BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian, perumusan masalah yang terindetifikasi, pengumpulan dasar teori yang memeperkuat landasan dalam variabel, penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga penentuan teknik pengujian statistik yang dipergunakan. Sedangkan, waktu penelitian dilakukan sejak bulan Februari - Juni 2016.
2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT BCA Finance yang berlokasi di Wisma BCA Pondok Indah, Jalan Metro Pondok Indah No. 10, Jakarta Selatan. Penelitian ini mencakup pengaruh penerapa Kaizen dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan di Departemen Customer Service kantor pusat.
B. Desain Penelitian Dalam melakukan penelitian ilmiah, peneliti harus mengikuti aturanaturan metode ilmiah yang ada. Untuk menerapkan metode ilmiah dalam
61 http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
`
penelitian maka diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian ini sendiri harus mengikuti metode penelitian. Desain penelitian yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini menggunakan penelitian kausal. Desain penelitian kausal berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Desain kausal menguji hubungan “sebabakibat”. Menurut Sugiyono metode kausal (2013) adalah melihat hubungan variabel terhadap objek yang diteliti lebih bersifat sebab akibat, sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen (eksogen) dan variabel dependen (endogen). Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti variabel independen yaitu Kaizen dan Disiplin Kerja terhadap variabel dependen yaitu kinerja karyawan di Departemen Customer Service PT BCA Finance.
C. Definisi dan Operasional Variabel Berdasarkan judul skripsi yang diambil penulis yang berjudul “Pengaruh Penerapan Kaizen dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Departemen Customer Service PT BCA Finance”. Maka penulis mendefinisikan masing-masing variabel bebas dalam penelitian ini adalah : 1. Definisi variabel Menurut Sugiyono (2013) variabel penelitian adalah suaut atribut atau sifat, nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
`
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. a.
Variabel independen (eksogen) Menurut Sugiyono (2013) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain atau menjadi sebab perubahannya atau timbunya variabel dependen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : Kaizen (X1) Menurut Imai Maasaki (2008), “Kaizen berarti penyempurnaan berkesinambungan yang melibatkan setiap orang baik manajer maupun karyawan.” Pada intinya Kaizen adalah kesadaran bahwa manajemen harus memuaskan pelanggan dan memenuhi kebutuhan pelanggan, jika perusahaan ingin tetap eksis, memperoleh laba, dan berkembang. Kaizen dengan Suggestion System atau Sumbang Saran (SS) dan secara kelompok yang disebut dengan Quality Control Cirle (QCC) serta menerapkan unsur 5S (Seiri, Seiton, Sesio, Seiketsu, Shitsuke).
Disiplin kerja (X2) Menurut Rivai (2009) juga menyebutkan disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
`
sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma – norma sosial yang berlaku. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan disiplin kerja merupakan suatu sikap kesadaran dan kesediaan seseorang dalam menaati semua peraturan – peraturan dan normaIndikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplina karyawan suatu organisasi
atau perusahaan menurut Soejono (2005) yaitu
ketepatan waktu, menggunakan peralatan kantor dengan baik, teanggung jawab yang tinggi dan ketaatan terhadap aturan kantor.
b.
