrastinasi akademik kategori rendah. Artinya masih banyak peserta didik yang melakukan prokrastinasi akademik. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret 2015 hingga Maret 2016. Waktu pelaksanaan penelitian dijelaskan dalam bagan berikut ini : Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No . 1.
2.
3.
Kegiatan Penelitian
MarAgt
Sep
Okt
Bulan NovDes
JanMar
Apr Mei
Persiapan penelitian dan pembuatan proposal Pelaksanaan penelitian a. Studi pendahuluan b. Merancang pengembangan produk c. Pengembangan draft produk d. Uji rasional kelayakan modul e. Revisi modul f. Uji kelompok kecil g. Uji lapangan terbatas Penyusunan laporan a. Penyusunan laporan skripsi b. Ujian skripsi dan revisi D. Subjek Penelitian Penelitian ini mengambil beberapa subjek penelitian yaitu subjek ahli, subjek
kelompok kecil, dan subjek lapangan terbatas. Rincian masing-masing subjek dapat dijelaskan sebagai berikut:
44
1.
Subjek uji validitas isi Subjek uji validitas isi yang digunakan yaitu subjek ahli. Subjek ahli sebagai penilai produk dari segi struktur, isi, dan ketergunaan modul, serta segi kebahasaan. Pemilihan subjek ini didasarkan pada kriteria kompetensi bidang yang relevan dengan produk penelitian.
2.
Subjek uji kelompok kecil Subjek uji lapangan kecil yang digunakan yaitu guru BK dan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kartasura sebanyak 5 orang. Instrumen penilaian yang diberikan kepada guru bimbingan dan konseling sama dengan instrumen penilaian yang digunakan untuk uji ahli, yaitu dengan indikator sebagai berikut: Self instructional, Self contained, Independent, Self assessed, User friendly. Sedangkan instrumen penilaian untuk siswa hanya memiliki satu indikator yaitu kemenarikan.
3.
Subjek lapangan terbatas Subjek lapangan terbatas digunakan untuk uji keefektifan. Subjek lapangan terbatas yang digunakan yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kartasura sebanyak 30 orang bukan termasuk subjek yang digunakan untuk kelompok kecil.
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Bimbingan belajar, sedangkan variabel terikatnya adalah Prokrastinasi Akademik. 1. Bimbingan belajar a. Definisi konseptual Menurut Hermawan (2012:30) bimbingan adalah suatu proses pemberian
bantuan
kepada
individu
yang
dilakukan
secara
berkesinambungan, supaya individu peserta didik tersebut dapat memahami dirinya, sehingga sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan lingkungannya.
45
Kaitannya dengan belajar, maka bimbingan belajar merupakan bantuan yang diberikan kepada individu atau peserta didik secara berkesinambungan, agar mampu belajar seoptimal mungkin sesuai dengan tingkat kemampuan anak. Secara khusus bimbingan belajar diberikan kepada peserta didik yang mengalami permasalahan dalam belajar atau mengalami kesulitan belajar, sehingga terlepas dari kesulitan belajar tersebut. Layanan bimbingan belajar merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh guru, karena dalam tugas sehari-hari selalu menghadapi peserta didik yang sedang belajar. Banyak peserta didik yang belum menyadari tentang arah belajar mereka, disamping belum mengetahui bagaimana seharusnya melakukan kegiatan optimal. Bahkan banyak peserta didik yang mengalami kegagalan dalam mencapai cita-cita karena kurang mengetahui cara belajar yang tepat. Ditinjau dari segi perkembangan, anak usia sekolah akan menunjukan hasil yang lebih baik apabila mereka melaksanakan belajar secara tepat. Oleh karena itu memerlukan bantuan atau bimbingan belajar agar dapat memanfaatkan potensinya. (Syamsuri & Chadijah,2011) Sesuai pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar adalah layanan yang dilakukan untuk membantu peserta didik agar dapat mengatasi kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi. b. Definisi Operasional Bimbingan belajar adalah layanan yang dilakukan untuk membantu peserta didik agar dapat memahami diri dan cara belajar yang tepat sehingga dapat mengatasi kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi. 2. Prokrastinasi Akademik a. Definisi Konseptual Prokrastinasi berasal dari bahasa Latin yaitu procrastination, yang merupakan kombinasi dari kata sifat “pro” yang berarti sebagai gerakan maju dengan “crastinus” yang berarti “milik hari esok” atau jika
46
digabungkan menjadi “menangguhkan atau penundaan sampai hari berikutnya” (Gufron, 2003:150). Burka dan Yuen (dalam Solomon & Rothblum, 1984:503) “Yet procrastination involves far more than deficient time management and study skills. Anecdotal data from procrastination and from clinical observations of procrastination”. Ditegaskan dengan menyebutkan adanya aspek irrasional yang dimiliki oleh seorang prokrastinator. Menurut Solomon & Rothblum (1984) prokrastinasi akademik dapat dideskripsikan sebagai kegiatan yang tidak memiliki manfaat yang menunjang akademik yang terjadi akibat perasaan tidak nyaman. Prokrastinasi akademik merupakan penundaan terhadap tugas-tugas akademik yang meliputi enam bidang tugas akademik yaitu tugas menulis paper, belajar menghadapi ujian, membaca, menyelesaikan tugas-tugas administratif, menghadiri pertemuan, dan menyelesaikan tugas-tugas akademik secara umum. Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik, misalnya tugas sekolah atau tugas kursus. (Gufron, 2003:157) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik merupakan tindakan menunda menyelesaikan tugas-tugas antara lain tugas menulis paper, belajar menghadapi ujian, membaca, menyelesaikan tugastugas administratif, menghadiri pertemuan, dan menyelesaikan tugas-tugas akademik secara umum. b.Definisi Operasional Prokrastinasi akademik merupakan tindakan menunda menyelesaikan tugas-tugas yang dapat di ukur dan diamati dengan ciri-ciri
seperti
penundaan, kelambanan, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual serta aktivas lain yang lebih menyenangkan.
47
F. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah yang dilakukan untuk menghimpun semua data yang diperlukan dalam penelitian dengan menggunakan suatu alat tertentu yang disebut instrument pengumpulan data. Instrument pengumpulan data diawali dengan proses pembuatan kisi-kisi agar aspek-aspek dan indikatorindikator yang akan diukur tidak menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai serta tepat pada sasaran penelitian ini. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari empat jenis, yakni instrumen angket prokrastinasi akademik, instrument wawancara, dan instrument penilaian produk. Instrumen pengumpulan data tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut: 1.
Instrumen angket prokrastinasi akademik Instrumen angket prokrastinasi akademik disusun untuk mengetahui tinggi atau rendahnya tingkat prokrastinasi akademik siswa. Angket tersebut diberikan untuk menggambarkan kondisi awal subjek penelitian ketika studi pendahuluan. Selanjutnya angket juga digunakan untuk menggambarkan kondisi subjek penelitian sebelum diberikan treatment melalui pretest dan kondisi subjek setelah diberi treatment melalui post-test. Angket ini terdiri dari 48 item pernyataan mengenai prokrastinasi akademik. Pembuatan angket melalui proses berikut: a. Menulis sasaran, definisi konseptual berdasarkan pendapat ahli dengan menentukan konsep dasar dari penelitian yang dilakukan. b. Menentukan definisi operasional dari variabel terikat, sehingga dapat diamati dan diukur dengan alat tertentu. c. Menentukan aspek dari konsep dasar yang digunakan dalam penelitian. d. Mencari indikator-indikator yang akan diteliti. e. Penulisan kisi-kisi pernyataan sebagai proses penyusunan pernyataanpernyataan yang sesuai dan mengarah pada indikator yang telah ditetapkan.
48
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Prokrastinasi Akademik Aspek
Indikator
No item (-)
(+)
1,25
13,37
2,26
14,38
Mengabaikan tugas
3,27
15,39
Tidak bersungguh-sungguh
4,28
16,40
Merasa tidak mampu mengerjakan
5,29
17,41
6,30
18,42
Tidak bisa mengelola waktu
7,31
19,43
Kesesuaian rencana dan kinerja
8,32
20,44
Pengelompokan waktu
9,33
21,45
Sibuk bermain gadget
10,34
22,46
lebih
Hang out dengan teman
11,35
23,47
menyenangkan
Bermain game
12,36
24,48
Tidak teratur dalam belajar 1. Penundaan
2. Kelambanan
Malas untuk memulai mengerjakan tugas
Terlambat dalam memberikan reaksi dan mengerjakan tugas 3. Kesenjangan waktu 4. Aktivitas yang
Jumlah
12
48
f. Menyusun item-item pernyataan pada angket. Item pernyataan disusun secara acak agar subjek dapat menjawab setiap pernyataan angket berdasarkan kondisi dirinya, bukan berdasarkan pada jawaban sebelumnya yang dituliskan. Item yang disusun terdiri dari item positif dan item negatif dengan alternatif jawaban selalu, sering, jarang dan tidak pernah. Pemberian skor angket berdasarkan skala penilaian yang telah ditentukan. Adapun pemberian skor atas masing-masing alternatif jawaban untuk item positif antara lain : selalu diberi skor 1, sering diberi skor 2, jarang diberi skor 3, dan tidak pernah diberi skor 4. Sedangkan untuk item negatif antara lain: selalu diberi skor 4, sering diberi skor 3, jarang diberi skor 2, dan tidak pernah diberi skor 1. Karena bentuk pilihan jawaban diletakkan
49
secara acak, maka peneliti membuat pedoman kunci jawaban setiap butir pertanyaan angket terlampir. g. Uji coba lapangan yang mencakup uji coba terhadap angket dan bahasa angket. Uji coba angket bertujuan untuk meneliti adanya item-item pertanyaan yang cenderung ditolak responden. Uji coba bahasa bertujuan untuk meneliti adanya kemungkinan bahasa yang tidak jelas atau kurang dipahami responden sehingga berbeda dengan yang dituliskan dalam angket. Instrumen yang disusun divalidasi secara konseptual dan empirik. Validasi konseptual pada instrumen angket, wawancara dan penilaian dilakukan dengan konsultasi dan merujuk pada masukan dari ahli sehingga instrumen menjadi layak digunakan untuk penelitian. Uji secara empirik dilakukan pada instrument angket yaitu dengan diujikan dilapangan kepada 91 siswa. Adapun hasil uji validasi diperoleh 39 dari 48 item yang valid. 2.
