BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian tentang peran aktor dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2010;1-3), metode penelitian kulitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena atau realitas sosial sebagai sesuatu yang utuh, dinamis, kompleks, dan yang penuh makna, pada kondisi alamiah tertentu, yang analisis datanya bersifat induktif, memanfaatkan berbagai metode alamiah, dan akhirnya menggambarkan atau menjelaskannya dalam bentuk kata–kata dan bahasa. Dengan demikian penelitian ini akan mengkaji tentang aktivitas proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes), dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah, yang pada akhirnya mampu menjelaskan tentang peran aktor dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes).
3.1.
Jenis Pendekatan Pendekatan penelitian menunjuk pada paradigma atau pola pandang yang
dianut dalam mendekati masalah penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan ex-postfacto. Menurut Gay (dalam Sevilla, Consueo G., dkk.
1993;124), ex-postfacto berarti “setelah kejadian”.
Secara sederhana
penelitian ex-postfacto adalah menyelidiki permasalahan dengan mempelajari atau meninjau kembali variabel-variabel yang terkait dengan kejadian. Kerlinger (dalam Sevilla, Consueo G., dkk. 1993;124) mendefinisikan ex-postfacto sebagai pencarian data empirik yang menempatkan peneliti tidak dapat mengontrol langsung variabel-variabel penelitian karena peristiwanya telah terjadi atau karena variabel tersebut menurut sifatnya tidak dapat dimanipulasi. Pendekatan expostfacto ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menjelaskan proses penyusunan Rencana Jangka Menengah Desa Polobogo 2010-2015 dan untuk menjelaskan peran aktor dalam penyusunan RPJMDes Polobogo 2010-2015 tersebut. 27
3.2.
Jenis Penelitian Jenis penelitian menunjuk pada cara dan batasan pengambilan serta
pengolahan data yang digunakan. Penelitian ini menggunakan dua jenis penelitian, yakni penelitian deskriptif (descriptive research) dan eksplanatori (explanatory research). Penelitian deskriptif (descriptive research) digunakan untuk tujuan pertama yaitu Bagaimana proses penyusunan Rencana Jangka Menengah Desa Polobogo 2010-2015? Bogdan dan Taylor (1975), sebagaimana dikutip Kutut Suwondo, mendefinisikan penelitian deskriptif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata dan angka tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Di sini yang ditekankan adalah keutuhan dan kemurnian data, serta tidak ada usaha untuk memverifikasi atau membuktikan teori tertentu.7 Jenis penelitian eksplanatori (explanatory research) dipakai untuk tujuan kedua yaitu bagaimanakah peran aktor dalam penyusunan RPJMDes Polobogo 2010-2015? Jenis penelitian eksplanatori (explanatory research) seperti dijelaskan Sanapiah Faisal (2005),
yakni
tidak
cukup
dengan
hanya
menggambarkan apa adanya data, tapi juga menjelaskannya dan melihat korelasinya dengan variabel-variabel lain. Misalnya apakah variabel proses penyusunan Rencana Jangka Menengah Desa Polobogo 2010-2015 dapat dipengaruhi oleh variabel peran aktor dalam penyusunan RPJMDes Polobogo 2010-2015.
3.3.
Unit Analisa dan Unit Pengamatan Sebelum pengumpulan data dilakukan maka terlebih dahulu perlu
ditetapkan unit analisa dan unit pengamatan. Satuan Analisis (unit of analisys) ialah aras agregasi8 dari data yang dikumpulkan untuk dianalisis dalam rangka menjawab persoalan penelitian. Sedangkan satuan pengamatan (unit of observation) ialah sesuatu yang dijadikan sumber untuk memperoleh data dalam 7
Suwondo, Kutut. 2008. Makna Penelitian Kualitatif. Diktat Perkuliahan Magister Study Pembangunan UKSW. 8 Menurut Ihalauw, dalam penelitian ilmu sosial aras agregasi dari data yang dikumpulkan untuk dianalisis dalam rangka menjawab persoalan penelitian, antara lain individu, kelompok organisasi, artifact sosial. Artifact adalah setiap produk dari makhluk sosial atau perilakuknya. (Ihalauw 2004: 174).
28
rangka menggambarkan atau menjelaskan tentang satuan analisis. Sesuatu yang dapat dijadikan sumber itu dapat orang, tempat atau organisasi (Ihalauw 2004 : 178). Berdasarkan pada pemahaman di atas, satuan analisis dalam penelitian ini adalah peran aktor dalam penyusunan Rencana Jangka Menengah Desa Polobogo 2010-2015. Sedangkan yang menjadi satuan pengamatan penelitian adalah masyarakat Desa Polobogo dan proses penyusunan Rencana Jangka Menengah Desa Polobogo 2010-2015.
3.4.
Jenis Data Untuk mencapai tujuan penelitian dalam penulisan ini dibutuhkan data
yang sesuai dengan pokok permasalahan.
3.4.1. Data Sekunder Data yang diperoleh melalui studi pustaka dan dokumentasidokumentasi lainnya. Data sekunder juga merupakan data penelitian secara tidak langsung atau melalui media perantara atau data tertulis, data yang sudah diolah misalnya jurnal dan artikel-artikel, dan lain sebagainya. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah, buku-buku referensi tentang perencanaan pembangunan desa, buku-buku atau jurnal penelitian yang
menjelaskan konsep-konsep Pierre Bourdieu,
Berita Acara
Pembentukan Tim Perumus RPJMDes Polobogo 2010-2015, Berita Acara Musyawarah-Musyawarah Dusun, RPJMDes Polobogo 2010-2015 yang dibahas dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbang des Polobogo), RPJMDes Polobogo 2010-2015 hasil penyempurnaan yang disampaikan dalam Lokakarya RPJMDes Polobogo bulan Desember 2011.
3.4.2. Data Primer Data yang langsung diperoleh secara langsung dari sumbernya melalui wawancara. Dalam hal ini data dikumpulkan melalui 3 (tiga) informan kunci yakni, Ketua Tim Penyusunan RPJMDes Polobogo, 29
Akademisi atau dosen Sosiologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), dan Aktivis LSM Trukajaya.
3.5.
Lokasi penelitian Lokasi penelitian seperti yang telah dijelaskan yaitu Desa Polobogo
Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada pertimbangan penelitian bahwa di Kecamatan Getasan9, Desa Polobogo merupakan desa yang pertama kali menyusun RPJMDes, yang menyesuaikan dengan visi dan misi pembangunan Kabupaten Semarang, yang diamanatkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Semarang 2011-2015.
3.6.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara-cara praktis yang ditempuh peneliti
dalam mencari dan mengumpulkan data penelitian dalam bentuk pikiran, katakata, tindakan, peristiwa, tulisan-tulisan, gambar, dan lain-lain, sesuai dengan masalah atau fokus penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menempuh jalur wawancara terstruktur dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada informan atau responden kunci (key informan/responden) sebagai sumber data primer.
3.6.1. Wawancara Menurut Fontana dan Frey (dalam Denzin dan Lincoln, 2009;504), wawancara terstruktur mengacu pada situasi ketika seorang peneliti melontarkan sederet pertanyaan temporal pada tiap-tiap responden, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti. Secara umum peneliti akan memberi sedikit ruang untuk memunculkan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang tidak menuntut keteraturan. Dalam hal ini, agar dapat mengumpulkan data atau informasi tentang rumusan 9
Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan oleh penulis, di Kecamatan Getasan masih terdapat 12 Desa yang belum memiliki dokumen RPJM Desa yang sesuai dengan RPJMD Kabupaten Semarang 2011-2015.
30
penelitian terkait perencanaan pembangunan desa Polobogo, maka perlu dilakukan wawancara dengan Ketua Tim Penyusunan RPJMDes Polobogo, akademisi atau dosen Sosiologi Universitas Kristen Satya Wacana, dan Aktivis LSM Trukajaya.
3.6.2. Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berupa catatan/tulisan, gambar/foto, dan lain-lain. Menurut Sugiyono (2010;82), dalam penelitian kualitatif, dokumen biasanya merupakan pelengkap dalam pengumpulan data, selain wawancara dan observasi (pengamatan). Dalam penelitian ini, dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai data adalah berbagai tambatan/hasil rapat, surat-surat penting, RPJMDes Polobogo, foto/gambar, profil desa, dan dokumendokumen lain, yang penting untuk pengumpulan data dalam rangka menjawab tujuan penelitian.
3.7.
Teknik Pengolahan Dan Analisis Data Analisis data dalam penelitian berlangsung bersamaan dengan proses
pengumpulan data. Ada tiga tahapan yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi (Sugiyono, 2010;91). Dalam penelitian ini, ketiga tahapan tersebut akan berlangsung secara simultan.
3.8.
Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan dari penelitian tentang Peran Aktor Dalam
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Polobogo 2010-2015 ini adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, pada bab ini dijelaskan tentang situasi problematik penelitian hingga manfaat penelitian. Penentuan situasi problematik penelitian mengantarkan pada rumusan permasalahan penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. 31
Bab II Landasan Teoritis, merupakan sajian teoritis tentang berbagai konsep-konsep yang relevan dan akan digunakan dalam penelitian. Diantaranya konsep tentang peran aktor dalam perspektif Pierre Bourdieu, pembangunan dan perencanaan, desa, dan konsep tentang rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMDes). Dalam bagian akhir bab ini disampaikan bagan kerangka pikir penelitian sebagai rumusan alur pikir penelitian, serta beberapa referensi penelitian terdahulu yang menjadi sumber inspirasi penelitian ini. Bab III Metode Penelitian, dengan menggunakan metode yang relevan dengan masalah penelitian, peneliti akan terhindar dari cara kerja yang spekulatif. Oleh karena itu peneliti harus mampu memilih dan menggunakan metode yang dapat mengungkapkan masalah yang dihadapinya secara tuntas. Pada sub bagian ini diuraikan tetang jenis pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, unit pengamatan dan unit analisis, jenis dan sumber data, teknik analisis, kemudian pada bagian akhir diuraikan tentang sistematika penulisan. Bab IV Gambaran Umum Desa Polobogo, pada bab ini akan diuraikan tentang gambaran lokasi penelitian yakni desa Polobogo. Gambaran wilayah penelitian selain berisi deskripsi tentang kondisi geografis, kondisi kependudukan, kondisi ekonomi serta kondisi kemiskinan di desa Polobogo. Bab V Peran Aktor Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes), merupakan bab yang akan menggambarkan proses penyusunan RPJMDes Polobogo 2010-2015. Selanjutnya pada bab ini juga akan dijelaskan peran-peran yang dilakukan oleh aktor dalam penyusunan RPJMDes Polobogo 2010-2015. Bab VI Penutup, bagian ini dikemukakan uraian hasil penelitian secara ringkas yang dituangkan dalam bentuk kesimpulan dan saran-saran yang menjadi pertimbangan bagi pemerintah desa, dan bagi peneliti selanjutnya.
32