Variabel Dependen (Endogen) Menurut Sugiyono (2013) variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja (Y) : Kinerja Karyawan Menurut Mathis dan Jackson (2006) kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, memiliki pengetahuan yang bermanfaat untuk pekerjaan dan perusahaan, keandalan serta mampu membangun hubungan kerja yang baik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
`
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Kaizen
VARIABEL
DIMENSI
INDIKATOR
Suggestion System 1. Jumlah SS (SS) 2. Implementasi SS
Quality Control Circle (QCC)
KAIZEN (X1)
Seiri
Seiton Seiso Seiketsu
KETERANGAN 1. 1 SS/bulan
2. S/Q/C/D/M 1. 1 Circle 1. Adanya bernggotakan 4 - 10 circle/kelompok orang 2. Menggunakan 2. Metode 8 langkah metode 8 langkah 3. Menggunakan alat 3. 7 tools bantu 7 tools 4. Fasilitator/atasan 4. Fasilitator/Atasan yang mendukung Tidak ada barang Barang sesuai keperluan yang tidak perlu 1. Semua barang ada 1. Penempatan barang tempatnya 2. Semua barang ada 2. Identitas banrang identitasnya Menjaga kebersihan Tidak ada sampah Adanya standarisasi Standarisasi penempatan barang 1. Terbiasa 5S
1. Spontan diperbaiki ketika ada abnormality
2. Patrol berkala
2. Adanya check sheet dan monitoring 5S
Shitsuke
Sumber : Imai, Masaaki. (2008)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SKALA PENGUKURAN Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal Ordinal Ordinal
Ordinal
66
`
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Disiplin Kerja
VARIABEL
DIMENSI
INDIKATOR
KETERANGAN
1. Datang dan pulang 1. Tidak terlambat dan tepat waktu tidak pulang larut Ketepatan waktu 2. Menggunakan 2. Memanfaatkan waktu waktu yang baik dan teratur 1. Menggunakan 1. Menggunakan peralatan kantor peralatan kantor dengan secara efektif dan baik efisien Penggunaan peralatan 2. Menggunakan 2. Merawat saran dan kantor dengan efisien dengan baik seperti prasarana kantor milik sendiri 3. Berhati-hati dalam 3. Tidak gegabah menggunakan peralatan dalam menggunakan kantor peralatan kantor 1. Menyelesaikan 1. Berinisiatif dan tugas/pekerjaan tanpa kreatif dalam bekerja DISIPLIN menunggu perintah KERJA (X2) 2. Melakukan 2. Tidak menunda pekerjaan sesuai pekerjaan Service Level Mempunyai tanggung 3. Semua yang jawab yang tinggi 3. Bertanggung jawab dilakukan dapat atas pekerjaannya dipertanggungjawabka n 4. Tidak melakukan 4. Mengerjakan penyimpangan atas pekerjaan sesuai dengan standar dan prosedur standar dan prosedur perusahaan 1. Mengerti dan menaati 1. Peraturan dijadikan peraturan perusahaan acuan dalam bertindak
SKALA PENGUKURAN
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ketaatan pada 2. Memberikan peraturan perusahaan
Sumber: Soejono (2007)
informasi ketidakhadiran 2. Terjalin komunikasi kepada atasan/pihak yang jelas dan jujur terkait
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ordinal
67
`
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel Kinerja
VARIABEL
DIMENSI
INDIKATOR
Kuantitas hasil kerja
Kualitas hasil kerja
KINERJA (Y)
Pengetahuan
Keandalan
Hubungan Kerja
Sumber: Mathis dan Jackson (2006)
KETERANGAN
1. Jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti unit, jumlah siklus pekerjaan yang diselesaikan.
1. Jumlah yang diperoleh sebanding dengan jumlah konsumen yang datang atau menghubungi perusahaan
2. Kuantitas yang diukur dari persepsi karyawan terhadap jumlah pekerjaan yang ditugaskan beserta hasilnya
2. Persamaan persepsi antara karaywan dan perusahaann mengenai jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan
1. Hasil pekerjaan yang dikehendaki mendekati sempurna 2. Memenuhi tujuan yang diharapkan dari suatu pekerjaan 1. Pengetahuan yang dimiliki bermanfaat untuk pekerjaannya 2. Pengetahuan yang luas yang dimiliki oleh karyawan bermanfaat bagi perusahaan Kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang disyaratkan dengan supervise minimum Dapat bekerjasama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan
1. Tidak ada kesalahan/error, kreatif dan melebihi harapan 2. Tercapainya service level layanan 1. Bekerja dengan dasar pengetahuan untuk apa yang dilakukannya 2. Terus menambah wawasan tidak sebatas urusan pekerjaan
