BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis eksperimen semu (Quasi Experiment). Eksperimen semu (Quasi Experiment) merupakan pengembangan dari eksperimen murni yang sulit dilaksanakan. Dalam eksperimen ini ada desain yang mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Two Group Post test Only, yang dilakukan dengan tes kemampuan KD yang belum diajarkan oleh guru untuk mengetahui kemampuan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Sehingga terlihat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Subjek penelitian secara terpisah dengan sekolah berbeda tapi masih dalam satu gugus. Untuk kelompok ekperimen diperlakukan dengan model pembelajaran kooperatif Make a Match berbantuan gambar dan untuk kelompok kontrol dengan model pembelajaran konvensional berbantuan gambar. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan diberi perlakuan dan setelah mendapat perlakuan akan diberi evaluasi sebagai hasil belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengukur variabel terikat setelah mendapat perlakuan. Dari hasil uji kesetaraan akan diketahui kesetaraan antar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sedangkan hasil belajar akan diketahui perubahan hasil belajar IPA siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain eksperimen semu Two Group Post test Only, yaitu : X1
O2
X2
O4
Keterangan : X1 X2 O2
: Perlakuan melalui pembelajaran dengan Make a Match berbantuan gambar : Perlakuan melalui pembelajaran konvensional berbantuan gambar : Hasil belajar IPA setelah mendapat perlakuan (hasil belajar) pada
25
26
O4
kelompok eksperimen : Hasil belajar IPA setelah mendapat perlakuan (hasil belajar) pada kelompok kontrol
3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian ada dua jenis, yaitu : (1) Variabel bebas (x) disebut juga dengan variabel independent yang mempengaruhi perubahan atau timbulnya variabel terikat (y). Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai variabel bebas adalah pembelajaran Make a Match berbantuan gambar (x1) dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar (x2) yang dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa; (2) Variabel terikat (y) disebut dengan variabel dependent merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Yang bertindak sebagai variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Karena dalam pembelajaran mendapat pengaruh dari variabel bebas yaitu pembelajaran Make a Match berbantuan gambar dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar. Hasil belajar siswa diukur melalui uji kesetaraan dan hasil belajar yang berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 20 soal. 3.2.2. Definisi Operasional Variabel-variabel dalam penelitian yang digunakan meliputi variabel bebas dan variabel terikat. Masing-masing mempunyai definisi operasional sebagai penjelasan dalam pelaksanaan penelitian. Variabel bebas memiliki definisi operasional yaitu Make a Match berbantuan gambar dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar. Make a Match disini adalah pembelajaran kooperatif
yang
mempengaruhi
dapat
perbedaan
meningkatkan hasil
belajar
keaktifan siswa.
siswa
sehingga
Sedangka
dapat
pembelajaran
konvensional merupakan pembelajaran modern dengan metode ceramah. Perlakuan tersebut dibantu dengan adanya media gambar. Media gambar adalah media yang dapat dilihat oleh indera penglihatan. Dengan harapan dapat mengetahui perbedaan hasil belajar siswa. Variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa yaitu dengan penggunaan Make a Match berbantuan gambar dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar. Hasil belajar yang dimaksud adalah suatu hasil yang diperoleh dari
27
proses belajar yang awalnya tidak tahu menjadi tahu dan terjadinya perubahan tingkah laku dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Batasan hasil belajar siswa lebih kepada hasil belajar kognitif. Sehingga dengan perlakuan Make a Match berbantuan gambar dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar dapat mempengaruhi perbedaan hasil belajar siswa. 3.3. Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 pada dua sekolah yang berbeda, yaitu SD Negeri Susukan 1 sebagai kelas eksperimen sebanyak 31 siswa. Sedangkan lokasi SD Negeri Ketapang 1 sebagai kelas kontrol sebanyak 42 siswa. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan Make a Match berbantuan gambar, sedangkan untuk kelas kontrol diberi perlakukan pembelajaran konvensional berbantuan gambar. Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian adalah 73 siswa, rincian dari subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5 Data Siswa kelas 5 Kelompok Eksperimen SD Negeri Susukan 1 dan Kelompok Kontrol SD Negeri Ketapang 1 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013 SD SD Negeri Susukan 1 SD Negeri Ketapang 1
