BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan tahunan perusahaan sektor barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2010 sampai dengan 2013. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id . B. Desain Penelitian
Penelitian ini tergolong sebagai penelitian kausal karena dalam penelitian ini dilakukan pengujian pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel dependen dan variabel independent. Struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan kompensasi bonus merupakan variabel independent sedangkan manajemen laba dikategorikan sebagai variabel dependen.
C. Definisi dan operasionalisasi variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel atau dengan cara memberikan arti atau menspesifikan kegiatan ataupun membenarkan operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
29
30
1. Manajemen laba
Deteksi atas kemungkinan dilakukannya manajemen laba dalam laporan keuangan diteliti melalui penggunaan akrual. Jumlah akrual yang tercermin dalam perhitungan laba terdiri dari discreationary accrual dan non discreationary accrual. Discreationary accrual merupakan komponen accrual dari manajemen laba yang dilakukan oleh manajer, misalnya dengan cara menaikkan biaya amortisasi dan depresiasi, mencatat persediaan yang sudah usang. Non discreationary accrual merupakan accrual yang diharapkan terjadi seiring dengan perubahan
aktivitas
operasional
perusahaan,
misalnya
beban
depresiasi
(Sulistyanto, 2008)
Dalam penelitian ini,manajemen laba diukur dengan menggunakan The Modified Jones Model. Model ini dianggap lebih baik diantara model yang lain untuk mengukur manajemen laba karena model ini memisahkan antara non discretionary accrual dengan discretionary accrual.
Indikator manajemen laba dapat dijabarkan dalam tahap – tahap sebagai berikut :
1. Menetukan nilai total akrual
TAC it = IFO it – CFO it ………………………….. (1) Keterangan : TAC it = Total Akrual tahun t
31
IFO it
= Laba Operasi tahun t
CFO it
= Arus kas bersih dari aktivitas operasi tahun t
2. Menentukan nilai total accrual yang diestimasi dengan persamaan regresi OLS sebagai berikut :
TAC it/Ait-1 = βı (1 / Ait-1) + β₂ (ΔRev / Ait-1) + β₃ (PPEt / Ait1)…(2)
Keterangan : TAC it/Ait-1 = Total Akrual tahun t yang diskala dengan total asset t1 Ait -1
= Total asset tahun t-1 yang diskala dengan total aseet t-
1 ΔRev
= Perubahan pendapatan antara tahun t dengan tahun t-1 yang diskala dengan total asset t-1
PPEt
= Aktiva tetap tahun t yang diskala dengan total asset t-1
Semua nilai di atas diregresikan dengan menggunakan TAC it/Ait-1 Sebagai variabel dependen, sedangkan (1 / Ait-1) , (ΔRev / Ait-1) dan (PPEt / Ait-1) sebagai variabel independen. Hasil regresi ini akan menghasilkan nilai koefisien βı, β₂ dan β₃ yang akan digunakan dalam menghitung nilai total accrual dengan menggunakan rumusan 2.
3. Menghitung nilai NDA ( Non discretionary accruals) dengan rumus :
NDAit = βı (1 /Ait-1)+ β₂ ((ΔRev – ΔRec)/Ait-1)+ β₃ (PPEt /Ait-1)+e (3)
32
Atas koefisien βı, β₂ dan β₃ yang sebelumnya sudah diperoleh digunakan Menghitung nilai non discretionary dengan menggunakan rumusan Seperti yang sudah disebutkan pada point (3). Keterangan : NDA it
= Total nondiscretionary accrual tahun t
Ait-1
= Total asset tahun t-1 yang diskala dengan total aseet t-1
ΔREV
= Perubahan pendapatan antara tahun t dengan tahun t-1 yang diskala dengan total asset t-1
ΔREC
= Perubahan piutang usaha bersih antara tahun t dengan tahun t-1diskala dengan total asset t-1
PPEit
= Aktiva tetap tahun t yang diskala dengan total asset t-1
e
= Error term
Selanjutnya, discretionary accrual (manajemen laba) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
DACC it = TAC it – NDA it …………………………………………..(4) Keterangan : DACC it
= Discretionary accrual tahun t
TAC it
= Total accrual tahun t
NDA it
= Nondiscretionary accrual tahun t
2. Struktur Kepemilikan Manajerial
33
Kepemilikan manajer adalah persentase jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola (Gidoen 2005 dalam Isnanta). Indikator yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur kepemilikan manajerial adalah persentase jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal perusahaan yang beredar atau dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut :
Kepemilikan Manajemen = ∑ saham yang dimiliki manajemen ∑ saham yang beredar 3. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aset, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut. Dari ketiga variabel ini, nilai aset relative lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan dalam mengukur ukuran perusahaan (Sudarmadji dan Sularto, 2007).
