BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian Yang Digunakan Pada penelitian ini penulis melakukan penelitian terhadap perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan periode penelitian mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Data yang digunakan bersumber dari laporan tahunan perusahaan perbankan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah earning growth (earning per share), return on equity (ROE) dan price earning ratio (PER). Metode penelitian dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode deskriptif dan metode verifikasi. Menurut Sugiyono (2009:53) metode deskriptif yaitu “metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel bebas/mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa menghubungkan dengan variabel lain)”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah earning growth (EG) dan return on equity (ROE). Masing-masing variabel tersebut dicari nilai dan rataratanya kemudian dijelaskan perkembangannya secara deskriptif. Menurut Sugiyono (2009:55) metode verifikatif yaitu “metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih Metode ini juga digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis”. Pengaruh atau bentuk hubungan kausal antara variabel X dan variabel Y dapat diketahui juga dari metode penelitian verifikatif. Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) variabel 32
33
yang terdiri dari 2 (dua) variabel bebas yakni earning growth (X1) dan return on equity (X2) serta satu variabel terikat yakni price earning ratio (Y). Kedua variabel tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik statistik inferensial untuk mengetahui hubungan antar variabel, sehingga dapat diketahui hipotesis yang diajukan tepat atau tidak.
3.2
Definisi dan Operasionalisasi Variabel Penelitian
3.2.1
Definisi Variabel Penelitian
1. Variabel Independen (Variabel Bebas) Menurut Sugiono (2008:59) pengertian variabel independen atau variabel bebas yaitu “merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi perubahannya atau timbulnya variabel dependen”. Sesuai dengan judul pengaruh earning growth dan return on equity terhadap price earning ratio (PER), maka terdapat 2 (dua) variabel bebas yaitu: a) Earning Growth Menurut Sofyan Syafri Harahap (2008:306) mengatakan bahwa earning growth adalah “Tingkat pertumbuhan laba yang diukur dengan earning per share, yaitu menunjukkan seberapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba”. Earning growth yang diberi simbol X1 dengan indikator earning per share. Earning growth dapat dirumuskan sebagai berikut menurut Sofyan Syafri Harahap, (2008:310).
34
EPSt - EPStEarning Growth = EPSt-
Keterangan: EPSt : laba per lembar saham tahun sekarang EPSt- : laba per lembar saham tahun sebelumnya b) Return on equity (ROE) Menurut Agus Sartono (2008:124) return on equity yaitu “ mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan”. Return on equity yang diberi simbol X2 dengan indikator net income after tax dan total equity. Menurut Agus Sartono, (2008:124) return on equity (ROE) dapat dirumuskan sebagai berikut:
ROE =
NIAT Total equity
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat) Menurut Sugiono (2008:59) variabel dependen sering juga disebut variabel terikat, variabel terikat yaitu “merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Pada penelitian ini variabel dependennya adalah price earning ratio (PER). Menurut Aswath Damodaran (2002:468) mengemukakan bahwa price earning ratio adalah “perbandingan
35
antara harga pasar saham (market price per share) dengan laba per lembar saham (earning per share)”. Price earning ratio (PER) menurut Aswath Damodaran (2002:468) dapat dirumuskan sebagai berikut:
Market price per share PER = Earning per share
3.2.2
Operasionalisasi Variabel Variabel-variabel yang akan diteliti perlu diberikan batasan-batasan dan
ditentukan cara pengukurannya untuk mempermudah pembahasan, khususnya dalam hipotesis, maka dibuatlah operasionalisasi variabel. Berdasarkan judul skripsi yang diambil oleh penulis: pengaruh earning growth dan return on equity terhadap price earning ratio (PER), maka terdapat 3(tiga) variabel yaitu: 1. Earning growth sebagai variabel independen (X1); 2. Return on equity sebagai variabel independen (X2); dan 3. Price earning ratio sebagai variabel dependen (Y). Variabel penelitian ini dijelaskan dengan menggunakan tabel sebagai berikut.