Kelompok
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 16 15 19 23
Jumlah siswa
Eksperimen 31 Kontrol 42 Jumlah 73 Berdasarkan Tabel 5, kelompok eksperimen SD Negeri Susukan 1 dengan
jumlah siswa laki-laki sebanyak 16 siswa dan perempuan sebanyak 15 siswa. Total jumlah siswa kelompok eksperimen 31 siswa. Dan kelompok kontrol SD Negeri Ketapang 1 dengan jumlah laki-laki 19 dan perempuan 23 siswa. Total jumlah siswa kelompok kontrol adalah 42 siswa. Total keseluruhan siswa adalah 73 siswa dari dua sekolah dasar yang berbeda tetapi masih dalam satu lingkup gugus Wisanggeni Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Sesuai dengan desain penelitian yang dipilih maka sebelum dilakukan penelitian, dilakukan uji kesetaraan. Uji kesetaraan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan uji kesetaraan. Yaitu dengan jenis soal pilihan ganda yang berjumlah 20 soal dalam KD 7.1. Mendeskripsikan proses
28
pembentukan tanah karena pelapukan. Uji kesetaraan yang digunakan pada penelitian untuk mengetahui apakah kedua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setara atau tidak. Setelah dilakukan uji kesetaraan, kemudian memberikan perlakuan seseuai dengan variabel penelitian. Yaitu Make a Match berbantuan gambar dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar. Berdasarkan desain penelitian Two Group Post test Only kedua subjek penelitian harus diuji kesetaraan terlebih dahulu. Uji kesetaraan digunakan untuk mengetahui kesetaraan antara dua kelompok dalam penelitian. Ada 20 soal pilihan ganda yang sudah diuji validitas dan uji reliabilitasnya. Uji normalitas dan uji homogenitas merupakan uji prasyarat sebelum dilakukan uji t Independent Samples Test melalui SPSS 18.0 for windows. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Tests of Normality – Kolmogorov-Smimova pada SPSS versi 18. sig (2-tailed). Jika sig (2tailed) > 0,05 maka sebaran data normal, sedangkan jika sig. (2tailed) < 0,05 maka sebaran data tidak normal. Hasil uji normalitas pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk uji kesetaraan sebagai berikut : Tabel 6 Hasil Uji Normalitas Nilai Uji Kesetaraan Kelompok Eksperimen SD Negeri Susukan 1 dan Kelompok Kontrol SD Negeri Ketapang 1 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013
Berdasarkan Tabel 6, hasil uji normalitas diperoleh data dalam kolom Kolmogorov-Smirnova untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan Sig. 0,200* menunjukkan bahwa 0,200 > 0,05, maka dapat dianalisis bahwa sebaran data hasil uji kesetaraan berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji normalitas, selanjutnya uji homogenitas yang berfungsi untuk mengetahui varian antara kedua kelompok itu sama atau tidak.
29
Berikut disajikan tabel hasil uji homogenitas antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol : Tabel 7 Hasil Uji Homogenitas Nilai Uji Kesetaraan Kelompok Eksperimen SD Negeri Susukan 1 dan Kelompok Kontrol SD Negeri Ketapang 1 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013
Berdasarkan Tabel 7, hasil homogenitas antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, diperoleh bahwa Sig. 0,878 yang dianalisis bahwa varian antara kedua kelompok adalah sama atau homogen. Karena Sig. 0,878 > 0,05. Uji t dilakukan setelah melakukan uji prasyarat yaitu uji homogenitas. Berikut akan disajikan tabel hasil uji t pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol : Tabel 8 Hasil Uji t Nilai Uji Kesetaraan Kelompok Eksperimen SD Negeri Susukan 1 dan Kelompok Kontrol SD Negeri Ketapang 1 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013
Berdasarkan Tabel 8, hasil uji t bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jika kriteria signifikasi diperoleh > 0,05 maka H0 diterima Ha ditolak dan jika diperoleh signifikasi <0,05 maka Ha diterima H0 ditolak. Terbukti dari hasil tabel uji t Independent Samples
30
Test bahwa Sig. (2-tailed) 0,446>0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Berikut H0 dan Ha : H0
:
Tidak ada perbedaan pengaruh antara Make a Match berbantuan gambar dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 Gugus Wisanggeni Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013.
Ha
:
Ada perbedaan pengaruh antara Make a Match berbantuan gambar dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 Gugus Wisanggeni Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Setelah diketahui hasil uji normalitas, uji homogenitas dan uji t maka
dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan pengaruh antara Make a Match berbantuan gambar dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 5. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok tersebut adalah homogen. 3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang berupa nilai atau hasil belajar IPA siswa maka teknik dan alat pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti, yaitu observasi dan tes. 3.4.1.1 Tes Tes yang diberikan untuk mengetahui data awal hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan yaitu dengan uji kesetaraan dan setelah diberi perlakuan yaitu hasil belajar antara dua kelompok. Dimana soal uji kesetaraan sudah diuji validitas dan reliabilitasnya sebanyak 20 soal pilihan ganda. 3.4.1.2 Observasi Observasi berupa pengamatan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol saat melakukan pembelajaran pada setiap pertemuan. Observasi dilakukan pada kelompok eksperimen dengan perlakuan Make a Match berbantuan gambar dan pada kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional berbantuan
31
gambar yaitu dengan mengisi lembar observasi aktifitas siswa dan sintak kegiatan mengajar guru. 3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data Dalam instrumen pengumpulan data alat yang digunakan adalah menggunakan lembar observasi sedangkan teknik pengumpulan data dengan tes. Instrumen untuk mengetahui hasil belajar IPA adalah dengan tes. Tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan setelah mendapatkan perlakuan. Instrumen berupa tes uji kesetaraan dan tes hasil belajar. Tes yang disusun mengikuti langkah-langkah penyusunan soal. Langkah yang dimaksud adalah penyusunan kisi-kisi, uji instrumen dan uji validitas dan reliabilitas. Kisikisi disusun berdasarkan SK dan KD yang ditetapkan. 3.4.2.1 Lembar Observasi Setelah melakukan uji validitas dan uji reliabilitas dalam instrumen tes, kemudian membuat instrumen non tes. Instrumen non tes berupa lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengobserver guru dalam melakukan perlakuan Make a Match berbantuan gambar pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar. Kisi-kisi lembar observasi dibuat berdasarkan sintaks pembelajaran Make a Match dan pembelajaran konvensional masing-masing berbantuan gambar. Berikut tabel kisikisi lembar observasi pada kelompok eksperimen :
32
Tabel 9 Kisi-kisi Lembar Observasi Tindakan Guru dengan Make a Match Berbantuan Gambar pada Siswa Kelas 5 Kelompok Eksperimen SD Negeri Susukan 1 Tahap Pembelajaran
Aspek yang Diamati
Item 1
Pra Kegiatan
Guru masuk ke kelas menanyakan keadaan atau kabar siswa Guru mempersiapkan do’a dan salam. Guru mengkondisikan siswa dengan menyiapkan peralatan tulis yang harus disiapkan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran Make-A Match Guru menyampaikan apersepsi sebelum pelajaran dimulai. Guru meminta siswa untuk maju ke depan untuk membuka salah bingkisan (dalam apersepsi) Guru meminta siswa untuk mendeskripsikan batu yang ada dalam bingkisan tersebut Secara bergantian siswa maju membuka bingkisan dan mendeskripsikan batu yang ada dalam bingkisan Guru melakukan tanya jawab mengenai apersepsi yang telah dilakukan Guru menyiapkan gambar untuk menjelaskan sedikit tentang jenis-jenis batuan
5
Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir
2 3 4
6 7 8 9 10
Guru menyiapkan kartu soal dan jawaban. Guru membagikan kepada siswa satu per satu. Guru membimbing siswa dalam memikirkan soal/jawaban dengan memberi petunjuk cara bermain kartu pada awal pelajaran. Guru memberikan batasan waktu kepada siswa. Guru mengoreksi hasil pasangan yang diperoleh siswa. Guru akan memberi poin bagi yang menjawab benar. Guru mengumpulkan dan mengacak kartu kembali agar siswa mendapat kartu yang berbeda. Guru mengintruksikan permainan akan dimulai lagi.
11 12 13
Guru mengevaluasi siswa dengan menanyakan jawaban atau soal yang di dapat siswa. Guru dan siswa mengambil kesimpulan bersama-
19
14 15 16 17 18
20
33
sama dengan bernyanyi bersama Guru memberikan latihan lembar kerja siswa (LKS) 21 Guru dan siswa bersama-sama membahas lembar 22 kerja siswa (LKS). Guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKS ke 23 depan Guru meluruskan kesalahpahaman dan memberi 24 penguatan. Guru memberikan tindak lanjut berupa membuat 25 ringkasan dari materi yang telah disampaikan Kisi-kisi lembar observasi pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol sebagai berikut : Tabel 10 Kisi-kisi Lembar Observasi Tindakan Guru dengan Pembelajarn Konvensional Berbantuan Gambar pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Ketapang 1 Tahap Pembelajaran
Aspek yang Diamati Guru masuk ke kelas menanyakan keadaan atau kabar siswa Guru mempersiapkan do’a dan salam. Guru mengkondisikan siswa dengan menyiapkan peralatan tulis yang harus disipakan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,
Item 1
Guru merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai Guru menentukan pokok materi yang akan disampaikan Guru mempersiapkan alat bantu berupa media gambar yaitu gambar jenis batuan
4
7
Tahap Pembukaan
Guru harus meyakinkan siswa untuk memahami tujuan pembelajaran yang akan dicapai Guru melakukan apersepsi : dengan membuka bingkisan yang di dalamnya adalah batu
10
Tahap Penyajian
Guru menjaga kontak dengan siswa secara terus menerus Guru hendaknya menggunakan bahasa yang komukatif dan mudah dicerna siswa
Kegiatan Inti
Guru menyajikan materi secara sistematis
12
Pra Kegiatan
Kegiatan Awal
2
3
5 6
Kegiatan Inti
8
11
34
dengan menjelaskan secara ceramah dan menyajikan gambar jenis batuan Guru menanggapi respon siswa dengan segera Guru menjaga kelas agar tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar Guru membimbing siswa dengan menarik kesimpulan Guru merangsang siswa untuk menanggapi tentang materi pelajaran yang disampaikan Guru melakukan evaluasi Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas meringkas materi yang telah disampaikan
Kegiatan Akhir
13 14
15 16 17 18
3.4.2.2 Lembar Tes Hasil Belajar Instrumen tes yang diberikan adalah tes uji kesetaraan dan tes hasil belajar hasil belajar. Instrumen soal yang dijamin baik akan melewati langkah-langkah penyusunan soal. Langkah-langkah penyusunan soal yang pertama adalah menyusun kisi-kisi soal melalui indikator soal, kedua melakukan uji coba instrumen, dan ketiga uji validitas dan uji reliabilitas. Dalam menyusun kisi-kisi diperlukan standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagai berikut : Standar Kompetensi
:
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaannya sumber daya alam Kompetensi Dasar : 7.1. Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan Berikut kisi-kisi instrumen untuk uji kesetaraan dan untuk hasil belajar untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa kelas 5 pada kelompok eksperimen SD Negeri Susukan 1 dan kelompok kontrol SD Negeri Ketapang 1 semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 sebagai berikut :
35
Tabel 11 Kisi-kisi Instrumen Uji Kesetaraan dan Hasil Belajar Sebelum Validitas No
Indikator Soal
Butir Soal
1. 2.
