96
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat, Waktu dan Jenis Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri di Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Objek penelitian ini adalah 32 siswa kelas VIII E di SMPN 5 Karanganyar, 32 siswa kelas VIII B SMPN 2 Jaten dan 32 siswa kelas VIII G SMPN 1 Jaten di Kabupaten Karanganyar semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Alasan yang mendasari pelaksanaan penelitian di lokasi ini adalah: a. Berdasarkan Observasi yang dilakukan peneliti bahwa berdasarkan ratarata nilai ujian nasional SMP/ MTS Negeri di tingkat kota dan kabupaten di Jawa Tengah pada tahun pelajaran 2014/2015 Kabupaten Karanganyar berada pada urutan ke-17 dengan rata-rata nilai 5,95 (lampiran 10). Data tersebut menunjukan bahwa prestasi belajar di Kabupaten Karanganyar yang masih tergolong rendah). b. Selain itu, dari masing-masing sekolah tersebut memiliki masalah yang sama yaitu, proses pembelajaran masih terbatas pada transfer knowledge, kurangnya penguatan/motivasi guru kepada siswa dan sarana dan prasarana yang masih terbatas. c. Secara khusus, pada mata pelajaran IPS Ekonomi di masing-masing sekolah tersebut belum pernah dilaksanakan penelitian sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang.
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016, yaitu pada bulan desember 2015 sampai bulan maret 2016. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada proses pembelajaran yang diatur dalam kalender pendidikan sekolah. Adapun rencana pelaksanaan penelitian ini disajikan sebagai berikut: 96
97 Tabel 7. Jadwal Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8
Tahun 2015 SeptSept Jan
Kegiatan
FebMaret
Tahun 2016 Maret- AprilApril Juli
Pengajuan Judul Penyusunan Proposal Penyusunan Instrumen Uji Coba Instrumen Seminar proposal Penelitian Analisis data & pelaporan Ujian dan Revisi
3. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experimental) karena peneliti tidak mungkin untuk mengontrol variabel lain yang dapat mempengaruhi variabel yang diteliti. Menurut Budiyono (2009: 82-83) bahwa tujuan penelitian eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan untuk memanipulasi semua variabel yang relevan. Sugiyono (2011: 107) bahwa penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali dan ciri dari penelitian eksperimen adalah adanya kelompok kontrol. Lebih lanjut Creswell (2010: 5) menyatakan bahwa penelitian eksperimen merupakan bagian dari metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel.
B. Prosedur Penelitian Menurut Rajasekar, Philominathan dan Chiannathambi (2013: 5) mengatakan “Research methodology is a systematic way to solve a problem. It is a science of studyng how research is to be carried out. Essentially, the procedure by
98 which research go about their work of describing, eksplaining and presicting phenomena are called research methodology, its also defined as the study of methods by which knowledge is gained its aimis to give the work plan of research”. (Metodologi penelitian adalah cara yang sistematis untuk memecahkan masalah. Ini adalah suatu ilmu bagaimana penelitian dilakukan. Pada dasarnya, prosedur yang dilakukan oleh peneliti adalah menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi fenomena yang disebut metode penelitian. Selain itu juga didefinisikan sebagai studi tentang metode pengetahuan yang diperoleh. Tujuannya adalah untuk memberikan rencana kerja penelitian). Penelitian ini bersifat eksperimen, maka hasil dari penelitian ini menegaskan bagaimana kedudukan hubungan kausal antara variabel yang akan diteliti. Tujuannya adalah terletak pada penemuan fakta di lapangan akibat dari adanya perbedaan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan model pembelajaran kooperatif TSTS terhadap prestasi belajar IPS Ekonomi. Selanjutnya adalah dilakukan analisis perbandingan setiap variansi variabel bebas yang dieksperimenkan, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan model pembelajaran kooperatif TSTS dan motivasi belajar siswa sebagai atribut, sekaligus dilihat faktor-faktor yang berinteraksi terhadap variabel terikat (prestasi belajat IPS Ekonomi).
C. Rancangan Penelitian Santosa
(2011:
36)
menyatakan
beberapa
rancangan
eksperimen, yaitu: a. Rancangan pre-experimental 1) One groups pretest-posttest design 2) Two groups statistic design b. Rancangan true experimental 1) Two groups randomize subject posttest only design 2) Two groups randomize matered subjects posttest design 3) Randomize groups pretest-postest design 4) The Solomon three group design
penelitian
99 5) Factorial design c. Rancangan quasi experiment 1) Non randomized control group, pretest-posttest design 2) Counterbalanced design 3) One group time series design 4) Control group time series design Berdasarkan rancangan-rancangan eksperimen yang dijelaskan di atas, penelitian ini menggunakan rancangan true experimental. Responden dalam penelitian ini di kelompokkan menjadi dua bagian. Kelompok pertama adalah kelompok siswa yang diberikan perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan kelompok kedua adalah kelompok siswa yang diberikan perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Sebelum penelitian eksperimen ini dilakukan untuk mengetahui apakah dari masing-masing kelompok tersebut mempunyai kemampuan awal yang sama atau dalam keadaan seimbang sebelum diberi perlakuan dengan model pembelajaran yang berbeda, maka perlu dilakukan uji kesetaraan atau keseimbangan kemampuan awal sampel. Uji kesetaraan ini dilakukan baik pada kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan kelompok kontrol yang diberikan perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) serta kelompok uji coba instrumen penelitian sebelum dipergunakan.
