26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen yaitu suatu penelitian dengan melakukan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang timbul akibat adanya intervensi (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini menggunakan Pra Eksperimen dengan rancangan One Group Pretest-Posttest Design. Dan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan mengenai pendidikan seks pada anak usia 1-5 tahun. Oleh karena itu pengukuran data dilakukan sebelum dilakukan intervensi pendidikan kesehatan (pre test) dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan (post test) B. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi dalam penelitan ini yaitu seluruh ibu wali murid yang memiliki anak usia 1-5 tahun di play group B&B Semarang berjumlah 30 ibu. C. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009). Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono, 2009). Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang
27
perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010). Adapun kriterianya sebagai berikut : 1. Kriteria inklusi a) Ibu yang memiliki anak usia 1-5 tahun. b) Ibu yang bersedia menjadi responden 2. Kriteria eksklusi a) Ibu yang mempunyai anak dengan disabilitas D. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian akan diadakan di Play group B&B Semarang dan dilaksanakan pada bulan Maret 2014.
E. Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran Tabel 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran No
Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur dan hasil ukur
1.
Pendidikan Kesehatan
Pemberian paket pendidikan kesehatan melalui metode ceramah dan tanya jawab tentang pendidikan seksual pada anak usia 1-5 tahun meliputi pengertian pendidikan seks, dampak kurangnya pendidikan seks sejak dini, cara memberikan pengetahuan seks yang tepat sesuai dengan usia.
-SAP Pendidikan kesehatan Hasilnya sebelum dilakukan pendidikan kesehatan dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan
2.
Pengetahuan ibu tentang pendidikan seks pada anak usia 1-5 tahun
Tingkat pengetahuan ibu untuk mengingat materi yang diberikan melalui pendidikan kesehatan tentang pendidikan seks pada anak usai 1-5 tahun sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan .
Kuesioner dengan 10 butir pertanyaan jika menjawab / memilih jawaban B (benar) diberiskor 1 dan jika menjawab / memilih jawaban S (salah) diberi skor 0. Untuk kepentingan deskriptif maka akan dikategorikan menjadi: benar
Skala Pengukuran
Interval
28
No
Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur dan hasil ukur
Skala Pengukuran
antara 76%-100%, dikategorikan cukup dengan nilai benar antara 56%-75% dan kategori kurang dengan nilai benar ≤ 55%. 3.
Sikap ibu Dalam pemberian pendidikan seks pada anak usia 1-5 tahun
Respon atau tanggapan sampel penelitian terhadap pemeberian pendidikan seks usia 1-5 tahun.
Kuesioner dengan 10 butir pernyataan positif(favorable) dan pernyataan negatif(unfavorable) dengan pilihan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Pernyataan positif diberikan skor sebagai berikut: SS(4), S(3), TS (2), STS (1), pernyataan negatif SS (1), S(2), TS(3), STS(4). Hasil pengakatagorian sikap jika sikap ibu mendukung bila ≥ mean score 20, tidak mendukung < mean score 20
Interval
29
F. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data 1.
Data primer Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung dari responden dengan pengisian kuesioner tentang pengetahuan dan sikap ibu dalam memberikan pendidikan seks pada anak usia 1-5 tahun. Data primer yang dikumpulkan meliputi identitas sampel penelitian (kode sampel penelitian, umur ibu, pendidikan ibu, usia balita, alamat, dan pekerjaan ), dan tingkat pengetahuan & sikap tentang pendidkan seks pada anak usia 1-5 tahun.
2.
Data sekunder Data sekunder merupakan data pendukung atau penunjang dari data primer khususnya yang memiliki relevansi dengan topik penelitian yang dibahas. Data sekunder merupakan karakteristik ibu dan anak.
3. Prosedur pengumpulan data Cara dalam mengumpulkan data peneliti melalui beberapa tahap – tahap yang harus dilalui. Pertama Peneliti meminta persetujuan dari kepala atau ketua yayasan play group B&B Semarang untuk melakukan penelitian di play group B&B Semarang yaitu dengan memberikan surat permohonan ijin sebagai tempat dilakukannya penelitian. Peneliti memberikan informasi tentang tujuan dan sifat keikutsertaan dalam penelitian pada calon sampel penelitian. Peneliti memohon persetujuan kepada ibu-ibu wali murid untuk menjadi sampel penelitian dengan memberikan undangan terlebih dahulu yang berisikan tempat, hari/ tanggal dan perihal. Bila bersedia berpartisipasi dalam penelitian diminta untuk menandatangani lembar persetujuan atau informed consent. Sampel penelitian yang setuju berpartisipasi dalam penelitian diberikan kuesioner untuk diisi secara lengkap untuk mengukur tingkat pengetahuan dan sikap awal sebelum pendidikan kesehatan (pengukuran pertama – pre test). Peneliti memberikan pendidikan kesehatan tentang pendidikan seks pada anak usai 1-5
30
tahun pada sampel sebesar 30 responden sesuai dengan tempat dan waktu kegiatan dengan mengacu pada Satuan Acara Pembelajaran (SAP) yang disusun peneliti. Peneliti memberikan kuesioner pada sampel penelitian untuk diisi kembali secara lengkap khususnya tentang tingkat pengetahuan dan sikap (pengukuran kedua – post test) untuk mengetahui apakah ada perubahan setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Setelah diisi, responden / sampel penelitian diminta untuk segera mengembalikan kuesioner penelitian tersebut pada peneliti untuk dilakukan pengolahan dan analisa data. 4.
Instrumen penelitian Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner yang diadopsi dari skripsi penelitian sebelumnya oleh Wulandari (2005). Lembar kuisoner terdiri dari data umum yaitu kode responden, umur, pendidikan terakir, usia anak balita, pekerjaan, suku dan alamat, kemudian data khusus yang meliputi : a. Untuk mengukur pengetahuan ibu tentang pendidikan seks pada anak usia 1-5 tahun, terdiri dari 10 item pertanyaan meliputi perkembangan seksualitas anak dan penerapan pendidikan seksualitas. Pengetahuan ibu dengan pernyataan benar (B) akan diberi skor 1, dan pernyataan
salah (S)
akan diberi skor 0.
Pengetahuan ibu dikategorikan baik jika nilai pengetahuan ibu >5, dan kurang jika nilai <5. b. Untuk mengukur sikap ibu tentang pendidikan seksualitas, terdiri dari 10 pernyataan, meliputi sikap ibu yang berkaitan dengan perkembangan seksualitas anak, peran orangtua dalam pendidikan seksual anak serta penerapan pendidikan seks pada anak. Aspek sikap ibu untuk pernyataan favorable dengan jawaban sangat setuju (SS), akan diberi skor 4, jawaban setuju (S) akan diberi skor 3, tidak setuju (TS) akan diberi skor 2 sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1, sedangkan pernyataan unfavorable dengan jawaban sangat setuju (SS) akan diberi skor 1, jawaban setuju (S)
31
akan diberi skor 2, jawaban tidak setuju (TS) akan diberi skor 3, dan jawaban sangat tidak setuju (STS) akan diberi skor 4. Sikap ibu dikategorikan mendukung jika nilai sikap ibu >20, dan tidak mendukung jika nilai sikap ibu <20. G. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Saryono, 2008). Suatu instrumen dinyatakan valid apabila pertanyaan pada instrumen tersebut mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur (Ghozali, 2002) Pada penelitian ini tidak dilakukan uji validitas ulang, karena peneliti mengadopsi kuesioner dari skripsi peneliti sebelumnya yang telah diuji validitasnya. Uji validitas yang telah dilakukan oleh penyusun kuesioner yaitu korelasi product moment (Arikunto, 2002), dilakukan dengan uji korelasi antara nilai tiap pertanyaan terhadap skor total. Dinyatakan valid apabila hasil product moment didapatkan nilai r hitung lebih besar dari r tabel yaitu > 0,238. Berdasarkan hasil uji kuisoner pengetahuan oleh Wulandari (2005) diperoleh hasil uji validitas antara 0,331-0,616, uji kuesioner sikap diperoleh hasil validitas antara 0,299-0,628. Peneliti menggunakan uji expert dengan dosen yang ahli dibidang anak, hasil uji expert pada kuesioner pengetahuan pada nomor 8 dihilangkan dan dirubah menjadi “ibu memberikan suasana yang nyaman agar anak merasa bebas dan aman saat mengajukan pertanyaan tentang seks”, kemudian pada kuesioner sikap pada nomor 1 dihilangkan dan dirubah menjadi “ menurut saya orangtua harus memberikan penjelasan tentang perbedaan alat kelamin laki-laki dan perempuan agar anak tumbuh dengan jenis kelaminnya”, nomor 8 dihilangkan dan dirubah menjadi “ jika anak sering meniru ibu atau bapaknya, misalnya dengan
32
menggunakan pakaian ayah dan ibunya itu hal yang tidak wajar”, dan nomor 10 dihilangkan dan dirubah menjadi “ibu menganggap tabu jika anaknya bertanya tentang seks”. 2. Reliabilitas Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan (Saryono, 2008). Bila suatu alat pengukur digunakan dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut
reliabel. Dengan kata
lain reliabilitas menunjukkan
konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama (Sastroasmoro & Ismael, 2002). Uji reliabiltas oleh Wulandari (2005) dilakukan dengan rumus dilakukan dengan rumus Alpha Gronbarch, dimana Alpha Gronbarch digunakan untuk mencari reliabilitas intrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya soal bentuk angket dan skala bertingkat. Apabila nilai cronbach alpha ≥ 0,60 maka kuesioner dalam penelitian dapat dikatakan reliabel atau handal, sehingga apabila kuesioner terhadap pertanyaan yang diajukan dilakukan secara berulang-ulang maka jawaban responden akan sama (Ghozali, 2005). Uji reliabilitas yang dilakukan oleh Wulandari (2005) menunjukkan hasil kuesioner pengetahuan koefisien instrumen 0,7941, hasil uji kuesioner sikap diperoleh
koefisien
reliabilitas
instrumen
0,8377.
