BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2012: 6) metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode preexperiment karena masih ada kemungkinan variabel lain berpengaruh terhadap variabel yang sedang di teliti. Desain dari penelitian ini adalah one group pretest-post test design, sampel diberi pre test kemudian diberi perlakuan berupa pembelajran mengunakan strategi penugasan proyek dan akhirnya sampel diberi post test dan tes kemampuan berpikir kreatif siswa. Skema desain penelitian ini di gambarkan dalam bentuk gambar O1
X
O2 O3
Keterangan : O1 = Pre Test X = Pembelajaran dengan strategi penugasan proyek O2 = Post Test O3 = Tes Kemampuan Berpikir Kreatif B. Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono (2012: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini yaitu Kelas VII salah satu SMPN Kota Bandung. 24 Taufik Lubis, 2015 PENERAPAN STRATEGI PENUGASAN PROYEK UNTUK MENGETAHUI PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
25
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 118). Sampel dalam penelitian ini adalah 35 siswa Kelas VII-2. Sampel diambil secara simple random sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. C. Definisi Operasional 1.
Strategi Penugasan Proyek Strategi penugasan proyek merupakan kegiatan pembelajaran yang disertai
dengan penugasan yang harus diselesaikan dalam periode/ waktu tertentu. Tugas tersebut berupa kemampuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penyajian suatu proyek (Arifin, 2009). Keterlaksanaan strategi penugasan proyek diamati oleh beberapa observer dengan menggunakan lembar observasi, yaitu lembar keterlaksaanan pembelajaran dengan penugasan proyek oleh guru dan siswa. 2.
Peningkatan Penguasaan Konsep Penguasaan konsep dapat diartikan sebagai kemampuan siswa dalam
memahami makna secara ilmiah, baik konsep secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Indikator ketercapaian sesuai dengan indikator ketercapaian kompetensi materi pemisahan campuran di SMP kelas VII. Ranah kognitif untuk penguasaan konsep yang digunakan sesuai dengan taksonomi Anderson dan hanya dibatasi pada ranah kognitif mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Pembatasan ini dikarenakan kompetensi dasar pada materi yang diteliti hanya sampai dengan C2 (memahami). Selain dari itu, keempat aspek kognitif C1, C2, C3, C4 dapat difasilitasi dalam pembelajaran menggunakan strategi penugasan proyek. Peningkatan penguasaan konsep pada penelitian ini diukur menggunakan tes tertulis jenis pilihan ganda sebelum dan setelah pembelajaran. Klasifikasi peningkatan penguasaan konsep siswa ditentukan oleh rata-rata skor gain yang dinormalisasi
(dalam Chaerunisa, 2013). 3. Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Berpikir kreatif (dalam Hadi, 2012) adalah kemampuan untuk mengembangkan atau menemukan ide atau hasil yang asli, estetis, dan konstruktif yang
26
berhubungan dengan pandangan dan konsep serta menekankan pada aspek berpikir inovatif dan rasional khususnya dalam mengunakan informasi dan bahan yang tersedia untuk memunculkan atau menjelaskan dengan perspektif asli pemikir. Kemampuan berpikir kreatif yang diukur pada penelitian ini meliputi empat indikator menurut Guilford (dalam Munandar, 2009) yaitu berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir asli (originality) dan berpikir merinci (elaboration). Profil kemampuan berpikir kreatif pada penelitian ini meliputi profil kelompok dan individu yang diukur melalui tes dan non tes. Data tes diujikan kepada siswa setelah semua kegiatan pembelajaran selesai. Sedangkan data non tes diperoleh selama pengerjaan proyek pembuatan alat penjernih air sederhana. Penilaian tersebut meliputi proses dan produk. Data tes dan non tes kemudian dipersentasikan untuk mendapatkan suatu kesimpulan. D. Instrumen Penelitian 1. Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran Lembar
keterlaksanaan
pembelajaran
bertujuan
untuk
mengukur
keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa maupun oleh guru. Instrumen ini bersisi daftar aktivitas guru yang dibuat berbentuk rating scale yang memuat kolom ya dan tidak. Instrumen ini diisi oleh observer dengen memberikan tanda cek (√) pada kolom keterlaksaan sesuai dengan aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru maupun aktivitas pembelajaran oleh siswa. Instrumen observasi ini juga dilengkapi dengan kolom keterangan yang bertujuan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran. 2. Tes Penguasaan Konsep Tes ini bersifat objektif dalam bentuk pilihan ganda yang digunakan untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep setelah pembelajaran menggunakan strategi penugasan proyek. Tes Penguasaan Konsep diberikan sebelum diberi perlakuan (pre-test) dan sesudah diberi pelakuan (post-test). Instrumen untuk penguasaan konsep ini mencakup ranah kognitif menurut Anderson dari mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Tes
27
Penguasaan Konsep diberikan sebelum diberi perlakuan (pre-test) dan sesudah diberi pelakuan (post-test). 3.