36
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel
Konsep Variabel
Indikator
Skala
Variabel Independen: Earning growth (X1)
Earning growth adalah rasio untuk mengukur keberhasilan EPSt - EPStmanajemen dalam mencapai Earning Growth = keuntungan bagi pemegang EPStsaham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum (Sofyan Syafri Harahap, 2008:306) berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, maka kesejahteraan pemegang saham meningkat dengan pengertian lain, bahwa tingkat pengembalian yang tinggi. (Kasmir, 2010:115-116)
Rasio
Return on equity (X2)
Pengembalian atas ekuitas NIAT /return on equity adalah ROE = “pengembalian atas ekuitas Total equity terkait dengan laba yang diperoleh atas investasi yang (Agus Sartono, 2008:124) dilakukan oleh pemilik. (Robert Libby, Patricia A Libby dan Daniel G Short dialihbahasakan oleh J Agung Seputro, 2007:710)
Rasio
Variabel Dependen Price earning ratio (PER) (Y)
Price Earning Ratio (PER) Market price per share adalah rasio ini diperoleh dari PER = harga pasar saham biasa dibagi Earning per share dengan laba per saham (EPS), maka semakin tinggi rasio ini akan mengindikasikan bahwa (Aswath Damodaran, 2002:468) kinerja perusahaan juga semakin membaik, sebaliknya jika PER terlalu tinggi juga dapat mengindikasikan bahwa harga saham yang ditawarkan sudah sangat tinggi atau tidak rasional”. (Sugianto, 2008:73)
Rasio
37
3.3
Populasi dan Sampel
3.3.1
Populasi Populasi adalah “totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung
ataupun pengukuran kuantitatif mengenai karakterisik tertentu dari semua anggota kumpulan lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya”. (Sudjana, 2002:6). Menurut Sugiono (2005:72) populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai khualitas dan karakterisik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi adalah keseluruhan (totality) obyek psikologis yang dibatasi oleh kriteria tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan Perbankan yang go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Sampel penelitian merupakan langkah untuk menentukan besarnya ukuran sampel yang akan diambil dalam melaksanakan suatu penelitian. Menurut Sugiono (2005:73) menyatakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Dalam penelitian ini sampel yang diambil dari populasi adalah data laporan keuangan perbankan yang go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 5 (lima) tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Sebagai contoh, apabila populasi yang diteliti merupakan benda logam yang susunan molukelnya bersifat homogeny, maka jumlah sampel yang diperlukan 1% saja karena dianggap sudah mewakili (Sugiono, 2008:124).
38
3.3.2
Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2012:116) sampel penelitian adalah “bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Adapun teknik analisis yang digunakan oleh peneliti untuk menguji hipotesis yang diajukan adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik non probability sampling yang memilih perusahaan-perusahaan (objek) berdasarkan batasan-batasan yang telah ditentukan oleh peneliti. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2008:122). Adapun batasan-batasan yang digunakan oleh peneliti adalah: 1. Perusahaan perbankan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 5 (lima) tahun berturut-turut, yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. 2. Perusahaan yang mempunyai data yang lengkap mengenai earning growth (EG), return on equity (ROE) dan price earning ratio (PER) Agar penelitian ini terarah dan jelas, maka perlu dilakukan pembatasanpembatasan masalah. Hal ini dilakukan agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas dan terfokus pada masalah pokok. Adapun dalam penelitian ini penulis yang memberikan batasan-batasan pada ruang lingkup penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Objek penelitian adalah perusahaan perbankan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
39
2. Penelitian dilakukan dengan mengambil data dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011, dikarenakan dalam rentang tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 ini merupakan tahun yang paling up date. Tabel berikut ini menyajikan hasil seleksi sampel dengan menggunakan metode purposive sampling : Tabel 3.2 Seleksi Sampel No.
1
2
Kriteria Sampel Perusahaan perbankan yang go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 Sampel dikeluarkan karena periode pengamatan kurang dari 5 (lima) tahun berturut-turut tidak tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sampel dikeluarkan karena tidak mempunyai data laporan keuangan yang lengkap mengenai earning growth (EG), return on equity (ROE) dan price earning ratio (PER) dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 Total perusahaan yang menjadi sampel penelitian
Jumlah 31
(3)
(9)
19
Sumber: Olah data penulis
Dari Tabel 3.2 diatas perusahaan perbankan yang go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 berjumlah 31 sampel. Adapun kriteria sampel yang tidak memuhi dikarenakan periode pengamatannya kurang dari 5 (lima) tahun, yaitu PT Bank bjb Tbk., PT Bank Tabungan Negara Tbk., dan PT Bank Sinarmas Tbk., selain itu sampel dikeluarkan karena tidak mempunyai data laporan keuangan yang lengkap dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 yaitu PT Bank Pan Indonesia (Panin) Tbk., PT Bhakti Capital Indonesia Tbk., PT Bank Agroniaga Tbk., PT Bank Bumi Arta Tbk., PT Bank Ekonomi Raharja Tbk., PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
40
Tbk., PT Bank Windu Kentjana Internasional Tbk., PT Bank Pundi Indonesia Tbk., dan PT Bank Mutiara Tbk (d/h Bank Century). Berikut ini nama 19 perusahaan perbankan yang akan menjadi penelitian: Tabel 3.3 Nama-Nama Perusahaan Perbankan yang menjadi Sampel Penelitian No.