Hal
ini
menunjukkan bahwa butir pertanyaan yang digunakan dan hasil dapat dipertanggung jawabkan ( reliabel).
33
H. Etika Penelitian Penelitian ini tidak boleh bertentangan dengan etika. Penelitian harus etis dalam arti hak responden harus dilindungi (Nursalam, 2008). Adapun etika dalam penelitian yaitu : 1.
Persetujuan (Informed Consent) Lembar persetujuan diberikan kepada subyek yang diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan. Jika responden bersedia diteliti, maka responden menandatangani lembar persetujuan tersebut.
2.
Tanpa nama (Anonim) Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada alat ukur. Lembar tersebut hanya diberi nomor atau kode tertentu.
3. Kerahasiaan (Confidentiality) Kerahasiaan informasi yang diberikan responden dijamin oleh peneliti. I. Tehnik Pengolahan dan Analisa Data Setelah kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa dikumpulkan kembali oleh peneliti, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan dan analisa data. Sebelum data dianalisis, data diolah terlebih dahulu. 1. Pengolahan Data a. Editing Pada tahap ini peneliti melakukan koreksi data untuk melihat kebenaran pengisian dan kelengkapan jawaban kuesioner dan responden. Hal ini dilakukan ditempat pengumpulan data sehingga bila ada kekurangan segera akan dapat dilengkapi. b. Coding Coding merupakan mengklarifikasi jawaban dari para responden kedalam kategori-kategori. Klarifikasi dilakukan dengan jalan
34
menandai masing-masing jawaban dengan kode berupa angka, kemudian dimasukan ke dalam lembar tabel kerja. c. Saving Saving merupakan proses penyimpanan data sebelum data diolah atau dianalisis. d. Tabulating Tabulating merupakan proses menyusun data dalam bentuk tabel, selanjutnya diolah menggunakan bantuan komputer. e. Cleaning Cleaning merupakan kegiatan pengetikan kembali data yang sudah dientry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak.
2. Analisa Data a. Analisa univariat Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Analisa univariat pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan ditampilkan dalam bentuk tendensi sentral (mean, median, standar deviasi, minimum dan maksimum) b. Analisa bivariat Analisis bivariat yaitu menganalisis variabel-variabel penelitian guna menguji hipotesis penelitian serta untuk melihat gambaran hubungan antara variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji T (t-dependent), sebelumnya data dilakukan pengujian normalitas dengan one sample Shapiro-Wilk. Data berdistribusi normal bila derajat kemaknaan p > 0.05. Bila data berdistribusi normal, alat analisis yang digunakan adalah uji statistik parametrik paired sample t-test. Bila ternyata data tidak berdistribusi normal, alat
35
analisis yang digunakan adalah uji statisti non parametrik wilcoxon. Berdasarkan uji tersebut dapat diputuskan ada atau tidaknya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap ibu dalam menerapkan pendidikan seks pada anak usia 1-5 tahu, dengan melihat apakah ada perbedaan yang signifikan hasil rata-rata skor pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan, sikap sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Proses analisis data dilakukan dengan komputerisasi. Dalam analisis ini, suatu hipotesis (Ha) dapat diterima apabila nilai t hitung lebih besar dari t tabel dengan derajat kesalahan yang bernilai 0,05 (Sugiyono, 2007).