SKALA PENGUKURAN
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Bekerja mandiri dengan hasil yang baik dan tidak tergantung dengan atasan
Ordinal
Dapat bekerja dalam tim dengan optimal, membangun keeratan hubungan yang sehat dan profesional
Ordinal
D. Skala Pengukuran Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert. Skala Likert merupakan metode yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Menurut Sugiyono (2014) Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
`
banyak digunakan dalam riset berupa survei.Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban, yaitu Sangat Setuju, Setuju, Cukup Setuju, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju. Untuk penelitian ini, Penulis menggunakan tipe pengukuran skala Likert yang dimodifikasi dari 5 menjadi 4 kategori jawaban dengan meniadakan jawaban ditengah dengan alasan (Hadi, 2007) : a. Kategori di tengah tersebut memiliki arti ganda, bisa diartikan belum bias memutuskan sesuatu atau memberi jawaban bahkan ragu-ragu; b. Tersedianya jawaban di tengah akan menimbulkan kecenderungan untuk menjawab ke tengah, bagi mereka yang ragu-ragu atas arah kecenderungan jawaban; c. Untuk melihat kecenderungan pendapat responden, ke arah setuju atau ke arah tidak setuju. Rentang skala yang digunakan untuk mengukur derajat sangat tidak mirip atau sangat mirip untuk setiap variabel dalam penelitian ini adalah 1 (satu) sampai 4 (empat) yaitu dengan tingkat pembobotan sebagai berikut : a. jawaban sangat setuju/sangat baik/selalu, bobot nilai 4 b. jawaban setuju/baik/sering, bobot nilai 3 c. jawaban tidak setuju/buruk/kadang-kadang, bobot nilai 2 d. jawaban sangat tidak setuju/sangat buruk/tidak pernah, bobot nilai 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
`
Tabel 3.4 Skala Likert Jawaban
Kode
Skor
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
SS S TS STS
4 3 2 1
E. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Departemen Customer Service PT BCA Finance. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, (Sugiyono, 2014). Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode Convenience Sampling. Adapun caranya adalah dengan memberikan kuesioner kepada karyawan di Departemen Customer Service Kantor Pusat. Untuk mengetahui ukuran sampel representative yang didapat berdasarkan rumus sederhana sebagai berikut: n=
N Nd2 + 1
Dimana: N = besarnya populasi n = besarnya sampel d = tingkat ketepatan yang diinginkan 10%
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
`
Dengan rumus tersebut, maka ukuran sampel dari populasi 360 (Data Desember 2015) dengan mengambil tingkat ketepatan (d) = 10% sebagai berikut:
n=
260 (260) (0.10)2 + 1
= 72,22 (dibulatkan menjadi 72)
F. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data penelitian lapangan (field research). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan survei dan observasi langsung. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner yang diajukan kepada karyawan. Untuk jenis data, terdapat dua jenis data dalam penelitian, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumbernya langsung dengan menggunakan wawancara, kuesioner dan survei ke lokasi objek penelitian, pedoman perusahaan, serta sumber lain yang dianggap relevan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data primer yang diperoleh melalui survey. G.
Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, penulis mempergunakan analisis deskriptif kuantitatif, dengan dibantu oleh perangkat lunak SPSS. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
`
1. Analisis Karakteristik Responden Metode analisi ini digunakan untuk mengetahui karakteristik dari responden yang memberikan jawab atas kuesioner dalam penelitian ini. Karakteristik responden ini dilihat dari jenis kelamin, kelompok usia, tingkat pendidikan, masa kerja, dan level jabatan responden. 2. Pengujian Alat Ukur Penelitian Alat ukur dalam penelitian sosial biasanya tidak mutlak seperti halnya bersifat eksak. Kuesioner adalah bentuk alat ukur penelitian, biasanya digunakan pendekatan statistika melalui validitas dan realiabilitas alat ukur. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keakuratan instrumen yang disiapkan (validitas) dan juga keandalan dan konsistensi hasil pengukuran