D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Penetapan Populasi Menurut Sugiyono (2011: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa pada 51 SMP Negeri di Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2015/2016.
100 Tabel 7. Data SMP Negeri di Kabupaten Karanganyar NO
NAMA SEKOLAH
NO
KELOMPOK
1
SMP NEGERI 1 KARANGANYAR
27
SMP NEGERI 2 JATIPURO
2
SMP NEGERI 1 KEBAKKRAMAT
28
SMP NEGERI 3 TASIKMADU
3
SMP NEGERI 1 TASIKMADU
29
SMP NEGERI 1 GODANGREJO
4
SMP NEGERI 2 KARANGANYAR
30
SMP NEGERI 2 JATEN
5
SMP NEGERI 1 JUMAPOLO
31
SMP NEGERI 1 NGARGOYOSO
6
SMP NEGERI 3 JATIYOSO
32
SMP NEGERI 2 TAWANGMANGU
7
SMP NEGERI 1 MOJOGEDANG
33
SMP NEGERI 2 JENAWI
8
SMP NEGERI 3 KARANGANYAR
34
SMP NEGERI 2 KEBAKKRAMAT
9
SMP NEGERI 1 MATESIH
35
SMP NEGERI 1 JENAWI
10
SMP NEGERI 1 TAWANGMANGU
36
SMP NEGERI 2 GODANGREJO
11
SMP NEGERI 3 NGARGOYOSO
37
SMP NEGERI 3 KEBAKKRAMAT
12
SMP NEGERI 4 JATIYOSO
38
SMP NEGERI SATU ATAP 3 KERJO
13
SMP NEGERI 1 JATEN
39
SMP NEGERI 2 KARANGPANDAN
14
SMP NEGERI 1 JATIPURO
40
SMP NEGERI 3 GODANGREJO
15
SMP NEGERI 2 JUMANTONO
41
SMP NEGERI 2 KERJO
16
SMP NEGERI 3 COLOMADU
42
SMP NEGERI 3 MOJOGEDANG
17
SMP NEGERI 3 JUMAPOLO
43
SMP NEGERI 2 TASIKMADU
18
SMP NEGERI 1 JUMANTONO
44
SMP NEGERI 5 KARANGANYAR
19
SMP NEGERI 2 JATIYOSO
45
SMP NEGERI 1 COLOMADU
20
SMP NEGERI 1 JATIYOSO
46
SMP NEGERI 3 JATIPURO
21
SMP NEGERI 2 MOJOGEDANG
47
SMP NEGERI 3 KARANGPANDAN
22
SMP NEGERI 2 JUMAPOLO
48
SMP NEGERI 2 MATESIH
23
SMP NEGERI 2 NGARGOYOSO
49
SMP NEGERI 2 COLOMADU
24
SMP NEGERI 1 KARANGPANDAN
50
SMP NEGERI 3 JUMANTONO
25
SMP NEGERI 4 KARANGANYAR
51
SMP NEGERI 3 SATU ATAP JENAWI
26
SMP NEGERI 1 KERJO
(Sumber: Data PAMER Tahun 2013) 2. Teknik Pengambilan Sampel Adabeberapa pendapat tentang sampel antara lain, (1) Menurut Sugiyono (2011: 81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (2) Surapranata (2009: 47) menjelaskan bahwa
101 sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber data. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Cluster Random Sampling (Sugiyono, 2011: 122), teknik pengambilan sampel daerah ini digunakan melalui dua tahapan. Tahap pertama adalah menentukan sampel daerah terlebih dahulu, dan tahapan berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling. Adapun sampel yang digunakan adalah tiga sekolah, masing-masing sekolah diambil satu kelas yaitu kelompok eksperimen, kelompok kontrol dan kelompok uji coba. Langkah-langkah dalam pengambilan sampel dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut: a. Tahap pertama, untuk menentukan sekolah, diambil dengan teknik random dari populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII pada 51 SMP Negeri di Kabupaten Karanganyar. Dipilih kelas VIII karena materi ketenagakerjaan berada di kelas VIII. Dan yang terpilih adalah SMP N 5 Karanganyar, SMP N 1 Jaten dan SMP N 2 Jaten. Selanjutnya dari tiga sekolah tersebut diambil dengan random untuk menentukan kelas eksperimen, kelas kontrol dan kelas uji coba. Hasilnya diperoleh SMP N 5 Karanganyar sebagai kelompok Eksperimen, SMP N 2 Jaten sebagai kelompok kontrol dan SMP N 1 Jaten sebagai kelompok uji coba. Sampel kelas eksperimen, kelas kontrol dan kelas uji coba instrumen masingmasing sebanyak satu kelas. b. Tahap kedua,dari ketiga sekolah tersebut memiliki jumlah rombongan belajar (rombel) yang berbeda-beda. Untuk SMP N 5 Karanganyar terdiri dari 8 rombel yaitu kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, VIII F, VIII G, VIII H. Untuk menentukan kelas yang akan dijadikan kelas eksperimen model kooperatif tipe NHT dilakukan dengan random dan yang terpilih adalah kelas VIII E. Selanjutnya untuk SMP N 2 Jaten terdiri dari 7 rombel yaitu kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, VIII F, VIII G. Untuk menentukan kelas yang akan dijadikan kelas eksperimen model kooperatif tipe TSTS dilakukan dengan random dan yang terpilih adalah kelas VIII B dan untuk SMP N 1 Jaten terdiri dari 8 rombel yaitu
