20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian 1. Lokasi Daerah pengembangan yang akan di teliti oleh penulis adalah Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang. Memiliki luas wilayah 352,2 Hektar dan dengan ketinggial wilayah pada 600 meter diatas permukaan laut dan memiliki kontur tanah perbukitan.
Gambar 3.1 Denah Lokasi (tanpa skala) Sumber: Expedia, 2012
Lany Nurhayati, 2013 Strategi pengembangan desa cilembu sebagai kawasan agrowisata dalam upaya mengangkat potensi masyarakat pedesaan di kabupaten sumedang. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
21
B. Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam hal ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif kadang-kadang disebut juga sebagai feasibility study yang bermaksud untuk memperoleh data awal (Soerjono.S, 1974 : 29). Penelitian deskriptif dilakukan apabila pengetahuan tentang suatu gejala yang akan diselidiki masih kurang sekali atau bahkan tidak ada. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya ( Best,1982:119). Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Selanjutnya menurut Wardiyanta (2006 : 5), penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan membuat deskriptif atas suatu fenomena social/alam secara sistematis, faktual dan akurat. Secara harfiah penelitian deskriptif adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata-mata, tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, mentes hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi, walaupun penelitian yang bertujuan untuk menemukan hal-hal tersebut dapat juga mencakup metode-metode deskriptif. Penelitian
deskriptif
mempunyai
karakteristik-karakteristik
seperti
yang
dikemukakan oleh Furchan (2004:113), bahwa: 1. Penelitian deskriptif cenderung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan obyektivitas dan dilakukan secara cermat. 2. Tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, dan 3. Tidak adanya uji hipotesis.
C. Bahan dan Alat Pengumpulan Data Bahan dan alat penelitian adalah perlengkapan dan media yang akan digunakan selama penelitian. Karena metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, maka alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Lany Nurhayati, 2013 Strategi pengembangan desa cilembu sebagai kawasan agrowisata dalam upaya mengangkat potensi masyarakat pedesaan di kabupaten sumedang. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
22
1. Kamera 2. Perekam Suara 3. Form Quitionaire 4. Flash Disk
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Administrasi (2004:90), bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Nana Syaodih Sukmadinata (2008:250) menyebutkan bahwa orang-orang, lembaga, organisasi, benda-benda yang menjadi sasaran penelitian merupakan anggota populasi. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Menurut Sumaatmadja (1988) menyatakan populasi adalah semua kasus, individu dan gejala yang ada di daerah penelitian. Berlandaskan uraian di atas, populasi dalam penelitian ini yaitu, seluruh masyarakat Desa Cilembu
2. Sampel Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya (Irawan, 2005 : 57). Sampel menurut Sugiyono (2002:73) merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah sebagian wisatawan yang sedang berkunjung, beberapa masyarakat yang ada di Desa Cilembu. Untuk menentukan Lany Nurhayati, 2013 Strategi pengembangan desa cilembu sebagai kawasan agrowisata dalam upaya mengangkat potensi masyarakat pedesaan di kabupaten sumedang. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
23
berapa jumlah sampel sebagai wakil populasi, peneliti menggunakan pedoman Rumus Slovin (dalam Cunsuelo G. Savella, 1993). Rumus Slovin menentukan ukuran sampel adalah: n =
N 1 Ne 2
Dimana :
n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e = Persen kelonggaran ketidakpastian dengan tingkat
kesalahan
10% Jumlah populasi yaitu sebanyak 5049 penduduk, dengan tingkat kelonggaran sebesar 10% (0,1) atau dapat disebutkan tingkat keakuratan sebesar 90% (0,9) sehingga sampel yang diambil untuk mewakili populasi tersebut sebesar: n=
5049 2 1 50490,1
n = 98
3. Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini peneliti menggunakan probability sampling dengan cara pengambilan sampling Simple Probability Sampling untuk masyarakat dan wisatawan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan probability sampling yaitu, teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Simple Probability Sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel probability yang paling sederhana, dimana satuan pengamatan mempunyai peluang yang sama untuk Lany Nurhayati, 2013 Strategi pengembangan desa cilembu sebagai kawasan agrowisata dalam upaya mengangkat potensi masyarakat pedesaan di kabupaten sumedang. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
24
dipilih ke dalam sampel. Teknik ini digunakan apabila variable yang akan diteliti keadaannya
homogen
dan
tersebar
merata
di
seluruh
populasi
(http://elearning.gunadarma.ac.id).