KODE
Nama Perusahaan Perbankan
1
BBKP
PT Bank Bukopin Tbk
2
INPC
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
3
BBCA
PT Bank Central Asia Tbk
4
BNGA
PT Bank CIMB Niaga Tbk
5
BDMN PT Bank Danamon Tbk
6
BNII
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
7
BMRI
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
8
BBNI
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
9
NISP
PT Bank OCBC NISP Tbk
10
BNLI
PT Bank Permata Tbk
11
BBRI
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
12
SDRA
PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
13
BABP
PT Bank ICB Bumiputera Tbk
14
MAYA PT Bank Mayapada Internasional
15
MEGA
PT Bank Mega Tbk
16
BVIC
PT Bank Victoria Internasional Tbk
41
Tabel 3.3 (Lanjutan) No.
KODE
Nama Perusahaan Perbankan
17
BSWD
PT Bank Of India Indonesia Tbk/Bank Swadesi
18
BKSW
PT Bank Kesawan Tbk
19
BBNP
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
Sumber: Olah data penulis
3.4
Teknik Pengumpulan Data
3.4.1
Sumber Data Sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
data yang diperoleh secara tidak langsung dengan mempelajari literatur atau dokumen yang berhubungan dengan laporan keuangan perusahaan yang diteliti. Adapun menurut Sugiyono (2012: 193), “sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.”
3.4.2
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan cara studi kepustakaan. Studi kepustakaan yang dilakukan meliputi studi kepustakaan elektronik dan studi kepustakaan non elektronik yang mana tujuannya sama yaitu untuk mendapatkan data dari laporan informasi lainnya yang mendukung penelitian yang akan dilakukan penulis. Studi kepustakaan elektronik didapat dari hasil pengamatan perusahaan perbankan yang go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui
42
akses internet maupun pengamatan bursa secara on line melalui kantor cabang idx di Bandung. Sedangkan studi kepustakaan non elektronik digunakan dengan mempelajari literatur-literatur serta karya ilmiah, selain dipergunakan sebagai landasan teori digunakan juga dalam memahami permasalahan yang ada. Studi kepustakaan non elektronik didapat dengan meneliti data sekunder yang diterbitkan perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mencakup laporan keuangan dan informasi keuangan lainnya dan memberikan informasi tentang perusahaan tersebut.
3.5
Metode Analisis Data dan Uji Hipotesis
3.5.1
Metode Analisis Data Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis menggunakan model
penelitian dengan menggunakan paradigma ganda dengan variabel independen. Dalam paradigma ini terdapat 2 (dua) variabel independen dan 1 (satu) variabel dependen (Sugiono, 2010:10).
43
Deskripsi dari model penelitian yang akan dilakukan oleh penulis digambarkan sebagai berikut: Earning Growth (X1)
Price Earning Ratio (PER) (Y) Return On Equity (ROE) (X2) Gambar 3.1 Paradigma Penelitian Pengaruh Earning Growth dan Return On Equity terhadap Price Earning Ratio (PER)
Adapun langkah-langkah yang dipergunakan untuk menganalisa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu sebagai berikut: 1. Menentukan perusahaan yang akan dijadikan sampel yaitu perusahaan perbankan yang go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. 2. Menghitung besarnya masing-masing variabel yang akan dianalisa: menghitung earning growth (EG), menghitung return on equity (ROE), dan menghitung price earning ratio (PER). 3. melakukan analisa dan menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh.
44
Metode analisis data yang digunakan yaitu metode deskriptif yaitu metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel bebas/mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2009:53). Masing-masing variabel dalam penelitian ini yaitu price earning ratio, earning growth dan return on equity dicari nilai dan rata-ratanya per perusahaan yang ada dalam sampel selama periode pengamatan, sehingga diketahui perusahaan mana yang memiliki nilai tertinggi dan perusahaan mana yang memiliki nilai terendah selama periode pengamatan.
3.5.2
Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan analisis statistik inferensial atau kuantitatif
yang meliputi uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji F dan uji t. a) Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Uji ini dilakukan sebelum data digunakan pada model-model penelitian yang akan dipakai. Analisis regresi yang tidak berdasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan asumsi klasik, dan tidak semua uji asumsi klasik harus dilakukan pada analisis regresi linear, misalnya uji multikolinearitas tidak dapat dipergunakan pada analisis regresi linear sederhana dan uji autokorelasi tidak perlu diterapkan pada data cross sectional.
