BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Surakarta yang beralamatkan di Jalan Adi Sucipto No. 1 Banjarsari, Surakarta. Alasan pemilihan sekolah tersebut sebagai tempat penelitian adalah: a. Sekolah memberikan ijin untuk melakukan penelitian karena peneliti sudah pernah melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan observasi di sekolah yang bersangkutan. b. Sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2015, meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
38
39
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas KEGIATAN PENELITIAN
BULAN Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr 2015 2015 2015 2016 2016 2016 2016
1. Persiapan penelitian a. Koordinasi dengan kepala sekolah dan guru sejarah b. Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi pembelajaran dan merancang tindakan c. Menyusun proposal penelitian d. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian 2. Pelaksanaan tindakan a. Siklus 1 - Perencanaan - Pelaksanaan - Observasi - Refleksi b. Siklus 2 - Perencanaan - Pelaksanaan - Observasi - Refleksi 3. Analisis data dan pelaporan a. Analisis data (hasil tindakan) b. Menyusun laporan B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 4 Surakarta. Jumlah siswa di kelas ini adalah 32 siswa yang berisi 14 siswa putra dan 18 siswa putri, yang bertindak sebagai guru sejarah kelas ini adalah Ibu Anditya Wiganingrum, S.Pd. Pemilihan subyek dalam penelitian ini didasarkan pada pertimbangan yaitu subyek tersebut mempunyai permasalahan-permasalahan yang telah teridentifikasi pada saat observasi awal sehingga penggunaan model
40
dan media pembelajaran yang dirancang diterapkan pada subyek yang tepat yaitu kelas X MIA 2 SMA Negeri 4 Surakarta.
C. Sumber Data Suatu penelitian, memerlukan adanya sumber data yang akurat dan relevan dengan apa yang diteliti. Bentuk sumber data yang peneliti perlukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Narasumber atau Informan Data yang berupa sumber atau informasi, sumber datanya berupa manusia. Narasumber manusia sangat penting peranannya sebagai individu yang memiliki informasi yang dibutuhkan dalam penelitian dan peneliti dalam memilih narasumber atau informan haruslah tepat, karena berpengaruh pada lengkap tidaknya data yang diberikan (Sutopo, 2006: 57). Dalam penelitian tindakan kelas yang akan peneliti lakukan sebagai narasumber atau informan adalah guru sejarah selaku kolaborator dalam penelitian ini, dan siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 4 Surakarta. 2. Dokumen dan Arsip Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang berkaitan dengan peristiwa atau aktivitas tertentu dan dijadikan sebagi sumber data (Sutopo, 2006: 61). Dalam penelitian ini yang berupa sumber dokumen adalah nilai siswa selama siklus tindakan dilaksanakan, data kondisi awal yang berupa arsip nilai sejarah, RPP, program tahunan, kalender akademik, silabus dan lain-lain. 3. Tempat dan peristiwa Sumber data yang berasal dari tempat atau lokasi, yang berkaitan dengan sasaran atau permasalah, penelitian dapat memperoleh informasi atau data tentang apa yang terjadi disana peneliti menggunakan tempat di SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 2015/2016, karena adanya permasalah yang membutuhkan pemecahan masalah menggunakan pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK).