4. Teknik Pengambilan Data a. Observasi Lapangan Teknik ini dimaksudkan untuk peneliti mencatat informasi, mendapatkan data primer dengan cara melakukan pengamatan dan pengukuran secara langsung di lapangan. Observasi ini adalah mencari data tertulis maupun dokumentasi secara langsung. Proses pengamatan terdiri dari persiapan, memasuki lingkungan penelitian, memulai interaksi, pengamatan dan pencatatan serta menyelesaikan penelitian di lapangan. b. Wawancara dan Kuesioner Tertutup Teknik wawancara dimaksudkan untuk mendapatkan informasi langsung dari responden tentang kegiatan wisata yang dilakukan baik oleh wisatawan yang berkunjung maupun masyarakat sekitar. Menurut Margono (1997:166) mengemukakan syarat-syarat penting dalam melakukan wawancara: 1. menghindari kata-kata yang bermakna ganda 2. menghindari pertanyaan panjang 3. mengajukan pertanyaan sekonkret mungkin 4. mengajukan pertanyaan dalam pengalaman konkret interviewee 5. menyebutkan semua alternative jawaban 6. menghindari kata-kata canggung yang membuat rasa malu interviewee 7. menetralkan gaya bahasa bertanya 8. memproyeksikan gaya pertanyaan yang menyangkut interviewee 9. menanyakan hal-hal positif dan negative dalam menilai orang ketiga Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang tersusun dengan baik yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui survey. Penulis disini menggunakan Kuesioner tertutup Lany Nurhayati, 2013 Strategi pengembangan desa cilembu sebagai kawasan agrowisata dalam upaya mengangkat potensi masyarakat pedesaan di kabupaten sumedang. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
25
c. Studi Dokumentasi Dilakukan untuk melengkapi data dalam menganalisis masalah yang sedang diteliti dengan jalan mencari informasi dari dokumen yang diperlukan dalam mendukung penelitian ini baik dari instansi pemerintah maupun swasta. Data tersebut bisa berupa foto atau dokumen lainnya.Pada penelitian ini, peneliti menggunakan digital camera dan flashdisk sebagai alat dokumentasi. d. Studi Literatur Studi literatur yaitu teknik pengambilan data, informasi, teori dan hukum dari buku, hasil penelitian, laporan, artikel, dan internet yang berkaitan dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data disusun agar data yang diperlukan diperoleh secara sistematis dan untuk membedakan sumber data yang diperlukan. Data yang diperlukan dalam melengkapi penelitian ini dari berbagai sumber.
5. Teknik Analisis Data Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pemeriksaaan data yang terkumpul Melakukan pemeriksaan ulang terhadap instrumen dan kelengkapan pengisian sehingga memudahkan dalam pengolahan data. b. Pengelompokan data Mengelompokan data kembali dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut memenuhi atau belum dengan pertanyaan penelitian. c. Penyajian data tersusun Setelah data yang diperoleh di lapangan terkumpul sesuai dengan jumlah yang diinginkan, maka proses selanjutnya adalah menganalisis data.