Menyebutkan dasar penggolongan batuan Menyebutkan jenis batuan berdasarkan proses terbentuknya Mengidentifikasi batuan beku Menyebutkan contoh jenis batuan beku Menyebutkan ciri-ciri dari jenis batuan beku
1, 2, 3 4, 5, 6
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Menunjukkan manfaat dari jenis batuan beku Mengidentifikasi batuan endapan Menyebutkan ciri-ciri dari jenis batuan endapan Menyebutkan manfaat dari jenis batuan endapan Menyebutkan contoh dari jenis batuan endapan Jumlah
Jumlah Soal 3 3
7, 8, 9, 10 11, 12 13, 14, 15, 16, 17 18, 19, 20 21, 22, 23, 24 25, 26, 27, 28, 29, 30 31, 32, 33
4 2 5
34, 35
2
3 4 6 3
35
Berdasarkan Tabel 11, kisi-kisi tes hasil belajar, ada 10 indikator soal dengan 35 jumlah soal. Untuk melakukan uji validitas yang dibuat berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat, kemudian di uji cobakan pada sekolah dasar yang bukan subjek penelitian. Setelah uji validitas dilakukan, hasil instrumen yang sudah valid digunakan sebagai uji kesetaraan dan hasil belajar. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu harus valid dan reliabel. Uji validitas dan reliabilitas penting digunakan untuk membuat hasil penelitian lebih akurat (valid dan reliabel). Untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas maka instrumen yang telah disusun diujicobakan di sekolah. Uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan SPSS 18.0 for windows. 3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Uji validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 5 dengan jumlah soal 35 pilihan ganda dan jumlah siswa sebanyak 32. Kemudian hasil belajar siswa di analisis untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya butir soal.
36
3.5.1 Validitas Instrumen Menurut Arikunto (2012:89), yang menyatakan “semua item yang mencapai
koefisien
minimal
0,20
daya
pembedanya
dianggap
sangat
memuaskan”. Validitas instrument tes dihitung menggunakan bantuan SPSS 18.0 for windows. Caranya yaitu Analyze-scale-reliability statistic maka hasil penghitungan dapat dilihat pada output, apabila nilai koefisien kurang dari 0,05 maka item soal tersebut tidak valid dan tidak dapat digunakan. Tabel 12 Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Uji Kesetaraan dan Hasil Belajar Kelompok Ekperimen SD Negeri Susukan 1 dan Kelompok Kontrol SD Negeri Ketapang 1 Gugus Wisanggeni Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
No
1.
Indikator Soal
Menyebutkan dasar penggolongan batuan 2. Menyebutkan jenis batuan berdasarkan proses terbentuknya 3. Mengidentifikasi batuan beku 4. Menyebutkan contoh jenis batuan beku 5. Menyebutkan ciri-ciri dari jenis batuan beku 6. Menunjukkan manfaat dari jenis batuan beku 7. Mengidentifikasi batuan endapan 8. Menyebutkan ciri-ciri dari jenis batuan endapan 9. Menyebutkan manfaat dari jenis batuan endapan 10. Menyebutkan contoh dari jenis batuan endapan Jumlah
Hasil Uji Validitas No Soal No Soal yang yang Tidak Valid Valid 1, 3 2
No Soal
Jumlah Soal
1, 2, 3
3
4, 5, 6
3
5
4, 6
7, 8, 9, 10 11, 12
4 2
7, 8, 9, 10 12
11
13, 14, 15, 16, 17 18, 19, 20
5
14
3
13, 15, 16, 17 18, 19, 20
21, 22, 23, 24 25, 26, 27, 28, 29, 30 31, 32, 33
4
21, 22, 24
23
6
27
3
25, 26, 28, 29, 30 31, 33
34, 35
2
34
35
35
26
9
-
32
Berdasarkan Tabel 12, hasil uji validitas dan uji reliabilitas instrumen soal, terdapat 35 soal, 26 soal yang valid dan 9 soal tidak valid. Untuk uji kesetaraan dan hasil belajar hanya 20 soal yang disusun. Adapun no soal yang valid : 1, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 28, 29,
37