41
D. Teknik Pengumpulan Data Dalam kegiatan penelitian, cara memperoleh data dengan nama teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah: 1. Wawancara Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap guru pelajaran melakukan prosedur administrasi dan siswa mengenai proses pembelajaran yang selama ini dilakukan dan bagaimanakah respon atau hasil yang timbul dari proses pembelajaran tersebut. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin dimana pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya proses wawancara berlangsung mengikuti situasi jangan sampai proses wawancara tersebut kehilangan arah. Data yang dihasilkan dari kegiatan wawancara ini berupa catatan lapangan yang mendiskripsikan atau menggambarkan proses pembelajaran yang selama ini dilakukan. 2. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Observasi dilaksanakan pada saat proses pembelajaran yang mencakup penilaian RPP, kegiatan mengajar guru, kegiatan belajar siswa, dan pengamatan kemampuan berfikir kritis siswa. Sebelum melakukan observasi, peneliti menyiapkan pedoman observasi. Rincian dari aspek-aspek yang diobservasi tersebut ditentukan berdasarkan indikator-indikator dari variabel yang ingin diamati. Pedoman observasi disusun dalam bentuk skala yang diberi angka sehingga hasilnya dapat dianalisis secara kuantitatif menggunakan analisis statistik. 3. Tes Pemberian tes yang dilakukan dalam penelitian dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan berfikir kritis yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Jenis tes yang digunakan yaitu tes objektif. Tes objektif, yang terdiri dari pilihan ganda dengan berbagai variasinya.
42
Tes diberikan pada akhir siklus untuk mengetahui peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa. Dengan perkataan lain tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan berfikir kritis siswa sesuai dengan siklus yang ada. Bentuk tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda yang dilakukan pada akhir pelajaran di masing-masing siklus. 4. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara mengambil gambar atau video kegiatan siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran saat penelitian dilaksanakan. Data yang dihasilkan dari kegiatan ini berupa gambar atau foto dan video kegiatan pembelajaran.
E. Validasi Data Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas triangulasi. Menurut Stainback dalam Sugiyono (2009: 241) menyatakan bahwa “The aim not to determine the truth about some social phenomenon, rather the purpose of triangulation is to increase one’s understanding of what ever is being investigated”. Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Selanjutnya menurut Mathison “The value of triangulation lies in providing evidence-wheather vonvergent, inconsistent, or contracdictory”. Nilai dari teknik pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh meluas, tidak konsisten atau kontradiktif. Oleh karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti. Menurut pendapat Moleong (2014: 330) “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi metode. Teknik triangulasi metode dilakukan dengan mengumpulkan data tetap, menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini peneliti
43
menggunakan metode pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara, dan tes kemampuan berfikir kritis siswa. Skema uji validitas data yang digunakan dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut: WAWANCARA DATA
OBSERVASI
SUMBER DATA
TES Gambar 3.1 Skema Uji Validitas Data
F. Teknik Analisis Data Data penelitian tindakan kelas dapat meliputi data kualitatif dan data kuantitatif. Data-data tersebut dianalisis dengan model analisis interaktif. Menurut Sutopo (2006, 119): Analisis interaktif adalah proses penelitian dimana peneliti tetap bergerak di antara tiga komponen analisis (reduksi data, sajian data, penarikan simpulan verifikasi) dengan proses pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung, sesudah pengumpulan data berakhir, peneliti bergerak diantara tiga komponen analisisnya dengan menggunakan waktu yang masih tersisa bagi penelitiannya. Reduksi dan sajian data harus disusun pada waktu peneliti sudah mendapat unit data dari sejumlah unit yang diperlukan dalam penelitian. Pada waktu pengumpulan data sudah berakhir, peneliti mulai melakukan usaha untuk menarik kesimpulan dan verifikasinya berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi maupun sajian datanya (Sutopo, 2006: 120). Skema model analisis interaktif dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut:
44
Pengumpulan data Reduksi data
Sajian data Penarikan simpulan/ verifikasi
Gambar 3.2 Skema Model Analisis Interaktif (Sutopo, 2006: 120)
G. Indikator Kinerja Penelitian Tabel 3.2 Indikator Kinerja Penelitian Aspek yang Diukur
Persentase yang Ditargetkan
Pelaksanaan pembelajaran sejarah yang mengimplementasikan model probing prompting learning dan media adobe flash Kemampuan berfikir kritis siswa
80%
80%
Cara Mengukur Diukur dengan penilaian RPP, lembar observasi guru mengajar dan lembar observasi siswa belajar Diukur dari nilai tes dan hasil pengamatan kemampuan berfikir kritis siswa.