Lembar Penilaian Proyek Lembar ini digunakan untuk mengetahui profil kemampuan berpikir kreatif
siswa pada kegiatan pengerjaan proyek. Penilaian dilakukan secara kelompok dengan jumlah siswa tiap kelompok sebanyak 5-6
orang. Lembar penilaian
proyek ini mengukur aspek kemampuan berpikir kreatif siswa mulai dari aspek berpikir lancar sampai dengan berpikir elaborasi dalam bentuk rubrik skala satu sampai dengan skala tiga. 4.
Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Tes ini dalam bentuk essay yang digunakan untuk mungukur kemampuan
berpikir kreatif siswa setelah pembelajaran menggunakan strategi penugasan proyek. Tes ini menggunakan tiga aktivitas yaitu bertanya, menerka sebab-akibat, mengembangkan manfaat suatu benda, dan memperbaiki hasil keluaran dengan mengacu pada indikator kemampuan berpikir kreatif menurut Guilford (dalam Munandar, 2009). E. Prosedur Penelitian Dalam penelitian ini prosedur percobaan dilakukan dalam tiga tahap: a. Tahap Persiapan Pada tahap ini, dilakukan studi pendahuluan ke lapangan dan studi pendahuluan melalui kajian literatur, dilanjutkan analisis kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013. Setelah itu, menentukan standar isi mengenai materi yang akan digunakan dalam penelitian. Tahap selanjutnya menyusun desain penelitian, menyusun perangkat pembelajaran, menyusun instrumen penelitian, judgement instrumen, uji coba instrumen, kemudian revisi instrumen. Setelah instrumen siap digunakan, dilanjutkan dengan melakukan penelitian ke sekolah. Instrumen terbagi menjadi dua, yang pertama instrumen untuk mengukur peningkatan penguasaan konsep dan instrumen kedua digunakan untuk mengetahui profil kemampuan berpikir kreatif siswa. Pengujian instrumen penguasaan konsep meliputi pengujian validitas, reliabilitas, daya pembeda dan
28
tingkat kesukaran. Sedangkan instrumen untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif hanya uji ahli dari dosen yang berkompeten dibidangnya. b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan ini, dilakukan penelitian ke sekolah, dengan instrumen yang telah dipersiapkan pada tahap persiapan. Pada tahap pelaksanaan, kegiatan penelitian meliputi pre test, kemudian pembelajaran menggunakan strategi penugasan proyek diakhiri dengan pemberian post test. c. Tahap Penyelesaian Pada tahap ini, dilakukan pengolahan data hasil penelitian meliputi lembar observasi keterlaksanaan penelitian, hasil pre test dan post test penguasaan konsep, serta pengolahan data kemampuan berpikir kreatif siswa. Semua data tersebut kemudian dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan serta saran dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Jika dibuat menjadi bagan penelitian, maka alur penelitian ini adalah sebagai berikut:
29
Alur Penelitian
Tahap Persiapan
Studi Pendahuluan Kajian literatur Mengkaji kurikulum Mengkaji materi pembelajaran
Identifikasi dan Merumuskan Masalah
Pembuatan Instrumen Penelitian meliputi: 1. Tes Peguasaan Konsep 2. Tes Kememampuan Berpikir Kreatif 3. Rubrik Penilaian Proyek Pembuatan Perangkat Pembelajaran meliputi : 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2. Tugas Pengerjaan Proyek
Judgement Instrumen (Validitas Konstruk dan Isi) Revisi Hasil Judgement Uji Coba Instruen Tahap Pelaksanaan Pre Test
Pelaksanaan Pembelajaran menggunakan Penilian Proyek
Observasi Keterlaksanan pembelajaran
1. 2.