atau
jika
pengukuran
dilakukan
beberapa
kali
(realiabilitas). Pengujian alat ukur penelitian bisa juga dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Pengujian alat ukur secara kualitatif adalah dengan cara pertimbangan bahwa suatu item layak dipergunakan dalam suatu penelitian yang dilihat dari isi atau makna yang tercantum dalam pertanyaan kuesioner tersebut (expertist judgement), sedangkan pengujian secara kuantitatif adalah dengan cara penerapan ilmu – ilmu statistika melalui analisis berikut : a. Analisa Validitas Item Sebelum di uji regresi berganda, maka data kuesioner akan diuji validiitasnya dengan tujuan untuk mengetahui apakah suatu instrument alat ukur telah menjalankan fungsi ukurnya. Menurut
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
`
Sekaran (2006) validitas menujukkan ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Data kuesioner dikatakan valid jika nilai faktor loadingnya > 0,5. b. Analisis Realiabilitas Alat Ukur Perhitungan Koefisien Realiabilitas menggunakan perumusan Alpha-Cronbach berikut ini :
k
: jumlah item
σ2 x
: varians
skor total
σ2 i
: varians
skor setiap item
Perhitungan koefisien realiabilitas baik terhadap seluruh item pada setiap alat ukur maupun terhadap item-item pada setiap aspek. Kesimpulan mengenai tinggi rendahnya realiabilitas aspek
maupun alat ukur
menggunakan kriteria sebagai berikut (Kaplan & Saccuzo, 2012). 0,00 – 0,19 : tidak reliabel 0,20 – 0,39 : kurang reliabel 0,40 – 0,69 : cukup reliabel 0,70 – 0,89 : reliabel 0,90 – 1,00 : sangat reliabel
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
`
Berdasarkan uraian
tersebut, peneliti menetapkan angka
realiabilitas minimal 0,60 sebagai syarat kecukupan realiabilitas alat ukur penelitian. c. Analisa Asumsi Klasik Dalam analisis ini terdapat beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi. Pengujian asumsi regresi linear klasik akan diuraikan dalam uraian berikut. Pengujian Multikolinearitas, yaitu pengujian ada atau tidaknya hubungan linear antar variabel bebas. Asumsi mode regresi linear berganda mensyaratkan tidak adanya hubungan kombinasi linear antara variabel bebas yang satu dengan yang lainnya. Pengujian multikolinearitas dengan menggunakan Variance Influence Factor (VIF), bila nilai VIF kecil dari 10, tidak terdapat multikolinearitas; Pengujian Heteroskedastisitas, yang bertujuan untuk mengukur apakah terdapat homoskedastisitas ataukah heteroskedastisitas varians residual antar pengamatan. Pengujian heteroskedastisitas diantaranya denga melihat pola sebaran data antara nilai prediksi
(ŷi = f(x)) dengan nilai residual (e = yi - ŷi). Apabila sebaran data terlihat acak, tidak mengkuti suatu pola tertentu seperti mengumpul, menyempit dan kemudian melebar, dapat disimpulkan bahwa dalam data pengamatan bersifat heterokedastisitas. Model regresi yang diinginkan adalah homomedastisitas atau yang tidak terjadi problem heterokedastisitas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
`
Uji Autokorelasi Tujuan uji korelasi adalah menguji tentang ada atau tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 pada persamaan regresi linier. Apabila terjadi korelasi maka menunjukkan adanya problem autokorelasi. Problem autokorelasi mungkin terjadi pada data time series (data runtut waktu), sedangkan pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi jarang terjadi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas autokorelasi. Salah satu cara untuk mendeteksi autokorelasi adalah dengan Uji Durbin-Watson (DW). Uji DurbinWatson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (First order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstata) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel bebas. Dimana dikatakan data tidak terjadi autokorelasi apabila nilai DW berkisar antara du dan 4-du dalam hal ini adalah 1,56 < 1,845 < 2,44.