45
Beberapa pengujian yang dapat dilakukan untuk mengetahui asumsi klasik terpenuhi atau tidak, antara lain: 1. Uji Normalitas Imam Ghozali (2006) menyatakan bahwa uji normalitas adalah untuk menguji apakah model regresi, variabel independen, dan variabel dependennya memiliki destribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki destribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-smirnov satu arah atau analisis grafis. Hipotesisnya adalah sebagai berikut: a. H0 = 0, sampel berdistribusi normal b. H1 = 0, sampel berdistribusi tidak normal Dasar keputusan normal atau tidaknya keputusan adalah sebagai berikut: Jika nilai Z hitung > Z tabel, maka H0 diterima Jika nilai Z hitung < Z tabel, maka H0 ditolak, H1 diterima 2. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode (t) dengan periode sebelumnya (t-1). Secara sederhana adalah analisis regresi bertujuan untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi suatu periode dengan data observasi sebelumnya. Salah satu cara untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi yaitu
46
dengan uji statistik Durbin-Watson, sebagai berikut (Algifari, 2006:89): Tabel 3.4 Durbin-Watson Test Hasil Perhitungan
Klasifikasi
Kurang dari 1,08
Ada autokorelasi
1,08 sampai dengan 1,66
Tanpa kesimpulan
1,66 sampai dengan 2,34
Tidak ada autokorelasi
2,34 sampai dengan 2,92
Tanpa kesimpulan
Lebih dari 2,92
Ada autokorelasi
3. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabelvariabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Alat statistik yang sering dipergunakan untuk menguji gangguan multikolinearitas adalah variance inflation factor (VIF), korelasi pearson antara variabelvariabel bebas, atau dengan melihat eigenvalues dan condition index (CI).
47
4. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada semua pengamatan. Apabila terjadi heteroskedastisitas tetapi jika titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. b) Regresi Linier Berganda Pengaruh masing-masing variabel yang diteliti terhadap price earning ratio (PER) dapat diketahui dari metode analisis statistik inferensial yaitu model regresi berganda. Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, apabila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen bila 2(dua) atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya) jadi analisis regresi ganda akan dilakukan apabila variabel independennya minimal 2 (Sugiono,2010:275). Persamaan regresi untuk 2 (dua) prediktor: Y = a + b1X1 + b2X2 + e Perumusan model regresi adalah: PER = a + b1 (EG) + b2 (ROE) + e Keterangan: PER
= Price Earning Ratio
a
= Konstanta
b1-b2
= Koefisien variabel bebas
48
EG
= Earning Growth
ROE
= Return On Equity
e
= Standar error/variabel pengganggu
c) Uji Hipotesis 1) Uji Signifikansi Simultan (uji F) Uji F pada dasarnya digunakan untuk mengetahui pengaruh secara serentak dari variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut : Membuat formulasi uji hipotesis H0 : tidak terdapat pengaruh earning growth dan return on equity secara serentak terhadap price earning ratio (PER). Ha : terdapat pengaruh earning growth dan return on equity secara serentak terhadap price earning ratio. Menentukan besarnya α untuk mengetahui tingkat signifikansi hasil pengolahan data. Nilai α ditetapkan sebesar 5% atau tingkat signifikansi 95%. Membuat kriteria pengujian hipotesis H0 ditolak bila : Fhitung > Ftabel H0 diterima bila : Fhitung < Ftabel
49
2) Uji Parsial (Uji t) Untuk melihat harga t tabel, maka didasarkan pada (dk) derajat kebebasan, yang besarnya adalah n-1 (Sugiono,2010:99). Uji t digunakan untuk mengetahui koefisien regresi secara parsial dari variabel independen terhadap variabel dependen. Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut: Membuat formulasi uji hipotesis a)
H0: artinya tidak terdapat pengaruh earning growth terhadap price earning ratio. Ha: artinya terdapat pengaruh earning Growth terhadap price earning ratio.
b)
H0: artinya tidak terdapat pengaruh
return on equity
terhadap price earning ratio. Ha: artinya terdapat pengaruh return on equity terhadap price earning ratio. Menentukan besarnya α untuk mengetahui tingkat signifikansi hasil pengolahan data. Nilai α ditetapkan sebesar 5%. Menghitung nilai t Membuat kriteria pengujian hipotesis H0 ditolak bila : thitung > ttabel H0 diterima bila : thitung < ttable
50
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan, maka berpedoman pada kriteria sebagai berikut: Tabel 3.5 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien 0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000
Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
Sumber: Statistik untuk penelitian, Sugiyono (2010:231)
Gambar 3.2 Daerah Uji t
3) Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Imam Ghozali, 2009:15). Koefisien determinasi
51
digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen dalam penelitian ini yaitu earning growth dan return on equity secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu price earning ratio (PER). Persentase pengaruh semua variabel bebas atas nilai variabel terikat ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2).
Kd = R2 X 100% Keterangan: Kd = Seberapa jauh perubahan variabel Y dipengaruhi variabel X R = Koefisien korelasi berganda antara X1, dan X2 dengan Y (Sugiono, 2008:258)