BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini yaitu: 1. Variabel terikat: Identitas Diri Remaja 2. Variabel bebas: Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Hubungan Orangtua-Remaja
3.2. Definisi Operasional 3.2.1 Definisi Identitas Diri Gunarsa (2003) mengutarakan bahwa identitas dapat diartikan sebagai cara hidup tertentu yang sudah dibentuk pada masa-masa sebelumnya dan menentukan peran sosial manakah yang harus dijalankan. Selanjutnya Stuart dan Sudeen (1991) mengungkapkan tentang Identitas diri adalah cara-cara yang digunakan untuk membedakan individu satu dengan individu-individu lainnya. Identitas
diri
adalah
cara
hidup
tertentu
yang
digunakan oleh individu untuk menentukan peran sosial dan yeng membedakan individu yang satu dengan individu yang lainnya. Aspek-aspek identitas diri yaitu:
social identity,
physical identity, personal identity, familial identity, moralethical identity. Alat ukur yang digunakan sebagai acuan untuk mengukur identitas diri, menggunakan skala Identity 59
Style Inventory, yang disusun Berzonsky (1992) dan telah dimodifikasi oleh penulis berdasarkan teori Erikson (dalam Oya, Zeynep, Aly: 1999). Penilaian skala ini, makin tinggi nilai (scoring) yang diperoleh menunjukkan identitas diri remaja akan semakin positif, demikian juga sebaliknya. 3.2.2 Dukungan Sosial Teman Sebaya Smet (1994) Dukungan sosial merupakan salah satu bentuk ikatan secara sosial yang menggambarkan kualitas dari hubungan interpersonal. Dukungan sosial adalah perasaan sosial yang dibutuhkan terus menerus dalam interaksi
dengan
menggambarkan
orang
lain.
dukungan
Sarafino
sosial
(1998)
sebagai
suatu
kenyamanan, perhatian, penghargaan ataupun bantuan yang diterima individu dari orang lain maupun kelompok. Dalam pengertian lain disebutkan bahwa dukungan sosial adalah kehadiran orang lain yang dapat membuat individu percaya
bahwa
dirinya
dicintai,
diperhatikan
dan
merupakan bagian dari kelompok sosial, yaitu keluarga, rekan kerja dan teman dekat. Dukungan
sosial
teman
sebaya
merupakan
pemberian bantuan yang diberikan oleh teman sebaya baik berupa verbal maupun non verbal dalam bentuk dukungan emosional,
penghargaan,
instrumental,
dan
informasi.
Dukungan sosial yang diterima dapat membuat individu lebih tenang, diperhatikan, dicintai, timbul rasa percaya diri.
60
Aspek-aspek
dukungan
sosial
yaitu:
dukungan
emosional, penghargaan, instrumental, dan informasi. Alat ukur yang digunakan sebagai acuan untuk mengukur dukungan sosial teman sebaya,
menggunakan skala
Student Social Support Scale disusun oleh Elliott
(1999)
dan
telah
dimodifikasi
Malecki dan oleh
penulis
berdasarkan teori House (Smet, 1994). Penilaian skala ini, makin tinggi nilai (scoring) yang diperoleh, menunjukkan dukungan sosial semakin tinggi, demikian juga sebaliknya. 3.2.3 Hubungan Orangtua-Remaja Jersild (dalam Santrock, 2007) Hubungan orangtua remaja
mengacu
komunikasi
kepada
frekuaensi
dan
antara orangtua dan remaja.
intensitas Hubungan
orangtua-remaja, seperti semua hubungan interpersonal lainnya, mencakup dua elemen yaitu memiliki komunikasi yang saling terbuka dan hubungan yang tidak dapat saling memahami. Selanjutnya Soetiningsih (2010) hubungan orangtua-remaja persepsi remaja tentang ikatan yang terjalin antara orangtua dengan dirinya Hubungan orangtua-remaja adalah penilaian remaja tentang hubungan dalam keluarga yang terjalin melalui komunikasi
antara
orangtua
dengan
dirinya
sehingga
remaja merasakan kenyamanan secara psikologis. Aspek-aspek hubungan orangtua-remaja: kelekatan, komunikasi,
kenyamanan.