H. Prosedur Penelitian Menurut Arikunto (2010: 135) “penelitian tindakan kelas (classroom action research) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran”. Model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin dalam Arikunto (2010, 131), bahwa penelitian tindakan kelas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu: 1. Perencanaan atau planning 2. Tindakan atau acting 3. Pengamatan atau observing
45
4. Refleksi atau reflecting Berikut penjelasan dari masing-masing langkah kegiatan dalam penelitian tindakan kelas: 1. Tahap Persiapan a. Permohonan izin kepada kepala sekolah dan guru sejarah SMA Negeri 4 Surakarta b. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal keadaan kelas dan kegiatan belajar mengajar khusunya mata pelajaran sejarah di kelas X MIA 2 SMA Negeri 4 Surakarta c. Mengidentifikasi permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar sejarah kelas X MIA 2 SMA Negeri 4 Surakarta berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan 2. Tahap Perencanaan (Planning) a. Menyusun serangkaian kegiatan pelaksanaan tindakan berupa penerapan model probing prompting learning dan media adobe flash pada materi “Islamisasi dan silang budaya di Nusantara” b. Menyusun
instrumen
penelitian
meliputi
rencana
pelaksanaan
pembelajaran, lembar penialaian RPP, lembar observasi kegiatan guru dalam mengajar dan kegiatan siswa dalam belajar, tes dan lembar pengamatan kemampuan berfikir kritis siswa. 3. Tahap Pelaksanaan atau Tindakan (Acting) Tindakan dilakukan peneliti untuk mengatasi masalah. Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain: a. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar seusai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran b. Melakukan kegiatan pengamatan proses pembelajaran melalui observasi langsung c. Menyelenggarakan evaluasi berupa tes untuk mengukur kemampuan berfikir kritis siswa d. Melaksanakan perbaikan atau penyempurnaan tindakan apabila proses dan kemampuan berfikir kritis siswa masih kurang memuaskan.
46
4. Tahap Observasi (observing) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam observasi adalah: a. Pengumpulan data b. Sumber data c. Critical friend dalam penelitian d. Asalisis data Langkah-langkah dalam observasi yaitu sebagai berikut: a. Pelaksanaan pengamatan b. Mencatat semua hasil pengamatan dalam lembar observasi c. Mendiskusikan dengan guru maupun dosen (sebagai critical friend) terhadap hasil pengamatan setelah proses pembelajaran selesai d. Membuat kesimpulan hasil pengamatan 5. Tahap Refleksi (reflecting) Tahap
ini
merupakan
kegiatan
mengkaji,
melihat
dan
mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan pada berbagai kriteria, yang menjadi dasar pelaksanaan selanjutnya. Data yang diperoleh dari hasil observasi selanjutnya didiskusikan antara guru dan peneliti untuk mengetahui: a. Apakah tindakan sesuai rencana dan mencapai indikator keberhasilan b. Kemajuan yang dicapai siswa, terutama dalam hal kemampuan berfikir kritis sejarah. Diperlukan pula langkah evaluasi untuk mengukur kemajuan yang dicapai siswa. Langkah-langkah evaluasi yang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menyiapkan alat-alat evaluasi b. Melaksanakan evaluasi setelah pembelajaran selesai c. Melaksanakan analisis hasil evaluasi d. Kriteria keberhasilan tindakan siklus penelitian ini dilakukan berulang hingga tercapai keberhasilan tindakan.
47
Perencanaan Tindakan I
Permasalahan
Pelaksanaan Tindakan I
SIKLUS I Refleksi I
Perencanaan Tindakan II
Permasalahan Baru Hasil Refleksi
Pengamatan/ Pengumpulan Data
Pelaksanaan Tindakan II
SIKLUS II Refleksi II
Pengamatan/ Pengumpulan Data
Dilanjutkan ke siklus berikutnya bila belum tercapai peningkatan rata-rata nilai kemampuan berfikir kritis sebesar 80% dari jumlah siswa dalam satu kelas. Gambar 3.3 Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas