BAB III METODE PENELITIAN 3.1.
Jenis dan Lokasi Penelitian
3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Arikunto (2006: 3) penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan. Dalam penelitian ini perlakuan yang digunakan adalah penggunaan model pembelajaran Students Team Achievemen Division (STAD). Menurut Sugiyono (2010: 107) penelitian ekperimental (experimental research) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Penelitian eksperimen sebagai bagian dari model kuantitatif yang mempunyai ciri khas dengan adanya kelompok kontrol. Tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab akibat berapa besar hubungan tersebut dengan cara memberikan perlakuanperlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen dan menyediakan kontrol untuk perbandingan. Model eksperimen ini melalui tiga langkah yaitu: 1) Memberikan soal pre-test untuk mengukur variabel terikat sebelum treatment atau perlakuan dilakukan. 2) Memberikan perlakuan eksperimen kepada para subyek yaitu berupa model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Salatiga 06 Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. 3) Memberikan post-test untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah Quasi Experimental (Eksperimen Semu) yaitu desain penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen Sugiyono (2010: 114).
23
24
Berdasarkan pengertian di atas, penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel dengan cara memberikan perlakuan terhadap obyek penelitian dan ada kontrol terhadap variabel tertentu. Penelitian eksperimen dilakukan dengan menciptakan fenomena pada kondisi terkendali, untuk menemukan hubungan sebab akibat dan pengaruh faktor-faktor pada kondisi tertentu. 3.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penlitian Penelitian ini dilakukan pada kelas V SD Negeri Salatiga 06 semester II tahun pelajaran 2011/ 2012 yang berlokasi di Jalan Kartini No. 26 Salatiga. 3.2.2. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari sampai April bertempat di SD Negeri Salatiga 06, pada kelas VA dan VB semester II tahun pelajaran 2011/2012 dan dilakukan secara bertahap. Adapun tahapan-tahapannya meliputi: a. Tahap persiapan Tahap persiapan mencakup pemilihan judul, pembuatan proposal skripsi, pembuatan instrument, permohonan izin kepada pihak sekolah serta observasi di sekolah yang direncanakan sebagai tempat penelitian. b. Tahap Pelaksanaan Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang meliputi uji coba instrument dan pengambilan data sebagai hasil dari penelitian yang telah dilakukan. c. Tahap Penyusunan Tahap penyusunan merupakan tahapan penulis untuk pengelolaan data adapun konsultasi dengan dosen pembimbing yang diikuti penyusunan laporan serta persiapan ujian skripsi.
25
3.3.
Variabel Penelitian Menurut (Sugiyono,2011: 2) variabel penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik simpulan. Dapat dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik simpulannya. 3.3.1. Variabel Independen (bebas) Variabel independen sering disebut dengan variabel bebas. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono,2011: 4). Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 3.3.2. Variabel Dependen (terikat) Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono,2011: 4). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah hasil belajar IPA. 3.4.
Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1. Populasi Populasi penelitian adalah subjek penelitian menurut Saharsini Arikunto (1998). Populasi penelitian menurut Sugiono (2011: 61) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah sesuai data tahun 2011, banyak siswa kelas V dalam SDN Salatiga 06. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa di kelas VA yang berjumlah 20 siswa dan kelas VB yang berjumlah 22, SD Negeri Salatiga 06 yang dipilih secara random dimana kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol
26
Tabel. 3.1. Data Siswa No. Kelas 1. Kelas V A 2.
Kelas V B
Jumlah siswa kelas V Keterangan 20 Putra : 13 Putri : 7 22 Putra : 10 Putri : 12
3.4.2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,2006: 130). Sedangkan menurut Sugiono (2011: 62) bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pada penelitian ini sampelnya adalah siswa kelas VA dan kelas VB dimana kedua kelas ini akan diuji dengan menggunakan pre-test untuk mendapatkan data yang bisa menjadikan kedua kelas ini sebagai kelas eksperimen dan kelas control. Kelas kontrol yang tidak akan diberikan suatu treatment atau perlakuan apapun. Model pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional. Kelas eksperimen yang akan diberikan treatment atau perlakuan yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 3.5.
Desain penelitian dan Prosedur Penelitian
3.5.1. Desain Penelitian Bentuk desain eksperimen yang digunakan adalah Quasi exsperimental design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design, dimana kedua kelompok diberi Pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen idak berbeda jauh secara signifikan.
27
Tabel 3.2. Desain Eksperimen Nonequivalent Control Group Design O1
X
O3
O2 O4
Keterangan : O1
= Pretest untuk kelompok eksperimen untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
O3
= Pretest untuk kelompok kontrol untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
O2
= Postest untuk kelompok eksperimen setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Students Team Achievement Division.
O4
= Postest untuk kelompok kontrol setelah mengikuti pembelajaran konvensional.
X
= Perlakuan untuk kelompok eksperimen yaitu pada SD Negeri Salatiga 06, dengan menggunakan model pembelajaran Students Team Achiement Divisions.
3.5.2. Prosedur Penilaian Berdasarkan desain penelitian di atas, maka dapat disusun prosedur pelaksanaan penelitian sebagai berikut: Siswa Kelas Kontrol
Pre-test
Pembelajaran Konvensional
Post-test Dibandingkan
Siswa Kelas Eksperimen
Pre-test
Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Post-test
28
Berdasarkan prosedur penelitian peneliti akan membandingkan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelas eksperimen pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan pada kelompok kontrol pembelajaran seperti biasa yaitu dengan pembelajaran konvensional. Untuk mengukur perbedaan varian pada kedua kelompok diadakan pre-test yang diambil dari kelas uji coba. Hasil dari pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digunakan untuk mengetahui perbedaan varian kedua kelompok. Apabila kedua kelompok adalah homogeny atau tidak ada perbedaan varian yang signifikan maka dapat dilakukan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol. Setelah dilakukan pembelajaran pada kelompok eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol dilakukan post-test. Pos-test dilakukan untuk mengetahui hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada kelas V, post-test digunakan juga untuk mengetahui normalitas dan homogenitasnya. Dimana peneliti akan membandingkan hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen dengan menggunakan pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) den pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol, kemudian dapat diketahui keefektifan model pembelajaran yang diteliti. 3.6.
Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah observasi/
pengamatan yang dilakukan pada saat pembelajaran. Selain itu, pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil tes yang dilaksanakan setelah pembelajaran dilakukan. Lanngkah yang digunakan peneliti untuk melakukan observasi dan tes selama pembelajaran sekaligus pemberian tindakan sebagai berikut:
29
a. Menyusun kisi-kisi yang akan di ujikan. Tabel 3.3. Kisi Kisi Instrument Test Hasil Belajar Standar
Kompetensi
Indikator
Item Soal
Kompetensi
Dasar
Menerapkan
Mendeskripsikan 1.Menunjukkan
1, 3, 5,
sifat-sifat
sifat-sifat
sifat cahaya yang
6, 11, 13,
cahaya
cahaya.
mengenai berbagai
24, 19,
melalui
benda (bening,
dan 30.
kegiatan
berwarna
membuat
dan gelap).
suatu
2.Mendeskripsikan
4, 7, 8, 9,
karya/model.
sifatsifat
10, 12,
cahaya yang
14, 15,
mengenai cermin
17, 20,
datar dan cermin
21, 22,
lengkung (cembung
23, 25,
atau cekung ).
dan 26.
3.Menunjukkan contoh peristiwa pembiasan cahaya
2, 16, 18,
dalam kehidupan
19, 27,
sehari-hari melalui
dan 28
percobaan. b. Item tes disusun berdasarkan pada kisi-kisi tes yang telah dibuat. c. Pengolahan instrumen soal tes.
30
3.6.1. Uji Validitas Instrumen Menurut Sugiyono (2010: 173) bahwa instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sugiyono (2010: 455) bahwa N= 30 (N= jumlah siswa dalam kelompok uji validitas) batas koefisiennya > 0,355. Validitas tes dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 16 dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis atau dapat menggunakan Analyze – Correlate – Bevariate kemudian untuk melihat hasilnya apakah item soal valid atau tidak, dapat dilihat pada output hasil penghitungan, apabila nilai koefisien kurang dari 0,355 maka item soal tersebut tidak valid dan tidak boleh digunakan. Instrumen pretest dan postest yang akan diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan uji coba terlebih dahulu. Dilakukan uji coba instrumen pretest pada siswa kelas VA SD Negeri Sidorejolor 1 dengan responden kelas V dengan jumlah 31 siswa. Maka db dalam penelitian ini adalah n – 2 yaitu 31 siswa – 2 =.29 dengan taraf kesukaran 5%. Bila dilihat dari nilai tabel r maka batas koefisiennya 0,355. Setelah selesai uji coba instrumen pretest dan didapatkan hasil (nilai dari pekerjaan siswa), dapat dilakukan penghitungan uji validitas. Dari 40 item soal (pilihan ganda) pretest setelah dilakukan penghitungan uji validitas dengan bantuan SPSS 16, diperoleh hasil akhir uji validitas seperti yang ada pada tabel berikut:
31
Tabel 3.4. Hasil Validitas Instrumen Pretest Bentuk Instrumen
Item Soal
Valid
Tidak Valid
Pilihan Ganda
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
1, 2 ,4, 6, 7, 8, 9,
3, 5 , 10, 11, 23,
8, 9, 10, 11, 12,
12, 13, 14, 15, 16,
28, 30, dan 31
13,14, 15, 16, 17,
17, 18, 19, 20, 21,
18, 19, 20, 21, 22,
22, 24, 25, 26, 27,
23, 24, 25, 26, 27,
29, 32, 34, 35, 36,
28, 29, 30, 31, 32,
37, 38, 39, dan 40
33, 34, 35, 36, 37, 38,39, dan 40 3.6.2. Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukuranya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas ( rtt ). Metode pengambilan keputusan pada uji reliabilitas menurut Sekaran (dalam Duwi Priyatno, 2010: 32), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8 adalah baik. Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha > 0,6. Reliabilitas suatu instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 16 yaitu dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis. Menguji reliabilitas instrumen seperti halnya menguji validitas. Penulis menggunakan hasil nilai yang telah diperoleh dari hasil pekerjaan siswa pada kelas uji coba yaitu pada SD N Sidorejolor 1 Salatiga. Uji reliabilitas instrument dapat diperoleh hasil akhir adalah sebagai berikut: Setelah uji reliabilitas pada instrument pretest, maka pretest dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
32
3.6.3. Uji Taraf Kesukaran Soal Suatu tes hasil belajar yang baik memiliki proporsi butir soal yang tingkat kesukarannya seimbang, artinya berdistribusi secara normal. Secara tentatif dapat dikatakan bahwa salah satu ciri butir soal yang baik adalah bahwa soal tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah untuk kelompok tertentu yang akan dites. Tingkat kesukaran suatu butir soal ditandai oleh banyaknya presentase siswa yang menjawab dengan betul butir soal yang bersangkutan, maka dikatakan makin mudahlah butir soal tersebut dan sebaliknya. Rumus yang digunakan adalah:
Tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 – 1, 00. Untuk menetukan tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat tabel berikut : Tabel 3.5. Kriteria Indeks Kesukaran Soal
3.7.
Rentang Nilai
Tingkat Kesukaran Soal
0 – 0,30
Soal kategori sukar
0,31 – 0,70
Soal kategori sedang
0,71 – 1,00
Soal kategori mudah
Teknik Pengumpulan Data
3.7.1. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber pada barang-barang tertulis (Arikunto, 2002: 28). Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang populasi penelitian dan informasi mengenai prestasi belajar siswa. Dalam hal ini prestasi belajar diambil dari nilai hasil belajar IPA kelas V semester I.
33
3.7.2. Metode Observasi Menurut Sudjana (2011: 84-85) observasi sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Observasi dapat digunakan untuk mengukur atau menilai hasil dan proses belajar. Metode pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala objek yang diteliti. Dalam hal ini, observasi yang digunakan adalah lembar observasi untuk mengetahui bagaimana sikap periaku siswa, kegiatan yang dilakukan, tingkat partisispasi dalan suatu kegiatan, proses kegiatan dan hasil kegiatan yang diperoleh setelah pembelajaran. Observasi dilakukan oleh guru melihat langsung proses pembelajaran dikelas dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan pembelajaran konvensional yang dipraktikan langsung oleh peneliti pada kelas V. 3.7.3. Metode Tes Menurut Sudjana (2009: 100) tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau secara lisan atau secara perbuatan. Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk mengevaluasi yaitu membedakan antara kondisi awal dengan kondisi sesudahnya. Dalam hal ini, metode tes digunakan untuk mendapatkan data besarnya hasil belajar IPA pada pokok bahasan cahaya dan sifat-sifatnya kelas V semester genap SD Negeri Salatiga 06 siswa yang diajarkan dengan metode Students Team Achievement Division (STAD). 3.8.