Alat
ukur
yang
digunakan
sebagai acuan untuk mengukur hubungan orangtua-remaja, 61
menggunakan skala Index of Family Relations, disusun oleh Hudson (1993) dan dimodifikasi oleh penulis berdasarkan teori Somers, (2006). Penilaian skala ini, makin tinggi nilai (scoring) yang diperoleh, menunjukkan hubungan orangtuaremaja yang positif, demikian juga sebaliknya.
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel. 3.3.1 Populasi dan Sampel Polulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Siswa-siswi SMA Kristen 1 Salatiga, jumlah populasi 605 siswa. Responden akan dipilih berdasarkan penggolongan usia remaja pertengahan yaitu usia 15-18 tahun. Alasannya pada masa ini remaja berada pada masa yang sulit secara khusus dalam masa pencarian identitas diri sehingga dukungan sosial teman sebaya dan hubungan orang tuaremaja memberikan peranan dalam identitas diri remaja. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel random. Teknik sampling ini digunakan dalam pengambilan sampelnya dengan cara “mencampur” subjek-subjek di dalam populasi (Arikunto, 2002).
Langkah-langkah
yang
digunakan
untuk
menentukan sampel: 1. Mengadakan perhitungan jumlah kelas yaitu 18 kelas 2. Mengadakan perhitungan 15% dari jumlah populasi (Santoso,
2000).
Teknik
pengambilan
data 62
berdasarkan cluster sampling, maka sampel diambil perkelas. 3. Kelas yang terpilih dari hasil random yaitu kelas: XI Bahasa (33 siswa), XI IPS-1 (27 siswa), XII IPS-2 (30 siswa), yang berjumlah 90 siswa. Langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh data: 1. Peneliti memberikan surat izin penelitian kepada kepala sekolah SMA Kristen 1 Salatiga 2. Mengadakan pendekatan dan penjelasan kepada guru bimbingan konseling tentang skala yang digunakan untuk pengumpulan data. 3. Skala di berikan oleh guru bimbingan konseling kepada subjek pada saat jam bimbingan konseling sesuai dengan jadwal yang telah diatur oleh pihak sekolah.
3.4 Alat Ukur Penelitian Data yang akan dikumpulkan melalui penyebaran skala meliputi: nama, kelas, usia, jenis kelamin. Selain itu akan dikumpulkan juga data-data yang berkaitan dengan indikator variabel-variabel yang diteliti, yaitu
dukungan
sosial teman sebaya dan hubungan orangtua-remaja. Dalam setiap skala yang akan dikumpulkan yaitu identitas diri, dukungan sosial teman sebaya dan hubungan orangtua-remaja akan dibuat dalam bentuk skala likert dengan
lima
alternatif
jawaban.
Skala
identitas
diri 63
menggunakan alat ukur Identity Style Inventory, Berzonsky (1992).
Untuk mengukur variabel hubungan orangtua-
remaja menggunakan skala Index of Family Relations, Hudson (1993), dan untuk mengukur variabel dukungan sosial teman sebaya menggunakan alat Student Social Support Scale, Malecki dan Elliott (1999).
3.4.1 Skala Identitas Diri Remaja Pengukuran variabel identitas diri menggunakan metode pengisian
skala Identity Style Inventory. Subjek diminta untuk
mengisi skala identitas diri yang terdiri dari aspek-aspek. social identity, physical identity, personal identity, familial identity, moralethical identity. Skala Identity Style Inventory, disusun oleh Berzonsky (1992) yang dimodifikasi oleh penulis berdasarkan aspek-aspek identitas diri, disusun berdasarkan teori Erikson (dalam Oya,
Zeynep, Aly
:1999), dengan tingkat validitas
bergerak dari 0,483-0,615, dengan tingkat reliabilitas 0,71.
64
Tabel 3.1 Daftar Item Skala Identitas Diri Aspek 1. Social Identity. Pemenuhan peran di rumah, sekolah, masyarakat secara umum.
Indikator
Item
1.Hubungan
1.Saya menghargai orangtua saya dengan 2.Saya merasa lingkungan memiliki peran penting dalam kelompok yang sekitar. saya miliki 3.Saya merasa diterima dalam kelompok yang saya miliki 4.Saya mampu membangun hubungan yang baik dengan teman-teman saya 5.Saya dapat menghargai temanteman dalam kelompok yang saya miliki 6.Saya sangat menikmati pertemanan dalam kelompok yang telah saya miliki. 7.Saya dapat membangun hubungan 2.Memprioritaskan persahabatan dengan studi untuk teman-teman disekitar mengetahui saya tujuan yang 8.Studi merupakan hal yang penting bagi saya hendak dicapai 9. Saya mengetahui dengan pasti tentang apa yang harus saya lakukan untuk masa depan saya
Jumlah Item F U 1 2 3 4
5 6 7
8 9 10
65
positif 11. Saya tidak suka meniru penampilan idola Identity. terhadap saya Penerimaan penampilannya 12. Saya memiliki secara fisik yang penampilan yang unik diperoleh juga 13.Kadang-kadang melalui teman memberikan penilaian dari pujian terhadap teman penampilan saya 14. Saya mendapatkan pujian dari orang-orang disekitar saya 15. Saya menyukai warna kulit saya 16. Saya memiliki wajah yang tampan/cantik 17. Saya menuyukai bentuk tubuh saya 3.Personal 1.Keyakinan akan 18.Saya tidak yakin Identity. hal-hal yang harus dengan nilai-nilai Pencapaian dilakukan untuk hidup yang saya remaja dalam masa depan. pegang. membangaun 19.Saya tidak yakin keakraban dengan apa yang akan dengan saya lakukan di masa oranglain, depan. meningkatnya 2.Kedewasaan 20.Saya tidak kedewasaan dalam pengambilan memikirkan dengan dalam diri keputusan serius tentang masa remaja, serta memiliki depan saya, karena itu keyakinan dan masih jauh.
2.Physical
Sikap
10.Saya menyukai situasi yang sesuai dengan norma-norma sosial.
11 12
13 14 15 16 17 18 19
20
66
pengendalian diri yang kuat.
21.Saya sudah tahu dengan pasti akan melanjutkan studi di perguruan tinggi atau 3.Optimis untuk jurusan yang akan menghadapi masa saya pilih. depan 22.Saya memiliki nilainilai keyakinan yang kuat. 23. Saya telah memikirkan dengan serius tentang hal-hal yang akan saya lakukan dalam hidup saya
21
22 23
24. Saya sangat 24 optimis untuk menghadapi masa 25 depan 25. Saya yakin dengan keputusan yang telah saya ambil untuk 26 masa depan. 26. saya berpikir untuk berkomitmen pada citacita saya 4.Familial
melakukan
27
nilai yang diajarkan segala sesuatu sesuai Komunikasi oleh orang tua. dengan nilai-nilai yang yang baik dalam diajarkan oleh keluarga yang ditunjukkan orangtua. melaui rasa 28.Saya berusaha saling untuk mandiri dalam menghargai antara berbagai hal orangtua29.Orangtua selalu ingin remaja. yang terbaik untuk saya
28
1.Melakukan
nilai- 27.Saya
Identity.
29
67
30.Orangtua saya selalu
memahami saya 31.Saya selalu ingin membangun komunikasi keluarga yang yang baik dalam terjalin dengan baik keluarga. 32.Saya memiliki hubungan yang akrab dengan semua anggota keluarga.
30
2.Komunikasi dalam
5.Moral-Ethical Identity. Kemampuan remaja untuk peduli dengan kebutuhan orang lain, pemahaman politik, serta nilai-nilai agama yang dianut.
1.memahami tentang dasar-dasar kepercayaan yang dianut.
2.Peduli terhadap kebutuhan teman serta berusaha untuk menolongnya 3. Pemahaman remaja tentang politik.
JUMLAH
33.Saya telah meluangkan banyak waktu untuk membaca buku-buku rohani 34. Saya memahami tentang dasar-dasar iman dalam agama yang saya anut 35.Saya tidak yakin dengan nilai-nilai kepercayaan (agama) yang saya anut. 36.Saya berusaha untuk menolong teman yang belum mengerti tentang tugas yang berikan oleh guru. 37.Saya memiliki pandangan politik yang konsisten. 38.Saya telah meluangkan waktu untuk membaca isu-isu politik 38
31 32
33
34
35
36
37 38
34
4
68
3.4.2 DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA. Pengukuran variabel dukungan sosial teman sebaya menggunakan metode pengisian skala
Student Social
Support Scale. Subjek diminta untuk mengisi skala dengan dukungan sosial teman sebaya yang terdiri dari aspek: dukungan
emosional,
penghargaan,
instrumental,
dan
informasi. Skala Student Social Support Scale di susun oleh Malecki dan Elliott (1999), digunakan sebagai acuan dan dimodifikasi
oleh
penulis
berdasarkan
aspek-aspek
dukungan sosial teman sebaya, disusun berdasarkan teori House (Smet, 1994). dengan tingkat validitas bergerak dari 0,325-0,381, dengan tingkat reliabilitas 0,97. Tabel 3.2 Daftar Item Skala Dukungan Sosial Teman Sebaya Aspek
Indikator
1.Dukungan 1.Memahami emosional. keadaan teman Empati, kepulian, kasih sayang,dan mendengarkan
Item
1.Teman saya berusaha membuat saya tenang ketika berada dalam kondisi yang sedang kacau. 2.Teman saya memaafkan ketika saya membuat kesalahan. 3.Ketika saya sedih, teman saya memahami perasaan saya. 4.Teman saya selalu memberikan perhatian yang positif buat saya 5.Ketika saya sedang 2.Bersedia untuk dalam masalah, teman
Jumlah Item F U 1
2
3
4
69
mendengarkan keluhan teman
bersedia mendengarkan keluhan saya.
1.Memberikan pujian terhadap hal-hal yang positif
6.Teman saya memuji saya ketika saya melakukan sesuatu yang positif. 7. Teman saya selalu menghargai saya. 8.Teman-teman saya melakukan hal-hal yang baik kepada saya.
6
2.Saling memberikan saran kepada teman dalam sebuah kelompok atau tim.
9.Teman saya meminta saya untuk memberikan saran atau ide. 10. Saya dipilih untuk menjadi anggota dalam suatu tim.
9
1. Memberikan waktu kepada Instrumental. teman yang Bantuan yang membutuhkan diwujudkan untuk dalam bentuk memecahkan masalah yang materi, dihadapi. waktu,tenaga.
11. Tidak ada teman yang membantu saya dalam memecahkan masalah yang saya hadapi. 12. Teman saya selalu bertanya tentang apa yang saya butuhkan.
2.Dukungan penghargaan. Memberikan ungkapanungkapan positif yang membangun, dorongan untuk maju, memberikan pujian dan memiliki rasa hormat kepada teman.
3.Dukungan
13. Teman saya 2.Kepekaan pada membantu saya dalam kebutuhan menyelesaikan tugasteman tugas di kelas. 14.Teman saya meluangkan untuk
5
7 8
10
11
12
13 14
70
4.Dukungan Nasehat, petunjuk, ide,
bimbingan untuk
dapat
memecahkan masalah
yang
sedang dihadapi teman.
15
16.Teman memberikan penjelasan kepada saya ketika ada hal-hal yang membuat saya bingung. 17.Teman tidak memberikan informasi kepada saya tentang kegiatan yang ada di sekolah. 18.Teman tidak menasehatkan saya ikut terlibat aktif dalam kegiatan di sekolah. 19.Tidak ada teman 2.Bersedia yang mau meluangkan memberikan waktu untuk bantuan tenaga mengerjakan sesuatu untuk menolong yang sulit dengan saya. teman. 20.Teman membantu saya ketika saya membutuhkannya.
16
1.Memberikan informasi kepada teman yang membutuhkan.
informasi.
saran,
melakukan berbagai kegiatan bersama denganku. 15.Teman menolong dalam kebutuhan sekolah.
oleh
JUMLAH
20
17
18 19
20
16
4
71
3.4.3 SKALA HUBUNGAN ORANGTUA-REMAJA Pengukuran
variabel
hubungan
orangtua-remaja
menggunakan metode pengisian skala Index of Family Relations. Subjek diminta untuk mengisi skala hubungan orangtua-remaja yang terdiri dari aspek-aspek: kelekatan, komunikasi, dan kenyamanan.
skala
Index of
Family
Relations, disusun oleh Hudson (1993) digunakan sebagai acuan dan dimodifikasi oleh penulis berdasarkan aspekaspek hubungan orangtua-remaja, disusun berdasarkan teori Somers, (2006), dengan tingkat validitas bergerak dari 0,26-0,71, dengan tingkat reliabilitas 0,90 Tabel 3.3 Daftar Item Skala Hubungan Orangtua-Remaja Aspek
Sub Aspek
Indikator
Jumlah Item F
1. Kelekatan
Adanya hubungan yang harmonis dalam keluarga
1.Orangtua meminta pendapat saya dalam pengambilan keputusan yang penting. 2.Orangtua selalu peduli pada keadaan saya.
1
3.Orangtua selalu menunjukan pada saya bahwa ia mengasihi saya.
3
U
2
72
4.Orangtua memberikan respon yang baik terhadap pendapat saya 5.Saya merasa bangga dengan orangtua saya 6. Orangtua mengatakan pada saya bahwa dia bangga pada saya
2. Komunikasi
Adanya hubungan yang baik dalam keluarga dengan cara membangun komunikasi
4
23 5
7.Orangtua saya selalu memberikan dukungan yang baik dalam setiap kegiatan di sekolah.
6
8. Orangtua memarahi saya ketika melakukan hal yang negatif 9.Orangtua mendengarkan keluhan-keluhan saya tentang kegiatan di sekolah. 10.Orangtua menegur saya dengan kasar.
7
8
9
11.Orangtua mengabaikan pendapat saya. 12.Kadangkadang saya bertengkar dengan orangtua saya.
10
11
73
3. Kehangatan
13.Kadangkadang saya berbeda pendapat dengan orangtua saya. 14.Saya dilarang untuk bertanya sesuatu yang merupakan rahasia kepada orangtua. 15.Saya selalu mendiskusikan tentang masa depan dengan orangtua 16.Orangtua selalu mempercayai saya Adanya 17. Orangtua suasana memberikan kehangatan respon yang yang selalu negatif terhadap diciptakan pendapat saya dalam segala 18.Orangtua keadaan mengancam saya bila saya tidak melakukan hal yang diinginkannya. 19.Jika saya melakukan kesalahan maka orangtua selalu membuat saya rasa bersalah. 20.Orangtua selalu membantu saya dalam melakukan halhal yang penting.
12
13
25
24 14
15
16
17
74
21.Dalam keluarga kami selalu mencipakan suasana yang nyaman. 22.Saya menikmati kebersamaan dengan orangtua 23.Jika saya berbuat kesalahan maka orangtua memukul saya dengan kasar. 24.Saya bahagia berada di tengahtengah keluarga saya.
Jumlah
25.Saya rukun orangtua 25
selalu dengan
18
21
19
20
22 16
9
3.4 Seleksi Item dan Reliabilitas Alat Ukur 3.4.1 Validitas Mengenai validitas Azwar (2010) menuliskan bahwa Validitas merupakan ketepatan dana kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga harus dapat memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Dalam penelitian ini dilakukan seleksi item 75
(khususnya daya diskriminasi) dengen menggunakan teknik korelasi
Corrected
Item-Total
Correlation.
Aswar
(2010)
menyatakan bahwa item yang memiliki daya diskriminasi baik memiliki nilai r≥0,3. Namun apabila item yang memiliki indeks daya diskriminasi tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, dapat mempertimbangkan untuk menurunkan batas kriteria menjadi 0,25. Dalam penelitian ini, penulis memakai daya diskriminasi item 0,25. 3.4.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hal ini ditunjukan oleh taraf konsistensi skor yang diperoleh oleh para subjek yang diukur dengan alat yang sama, atau diukur dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda (Suryabrata, 1999). Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukuran di dalam mengukur gejala yang sama. Dalam
reliabilitas
menggunakan metode Alpha
Cronbach, dan dengan menggunakan program SPSS for windows versi 17.0. 3.5
Hasil Uji Seleksi Item dan Reliabilitas. Alat ukur yang akan digunakan untuk penelitian
perlu dilakukan uji coba (try out) untuk mengetahui tingkat reliabilitas dan daya diskriminasi item. Try Out dilakukan di SMA Lab UKSW-Salatiga, berjumlah 30 responden. Dalam 76
try out pertama, ternyata banyak item-item yang gugur. Skala identitas diri, dari 36 item
terdapat 28 yang
memenuhi dan 8 gugur, Skala Dukungan sosial teman sebaya, 17 item yang memenuhi dan 3 item gugur, Skala Hubungan orangtua-remaja, 23 item yang memenuhi dan 2 item
gugur.