3. Analisis Regresi Linear Berganda Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara dua variabel bebas dengan satu variabel terikat. Pendekatan statistika untuk hal ini adalah melalui analisis regresi linear berganda yang berguna untuk menentukan besaran pengaruh antara dua atau lebih variabel sekaligus melihat taraf pengaruh tersebut. Metode ini juga biasanya digunakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
`
untuk meramalkan atau menduga nilai suattu variabel antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat. Syarat penentuan besaran pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya adalah sebagai berikut : a. Hubungan antara variabel harus merupakan hubungan yang linear dan aditif; b. Kekeliruan dalam pengukuran (ɛ) berasal dari populasi yang berdistribusi normal; c. Antar variabel residu tidak berkorelasi satu sama lain (tidak terdapat autokorelasi); d. Tidak terdapat keeratan hubungan (multikolinearitas) antarvariabel bebas; e. Kesamaan varians dari residual atau galat antar-pengamatan (homoskedastisitas); f. Skala pengukuran pada setiap variabel adalah sekurang – kurangnya interval. Syarat dan ketentuan di atas biasanya disebut dengan asumsi regresi linear berganda. Apabila persyaratan tersebut dipenuhi, maka nilai koefisien jalur dapat dihitung dengan langkah – langkah berikut : a. Bentuk persamaan regresi linear, dalam penelitian ini terdapat satu variabel dependen dan dua variabel independen sehingga bentuk model persamaan regresinya adalah sebagai berikut : Yi = β0 + β1 X1i + β2 X2i + ɛi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
`
Atau ke dalam bentuk persamaan matriks : y = Xβ + ɛ dengan : y : vektor variabel terikat X : matriks variabel bebas β : vektor parameter koefisien regresi (β0, β1, dan β2) ɛ : vektor kekeliruan dalam pengukuran atau variabel
lain yang
tidak dimasukkan ke dalam model i : unit sampel atau pengamatan ke-i, dengan i = 1, 2, ..., n n : ukuran sampel b. Taksiran nilai koefisien regresi ( β ) dapat ditentukan melalui metode kuadrat terkecil maupun Likelihood Ratio dengan perhitungan ( β ) = (X1X)-1 X1y
c. Untuk keperluan perhitungan, hitung korelasi antarvariabel dengan rumus berikut :
d. Koefisien korelasi berganda dapat dihitung dengan rumus berikut :
R2rxi = ( y’ y )-1 β (X’ y)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
77
`
Pengujian keberartian dari koefisien regresi perlu dilakukan dalam penelitian ini. Pengujian dalam analisis regresi dilakukan dalam dua tahapan, yaitu pengujian model secara keseluruhan dan pengujian koefisien regresi secara individual dengan langkah – langkah sebagai berikut : Pengujian secara keseluruhan Hipotesis untuk pengujian secara keseluruhan adalah : H0 : β0 = β1 = β2 = 0 H1 : sekurang – kurangnya ada sebuah βk ≠ 0 , dengan k = 0, 1, 2 dengan statistik uji :
Kriteria pengujian adalah H0 ditolak jika F ≥ F (1-α;k,n-k) yang artinya model dapat diterima atau cocok. Cara lain untuk mementukan kecocokan model adalah membandingkan antara nilai kekeliruan dalam sampel (p-value) dengan taraf signifikansi (α). Jika perolehan p-value lebih kecil daripada tingkat signifikansi α, maka model dapat dikatakan cocok. Nilai α dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 5%. Pengujian secara individual Hipotesis penelitian untuk pengujian koefisien jalur secara individual adalah sebagai berikut : H0 : βk = 0
http://digilib.mercubuana.ac.id/
78
`
H1 : βk ≠ 0 Statistik uji untuk pengujian secara individual adalah βk
t=
SE (βk)
dengan: βk
: koefisien jalur, dengan k = 0, 1, 2
SE (βk)
: kekeliruan baku
Kriteria pengujian adalah H0 ditolak jika t ≤ - t (1-α/2;k-1,n-k-1) ≥ t
(1-α/2;k-1,n-k-1),
atau t
dengan k adalah jumlah variabel bebas. Jika H0
ditolak, maka artinya koefisien jalur berpengaruh secara signifikan. Cara
lain
untuk
menentukan
kecocokan
model
adalah
membandingkan antara nilai kekeliruan dalam sampel (p-value) dengan taraf signifikansi (α). Jika peroleh p-value lebih kecil daripada tingkat signifikansi α, maka koefisien regresi dapat dikatakan signifikan atau berarti. Pengaruh dari variabel – variabel indenpen terhadap variabel dependen dapat dihitung melalui nilai koefisien determinasi yaitu kuadrat dari nilai koefisien korelasi berganda yang telah diperoleh dari pengujian keberartian model dan dikalikan dengan 100% (ṕ2 x 100%). Koefisien determinasi menunjukkan persentase dari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya, sedangkan pengaruh masing – masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dihitung melalui
http://digilib.mercubuana.ac.id/
79
`
kuadrat dari koefisien jalur atau standardize coefficient yang dikalikan dengan 100%.
http://digilib.mercubuana.ac.id/