Dalam penelitian ini variabel ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan Logaritma total asset dan skala pengukuran menggunakan skala rasio, atau dapat dituliskan sebagai berikut :
Ukuran perusahaan = ∑ Total Assets Log Natural (Ln)
4. Kompensasi Bonus
34
Bonus plan hypothesis merupakan salah satu motif pemilihan suatu metode akuntansi tidak terlepas dari positif accounting theory. Jika perusahaan memiliki kompensasi bonus, maka manajer akan cenderung melakukan tindakan yang mengatur laba bersih untuk dapat memaksimalkan bonus yang mereka terima. Bila dalam banyak penelitian lain untuk menghitung kompensasi bonus berdasarkan besaran bonus, maka dalam penelitian ini yang akan digunakan adalah komponen perhitungan bonus. Hal tersebut dilakukan selain karena tidak tersedianya data jumlah atau besaran bonus, juga didasari pertimbangan bahwa komponen perhitungan bonus sebagian besar merupakan angka-angka akuntansi yang menjadi objek diskresi manajemen, sehingga dharapkan penelitian ini akan lebih mengena secara substansi. Terdapat delapan komponen perhitungan bonus yaitu : 1). Pencapaian atas laba usaha sebelum biaya bunga, penyusutan dan amortisasi tahun lalu 2). Pencapaian anggaran laba usaha sebelum biaya bunga, penyusutan dan amortisasi 3). Tingkat kesehatan perusahaan 4). Laba dibagi (Profit) 5). Indeks Trend Laba Usaha (ITRENDLU) 6). Indeks Trend Laba Bersih (ITRENDLB) 7). Indeks Target Laba Usaha (ITARGETLU) 8).Indeks Target Laba Bersih (ITARGETLB) (Suryatiningsih dan Veronica, 2009 dalam Irpan, 2011). Tidak semua komponen perhitungan bonus digunakan dalam penelitian ini karena tidak ketersediaan data. Penelitian ini hanya menggunakan satu komponen perhitungan indeks trend laba bersih (ITRENDLB) yang dihitung berdasarkan
35
persentase pencapaian laba bersih tahun t terhadap laba bersih tahun t – 1 (Suryatiningsih dan Veronica, 2009 dalam Irpan, 2011).
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian No.
Variabel
Definisi Operasional
Pengukuran
Skala
1.
Management Laba (Y)
DACCit = TAC it – NDA it
Rasio
2.
Struktur Kepemilikan Manajerial (X₁)
% Kepemilikan saham manajerial terhadap seluruh modal saham
Rasio
3.
Ukuran Perusahaan (X₂)
Discretionary accruals dihitung dengan cara menselisihkan total accruals (TAC) dan non discretionary accruals (NDAC). ( Sulistyanto, 2008) Kepemilikan manajerial adalah persentase jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola. (Boediono,2005) Ukuran perusahaan diukur berdasarkan nilai aktiva (Sudarmadji dan Sularto, 2007
Ln Total asset
Skala Rasio
4.
Kompensasi Bonus (X₃)
Indeks Trend Laba Bersih = Persentase Laba Bersih tahun t terhadap Laba Bersih tahun t-1
Rasio
Bonus yang diberikan oleh perusahaan setiap tahun apabila memperoleh laba. (Suryatiningsih dan Veronica,2009 dalam Irpan, 2011) Sumber : Data diolah peneliti tahun 2014
36
D. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini menggunakan populasi penelitian perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang telah listing di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 sebanyak 23 perusahaan. Metode pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini harus memiliki kriteria – kriteria sebagai berikut : 1. Perusahaan yang telah listing di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 2. Laporan keuangan yang dipublikasikan harus bersifat audited dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 3. Data-data mengenai variabel penelitian yang akan diteliti tersedia lengkap dalam laporan keuangan tahunan perusahaan yang diterbitkan pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. 4. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. 5. Perusahaan menyajikan laporan keuangan dalam mata uang rupiah.
37
Tabel 3.2 Prosedur Pemilihan Sampel
Kriteria
Jumlah Perusahaan
Perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
37
BEI pada tahun 2010 – 2013 Perusahaan deslisting pada tahun 2010 – 2013
(0)
Perusahaan yang laporan keuangannya tidak audited pada tahun
(4)
2010- 2013 Perusahaan yang tidak menyajikan data lengkap pada tahun 2010
(5)
– 2013 Perusahaan yang tidak menyatakan laba pada tahun 2010-2013
(5)
Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan tidak dalam mata
(0)
uang rupiah pada tahun 2010 – 2013 Perusahaan yang terpilih menjadi sampel
23
Jumlah Observasi Periode 2010 – 2013 : Perusahaan industri barang konsumsi sebanyak 23 X 4 Tahun
92
E. Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, sumber data menjadi hal penting dalam menentukan tehnik pengumpulan data. Ada dua macam sumber data yang bisa digunakan dalam penelitian yaitu data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara tehnik pengumpulan data arsip, yaitu data diperoleh dari beberapa
38
literatur yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Adapun penelusuran data ini dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1.
Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan. Data yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan antara lain berupa jurnal, skripsi, buku dan thesis.
2.
Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data dalam format elektronik. Data ini antara lain berupa laporan keuangan yang dipublikasikan di situs Bursa Efek Indonesia yang berupa file komputer dari internet
F. Metode Analisis
Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan melakukan analisis statistik deskriptif dan uji asumsi klasik. Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui dispersi dan distribusi data. Sedangkan uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji kelayakan model regresi yang selanjutnya akan digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu data yang dilihat melalui nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum range, kurtosis, dan skewness (Ghozali, 2011). Skewness mengukur kemencengan dari data dan kurtosis mengukur puncak dari distribusi
39
data. Data yang terdistribusi secara normal mempunyai nilai skewness dan kurtosis mendekati nol (Ghozali, 2011)
2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari asumsi klasik. Syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah data tersebut harus terdistribusikan secara normal, tidak mengandung multikolonieritas, dan heterokedastisitas. Untuk itu sebelum melakukan pengujian regresi linier berganda perlu dilakukan lebih dahulu pengujian asumsi klasik yang terdiri dari:
a)
Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Ghozali (2011) ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan cara analisis grafik dan analisis statistik. Uji normalitas pada penelitian ini didasarkan pada uji statistik sederhana dengan melihat nilai kurtosis dan skewness untuk semua variabel dependen dan independen. Uji lainnya yang digunakan adalah uji statistik non-parametrik kolmogorov-Smirnov(K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:
Ho : data residual berdistribusi normal
Hı : data residual tidak berdistribusi normal
40
b). Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi sebagai berikut (Ghozali, 2011):
a. Nilai R² yang dihasilkan sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan dan mempengaruhi variabel dependen. b. Menganlisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika cukup tinggi maka mendapat multikolonieritas. c. Dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF)
c). Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan cara: (1) melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat, (2) Uji Park, (3) Uji Glejser, dan (4) Uji White.
d). Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan adanya korelasi antar error term pada data time series. Implikasi dari adanya gangguan autokorelasi pada hasil estimasi adalah
41
parameter hasil estimasi tidak lagi memiliki standard error yang minimum sehingga pengujian hipotesis dengan menggunakan standard error tersebut dapat memberikan hasil
yang
misleading. Pengujian ada tidaknya gangguan
autokorelasi pada model regresi dilakukan dengan Durbin Watson Test.
3. Model Regresi
Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Model regresi yang dikembangkan untuk menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
DA = α + β₁SK + β₂UKURAN + β₃KB + ε Keterangan : DA
= Discretionary accrual (proksi dari manajemen laba)
α
= Konstanta
β1,2,3,4,5 = Koefisien variabel SK
= Struktur Kepemillikan Manajerial
UKURAN = Ukuran Perusahaan KB
= Kompensasi Bonus
ε
= Error Term
42
4. Uji Hipotesis
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of Fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan jika nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima (Ghozali, 2011)
a). Uji Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien Determinasi (R²) digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel independent terhadap perubahan variabel dependen. Dari sini akan diketahui seberapa besar variabel dependen akan mampu dijelaskan oleh variabel independennya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model. Apabila R² sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun persentase pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau dapat dijelaskan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan variasi variabel dependen. Sebaliknya jika R² sama dengan 1 maka persentase pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna atau 100%.
43
b). Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F digunakan untuk menguji bahwa model regresi yang digunakan sudah tepat. Ketentuan yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :
a. Jika F hitung lebih besar dari F tabel atau probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi (Sig. < 0,05), maka model penelitian dapat digunakan atau model tersebut sudah tepat.
b. Jika F hitung lebih kecil dari F tabel atau probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi (Sig. > 0,05), maka model penelitian tersebut tidak tepat.
Selain untuk mengetahui ketepatan suatu model regresi, uji F juga digunakan untuk mengetahu pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen
c). Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t ini pada dasarnya menunjukan seberapa besar pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2011). Uji t ini dilakukan dengan melihat probabilitas signifikan t masing-masing variabel yang terdapat pada output hasil regresi dengan menggunakan SPSS, dengan ketentuan jika nilai probabilitas signifikan t lebih
44
kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang kuat antara variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika nilai probabilitas signifikan t lebih besar dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang kuat antara variabel independen terhadap variabel dependen.