22
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidomulyo 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati semester I tahun pelajaran 2012/2013 dengan pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut : Mata pelajaran
: Matematika
Materi pokok
: Perkalian, Pembagian dan Penjumlahan
Kelas/Semester
: 3/I
Pelaksanaan Pra-siklus : Kamis, 11 Oktober 2012 Pelaksanaan Siklus I
: Senin, 15 Oktober 2012 dan 16 Oktober 2012 pertemuan ke II
Pelaksanaan Siklus II
: Senin, 22 Oktober 2012 dan 23 Oktober 2012 pertemuan ke II
Siswa kelas 3 SD Negeri Sidomulyo 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Menurut Piaget siswa kelas 3 tergolong pada tahap operasi kongkret, yaitu perkembangan kognitif yang terjadi pada usia 6-12 tahun. Pada tahap ini anak mulai memandang dunia secara obyektif bergeser dari satu aspek ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur kesatuan secara serentak, mulai berpikir secara operasional dan mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda. Murid sekolah pada semua tahap perkembangan kognitif perlu untuk berbagi pengalaman dengan teman-temannya dan belajar atau mempelajari pandangan orang lain. Anak-anak yang mendapat pengalaman untuk mendengar pendapat dan pandangan orang lain akan bersikap realistis terhadap pendapatnya sendiri. Anak-anak yang bekerja dalam kelompok yang terdiri dari anak-anak perempuan dan laki-laki yang berbeda kemampuannya akan dapat belajar lebih banyak sebab anak-anak itu saling membantu dari pada guru. Seorang anak yang baru memahami konsep yang sulit mungkin dapat membantu kawannya yang mendapat kesulitan dalam memahami konsep yang sama. Hal ini mungkin disebabkan anak lebih mudah berkomunikasi dengan sesama anak. Jadi lebih sering memberi 22
23
kesempatan kepada murid-murid untuk bekerja dalam kelompok adalah baik. Anak kelas 3 (umur 9-10 tahun) biasanya dapat bekerja dengan baik menyelesaikan masalah-masalah dan ide-ide yang mengacu pada benda-benda kongret. 3.2. Variabel yang Diselidiki Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti. Kedua variabel yang dimaksud adalah: a. Penerapan metode diskusi kelompok kecil b. Peningkatan hasil belajar Matematika 3.3. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) menurut Supardi (2008:117) terdiri atas Wgiatan pokok yaitu: (1) planning atau perencanaan, (2) acting atau tindakan, (3) observing atau pengamatan, dan (4) reflecting atau refleksi. Kegiatan-kegiatan ini disebut dengan satu siklus kegiatan pemecahan masalah. Apabila satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda perubahan ke arah perbaikan atau peningkatan mutu, kegiatan penelitian dilanjutkan pada siklus kedua dan seterusnya sampai peneliti merasa pugs. Berdasarkan ulasan ini, tindakan yang dilakukan oleh dalam setiap siklus penelitian adalah sebagai berikut: 3.3.1. Planning atau Perencanaan Dalam planning atau perencanaan, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran dan menyiapkan instrumen yang diperlukan dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi kelompok kecil. Dalam tahap perencanaan perbaikan, peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran, membuat lembar kerja siswa, menyusun lembar observasi siswa dan guru, membuat lembar tes formatif beserta lembar analisis tes formatif. Secara rinci masing-masing instrumen yang dibuat dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut: a) Rencana Perbaikan Pembelajaran, b) Lembar Kerja Siswa, c) lembar pengamatan, d) lembar tes formatif, e) lembar analisa tes formatif. Instrumen penelitian di atas dapat dilihat secara rinci pada lampiran.
24
3.3.2. Acting atau Tindakan Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran pemecahan masalah dengan metode diskusi kelompok kecil, sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran yang dibuat oleh guru. Ketika pelaksanaan pembelajaran observer mengamati kegiatan siswa dan guru sesuai aspek yang tertulis dalam lembar pengamatan. Kegiatan pada tahap tindakan adalah: (1) absensi kehadiran siswa, (2) memberikan apersepsi, (3) menjelaskan problem atau permasalahan dan menggambarkan aspekaspeknya. (4) membentuk kelompok diskusi, (5) memberi LKS pada tiap kelompok, (6) tiap kelompok melaksanakan kegiatan diskusi, (7) tiap kelompok menyusun kesimpulan diskusi kelompok, (8) tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi tiap kelompok, (9) diskusi kelas untuk membuat kesimpulan pokok masalah, (10) memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, (11) guru menekankan simpulan sebagai konsep pemecahan masalah, (14) siswa mengerjakan soal-soal evaluasi, (15) penilaian, analisa dan tindak lanjut hasil evaluasi, dan (16) guru menutup pelajaran. Dala kegiatan ini akan diperoleh berbagai data penelitian yaitu data hasil pengamatan guru, data hasil pengamatan siswa, nilai hasil belajar siswa, dan analisa hasil belajar siswa. 3.3.3. Observing atau Pengamatan Proses observing atau pengamatan dilakukan pada saat tahap implementasi tindakan. Kegiatan pengamatan merupakan bentuk pengamatan terhadap partisipasi siswa dalam pembelajaran dan kegiatan guru dalam pengajaran. Pengamatan dilakukan oleh observer yaitu teman sejawat yang sudah diangkat sebagai PNS dan bertugas mengajar di SD Negeri Sidomulyo 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati. Peneliti memilih teman sejawat tersebut dengan pertimbangan beliau sebagai teman sejawat satu sekolah yang sudah berpengalaman mengajar selama 28 tahun dan sudah mengenal karakter siswa di sekolah. Dalam tahap pengamatan observer berpedoman pada lembar pengamatan yang telah disiapkan. Observer memberikan tanda centang () pada kolom yang indikatornya sesuai degan hasil pengamatan. Setelah selesai pembelajaran observer memberi saran atau
25
komentar kepada peneliti untuk perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. Lembar kerja siswa diberikan kepada kelompok diskusi siswa untuk didiskusilan bersama kelompoknya saat proses pembelajaran inti berlangsung. Ketika pembelajaran inti selesai siswa diberi lembar tes formatif. Hasil pengerjaan tes formatif dianalisis untuk mengetahui nilai rata-rata kelas dan tingkat ketuntasan belajar siswa. Kegiatan penyusunan rencana tindakan adalah: (a) memformulasikan alternatif tindakan, (b) analisis kelikan alternatif tindakan, (c) menyusun persiapan tindakan. Dalam merancang tindakan perbaikan terhadap masalah yang dipecahkan adalah dengan mempertimbangkan keadaan dan semua objeknya, subyeknya, tujuan yang ingin dicapai, siapa yang melakukannya, bagaimana melakukannya, hasil yang diharapkan dari tindakan tersebut. 3.3.4. Reflecting atau Refleksi Pada kegiatan refleksi ditelaah aspek-aspek mengapa, begaimana, dan sejauh mans tindakan yang ditetapkan mampu mencapai perubahan. Jika ternyata siklus yang dilaksanakan belum berhasil, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran untuk siklus berikutnya. 3.4. Data dan Cara Pengumpulannya 3.4.1. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah guru, siswa, hasil belajar, dan hasil observasi atau pengamatan. Dari guru diperoleh informasi kemampuan guru dalam mengajar dengan menggunakan metode diskusi kelompok kecil. Dari siswa diperoleh informasi berupa partisipasi siswa dalam pembelajaran ketika diterapkan metode diskusi kelompok kecil. Dari hasil penilaian formatif diperoleh informasi hasil belajar siswa, siswa yang tuntas dan siswa yang tidak tuntas dalam pencapaian KKM. 3.4.2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu teknik tes dan teknik non tes pada setiap siklus. Teknik tes dilakukan dengan melakukan pengukuran hasil belajar
26
siswa. Tes diberikan kepada siswa secara tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda, isian, dan uraian. Sedang teknik non tes dilakukan dengan cara observasi terhadap partisipasi siswa dalam pembelajaran dan pengamatan pada kemampuan guru saat mengajar. 3.4.3. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen untuk pengumpulan data dengan teknik tes yaitu soal tes formatif. Instrumen I untuk pengumpulan data dengan teknik non tes adalah lembar pengamatan yaitu lembar pengamatan siswa dan lembar pengamatan guru lihat pada lampiran. a. Tes Formatif Kisi-kisi untuk soal tes formatif yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: Nilai tes formatif siswa kemudian dicatat di tabel hasil nilai tes formatif siswa. Nilai hasil tes formatif baik dari pra-siklus, siklus I, maupun siklus II kemudian dianalisa dan dicatat dalam lembar analisis tes formatif. Hasil analisa tes formatif baik dari pra-siklus, siklus I maupun siklus II kemudian dicatat dalam tabel ketuntasan belajar siswa. b. Lembar Pengamatan Penulis menggunakan 4 macam lembar pengamatan yaitu 2 lembar pengamatan guru pada Siklus I Pertemuan 1 dan 2 dan 2 lembar pengamatan siswa pada Siklus II untuk Pertemuan 1 dan 2. 3.5. Indikator Kinerja Penelitian ini dikatakan berhasil jika prosedur pembelajaran matematika dengan menggunakan metode diskusi kelompok kecil dapat dilakukan sepenuhnya dengan baik sena ketuntasan belajar mencapai 75% dengan nilai KKM 75. 3.6. Analisis Data Penelitian Menurut Supardi (2008:131), tahapan setelah pengumpulan data adalah analisis data. Analisis data pada penelitian tindakan kelas dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.
27
3.6.1. Analisis Data Kuantitatif Yang dimaksud dengan analisis data kuantitatif data penelitian ini adalah nilai hasil belajar siswa. Data dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai rata-rata kelas, persentase keberhasilan siswa yang tuntas dan yang tidak tuntas pada siklus awal sampai dengan siklus terakhir. Langkah pernghitungan rata-rata kelas, persentase keberhasilan siswa yang tuntas dan yang tidak tuntas adalah sebagai berikut. a. Menghitung skor yang diperoleh siswa b. Menghitung skor komulatif setiap aspek c. Menghitung skor rata-rata d. Menghitung persentase Mai, dihitung dengan rumus-.
SP =
SK x 100% R
Keterangan: SP : Skor Persentase
SK : Skor Komulatif
R : Jumlah Responder
3.6.2. Analisis Data Kualitatif Yang dimaksud analisis data kualitatif dalam penelitian ini adalah data yang berupa informasi yang memberi gambaran tentang kegiatan guru saat mengajar menggunakan metode diskusi kelompok kecil dan kegiatan siswa saat mengikuti pembelajaran. Analisis kualitatif digunakan untuk menggambarkan atau menginformasikan kegiatan guru saat mengajar dan pengaruhnya terhadap perilaku siswa saat mengikuti pembelajaran dan hasil belajar. Teknik analisis kualitatif yang diterapkan dalam penelitian ini adalah analisis antar kasus (crossite analysis) dengan menggunakan model analisis interaktif (Sutopo, 1989:23). Cara analisisnya mengikuti pola pemikiran kongret kualitatif yaitu suatu analisis yang kajiannya didasarkan pada kenyataan empiris dan unsur-unsur terkecil dari pendekatan
28
secara mikro ke makro untuk unit kasus tertentu. Siklus interaktif ini diharapkan dapat memperoleh pengertian yang mendalam, komprehensif, dan rinci mengenai suatu masalah sehingga akan melahirkan pernyataan yang benar. Untuk menggali pernyataan tersebut dilakukan dengan mengadakan wawancara terhadap informan, dimaksudkan untuk memperoleh makna objektif dan subjektif dari informan. Pernyaan informan kemudian dibandingkan dengan sumber data lertulis untuk membuktikan kebenarannya. Data tersebut diatas dianalisis dengan teknik deskriptif komparatif yaitu dengan melaksanakan pembelajaran menggunakan beberapa tahap yaitu dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dilihat pada tabel ketuntasan berikut ini : Ketuntasan Hasil Belajar Pra-Siklus, Siklus I & Siklus II No 1. 2. 3.
Tindakan Pembelajaran Pra Siklus Siklus I Siklus II
Rata-Rata Nilai Ketuntasan Ketuntasan Perseorangan Klasikal (%) 63,6 31,8 79,1 72,7 86,8 90,9