30, 31, 33, dan 35. Serta no soal tidak valid adalah 2, 4, 6, 11, 14, 23, 27, 32, 34. Tedapat 35 soal dan instrumen soal yang disusun hanya ada 20 soal. 3.5.2 Reliabilitas Instrumen Menurut Sekaran dalam Azwar (2010:98), ketentuan reliabilitas pada penelitian ini mengacu pada pendapat menyatakan bahwa reliabiliti kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8 adalah baik. Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat digunakan tolak ukur yang dimuat oleh Budi (2006:248). Berikut tabel kriteria Reliabilitas berdasarkan nilai Alpha : Tabel 13 Kriteria Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Koefisien Reliabilitas Kriteria 0.800 < r11 < 1.000 Sangat Reliabel 0.600 < r11 < 0.800 Reliabel 0.400 < r11 < 0.600 Cukup Reliabel 0.200 < r11 < 0.400 Agak Reliabel r11 < 0.200 Kurang Reliabel Berdasarkan Tabel 13, dapat dilihat koefisien reliabilitas 0.800 kurang dari sama dengan 1.000 mempunyai kriteria sangat reliabel. Koefisien reliabilitas 0.600 kurang dari sama dengan 0.800 mempunyai kriteria reliabel. Koefisien reliabilitas 0.400 kurang dari sama dengan 0.600 mempunyai kriteria cukup reliabel. Koefisien reliabilitas 0.200 kurang dari sama dengan 0.400 mempunyai kriteria agak reliabel dan koefisien reliabilitas kurang dari 0.200 mempunyai kriteria kurang reliabel. Setelah uji validitas instrumen dilakukan, langkah selanjutnya adalah uji reliabilitas instrumen soal menggunakan SPSS 18.0 for windows mendapatkan hasil uji reliabilitas sebagai berikut: Tabel 14 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal
38
Berdasarkan Tabel 14, diperoleh Cronbach’s Alpha sebesar 0.883 yang berarti 0.883 berada diantara 0.800 dan 1.000 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa uji reliabilitas instrumen soal adalah sangat reliabel. 3.6. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh merupakan data kuantitatif yang didapatkan dari hasil uji kesetaraan dan hasil belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data tersebut dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata dengan uji t yang dilakukan dengan bantuan SPSS Window’s version 18. Teknik ini digunakan untuk menguji perbedaan mean hitung dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Teknik uji t yang dipilih yaitu uji Independent Samples Test. Sebelum dilakukan uji t adalah uji prasyarat yang pertama adalah uji normalitas. Hasil dari uji normalitas hasil belajar kelompok eksperimen dari tabel Kolmogorov-Smirnov di dapat signifikan 0,074. Sedangkan hasil belajar kelompok kontrol dari tabel Kolmogorov-Smirnova di dapat signifikan 0,078. Karena taraf signifikasi > 0,05 maka hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal. Uji prasyarat yang kedua adalah uji homogenitas yang diperoleh hasil Sig. 0,139. Taraf signifikan dari uji homogenitas dikatakan homogen diterima jika taraf signifikan > 0,05. Maka H0 diterima dan Ha ditolak. Jadi, dari uji homogenitas hasil belajar SD Negeri Susukan 1 dan SD Negeri Ketapang 1 dapat dikatakan sama atau homogen. Setelah kedua kelompok terbukti normal dan homogen maka akan dilakukan uji t dengan uji Independent Samples Test. Kriteria berdasarkan signifikansi adalah jika signifikansi (>0,05) maka H0 diterima dan Ha ditolak dan jika signifikansi (< 0,05) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Berikut kriteria signifikasi hasil dari uji t : Sig = 0,000 s/d 0,010, maka hasil sangat signifikan Sig = 0,011 s/d 0,050, maka hasil signifikan Sig = di atas 0,050, maka hasil tidak signifikan Hipotesis yang diuji dalam penelitian yang selanjutnya dilihat dengan signifikasi atau probabilitasnya :
39
H0
: Tidak ada perbedaan pengaruh antara Make a Match berbantuan gambar dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 Gugus Wisanggeni Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Ha
: Ada perbedaan pengaruh antara Make a Match berbantuan gambar dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 Gugus Wisanggeni Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 Jika diperoleh signifikasi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Akan
tetapi, apabila signifikasi < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak. Maka diharapkan ada perbedaan antara Make a Match berbantuan gambar dengan pembelajaran konvensional berbantuan gambar pada siswa kelas
5 Gugus
Wisanggeni Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013.