Teknik Analisis Data
3.8.1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil belajar yang berasal dari kedua kelas sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas bertujuan untuk menentukan teknik analisis data yang tepat. Jika data berdistribusi normal dan berskala data interval atau rasio maka dapat digunakan teknik analisis data Parametrik, jika data berdistribusi tidak normal maka dapat digunakan teknik
34
analisis data Non Parametrik. Uji normalitas dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov Z. Uji normalitas dapat dihitung menggunakan bantuan SPSS (Statistical product and service solutions) yaitu Analyse–Discriptive Statistics–Explore-Masukkan Variabel Pada Dependent List–Plots–Normality Plots With Tests–Continue– Ok atau menggunakan Analyze–non parametric test–One Sampel KS– masukkan variabel pada jendela variabel– klik normal pada tes distribution. Metode pengambilan keputusan pada uji normalitas menurut Duwi Priyatno (2010: 40) yaitu jika signifikansi (Asymp.sig) > 0,05 maka data yang diuji adalah berdistribusi nomal. Jika signifikansi (Asymp.sig) < 0,05 maka data yang di uji tidak beristribusi normal. 3.8.2. Uji Homogenitas Uji homogenitas varian bertujuan untuk menentukan apakah varian kedua kelompok homogen atau tidak. Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau berbeda. Jika kedua kelompok siswa mempunyai varian yang sama maka dapat dilakukan pemberian tindakan pada siswa kelompok Eksperimen yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD). Pengujian homogenitas varian dapat menggunakan bantuan SPSS (statistical product and service solution) yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut: Analyze–Comperemean– Oneway Anova. Metode pengambilan keputusan pada Uji Homogenitas menurut Duwi Priyatno (2010: 114) yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data yang diuji adalah Homogen. Jika signifikansi < 0,05 maka data yang di uji adalah tidak homogen. 3.8.3. Uji Hipotesis Uji hipotesis dengan uji perbedaan dua rata-rata dilakukan pada nilai tes/kuis dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji hipotesis dilakukan setelah data dari nilai tes/kuis terkumpul pada masing-masing kelompok dan setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata (mean) antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen secara signifikan setelah dilakukan tindakan berupa
35
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada kelompok eksperimen, adapun hipotesis yang akan diuji. Dengan hipotesis statistika adalah sebagai berikut: a. Hipotesis Nol Ho : X1=X2 yaitu rata – rata hasil belajar matematika kelas eksperimen siswa kelas VA SD Negeri Salatiga 06 sama dengan rata – rata hasil belajar IPA kelas kontrol siswa kelas VB SD Negeri Salatiga 06. Artinya model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) tidak efektif digunakan dalam peningkatan hasil belajar IPA pada siswa kelas V Sekolah Dasar. b. Hipotesis Alternatif Ha : X1> X2 yaitu rata – rata hasil belajar matematika kelas eksperimen siswa kelas VA SD Negeri Salatiga 06 lebih tinggi dibandingkan rata – rata hasil belajar IPA kelas kontrol siswa kelas VB SD Negeri Salatiga 06. Artinya model pembelajaran kooperatif tipe Student team Achievement Division (STAD) efektif digunakan dalam peningkatan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV Sekolah Dasar. Jika data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian menggunakan uji statistik parametrik yaitu menggunakan uji t-test independent. Perlu dilakukan uji t-test dalam statistik parametrik digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan data yang digunakan adalah interval atau rasio. Pengujian hipotesis dapat menggunakan bantuan SPSS for windows version 16 yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut : Analyze– Compare Means– Independent Sample T-Test, selanjutnya akan terbuka kotak dialog Independent Sample T-Test pilih pada Define Groups kemudian isikan angka- Continue- OK. Menurut Duwi Priyatno (2010:99) cara menganalisa hasil output pada Independent Samples Test adalah sebagai berikut: 1) Pengujian dilakukan sebelum analisis Independent Samples Test yaitu uji asumsi varian (uji Levene’s) yaitu untuk mengetahui apakah varian sama atau berbeda, jika varian sama maka uji t menggunakan Equal Variance Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal
36
Variance Not Assumed (diasumsikan varian berbeda). Jika signifikansi > 0,05, maka memiliki varian yang sama. Jika signifikansi < 0,05 maka memiliki varians yang berbeda. 2) Melihat tabel Independent Samples Test pada t-test for Equality of Means pada sig (2-tailed), jika signifikansi
> 0,05, maka tidak ada perbedaan. Jika
signifikansi < 0,05 maka terdapat perbedaan.