Post Test Penilaian kemampuan Berpikir Kreaif
Pengolahan Data Tahap Pelaporan Kesimpulan
Gambar 3.1 Diagram Alur Proses Penelitian
30
F. Analisis Data Data yang diperoleh dalam peneltian ini adalah berupa data lembar keterlaksanaan pembelajaran, data hasil pre test peguasaan konsep, post test penguasaan konsep, kemampuan berpikir kreatif melalui tes, serta data kemampuan berpikir kreatif selama pengerjaan proyek pembuatan alat penjernih air sederhana. a. Data Observasi Data hasil observasi yang diperoleh dari lembar keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa di analisis dengan tahapan sebagai berikut: 1. Menjumlahkan kegiatan
yang terlaksana dalam setiap pembelajaran
pembelajaran. 2. Menghitung persentase keterlaksanaannya dengan menggunakan rumus: ∑ ∑
Tabel 3.1 Interpretasi Keterlaksanaan Pembelajaran Keterlaksanaan Pembelajaran (%)
Interpretasi
0-16
Sangat Kurang
17-37
Kurang
38-58
Sedang
59-79
Baik
80-100
Baik Sekali (Mundilarto, 2012, hlm. 65)
b. Tes Penguasaan Konsep Tes penguasaan konsep bertujuan untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep mengenai materi yang akan diteliti. Tes ini meliputi pre test dan post test. Jawaban siswa yang benar akan diberi skor 1(satu) dan jawaban yang salah akan diberi skor 0 (nol), sehingga dari penskoran tersebut didapat skor yang kemudian digunakan dalam perhitungan. Analisis pengingkatan penguasaan konsep siswa dihitung berdasarkan angka skor pre test dan post test setiap ranah kognitif C1 sampai dengan C4 dengan menggunakan persamaan gain yang dinormalisasi sebagai berikut :
31
( Hake dalam Chaerunisa, 2013) Keterangan : Spost : Skor Post Test Spre : Skor Pre Test Smax : Skor Maximum Setelah mendapatkan nilai gain, maka data tersebut ditafsirkan dengan kriteria sebagai berikut : Tabel 3.2 Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi Nilai 〈 〉 〈 〉 〈 〉
Klasifikasi Tinggi Sedang Rendah (Hake, 1998)
c. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa 1. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Tes kemampuan berpikir kreatif diberikan kepada siswa yang dikerjakan secara individu. Adapun persamaan yang digunakan untuk pengolahan data tes kemampuan berpikir kreatif adalah sebagai berikut :
Keterangan : NP = Nilai Persen Kemampuan Berpikir kreatif yang dicari.
2. Lembar Penilaian Proyek untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Selain menggunakan tes tertulis, kemampuan berpikir kreatif siswa juga diukur menggunakan rubrik penilaian selama pengerjaan proyek pembuatan alat penjernih air sederhana. Data yang diperoleh kemudian di olah untuk mengetahui
32
persentase jumlah yang memunculkan setiap indikator kemampuan berpikir kreatif dengan persamaan :
Keterangan : NP = Nilai Persen Kemampuan Berpikir kreatif yang dicari. Data NP yang telah diperoleh berdasarkan tes dan non tes kemudian dikategorikan kedalam kategori kemampuan berpikir kreatif untuk masing-masing indikator. Tabel 3.3 Interpretasi Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Persentase (%)
Kategori
81 – 100
Sangat Tinggi
61 – 80
Tinggi
41 – 60
Sedang
21 – 40
Rendah
0 – 20
Sangat rendah Muhibin Syah (dalam Anggraeni, 2013, hlm 47)
d. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen 1. Validitas Pengujian validitas instrumen dilakukan secara dua tahap. Pertama validitas logis dan yang kedua validitas empiris. Validitas logis meliputi validitas isi dan validitas konstruksi, sedangkan validitas empiris meliputi validitas concurrent dan validitas prediksi. Pengujian validitas instrument yang telah disusun dibagi kedalam dua tahapan. Tahapan pertama yaitu validitas logis. Instrumen tes yang meliputi tes penguasaan konsep, tes kemampuan berpikir kreatif, dan lembar penilaian proyek dilakukan uji validitas logis oleh dosen ahli (judgement). Uji validitas ini meliputi konten dan isi agar instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Setelah tahap uji logis selesai, tahap selanjutnya adalah uji empiris, namun untuk uji empiris hanya intrumen penguasaan konsep dikarenakan dua intrumennya lainnya dirasa cukup hanya dengan uji logis.
33
Pengolahan data untuk tes penguasaan konsep adalah menggunakan point biserial dengan persamaan sebagai berikut : √ Keterangan : Ypbi = koefisien korelasi biserial Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya Mt = rerata skor total St = standar deviasi dari skor total proporsi p = proporsi siswa menjawab benar q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1- p).
Tabel 3.4 Nilai Korelasi dan Interpretasi Validitas Instrumen Nilai
Interpretasi
0,80-1,00
Sangat Tinggi
0,60-0,80
Tinggi
0,40-0,60
Cukup
0,20-0,40
Rendah
0,00-0,20
Sangat Rendah (Arikunto, 2012, hlm. 65)
2.
Reliabilitas Reliabilitas tes merupakan tingkat keajegan suatu tes. Persamaan yang
digunakan untuk reliabilitas pada pengujian instrumen tes penguasaan konsep adalah sebagai berikut: (
), dengan
∑
(∑ )
Dimana : adalah reliabilitas tes adalah varians belahan pertama (1) yang dalam hal ini varians skor item ganjil
34
adalah varians belahan kedua (2), yaitu varians skor item genap. adalah varians total yaitu varians skor total Tabel 3.5 Interpretasi Reabilitas Butir Soal Nilai
Interpretasi
0,80-1,00
Sangat Tinggi
0,60-0,80
Tinggi
0,40-0,60
Cukup
0,20-0,40
Rendah
0,00-0,20
Sangat Rendah (Arikunto, 2012, hlm.89)
3. Tingkat kesukaran Tingkat kesukaran menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal (Arikunto, 2012). Besarnya indeks kesukaran, (P) berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran butir soal dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
Dimana P adalah indeks kesukaran, B adalah banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar, JS adalah jumlah seluruh siswa peserta tes. Kategori untuk tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel . Tabel 3.6 Kriteria Indeks Kesukaran Nilai
Interpretasi
0,00-0,30
Sukar
0,31-0,70
Sedang
0,71-1,00
Mudah (Arikunto, 2012, hlm. 225)
35
e. Hasil Uji Coba Instrumen Delapan belas soal tes penguasaan konsep diuji validitas logisnya oleh dosen pen-judgement. Setelah diuji validitas logis dan direvisi, instrumen diujicobakan pada 34 peserta didik yang telah melaksanakan pembelajaran terkait dengan materi pada instrumen tes. Validitas item dan tingkat kesukaran untuk masingmasing nomor digambarkan menjadi sebaran seperti pada Gambar 3.2. Sangat Rendah
Tidak Valid
Rendah
Tinggi
Cukup
1.0 0.9
Mudah
0.8 0.7 0.6
Tingkat Kesukaran
0.5
Sedang
0.4 0.3 0.2
Sukar
0.1 0.0 -0.2
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
Ypbis
Gambar 3.2. Sebaran Validitas Poin Biserial dan Tingkat Kesukaran Instrumen Hasil Uji Coba
Penggunaan instrumen dalam penelitian ditentukan berdasarkan validitas logis oleh dosen ahli dan validitas empiris atau ujicoba. Instrumen tersebut sudah valid jika diuji oleh dosen ahli, namun berdasarkan data hasil uji coba statistik mengenai instrumen yang akan digunakan untuk mengukur peningkatan penguasaan konsep, diperoleh bahwa terdapat soal yang tidak valid atau harus di perbaiki. Dengan pertimbangan bahwa instrumen tersebut sudah di uji ahli dan tidak ada instrumen yang mewakili, maka instrumen tersebut tetap digunakan. Ada pun reliabilitas dari hasil uji coba ini adalah 0.82 dengan kategori sangat tinggi.
36
G. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di salah satu SMP Negeri di kota Bandung. Penelitian mengenai Penerapan Strategi Proyek untuk Mengetahui Peningkatan Penguasaan Konsep dan Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan dengan materi pembelajaran yang diteliti adalah pemisahan campuran. Perangkat pembelajaran untuk kelima pertemuan ini dapat dilihat pada lampiran 1.1. Berikut ini adalah jadwal penelitian yang dilakukan di kelas VII-2 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.7 Jadwal Penelitian Hari, Tanggal Kamis, 30 Oktober 2014 Rabu, 5 Nopember 2014
Pukul 07.00 - 08.20
Kamis, 6 Nopember 2014
07.00 - 08.20
Rabu, 12 Nopember 2014 Kamis, 13 Nopember Rabu, 19 Nopember 2014 Kamis, 20Nopember 2014
09.20 - 11.20
09.20 - 11.20
07.00 - 08.20 09.20 - 11.20 07.00 - 08.20
Kegiatan -Pre-test -Pelaksanaan pembelajaran I dengan sub materi: filtrasi, kromatografi dan sentrifugasi -Pelaksanaan pembelajaran II: distilasi dan sublimasi -Pengerjaan Proyek : Tahap Persiapan -Pengerjaan Proyek : Tahap Pelaksanaan -Pengerjaan Proyek : Tahap Pelaksanaan : Tahap Pelaporan -Post-test