Instrumen wawancara Instrument ini berisi tentang daftar pertanyaan sebagai pedoman wawancara. Wawancara dilakukan kepada guru BK SMP Negeri 2 Kartasura untuk mengetahui pemberian layanan bimbingan di SMP Negeri 2 Kartasura dan tingkat prokrastinasi siswa SMP Negeri 2 Kartasura .
3.
Instrumen penilaian produk Instrumen ini berisi daftar pertanyaan untuk menilai produk yang berupa modul cara mereduksi perilaku prokrastinasi akademik dengan alternatif jawaban yang telah disediakan dan diberikan kepada ahli, praktisi, serta siswa. Instrument penilaian mencakup beberapa aspek penilaian diantaranya struktur, isi dan ketergunaan modul, serta aspek kebahasaan. Instrument ini bertujuan untuk menguji kelayakan modul cara mereduksi prokrastinasi akademik menurut ahli dan praktisi dalam rangka mencari validitas isi, kelayakan materi, dan kelayakan operasionalisme materi. Adapun penilaian dalam uji ahli ini sesuai dengan kriterian pengembangan modul yang baik. Hal ini dijelaskan dalam Peraturan Kepala
50
Lembaga Administrasi Negara no.5 tahun 2009 bahwa modul yang baik disusun sesuai dengan kebutuhan belajar dalam sebuah proses pembelajaran.
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif dan uji t. 1.
Uji Kappa digunakan untuk menentukan indeks hasil uji ahli dan uji kelompok kecil pada praktisi. Menggunakan rumus P =
dapat dijelaskan
bahwa hasil dari penilaian ahli/praktisi bimbingan dan konseling disimbolkan dengan P, sedangkan
adalah jumlah skor total dari ahli/praktisi, dan
adalah jumlah skor maksimal. Kemudian untuk menentukan tingkat kehandalan menggunakan keputusan yang diambil berdasarkan pendapat dari Landis & Koch (1977) yang dapat dilihat pada Tabel 3.3: Tabel 3.3 Ukuran Kehandalan menurut Landis & Koch (1977) Kappa <0 0,0-0,20 0,21-0,40 0,41-0,60 0,61-0,80 0,81-1,00 2.
Interpretasi Poor agreement Slight agreement Fair agreement Moderate agreement Substantial agreement Almost perfect agreement
Uji t digunakan untuk membandingkan keadaan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan atau treatment. Peneliti menggunakan one group pretest posttest design. Data hasil penelitian yang berupa skor awal (pretest) dibandingkan dengan tes hasil akhir (posttest). Analisis statistik terhadap skor-skor tersebut dilakukan dengan bantuan SPSS 20. Dalam penelitian ini menggunakan prosedur penelitian sebagai berikut: a. Pembentukan subjek, yaitu kelompok yang akan diberikan treatment. Pengambilan sampel untuk uji efektifitas dilakukan secara acak atau random, bukan termasuk subjek uji kelompok kecil.
51
b. Pemberian tes awal (pretest) untuk subjek penelitian yakni 30 peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Kartasura. Pemberian tes awal bertujuan untuk menggambarkan kondisi awal siswa, yakni sebelum diberikan treatment. c. Pemberian treatment melalui modul cara mereduksi perilaku prokrastinasi akademik. Treatment diberikan kepada seluruh subjek penelitian sebanyak 30 peserta didik dengan menggunakan modul cara mereduksi perilaku prokrastinasi akademik melalui layanan bimbingan belajar. Treatment yang diberikan meliputi empat bagian materi yang dilakukan dalam enam kali pertemuan, yakni 45 menit untuk masing-masing pertemuan. d. Pembagian tes akhir (posttest). Pemberian tes akhir bertujuan untuk melihat tingkat prokrastinasi akademik peserta didik setelah pemberian treatment. Dalam menguji efektifitas modul, peneliti menggunakan one group pretest posttest design, digambarkan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.4 Desain Penelitian Pretest
Treatment
Posttest
T1
X
T2
Keterangan: T1: tes awal pada peserta didik sebelum diberikan perlakuan atau treatment X : treatment yang diberikan berupa pemberian modul cara mereduksi perilaku prokrastinasi akademik T2: tes akhir pada peserta didik setelah diberikan perlakuan atau treatment.