Lany Nurhayati, 2013 Strategi pengembangan desa cilembu sebagai kawasan agrowisata dalam upaya mengangkat potensi masyarakat pedesaan di kabupaten sumedang. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
26
Analisis pengolahan data dilakukan dengan metode analisis SWOT. SWOT merupakan
akronim
untuk
kata
Strength
(kekuatan),
Weakness
(kelemahan),
Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman). (P. Siagian,S.1998:172). Analisa SWOT menurut Philip Kotler diartikan sebagai evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (Kotler, 2000:8). Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman tersebut dibagi kedalam dua lingkungan analisa, yaitu lingkungan internal organisasi dan lingkungan eksternal organisasi (Kotler, 2000:8). Pendapat lain mengenai analisa SWOT juga diungkapkan oleh Freddy Rangkuti, dimana analisa SWOT menurutnya diartikan sebagai: “analisa yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats)” (Rangkuti, 2003:19). Dari pengertian SWOT tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Kekuatan (Strength), yaitu kekuatan apa yang dimiliki oleh objek yang diteliti. Kekuatan ini bisa dikembangkan lebih jauh agar dapat bersaing dipasaran dan mampu bertahan untuk pengembangan selanjutnya. 2. Kelemahan (Weaknesses), yaitu faktor kelemahan apa yang dimiliki oleh objek yang diteliti. Baik yang merugikan atau tidak menguntungkan. 3. Kesempatan (Opportunity), yaitu semua kesempatan yang ada sebagai kebijakan pemerintah, peraturan yang berlaku atau kondisi perekonomian nasional atau global yang dianggap memberi peluang bagi pariwisata untuk tumbuh dan berkembang di masa yang akan dating. 4. Ancaman (Threats), yaitu hal-hal yang dapat mengancam keberlangsungan produk yang dihasilkan dari pariwisata. Birokrasi pemerintah yang sulit, kerusakan lingkungan, sosial dan ekonomi. Berdasarkan konsep Fred R. David bahwa Analisis SWOT berarti analisis berdasarkan pada Strengths – Weaknesses – Opportunities – Threats yakni Kekuatan – Kelemahan – Kesempatan – Kendala. Melalui analisis SWOT menggunakan matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan matriks Eksternal Factor Evaluation Lany Nurhayati, 2013 Strategi pengembangan desa cilembu sebagai kawasan agrowisata dalam upaya mengangkat potensi masyarakat pedesaan di kabupaten sumedang. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
27
(EFE), dimana IFE yang meliputi kekuatan dan kelemahan, sedangkan EFE meliputi peluang dan tantangan, dengan memberikan bobot rating, dan nilai akhir pada masing-masing faktor. Untuk bobot tertinggi 0.15 dan terendah 0.05 dengan jumlah total bobot 1.00. Sedangkan, rating berada pada angka 1 s.d 4, rating tertinggi 4 (EFE : sangat bagus; IFE : sangat kuat), rating 3 (EFE : di atas rata-rata; IFE : cukup kuat), rating 2 (EFE : rata – rata; IFE : tidak begitu lemah) dan rating terendah 1 (EFE : di bawah rata – rata; IFE : sangat lemah), bobot dikalikan rating menghasilkan skor. Tabel 3.1 Contoh Matriks IFE & EFE IFE : Kekuatan (Strengths) &
No
Kelemahan (Weaknesses) Faktor – Faktor
1
EFE : Ancaman (Threats) &
No
Kesempatan (Opportunities) Faktor – Faktor
1
Total
Bobot
Rating
0,05
1
-
-
0,15
4.
1,00
Skor
4,00
Total skor untuk EFE berjumlah 4,0 mengindikasikan merespon secara luar biasa akan peluang – peluang yang ada dan menghindari ancaman – ancaman. Totalkan skor untuk IFE, dengan nilai rata – rata adalah 2,5. Jika nilai rata – rata di bawah 2,5 menandakan secara internal lemah, jika di atas 2,5 menunjukkan posisi internal kuat. Sedangkan matriks TOWS (Threat, Opportunity, Weakness, Strength) adalah untuk memasukkan strategi SO, WO, ST, WT, yang akan menghasilkan Asumsi Kesimpulan Analisis Faktor Internal (KAFI) dan Kesimpulan Analisis Faktor Internal (KAFE). Bobot bernilai 1 – 15 dengan jumlah total bobot 100. Rating berada pada angka 1 – 5, yang menghasilkan skor jika telah dikalikan dengan bobot. .