Dari
ketiga
skala,
skala
merupakan skala yang sangat penting dan
identitas
diri
memperoleh
data pada item yang penting yang gugur pada Social identity,(5 item: 2 item yang memenuhi dan 3 item gugur), Physical identity Personal (3 item: 2 item yang memenuhi dan 1 item gugur), identity Familia (6 item: 5 item yang memenuhi dan item gugur ), identity Moral-Ethical identity (8 item: 6 item yang memenuhi dan 2 item gugur ), dengan rentan nilai validitas bergerak dari 0,301-0,639. Koefisian Alpha Cronbach dari 28 item yang memenuhi adalah 0,740. Oleh karena itu, penulis melakukan try out kedua di SMA Lab UKSW dengan subjek yang berbeda dengan subjek pada try out pertama. Penulis telah memperbaiki pernyataan pada tiap item, kemudian melakukan try out kedua, maka memperoleh data seleksi item dan reliabilitas skala Identitas diri, dukungan sosial teman sebaya, hubungan orangtua-remaja, diperoleh hasil sebagai berikut:
77
3.5.1 Skala Identitas Diri Identitas
diri
diukur
berdasarkan
aspek-aspek
identitas diri yaitu social identity, physical identity, personal identity, familial identity, moral-ethical identity. Berdasarkan data try out, dilakukan perhitungan seleksi item dan reliabilitas terhadap 38 item, diperoleh 25 item yang memenuhi dan 13 item gugur. Daya diskriminasi skala identitas diri bergerak dari
0,280-0,851. Koefisian Alpha
Cronbach dari 25 item yang memenuhi adalah 0,883. Penyebaran item yang memenuhi dan item gugur dari skala identitas diri dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 3.4 Sebaran Item yang Memenuhi dan Item Gugur Skala Identitas Diri NO
1 2 3 4 5
ASPEK
JUMLAH ITEM
NOMOR ITEM YANG MEMENUHI
NOMOR ITEM GUGUR
Social identity Physical identity
10
1,2,3,4,6,7,10
5,8,9
7
12,16
11,13,14,15, 17
Personal identity Familial identity MoralEthical identity TOTAL
9
20
6
18,19,21, 22, 23, 24,25,26 28,29,30,31,32
6
33,34,35
36,37,38
38
25
13
27
78
3.5.2 Skala Dukungan Sosial Teman Sebaya Berdasarkan data try out, dilakukan seleksi item dan reliabilitas terhadap 20 item, diperoleh 17 item yang memenuhi dan 3 item gugur. Daya diskriminasi skala dukungan sosial teman sebaya bergerak dari 0,250-0,635. Koefisian Alpha Cronbach dari 17 item yang memenuhi adalah 0,749 Penyebaran item yang memenuhi dan item gugur dari skala dukungan sosial teman sebaya dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.5 Sebaran Item yang Memenuhi dan Item Gugur Skala Dukungan Sosial Teman Sebaya NO
1 2 3 4
ASPEK
Dukungan emosional Dukungan penghargaan Dukungan instrumental Dukungan informasi TOTAL
JUMLAH ITEM
NOMOR ITEM YANG MEMENUHI
NOMOR ITEM GUGUR
5
1,3,4,5
2
5
6,7,8,9,10
-
5
12,13,14
11,15
5
16, 17, 18, 19,20 17
-
20
3
79
3.5.3 Skala Hubungan Orangtua-Remaja Berdasarkan data try out, dilakukan seleksi item dan reliabilitas terhadap 25 item, diperoleh 22 item yang memenuhi hubungan
dan 3 item gugur. orangtua-remaja
Daya diskriminasi skala
bergerak
dari
0,231-0,763.
Koefisian Alpha Cronbach dari 22 item valid adalah 0,758. Penyebaran item yang memenuhi dan item gugur dari skala identitas diri dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.6 Sebaran Item yang Memenuhi dan Item Gugur Skala Hubungan Orangtua-Remaja NO
ASPEK
JUMLAH ITEM
NOMOR ITEM YANG MEMENUHI
NOMOR ITEM GUGUR
1
Kelekatan
7
1,2, 3,4,5,6, 23
-
2
Komunikasi
9
7,12
4
Kehangatan
9
8, 9,10,11, 13,24,25 14,15,16,17,18, 19,20,21 22
TOTAL
25
22 3
80
3.6.1 Penyusunan Skala setelah Try Out Setelah melakukan seleksi item dan reliabilitas, Skala tersebut
telah
memenuhi
kaidah
seleksi
item
dan
reliabilitas. Item-item yang dinyatakan memenuhi syarat disusun kembali dan memberikan nomor urut. Untuk skala identitas diri diberi nomor 1 sampai 25, untuk skala dukungan sosial teman sebaya diberi nomor 1 sampai 17, dan untuk skala hubungan orangtua-remaja diberi nomor urut 1 sampai 22. Penjelasan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.7 Susunan Nomor Item Baru Skala Identitas Diri No
Aspek
Nomor Item
Jumlah
1
Social identity
1,2,3,4,5(6),6(7),7(10)
7
2
Physical
8(12), 9(16)
2
Personal
10(18),11(19),12(21),13(22),
9
identity
14(23),15(24),
identity 3
16(25),17(26),18(28) 4 5
Familial
19(29), 20(30),21(31),
identity
22(32)
Moral-Ethical
23(33),24(34),25(35)
4 3
identity Item Lama: ( )
Jumlah
25
81
Tabel 3.8 Susunan Nomor Item Baru Skala Dukungan Sosial Teman Sebaya No 1
Aspek Dukungan
Nomor Item
Jumlah
1,2(3),3(4),4(5)
4
Dukungan
5(6),6(7),7(8),
5
penghargaan
8(9),9(10)
Dukungan
10(12),11(13),12(14)
emosional 2 3
3
instrumental 4
Dukungan informasi 13(16),14(16),15(18),
5
16(19),17(20) Item Lama: ( )
Jumlah
17
Tabel 3.9 Susunan Nomor Item Baru Skala Hubungan OrangtuaRemaja No
Aspek
Nomor Item
Jumlah
1
Kelekatan
1,2,3,4,5,6,20(23)
7
2
Komunikasi
7(8),8(9),9(10),10
7
(11),11(13),19(22), 22(25) 3
Kehangatan
12(14),13(15),14(16),
8
15(17),16(18),17(19) 18(20),19 (21) Item Lama: ( )
Jumlah
22
82
3.6. Teknik Analisis Data 3.6.1 Uji Asumsi Klasik 3.6.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2009). Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat grafik
histogram,
P-P Plot Test,
dan
uji
one sampel
kolmogorov-smirnov. Pada uji kolmogorov-smirnov apabila nilai signifikansi >0,05 maka dapat disimpulkan data nilai residual terdistibusi normal. Normalitas
P-P Plot
Test
dideteksi dengan melihat titik-titik yang mengikuti garis linear yang bergerak dari bawah keatas, sehingga bila titiktitik
tersebut
terdistribusi
mengikuti
normal,
dan
garis
linear,
analisis
dapat
berarti
data
dilanjutkan
(Santoso, 2000). 3.6.1.2 Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregresI terhadap variabel independen lain. Pengujian ini akan dilakukan dengan melihat pada nilai tolerance dan 83
Varians inflation factor (VIF). Nilai yang umumnya untuk menunjukkan
adanya
multikolonieritas
adalan
nilai
tolerance ≤ 0.10 dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2009). 3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas Uji
heteroskedastisitas
bertujuan
untuk
menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskesdatisitas. Salah satu cara
untuk
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan
redualnya
SRESID.
Deteksi
ada
tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola
tertentu
pada
grafik
scatterplot
antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah sumbu Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual yang telah di studentized (Ghozali, 2009). 3.6.1.4 Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan untuk mengetahui signifikansi penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Jika penyimpangan tersebut tidak signifikan, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah linear (Hadi, 2000). Hasil uji linieritas 84
dengan p>0.05 maka dapat dikatakan adanya hubungan yang linear antara variabel bebas dengan variabel terikat. 3.6.2 UJI HIPOTESIS Pengujian
hipotesa
yang
diajukan
menggunakan
analisis regresi linear berganda untuk menguji hipotesis yakni
dukungan
orangtua-remaja
sosial
teman
sebaya
dapat
dijadikan
dan
prediktor
hubungan terhadap
identitas diri remaja.
85