102 kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, VIII F, VIII G, VIII H. Untuk menentukan kelas yang akan dijadikan kelas uji coba dilakukan dengan random dan yang terpilih adalah adalah kelas VIII G. Penelitian ini dilakukan di tiga sekolah, yaitu SMP N 5 Karanganyar, SMP N 2 Jaten dan SMP N 1 Jaten maka sebelum pelaksanaan penelitian peneliti melakukan uji kesetaraan antar kelompok sampel, untuk membuktikan bahwa kelas atau kelompok yang terpilih tersebut mempunyai kemampuan yang setara. Data untuk uji kesetaraan diambil dari nilai Ujian Akhir Semester 2 pada mata pelajaran IPS.Untuk menguji kesetaraan kedua kelompok digunakan statistik uji-t sebagai berikut: a. Hipotesis H0 :µ1 =µ1 (populasi yang diwakili kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan yang sama) H1 := µ≠µ (populasi yang diwakili kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak sama) Tingkat signifikansi: α = 0,05 b. Statistik Uji, (Budiyono, 2009: 151): 𝑡
(𝑥̅ 1 −𝑥̅ 2 ) 2
2
(𝑛1 +𝑛2 -2) dengan 𝑠 2
𝑛 ∑𝑥 2−(∑ 𝑥)2
𝑠 𝑠 √ 1+ 2
𝑛(𝑛−1)
𝑛1 𝑛2
𝑠𝑝2
(𝑛1 )𝑠22 (𝑛2 − 1)𝑠22 𝑛1 + 𝑛2 − 2 Karena tidak dibicarakan selisih rata-rata, maka (𝑑0 = 0) dan
variansi-variansi
diketahui
dan
sama
(berdasarkan
variansi/homogenitas populasi dengan dokumentasi). Keterangan: 𝑥̅1= rata-rata nilai tes UAS IPS kelompok eksperimen 𝑥̅1= rata-rata nilai tes UAS IPS kelompok kontrol 𝑠12 = variansi kelompok eksperimen 𝑠12 = variansi kelompok eksperimen 𝑛1 = banyaknya siswa kelas eksperimen
uji
kesamaan
103 𝑛2 = banyaknya siswa kelas kontrol c. Daerah Kritik (DK), DK = {t|t<-𝑡𝑎,𝑛1 +𝑛2−2 ataut>−𝑡𝑎,𝑛1 +𝑛2 −2 } 2
2
d. Keputusan Uji: H0 ditolak jika t ϵ DK Jika t hitung
α, H0 diterima; dan jika Sig (2-tailed)<α, H0 ditolak. Berdasarkan hasil Uji-t yang dihitung dengan SPSS 22 for windows yaitu SMP 5 Karanganyar dan SMP 2 JATEN menghasilkan nilai t hitung α/2 (0,025), SMP 2 Jaten dengan SMP 1 JATEN menghasilkan nilai t hitung α/2 (0,025) dan SMP 5 Karanganyar dan SMP 1 JATEN menghasilkan nilai t hitung α/2 (0,025), sehingga secara keseluruhan H0 diterima, yang artinya populasi yang mewakili kelompok eksperimen terhadap kelompok kontrol dan kelompok uji coba menghasilkan nilai atau kemampuan yang sama atau setara. (lampiran 2).
E. Variabel dan Definisi Operasional Variabel merupakan suatu atribut, sifat dan nilai dari orang, objek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2011: 61). Menurut Creswell (2010: 77) variabel bebas merupakan variabel yang menyebabkan, mempengaruhi atau berefek pada outcome. Penelitian ini menggunakan 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar. Definisi operasionalnya adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas Variabel bebas merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi penyebab timbulnya variabel dependen atau variabel terikat (Sugiyono, 2011: 61). Menurut Creswell (2010: 77) variabel bebas merupakan variabel yang menyebabkan, mempengaruhi atau berefek pada outcome.
104
a. Model pembelajaran 1) Definisi Operasional Model pembelajaran adalahpola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan aktivitas pembelajaran di kelas. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir dan mengekspresikan diri, sehingga model pembelajaran memungkinkan guru dapat mencapai tujuan pembelajaran dan berorientasi pada jangka panjang. Dalam penelitian ini ada dua yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. 2) Indikator Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. 3) Skala pengukuran Skala pengukurannya adalah nominal. 4) Simbol 𝐴1 = Model pembelajaran kooperatif tipe NHT 𝐴2 = Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS 2. Variabel Moderator Varibel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel dependen dengan independen. Variabel ini disebut juga sebagai independen kedua (Sugiyono, 2011: 39). a. Motivasi Belajar 1) Definisi operasional Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal seseorang dalam menumbuhkan keinginan untuk melakukan aktivitas pembelajaran dan mempunyai peranan besar dalam mencapai sebuah tujuan dan keberhasilan dalam belajar. Motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari perilaku mereka dalam belajar, ada siswa
105 yang memiliki motivasi tinggi ada pula siswa yang memiliki motivasi rendah. Siswa yang memiliki motivasi tinggi adalah mereka yang rajin mengerjakan tugas, memiliki minat belajar yang tinggi dan mampu bekerjasama dengan baik serta mampu mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran. Lain halnya dengan siswa yang memiliki motivasi rendah cenderung pasif dan sulit untuk bekerjasama dengan siswa yang lain. 2) Indikator Skor dari angket motivasi belajar 3) Skala pengukuran Interval kemudian ditransformasikan ke skala ordinal yakni kategori rendah dan tinggi. 4) Simbol (dalam penelitian ini):𝑥1 dan 𝑥2 3. Variabel Terikat Menurut Sugiyono (2011: 61) variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalahn hasil atau prestasi belajar mata pelajaran IPS Ekonomi. a. Prestasi Belajar 1) Definisi operasional Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan yang diukur dan dievaluasi. 2) Indikator Berupa nilai tes sesudah dilakukan perlakuan. 3) Skala pengukuran Skala pengukuran: skala pengukuran pada prestasi belajar adalah skala pengukuran interval 4) Simbol (dalam penelitian ini): Y
106 F. Teknik Pengumpulan data Menurut Arikunto (2010: 275) pengumpulan data adalah mengamati variabel yang akan diteliti dengan metode wawancara, observasi, kuesioner, dan sebagainya. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini ada tiga macam yaitu, metode dokumentasi, metode tes dan metode angket atau kuesioner. 1. Metode Dokumentasi Menurut Budiyono (2009: 54) metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data dengan melihatnya dalam dokumen-dokumen yang telah ada. Di dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang nama-nama peserta didik, nilai Ujian Akhir Sekolah semester genap kelas VIII pada masing-masing SMP yang digunakan sebagai tempat penelitian, data tersebut digunakan untuk uji keseimbangan. 2. Metode Tes Menurut Budiyono (2009: 54) bahwa “metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan atau suruhan kepada subjek penelitian”. Tes yang digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data tentang prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Ekonomi kelas VIII SMP Metode tes ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar. Dalam penelitian ini bentuk tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda dengan setiap jawaban benar mendapat skor 1 dan setiap jawaban salah mendapat skor 0. 3. Metode Angket atau Kuesioner Menurut Budiyono (2003: 47), metode angket adalah cara pengumpulan data melalui pengajuan pertanyaan tertulis kepada subyek penelitian, responden, atau sumber data dan jawaban diberikan pula secara tertulis. Dalam penelitian ini angket yang dibuat adalah untuk mengukur motivasi belajar siswa. Pernyataan disusun dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari empat jawaban. Menurut Azwar (2003: 139), skala Likert merupakan metode penskalaan pertanyaan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Pada pertanyaan positif setiap jawaban responden mendapat skor dalam interval 1-5 untuk penghitungnya adalah sebagai berikut: (a) Selalu (SL)
107 nilai angka 5; (b) Sering (SR) nilai angka 4; (c) Kadang-kadang (KK) nilai angka 3; (d) Hampir Tidak Pernah (HTP) nilai angka 2; (e) Tidak Pernah (TP) nilai angka 1. Pada pernyataan negatif setiap jawaban responden mendapat skor dalam interval 1-5, untuk penghitungannya adalah sebagai berikut: (a) Selalu (SL) nilai angka 5; (b) Sering (SR) nilai angka 4; (c) Kadang-kadang (KK) nilai angka 3; (d) Hampir Tidak Pernah (HTP) nilai angka 2; (e) Tidak Pernah (TP) nilai angka 1. Responden diberikan sebagai pemberi keterangan melalui angket yang disebar.
G. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket dan tes. Sebelum angket dan tes dibuat terlebih dahulu dibuat kisi-kisi. Langkah selanjutnya adalah uji coba untuk validitas dan reliabilitas tes. Soal-soal tes yang peneliti susun adalah soal-soal yang sifatnya masih sementara, sehingga diperlukan uji coba untuk validitas dan reliabilitas yang nantinya ditentukan layak tidaknya soal itu untuk digunakan. Tes diuji cobakan kepada siswadi sekolah dalam populasi yang tidak terpilih sebagai sampel.
H. Uji Coba Instrumen Penelitian Uji coba intrumen sangat diperlukan dalam suatu penelitian untuk mengetahui apakah instrumen tersebut layak digunakan dalam penelitian. a.
Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan
data mengenai hasil belajar IPS Ekonomi ranah kognitif. Tes yang digunakan berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda. Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui kualitas item soal. Kemudian untuk menguji butir instrumen digunakan uji daya pembeda dan tingkat kesukaran.
108 1) Validitas Instrumen Tes a) Uji Validitas Isi Berdasarkan pada tujuan teshasil
belajar
yaitu untuk
mengetahui apakah hasil belajar yang ditampakkan secara individual dapat pula ditampakkan pada keseluruhan situasi, maka uji validitas yang dilakukan pada metode tes ini adalah uji validitas isi dengan langkah-langkah seperti yang dikemukakan Crocker dan Algina dalam (Surapranata, 2009: 53): 1) Mendefinisikan domain kerja yang akan diukur (pada tes hasil belajar dapat berupa serangkaian tujuan pembelajaran atau pokokpokok kompetensinya yang kemudian diwujudkan dalam kisikisi); 2) Membentuk sebuah panel yang ahli dalam domain-domain tersebut; 3) Menyediakan kerangka terstruktur untuk proses pencocokan butir-butir soal yang terkait; 4) Mengumpulkan data dan menyimpulkan berdasar data yang diperoleh dari proses pencocokan pada langkah 3). Hasil validitas isi menunjukan bahwa instrumen penelitian yang berupa tes uji coba hasil belajar IPS Ekonomi yang berbentuk pilihan ganda dengan jumlah 40 butir. Soal telah dibuat berdasarkan kisi-kisi instrumen tes hasil belajar. Dari uji validitas instrumen teshasil belajar siswa, diperoleh 36 butir soal yang valid (𝑟𝑥𝑦 <𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0, 347) dari 40 butir soal yang dibuat untuk penelitian, 4 butir yang tidak digunakan karena tidak validlampiran dengan rincian butir soal yang dinyatakan valid (𝑟𝑥𝑦 <𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0, 347). Soal yang tidak valid adalah soal dengan nomor 10, 20, 25 dan 34. Adapun hasil dari uji validitas hasil belajar selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3. b) Uji Reliabilitas Untuk
mengetahui
tingkat
reliabilitas
konsistensi internal dengan rumus Alpha Cronbach:
digunakan
uji
109 2 k b r11 1 t2 k 1
dengan :
r11
:indeks reliabilitas instrumen
k
: banyaknya butir instrumen
2 b
t2
: jumlah variansi butir : variansi total skor tes
(Anwar, 2011: 84)
Instrumen tes hasil belajar dikatakan reliabel jika (𝑟11≥ 0,7 (Budiyono, 2009: 69). Hasil dari uji coba butir soal angket motivasi belajar siswa terdapat 32 siswa atau responden. Dari hasil perhitungan menunjukkan besarnya koefisien alpha adalah sebesar 0,936. Artinya bahwa, dari hasil tersebut dapat dikatakan reliabel dan termasuk kategori tinggi. Sehingga dapat digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa. Hasil pengujian reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3. 2) Analisis Butir Instrumen a) Tingkat Kesukaran Butir Soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswauntuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswamenjadi putus asa. Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan rumus: P
B N
Keterangan: P : indeks kesukaran B : banyaknya siswayang menjawab soal dengan benar N
: jumlah seluruhsiswapeserta tes Untuk
menginterprestasikan nilai tingkat kesukaran dapat
digunakan tolak ukur sebagai berikut.
110 Jika 0,00 P 0,30 : soal sukar Jika 0,30 P 0,70 : soal sedang Jika 0,70 P 1 : soal mudah Kriteria indeks tingkat kesukaran yang baik sesuai dengan kriteria di atas yaitu 0,30 P 0,70 . Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran pada lampiran 3. Yang dihitung dengan microsoft excel, karena SPSS tidak mengenali point biserial, maka distribusi tingkat kesukarn soal tes hasil belajar adalah dari 40 butir soal diperoleh 5 butir soal nomor 7, 26, 30, 31 dan 34 yang mempunyai indeks kesukaran di bawah 0, 70 (sukar) dan 1 butir butir soal nomor 1 yang mempunyai indeks kesukaran di atas 0, 70 (mudah), sedangkan butir soal yang lain mempunyai tingkat kesukaran sedang. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3. b) Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara
siswayang berkemampuan
siswayang berkemampuan rendah.
Angka
tinggi
dengan
yang menunjukkan
besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi. Indeks daya pembeda dinyatakan dalam bentuk proporsi. Peserta tes diurutkan dari skor total tertinggi sampai dengan skor total terendah. Berdasarkan aturan tertentu, peserta tes di kelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok atas (pandai) dan kelompok bawah (tidak pandai). Biasanya penentuan itu didasarkan atas mediannya, yang berarti separuh dari peserta tes adalah kelompok atas dan separuh dari peserta tes adalah kelompok bawah. (Surapranata, 2009: 24-32)
Rumus untuk menentukan indeks daya pembeda adalah: D=
Ba Na
B b
Nb
111 Keterangan: D
= Indeks daya pembeda soal,
Ba
= Banyaknya peserta tes pada kelompok atas yang menjawab benar,
Bb
= Banyaknya peserta tes pada kelompok bawah yang menjawab benar
N a = Banyaknya peserta tes pada kelompok atas,
Nb
= Banyaknya peserta tes pada kelompok bawah,
Kriteria daya pembeda butir soal jika mempunyai indeks diskriminasi: 1. Apabila D 0, 40 , butir berfungsi secara sangat memuaskan. 2. Apabila 0,30 D 0,40 , butir memerlukan revisi kecil atau tidak sama sekali. 3. Apabila 0,20 D 0,30 , butir berada dalam batas antara diterima dan disisihkan sehingga memerlukan revisi. 4. Apabila D 0,20 , butir harus disisihkan atau dibuang. (Surapranata, 2009: 24-32) Soal yang mempunyai daya beda (D) < 0,20 tidak terpakai karena harus disisihkan. Berdasarkan hasil penelitian yang dihitung dengan Microsoft Excel, karena untuk SPSS tidak mengenali point biserial, maka jumlah butir soal yang dipakai adalah semua karena mempunyai nilai > 0,20 artinya bisa dipakai untuk tes selanjutnya. Berdasarkan hasil uji coba 40 butir soal menunjukkan bahwa terdapat 6 butir soal yang mempunyai daya beda < 0,20 yaitu butir soal nomor 5, 7, 26, 30, 31 dan 34, sehingga 6 butir soal tersebut dianggap tidak mempunyai daya beda yang baik. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.
112 c) Konsistensi Internal Suatu instrumen terdiri dari sejumlah butir-butir instrumen yang kesemua butir itu harus mengukur hal yang sama dan menunjukan kecenderungan yang sama pula. Ini berarti harus ada korelasi positif antar skor masing-masing butir tersebut. Konsistensi internal masing-masing butir dapat dilihat dari korelasi antara skor butir-butir tersebut dengan skor totalnya. Korelasi tiap butir tes ini dilakukan dengan teknik korelasi Product Moment dari Kark-Pearson sebagai berikut:
rxy
n XY X Y
n X
2
X
2
n Y
2
Y 2
Keterangan:
rxy : Indeks konsistensi interval untuk butir ke- i
n : banyaknya subyek yang dikenai tes (instrument) X : Skor butir ke- i (dari subyek uji coba) Y : Skor total (dari subyek uji coba)
Soal dikatakan mempunyai daya beda yang baik jika 𝑟𝑥𝑦 ≥ 0,3 (Budiyono, 2009: 268). Perhitungan konsistensi internal pada penelitian ini dari 40 butir soal hasilnya 36 soal dipakai dan 4 soal di buang. Adapun butir soal yang di buang adalah soal nomor 10, 20, 30 dan 34. Jadi banyaknya soal yang digunakan adalah 36 soal, yaitu butir-butir yang terpakai. Perhitungan selengkapnya pada lampiran 3. b. Angket 1) Validitas Isi Validitas merupakan ketepatan antara obyek yang diukur dengan alat ukur. Uji validitas isi dapat dilakukan oleh validator. Untuk mempertinggi isi, dapat melalui langkah-langkah (Budiyono, 2009: 58): (1) Mengidentifikasikan bahan-bahan yang telah diberikan beserta tujuan intruksionalnya.
113 (2) Membuat kisi-kisi dari soal yang akan ditulis. (3) Menyusun soal beserta kuncinya. (4) Menelaah soal tes sebelum dicetak. Uji coba instrumen angket dalam penelitian ini menggunakan 40 butir soal pertanyaan dengan memilih salah satu dari 5 jawaban yang ada. 2) Uji Reliabilitas Untuk
mengetahui
tingkat
reliabilitas
digunakan
uji
konsistensi internal dengan rumus Alpha Cronbach: 2 k b r11 1 2 t k 1
dengan :
r11
:indeks reliabilitas instrumen
k
: banyaknya butir instrumen
t2
2 b
: jumlah variansi butir : variansi total skor tes
(Anwar, 2011: 84)
Instrumen tes prestasi belajar dikatakan reliabel jika (𝑟11≥ 0,7 (Budiyono, 2009: 69). Hasil dari uji coba butir soal angket motivasi belajar siswa terdapat 32 siswa atau responden. Dari hasil perhitungan menunjukkan besarnya koefisien alpha adalah sebesar 0,952. Artinya bahwa, dari hasil tersebut dapat dikatakan reliabel dan termasuk kategori tinggi. Sehingga dapat digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa. Hasil pengujian reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran3. 3) Konsistensi Internal Butir-butir dalam sebuah angket haruslah mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan yang sama pula. Konsistensi internal masing-masing butir dilihat dari korelasi antar skor butir-butir tersebut dengan skor totalnya. Untuk menghitung konsistensi internal
114 butir ke- i , digunakan rumus korelasi Product Moment dari KarlPearson, yaitu :
rxy
n XY X Y
n X
2
X
2
n Y
2
Y 2
Keterangan:
rxy : Indeks konsistensi interval untuk butir ke- i
n : banyaknya subyek yang dikenai tes (instrument) X : Skor butir ke- i (dari subyek uji coba) Y : Skor total (dari subyek uji coba)
Menurut Budiyono (2009:65) bahwa jika terdapat n buah butir, maka akan dilakukan perhitungan sebanyak n kali. Jika indeks konsistensi internal untuk butir ke- i < 0,3, maka butir tersebut harus dibuang. Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan berdasarkan penjelasan di atas, bahwa butir angket digunakan jika mempunyai indeks konsistensi internal rxy ≥ 0,3. Hasil uji coba angket motivasi belajar dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dari 40 butir soal ada 4 soal yang harus dibuang karena tidak memenuhi indeks konsistensi internal yaitu butir soalnomor 11, 26, 27 dan 28, sedangkan 36 butir soal lainnya dapat digunakan untuk uji penelitian motivasi belajar. Perhitungan selengkapnya pada lampiran 3.
I. Teknik Analisis Data Untuk menguji hipotesis digunakan statistik uji analisis variansi dua jalan. Tujuannya adalah untuk menguji signifikansi perbedaan pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat. Selain itu juga untuk mengukur interaksi dari kedua variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk melakukan uji analisis dua jalan, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:
115 a. Setiap populasi berdistribusi normal b. Populasi-populasi mempunyai variansi yang sama (sifat homogenitas variansi populasi) c. Masing-masing populasi saling independen dan masing-masing data amatan saling independen di dalam kelompoknya d. Setiap sampel diambil secara acak dari populasinya (Budiyono, 2009: 206) Analisis pada penelitian ini terdiri dari dua analisis yaitu analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif dilakukan dengan menyajikan data melalui tabel data distribusi frekuensi dan histogram. Analisis inferensial digunakan untuk menguji hipotesis. Dalam menganalisis data terdapat uji persyaratan yang harus dipenuhi terlebih dahulu, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Uji Persyaratan Uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas. a.
Uji Normalitas Syarat pertama agar teknik analisis varian tersebut dapat diterapkan adalah data yang diperoleh harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk itulah perlu dilakukan uji normalitas. Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah metode LillieforsKolmogrov Smirnov, dengan prosedur sebagai berikut: 1) Hipotesis H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal 2) Taraf Signifikansi: 0,05 3) Statistik Uji
L Maks F zi S zi ; dengan : L= korfisien Lilliefors dari pengamatan 𝑍𝑖 = skor standar deviasi
116
F z i = PZ z i ; 𝑍 − 𝑁 (0,1); S zi = proporsi cacah Z zi cacah terhadap z i
zi
Xi X s
=
n X 2 X
s
2
nn 1
: standar deviasi sampel (Budiyono, 2009: 168-172)
4) Daerah Kritik
DK L L L ,n dari tabel Lilliefors, dengan n adalah ukuran sampel.
5) Keputusan Uji H0 ditolak jika L DK atau H0 tidak ditolak jika L DK b.
Uji Homogenitas Syarat kedua agar teknik analisis varian tersebut dapat diterapkan adalah uji homogenitas untuk mengetahui apakah variansivariansi dari sejumlah populasi sama atau tidak. Dalam penelitian ini, uji homogenitas yang digunakan adalah uji Levene dengan prosedur sebagai berikut: 1) Hipotesis H0 : sampel berasal dari populasi-populasi homogen H1 : sampel berasal dari populasi-populasi tidak homogen 2) Taraf Signifikansi: 0,05 3) Menentukan Statistik Uji
2
2,303 f log RKG f j log S 2j c
dengan: 2
: berdistribusi 2k 1
k
: cacah kelompok sampel
f
: derajat kebebasan untuk RKG , f N k
fj
: derajat kebebasan untuk S 2j n j 1 ; j 1, 2, , k
117 N
: cacah semua pengukuran
nj
: cacah pengukuran pada sampel ke- j
RKG
: rerata kuadrat galat, RKG
SS f
j
j
x
SS j
c
1
2
x
2
n
1 1 1 3 k 1 fi f
4) Daerah Kritik
DK 2 2 2 ,k 1 untuk beberapa dan k 1 , nilai 2 ,k 1 dapat
dilihat pada tabel nilai Chi Kuadrat dengan derajat kebebasan k 1 5) Keputusan Uji H0 ditolak jika 2 DK atau H0 tidak ditolak jika 2 DK (Budiyono, 2009: 174-177)
2. Uji Hipotesis Hipotesis penelitian ini diuji dengan ANAVA dua jalan, dengan rumus sebagai berikut: a.
Model Data Xijk = µ +αi +βj +(αβ)ij + εijk dengan : Xijk : data amatan ke-k pada baris ke- i dan kolom ke- j µi : rerata dari seluruh data amatan αi : efek baris ke- i pada variabel terikat βj: efek kolom ke- j pada variabel terikat (αβ)ij εijk i
: kombinasi efek baris ke- i dan efek kolom ke- j pada variabelterikat : deviasi amatan terhadap rerata populasinya (µij) yang berdistribusi normal dengan rerata nol (galat) =1, 2, 3; dengan 1 : pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan metode problem solving.
118
j
k
2 : pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. 3 : pembelajaran dengan model konvensional. = 1, 2, 3; dengan 1 : kategori multiple intelligences tinggi 2 : kategori multiple intelligences sedang 3 : kategori multiple intelligences rendah = 1, 2, , nij ; nij : banyaknya data amatan pada sel ij (Budiyono, 2009: 229)
b.
Prosedur Hipotesis: a) H0A: i 0 , untuk semua harga i (tidak ada pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar IPS Ekonomi) H1A:𝛼𝑖 ≠ 0, paling sedikit ada satu harga i (ada pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar IPS Ekonomi) b) H0B: βj = 0, untuk setiap j 1, 2,3 (tidak ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPS Ekonomi) H1B :βj ≠ 0 paling sedikit satu harga j (ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPS Ekonomi) c) H 0 AB : (αβ)ij = 0, untuk setiap (αβ)ij (tidak ada interaksi model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPS Ekonomi)
H1AB : (αβ)ij ≠ 0 paling sedikit ada satu (αβ)ij yang tidak nol (terdapat interaksi model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPS Ekonomi). c.
Komputasi Bentuk tabel analisis berupa bentuk baris dan kolom. Adapun
bentuk tabelnya sebagai berikut:
119
B 𝑏1 𝑏2 A 𝑎1 𝑎1 𝑏1 𝑎1 𝑏2 𝑎2 𝑎2 𝑏1 𝑎2 𝑏2 Total 𝐵1 𝐵2 Keterangan: 𝑎1 : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 𝑎2 : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS 𝑏1 : Motivasi Belajar Tinggi 𝑏2 : Motivasi Belajar Sedang 𝑏3 :Motivasi Belajar Rendah Rerata Harmonik Frekuensi Seluruh sel dengan: p
= banyaknya baris
q
= banyaknya kolom
𝑛𝑖𝑗
= cacah subjek pada sel (i,j)
Jumlah komponen Kuadrat Keterangan: 𝐴𝐵𝑖𝑗 = rataan pada baris ke-i 𝐴𝑗
= jumlah rataan pada baris ke-i
𝐵𝑗
= jumlah rataan pada baris ke-j
G
= jumlah rataan kesemua sel
Jumlah Kuadrat (JK) JKA
= Jumlah Kuadrat faktor A
JKB
= Jumlah Kuadrat faktor B
JKAB
= Jumlah Kuadrat faktor AB
JKG
= Jumlah Kuadrat Galat
JKT
= JKA+JKB+JKG
Derajat Kebebasan (dk) dkA
= p-1
dkB
= q-1
dkAB
= (p-1) (q-1)
𝑏3
Total
𝑎1 𝑏3 𝑎2 𝑏3 𝐵3
𝐴1 𝐴2 G
120 dkG
= N-pq
dkT
= N-1
Rataan kuadrat (RK) RKA
= JKA/dkA
RKB
=JKB/dkB
RKAB
= JKAB/dkAB
RKG
= JKG/dkG
Statistik Uji 1) Untuk (H0 )A adalah 𝐹𝑎
= RKA/RKG
2) Untuk (H0 )B adalah 𝐹𝑏
= RKB/RKG
3) Untuk (H0 )AB adalah 𝐹𝑎𝑏
= RKAB/RKG
Daerah Kritis 1) Daerah kritis untuk Fa adalah DK a
= {Fa |Fa ≥Fa;p-1;N-pq}
2) Daerah kritis untuk Fb adalah DK b
= {Fb |Fb ≥Fa;p-1;N-pq}
3) Daerah kritis untuk Fab adalah DK ab = {Fab |Fab ≥Fa;p-1;N-pq} Keputusan Uji 1) (H0 )A ditolak jika Fa ≥Fa;p-1;N-pq 2) (H0 )B ditolak jika Fb ≥Fa;p-1;N-pq 3) (H0 )AB ditolak jika Fab ≥Fa;p-1;N-pq Tabel 8. Rangkuman Analisis Fobs
Ftab
Sumber variasi
JK
DK
RK
A (baris)
JKA
dk A
RKA
Fa
Fa;p-1;N-pq
B (kolom)
JKB
dk B
RKB
Fb
Fa;q−1, -pq
Interaksi (AB)
JKAB
dk AB RKAB
Fab
Fa;(p−1)(q−1),N−Pq
Galat
JKG
dk G
RKG
-
-
Total
JKT
dk T
-
-
-
121 d. Uji komparasi ganda Sebegai tindak lanjut dari anava variansi perlu dilakukan uji komparansi ganda yaitu dengan uji Scheffe. Tujuannya untuk mengetahui beda rerata setiap pasangan baris, setiap pasangan kolom dan setiap pasangan sel. Menurut Budiyono (2009: 200-2003), uji ANAVA mempunyai kelemahan yaitu peneliti belum mengetahui manakah dari perlakuan yang telah dilakukan pada kelompok eksperimen mempunyai perbedaan yang signifikan dengan kelompok kontrol, dan perbedaan tersebut menjad terlihat secara jelas antara satu dengan lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu dilakukan uji lanjut. Untuk uji lanjut dalam penelitian ini digunakan uji Scheffe, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Mengidentifikasikan semua pasangan komparansi ganda 2) Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi ganda 3) Menentukan tingkat signifikansi α = 0,05 4) Mencari harga statistic uji F dengan rumus sebagai berikut: a) Untuk komparansi rataan antar baris b) Untuk komparansi rataan antar kolom c) Untuk komparansi rataan antar sel pada kolom yang sama d) Untuk komparansi rataan antar sel pada baris yang sama 5) Menentukan daerah kritis (DK) DKIi.−j
= {F | F > (p-1) Fα; pq-1;N-pq}
DKIi−j
={F | F > (q-1) Fα; pq-1;N-pq}
DKIij−jk = {F | F > (pq-1) Fα; pq-1;N-pq} DKIij−ik = {F | F > (p-1) Fα; pq-1;N-pq}