Lany Nurhayati, 2013 Strategi pengembangan desa cilembu sebagai kawasan agrowisata dalam upaya mengangkat potensi masyarakat pedesaan di kabupaten sumedang. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
28
Tabel 3.2 Contoh KAFI & KAFE Faktor Internal Strategik : Kekuatan (Strengths) &
No
Kelemahan (Weakness) Faktor Eksternal
Bobot
Rating
1 – 15
1-5
Skor
Proritas
Strategik: Ancaman (Threats) & Kesempatan (Opportunities)
1
Faktor – Faktor
1-V
Dari hasil skor maka bisa ditentukan mana prioritas I – V. Hasil analisis dimasukan ke dalam asumsi kuadran. Ditutup oleh Positioning Kuadran. Gambar 3.3 Struktur Diagram Analisis SWOT Peluang Lingkungan
Kuadran II
Kuadran I
Kuadran III
Kuadran IV
Kekuatan Internal Yang Kritis
Hambatan Utama Lingkungan Kuadran = Seperempat dari lingkaran, besarnya 90° Sumber: Maman Ukas (2008)
Kuadran I : Tempat pencocokan antara peluang eksternal dan kekuatan internal. Lany Nurhayati, 2013 Strategi pengembangan desa cilembu sebagai kawasan agrowisata dalam upaya mengangkat potensi masyarakat pedesaan di kabupaten sumedang. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
29
Kuadran II : Merupakan hasil dari kemampuan mengantisipasi peluang eksternal karena kelemahan internal. Kuadran III : Terjadi saat adanya hambatan eksternal yang tidak bisa diantisipasi karena kelemahan internal. Kuadran IV : Menunjukan situasi di mana hambatan eksternal dapat menghancurkan kekuatan organisasi. Dari analisis ini akan ditarik beberapa kesimpulan berupa strategi peningkatan pendapatan masyarakat Desa Cilembu. Semua rumusan masalah yang dihadapi saat penelitian akan diaplikasikan melalui pendekatan teori, baik dari studi literature maupun tinjauan pustaka. Akan tetapi tidak semuanya masalah bisa diaplikasikan kedalam teori karena semua masalah bersifat relatif.
Metode paired comparison merupakan bentuk lain dari rangkin method, dalam metode paired comparison ini dilakukan pembobotan secara sederhana untuk setiap pekerjaan dengan membandingkannya terhadap keseluruhan pekerjaan yang ada di suatu organisasi. Jadi pada metode ini setiap jabatan dibandingkan dengan seluruh jabatan Lany Nurhayati, 2013 Strategi pengembangan desa cilembu sebagai kawasan agrowisata dalam upaya mengangkat potensi masyarakat pedesaan di kabupaten sumedang. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
30
lainnya yang ada dalam organisasi tersebut, kemudian diberi nilai atau bobot dengan ketentuan, nilai 0 jika jabatan tersebut lebih rendah bobotnya daripada jabatan yan diperbandingkan, nilai 1 jika jabatan tersebut sama bobotnya dengan jabatan yang diperbandingkan, dan nilai 2 jika jabatan tersebut lebih tinggi bobotnya dari jabatan yang diperbandingkan. Seluruh nilai bobot yang diperoleh suatu jabatan di jumlahkan untuk mendapatkan nilai bobot akhirnya. Setelah seluruh jabatan mendapatkan nilai bobot akhir, maka di buat peringkat jabatan dari jabatan yang nilainya tertinggi sampai yang terendah (http://massofa.wordpress.com). Metode penentuan bobot dilakukan dengan cara wawancara untuk melakukan mengetahui potensi manakah yang lebih penting.
Lany Nurhayati, 2013 Strategi pengembangan desa cilembu sebagai kawasan agrowisata dalam upaya mengangkat potensi masyarakat pedesaan di kabupaten sumedang. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu