BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat – alat yang digunakan ; a. Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA ), Type Buck Scientific seri 205 b. Lampu katoda Zn dan Cu c. Lampu katoda Fe dan Pb d. Erlenmeyer 250 ml e. Pipet ukur 5 ml; 10 ml; 20 ml; 30 ml; 40 ml dan 60 ml f. Labu ukur 100 ml g. Corong gelas h. Pemanas listrik i. Kertas saring whatman 40, dengan ukur pori θ 0,42 µm ; dan j. Labu Kjeldahl k. Neraca analitik l. Peralatan destilasi m. pH meter n. Labu semprot
Universitas Sumatera Utara
3.1.2. Bahan – bahan yang digunakan ; a. Akuadest b. Asam klorida ( HCl ) pekat c. Larutan standar logam seng ( Zn ) d. Larutan standar logam besi ( Fe ) e. Larutan standar logam tembaga ( Cu ) f. Larutan standar logam timbale ( Pb ) g.
Gas asetilen ( C2H2 )
H. H2SO4 (p) i.
NaOH 30 %
j.
H3BO3
k
Indikator tashiro
3.2. Pengambilan sampel Sampel sedimen diambil di wilayah perairan Danau Toba provinsi Sumatera Utara. Pengambilan sampel di 3 lokasi yaitu daerah operasi kegiatan KJA Aquafarm, yaitu di daerah Pantai Pangambatan, Pantai Huta Ginjang (keduanya di Kecamatan Simanindo) dan daerah Pantai Silima Lombu (Kecamatan Onan Runggu). Sebagai
pembanding
pengambilan sampel diambil dari daerah desa Tambun Sukean Kecamatan Onan Runggu yang mempunyai jarak 4 km dari lokasi KJA. Jarak titik pengambilan sampel adalah 2 sampai 3 meter dari bibir pantai. Sampel sedimen diambil sebanyak 5 kg dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan wadah yang bersih dan dikeringkan dengan caradijemur dibawah panas matahari. Perlakuan sampel dilakukan dengan cara triplo. Lokasi I di daerah pantai Pangambatan terletak pada titik 20.381.04,811 LU dan 980.521.36,511 BT.
Lokasi II di daerah pantai Huta Ginjang
terletak pada titik
20.361.45,911 LU dan 980.531.16,811 BT. Lokasi III di daerah pantai Silima Lombu Terletak pada titik 20.331.41,811 LU dan 980.541.32,911 BT. Lokasi IV didaerah pantai Tambun Sukean 20.281.55,211 LU dan 980.591. 11,311 BT.
3.3. Prosedur Kerja 3.3.1 Penyedian Reagen 3.3.1.1. Pembuatan Larutan NaOH 30 % Ditimbang sebanyak 30 gram NaOH
dimasukkan ke dalam labu takar 500 mL lalu
dilarutkan dengan 90 mL aquadest ,kemudian diencerkan sampai garis tanda 100 mL
3.3.1.2 Pembuatan larutan H3BO3 3 % Ditimbang sebanyak 3 gram H3BO3 dimasukkan ke dalam labu takar 500 mL lalu dilarutkan dengan 90 mL aquadest, kemudian diencerkan sampai garis tanda 100 mL3.3.1.3 Pembuatan larutan HCl 0,1 Ditimbang 2,2124 mL dilarutkan dimasukkan ke dalam labu takar 500 mL lalu dilarutkan dengan 200 mL aquadest,kemudian diencerkan sampai garis tanda 250 Ml
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Pembuatan larutan standar logam seng ( Zn ). ( SNI 06 – 6989.7 – 2004 ) a. Dengan menggunakan pipet diambil 0 ml; 0,5 ml; 1 ml; 2 ml; 5 ml dan 10 ml larutan baku seng ( Zn ) 10 mg/l ke dalam labu ukur 100 ml . b. Tambahkan larutan pengencer sampai tepat tanda batas sehingga diperoleh konsentrasi logam seng ( Zn ) 0,0 mg/l; 0,05 mg/l; 0,1 mg/l; 0,2 mg/l; 0,5 mg/l dan 1,0 mg/l
3.3.3 Pengukuran konsentrasi logam seng ( Zn ) dengan SSA a. Nilai diukur dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom ( SSA pada panjang gelombang 213,90 nm. b. Mengoptimalkan Alat SSA sesuai petunjuk penggunaan alat. c. Beberapa parameter pengukur untuk logam seng ( Zn ) ditetapkan sebagai berikut ; Tabel. 3.1 Tabel Parameter Pengukuran untuk Logam seng ( Zn )
No
Parameter
Spesifikasi
1.
Panjang gelombang
213,90 nm
2.
Tipe nyala
Asetilen / Udara
3.
Lebar celah
0,05 nm
4.
Lampu katoda
5,0 mA
Sumber : Petunjuk penggunaan alat SSA Type Buck Scientific seri 205
Universitas Sumatera Utara
d. Kemudian mengukur masing – masing larutan standar ( larutan kerja ) yang telah dibuat pada panjang gelombang 213,9 nm. Nilai absorbansinya akan terlihat . e. Buat kurva kalibrasi untuk memdapatkan persamaan garis regresi f. Dilanjutkan dengan pengukuran contoh uji yang sudah dipersiapkan .( SNI 06 – 6989.7 – 2004 ) 3.3.4. Pembuatan larutan standar logam besi, ( Fe ) .(SNI 06 – 6989.4 2004) a. Dengan menggunakan pipet diambil 0 ml; 5 ml; 10 ml; 20 ml; 30 ml dan 40 ml larutan baku besi ( Fe ) 10 mg/l ke dalam labu takar 100 ml . b. Tambahkan larutan pengencer sampai tepat tanda batas sehingga diperoleh konsentrasi logam besi ( Fe ) 0,0 mg/l; 0,5 mg/l; 1,0 mg/l; 2,0 mg/l; 3,0 mg/l dan 4,0 mg/l. 3.3.5. Pengukuran konsentrasi logam besi ( Fe ) dengan SSA a. Mengoptimalkan Alat SSA sesuai petunjuk penggunaan alat. b. Beberapa parameter pengukur untuk logam besi ( Fe ) ditetapkan sebagai berikut ;
Universitas Sumatera Utara
Tabel. 3.2 Tabel Parameter Pengukuran untuk Logam besi ( Fe )
No
Parameter
Spesifikasi
1.
Panjang gelombang
248,30 nm
2.
Tipe nyala
Asetilen / Udara
3.
Lebar celah
0,2 – 2 nm
4.
Lampu katoda
12 mA
Sumber : Petunjuk penggunaan alat SSA Type Shimadzu AA 6-300 c. Kemudiian mengukur masing – masing larutan standar ( larutan kerja ) yang telah dibuat pada panjang gelombang 248,30 nm. Nilai absorbansinya akan terlihat . d. Buat kurva kalibrasi untuk memdapatkan persamaan garis regresi e. Dilanjutkan dengan pengukuran contoh uji yang sudah dipersiapkan ( SNI 06 – 6989.4 – 2004 ). 3.3.6. Pembuatan larutan standar logam tembaga ( Cu ) .(SNI 06 – 6989.4 2004) a. Dengan menggunakan pipet diambil 0 ml; 5 ml; 10 ml; 20 ml; 30 ml dan 40 ml larutan baku tembaga ( Cu ) 10 mg/l ke dalam labu takar 100 ml . b.
Tambahkan larutan pengencer sampai tepat tanda batas sehingga diperoleh
konsentrasi logam tembaga ( Cu ) 0,0 mg/l; 0,5 mg/l; 1,0 mg/l; 2,0 mg/l; 3,0 mg/l dan 4,0 mg/l. 3.3.7. Pengukuran konsentrasi tembaga ( Cu ) dengan SSA a. Mengoptimalkan Alat SSA sesuai petunjuk penggunaan alat.
Universitas Sumatera Utara
b. Beberapa parameter pengukur untuk logam tembaga ( Cu ) ditetapkan sebagai berikut ; Tabel. 3.3 Tabel Parameter Pengukuran untuk Logam tembaga ( Cu )
No
Parameter
Spesifikasi
1.
Panjang gelombang
324,80 nm
2.
Tipe nyala
Asetilen / Udara
3.
Lebar celah
0,7 nm
4.
Lampu katoda
6 mA
Sumber : Petunjuk penggunaan alat SSA Type Shimadzu AA 6-300 c. Kemudiian mengukur masing – masing larutan standar ( larutan kerja ) yang telah dibuat pada panjang gelombang 248,30 nm. Nilai absorbansinya akan terlihat . d. Buat kurva kalibrasi untuk memdapatkan persamaan garis regresi e. Dilanjutkan dengan pengukuran contoh uji yang sudah dipersiapkan
3.3.8. Pembuatan larutan standar logam timbal ( Pb ) .(SNI 06 – 6989.4 2004) c. Dengan menggunakan pipet diambil 0 ml; 5 ml; 10 ml; 20 ml; 30 ml dan 40 ml larutan baku timbal ( Pb ) 10 mg/l ke dalam labu takar 100 ml . d. Tambahkan larutan pengencer sampai tepat tanda batas sehingga diperoleh konsentrasi logam timbal ( Pb ) 0,0 mg/l; 0,5 mg/l; 1,0 mg/l; 2,0 mg/l; 3,0 mg/l dan 4,0 mg/l.
Universitas Sumatera Utara
3.3.9. Pengukuran konsentrasi logam timbal ( Pb ) dengan SSA a.Mengoptimalkan Alat SSA sesuai petunjuk penggunaan alat. b. Beberapa parameter pengukur untuk logam timbal ( Pb ) ditetapkan sebagai berikut ;
No 1.
Tabel. 3.4 Tabel Parameter Pengukuran untuk Logam timbal ( Pb ) Parameter Spesifikasi Panjang gelombang 283,3 nm
2.
Tipe nyala
Asetilen / Udara
3.
Lebar celah
0,2 – 2 nm
4.
Lampu katoda
12 mA
Sumber : Petunjuk penggunaan alat SSA Type Shimadzu AA 6-300 c. Kemudiian mengukur masing – masing larutan standar ( larutan kerja ) yang telah dibuat pada panjang gelombang 248,30 nm. Nilai absorbansinya akan terlihat . d. Buat kurva kalibrasi untuk memdapatkan persamaan garis regresi e. Dilanjutkan dengan pengukuran contoh uji yang sudah dipersiapkan ( SNI 06 – 6989.4 – 2004 ).
3.3.10. Penentuan kadar N-total dalam sedimen a. Tahap destruksi Masukkan 1-5 g sampel ke dalam labu Kjeldhal dan tambahkan 25 mL H2SO4(p) dan
terbentuk larutan berwarna kehijauan jernih. Didinginkan dan diencerkan dalam 250 mL aquades.
Universitas Sumatera Utara
b. Tahap Destilasi Sebanyak 100 mL hasil destruksi yang telah diencerkan dimasukkan ke dalam labu alas dan tambahkan batu didih lalu panaskan sambil diteteskan ke dalamnya 30 mL larutan NaOH 30 % . Destilat ditampung dalam beaker glass yang berisi larutan H3BO3 3%
dan 2 tetes indikator tashiro. Destilasi dihentikan jika destilat tidak bereaksi basa dengan lakmus merah. c. Tahap titrasi Sebanyak 5 mL destilat dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai berubah warna. Amati dan catat volume titran.
Universitas Sumatera Utara
Bagan.Penentuan N-total dalam sampel sedimen dengan metode kjeldhal
Labu Kjeldahl 1 Liter 2 g sampel sedimen +25 g H2SO4 (p) + 5 g Se Didestruksi Dengan pemanasan sampai terbentuk Larutan berwarna kehijauan jernih Didinginkan dan diencerkan dalam 250 mL Aquades Destilasi 100 mL hasil destruksi yang diencerkan dimasukkan ke dalam labu alas + batu didih lalu dipanaskan + 30 mL larutan NaOH 30% Destilat Ditampung dalam beaker glass yang berisi H3BO3 3 % + 2 tetes indikator tashiro. 5 g destilat dititrasi dengan HCl 0,1N Titrasi
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pengukuran Kandungan tembaga (Cu) Pada pengukuran kandungan tembaga (Cu) pada sedimen di desa Pangambatan dimulai dengan pengukuran absorban larutan standar
tembaga (Cu) dengan
Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA ). Data hasil pengukuran absorbansi dari larutan standar tembaga (Cu) diplotkan terhadap konsentrasi larutan standar tembaga (Cu) tertera pada tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar tembaga (Cu) No
Kadar ( mg/L )
Absorbansi ( A )
1.
0,0000
0,0000
2.
1,0000
0,0843
3.
2,0000
0,1707
4.
3,0000
0,2540
5.
4,0000
0,3385
6.
5,0000
0,4243
4.1.1.1. Kurva Kalibrasi dan Persamaan Garis Regresi Dari absorbansi yang diperoleh selanjutnya dengan metode Least – Square diperoleh data yang tertera pada tabel 4.1 lampiran, kemudian dibuat kurva kalibarasi
Universitas Sumatera Utara
antara konsentrasi dengan absorban. Berikut ini kurva kalibrasi larutan standard tembaga (Cu).
0.5 0.4 Absorbansi 0.3
Series1
0.2 0.1 0 0
2 4 Konsentrasi
6
Gambar 4.1. Kurva Kalibrasi Larutan Standard tembaga (Cu) Diperolehnya gambar 4.1 dari formula persamaan garis regresi linier hubungan antara absorban terhadap konsentrasi larutan standard sebagai berikut : Y = 0,08543 X – 0,00218, dimana Y = nilai absorban dan X = konsentrasi kandungan tembaga (Cu) dalam sedimen. Persamaan garis regresi untuk Kurva Kalibrasi ini dapat diturunkan dengan metode leastsquare dan ditunjukkan pada Tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Data Hasil Penurunan Persamaan Garis Regresi untuk tembaga (Cu) No.
X1
Xi (A)
X1 - X
Y1 - Y
(mg/L)
(X
i
−X
) (Y − Y ) 2
2
i
(X
1
)(
− X Yi − Y
1.
1,0000
0,0825
-2,0000
-0,1715
4,0000
0,0294
0,34304
2.
2,0000
0,1695
-1,0000
-0,0845
1,0000
0,0071
0,0845
3.
3,0000
0,2545
0,0000
0,0005
0,0000
0,0000
4.
4,0000
0,3384
1,0000
0,0844
1,0000
0,0071
0,0844
5.
5,0000
0,4252
2,0000
0,1712
4,0000
0,0293
0,33424
∑
15,0000
1,2701
0,0000
0,0000
10,0000
0,0729
0,8543
X =
∑ X = 15,000 = 3,0000
Y =
∑Y
5
)
0,0000
5
=
5
1,2701 = 0,25402 5
Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis. Y = aX + b Dimana a = slope b = intersep Selanjutnya harga slope dapat ditentukan dengan menggunakan metode LeastSquare dengan mensubstitusikan harga-harga yang tercantum pada tabel 4.2. a =
∑ (X − X )(Y − Y ) ∑ (X − X ) 1
1
2
1
a=
0,8543 = 0,08543 10,000
Sehingga diperoleh harga slope (a) = 0,08543 Harga intersep (b) diperoleh melalui substitusi harga (a) ke persamaan berikut Dari persamaan garis
Y =aX+b
Universitas Sumatera Utara
Maka
b = Y -aX = 0,25402 - 0,08543 ( 3,0000) = 0,25402 - 0,2562 = - 0,00218
Sehingga diperoleh harga intersep (b) = - 0,00218 Maka persamaan garis regresi yang diperoleh adalah Y =0,08543 X – 0,00218
4.1.1.2. Perhitungan Koefisien Korelasi Cu
Koefisien korelasi (r) dapat ditentukan sebagai berikut : r =
=
=
=
∑ {Xi − X } {Yi − Y } {∑ ( Xi − X )2}{∑ (Yi − Y )2} 0,8543 (10,000)(0,0729) 0,8543 0,729
0,8543 0,8538
= 1,000
Jadi koefisien korelasi pada penetapan kadar Cu dengan Spektrofotometri Serapan Atom adalah (r) = 1,000
4.1.1.3. Penentuan Kandungan tembaga (Cu) dari Sampel sedimen pada lokasi KJA di desa Pangambatan
Dari data pengukuran absorbansi terhadap sampel sedimen diperoleh serapan ( Y ) sebagai berikut ;
Universitas Sumatera Utara
Y1
= 0,0289
Y2
= 0,0291
Y3
= 0,0297
Dengan mensubstitusikan nilai Y (absorbansi) ke persamaan regresi Y
= 0,08543 X – 0,00218
Maka diperoleh : X1
= 0,3639
X2
= 0,3721
X3
= 0,3697
Dengan demikian kandungan kadar tembaga (Cu) dari sampel sedimen pada lokasi KJA di desa Pangambatan adalah ∑ Xi X
1,1058
=
= n
= 0,3686 mg/l 3
(X1 – X)2
= (0,3639 – 0,3686)2 = 0,000022
(X2 – X)2
= (0,3721 – 0,3686)2 = 0,000012
(X3 – X)2
= (0,3677– 0,3686)2 = 0,000001
∑ (Xi – X)2
= 0,000035 ∑ (Xi – X)2
Maka : S
+
= √
0,000035 =√
n–1
= 0,0042 2
S Diperoleh harga,
Sx
=
0,0042 =
√n
= 0,0024 √3
Universitas Sumatera Utara
Dari data hasil distribusi t student untuk n = 3, derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 2. Untuk derajat kepercayaan 95% (p = 0,05), nilai t = 4,30. Maka d = t (0,05 ; n – 1) Sx d = 4,30 x 0,0024 = 0,01045 Dari data pengukuran kandungan tembaga (Cu) dari sampel sedimen pada lokasi KJA di desa Pangambatan adalah 0,3686 ± 0,01045 mg/l
4.1.1.4. Perhitungan Kadar unsur tembaga ( Cu ) Kadar Cu =
F x C x 100 % W x 106
Dengan ; C = Konsentrasi ( pembacaan alat ) ,ppm F = Pengenceran W= Berat sampel sedimen ( g ) Kadar tembaga ( Cu ) =
100 x 0,3268 x 100 % 2,1700 x 106
= 0,001506 % = 15,06 ppm 4.1.2. Pengukuran Kandungan besi ( Fe )
Pengukuran kandungan besi ( Fe ) sedimen pada lokasi KJA di desa Pangambatan dimulai dengan pengukuran absorban larutan standar besi ( Fe ) dengan Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA ). Data hasil pengukuran absorbansi dari larutan standar besi ( Fe ) diplotkan terhadap konsentrasi larutan standar besi (Fe) tertera pada table 4.3 berikut. Tabel 4.3. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar besi ( Fe )
Universitas Sumatera Utara
No
Kadar ( mg/L )
Absorbansi ( A )
1.
0,0000
0,0000
2.
1,0000
0,0424
3.
2,0000
0,0870
4.
3,0000
0,1296
5.
4,0000
0,1729
6.
5,0000
0,2130
4.1.2.1. Kurva Kalibrasi dan Persamaan Garis Regresi
Dari absorbansi yang diperoleh selanjutnya dibuat kurva kalibarasi antara konsentrasi dengan absorbansi. Berikut ini kurva kalibrasi larutan standard besi (Fe) Gambar kurva kalibrasi besi (Fe) 0.25
Absorbansi
0.2 0.15 Series1 0.1 0.05 0 0
2
4
6
Konsentrasi
Gambar 4.2. Kurva Kalibrasi Larutan Standard besi ( Fe ) Diperolehnya gambar 4.2 dari formula persamaan garis regresi linier hubungan antara absorban terhadap konsentrasi larutan standard sebagai berikut :
Y = 0,04267X -
Universitas Sumatera Utara
0,00089, dimana Y = nilai absorban dan X = konsentrasi kandungan besi ( Fe ) dalam sedimen .Persamaan garis regresi untuk Kurva Kalibrasi ini dapat diturunkan dengan metode least-square dan ditunjukkan pada Tabel berikut : Tabel 4.4. Data Hasil Penurunan Persamaan Garis Regresi untuk besi (Fe) No.
X1
Xi (A)
X1 - X
Y1 - Y
(mg/L)
(X
i
−X
) (Y − Y ) 2
2
i
(X
1
)(
− X Yi − Y
1.
1,00
0,0424
-2
-0,08652
4
0,0075
0,17304
2.
2,00
0,0870
-1
-0,04192
1
0,0018
0,04192
3.
3,00
0,1296
0
0,00068
0
0,0000
0,0000
4.
4,00
0,1726
1
0,0436
1
0,0019
0,0436
5.
5,00
0,2130
2
0,0841
4
0,0071
0,1682
∑
15,00
0,6446
0
0,0000
10
0,0182
0,42676
X =
∑ X = 15,000 = 3,0000
Y =
∑ Y = 0,6446 = 0,1289
5
)
5
5
5
Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis. Y = aX + b Dimana a = slope b = intersep Selanjutnya harga slope dapat ditentukan dengan menggunakan metode LeastSquare dengan mensubstitusikan harga-harga yang tercantum pada tabel 4.4. a =
∑ (X − X )(Y − Y ) ∑ (X − X ) 1
1
2
1
a=
0,42676 = 0,042676 10,000
Sehingga diperoleh harga slope (a) = 0,042676
Universitas Sumatera Utara
Harga intersep (b) diperoleh melalui substitusi harga (a) ke persamaan berikut Dari persamaan garis
Y =aX+b
b = Y - aX
Maka
= 0,1280 - (0,042676 x 3,0000) = 0,1280 – 0,1289 = - 0,0009 Sehingga diperoleh harga intersep (b) = - 0,0009 Maka persamaan garis regresi yang diperoleh adalah Y = 0,042676 X - 0,00089
4.1.2.2. Perhitungan Koefisien Korelasi Fe
Koefisien korelasi (r) dapat ditentukan sebagai berikut : r =
=
=
=
∑ {Xi − X } {Yi − Y } {∑ ( Xi − X )2}{∑ (Yi − Y )2} 0,42676 (10,000)(0,0182) 0,42676 0,182
0,42676 0,42661
= 1,000
Jadi koefisien korelasi pada penetapan kadar Fe dengan Spektrofotometri Serapan Atom adalah (r) = 1,000 4.1.2.2. Penentuan Kandungan kadar besi ( Fe ) dari sedimen pada lokasi KJA di desa Pangambatan
Dari data pengukuran absorbansi terhadap sampel sedimen diperoleh serapan ( Y ) sebagai berikut ;
Universitas Sumatera Utara
Y1
= 0,2037
Y2
= 0,2030
Y3
= 0,2010
Dengan mensubstitusikan nilai Y (absorbansi) ke persamaan regresi Y
= 0,04267X - 0,00089
Maka diperoleh : X1
= 4,7523
X2
= 4,7358
X3
= 4,6890
Dengan demikian kandungan besi ( Fe ) dari sampel sedimen pada lokasi KJA di desa Pangambatan adalah
∑ Xi X
=
14,1772 =
n
= 4,7257 mg/l 3
(X1 – X)2
= (4,7523– 4,7257)2 = 0,000705
(X2 – X)2
= (4,7358– 4,7257)2 = 0,000103
(X3 – X)2
= (4,6890 – 4,7257)2 = 0,001347
+
Universitas Sumatera Utara
∑ (Xi – X)2
= 0,002155 ∑ (Xi – X)2
Maka : S
= √
0,002155 =√
= 0,03283
n–1
2 S
Diperoleh harga, Sx =
0,03283 =
√n
= 0,01895 √3
Dari data hasil distribusi t student untuk n = 3, derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 2. Untuk derajat kepercayaan 95% (p = 0,05), nilai t = 4,30. Maka d = t (0,05 ; n – 1) Sx d = 4,30 x 0,01895 = 0,0815 Dari data pengukuran kandungan besi (Fe) dari sampel sedimen pada lokasi KJA di desa Pangambatan adalah 4,7257 ± 0,0815 mg/l
4.1.2.3. Perhitungan Kadar unsur besi ( Fe ) Kadar besi (Fe) =
Kadar besi ( Fe ) =
F x C x 100 % W x 106 100 x 2,3262 x 100 % 2,1600 x 10 6
= 0,01769 % = 176,96 ppm
Universitas Sumatera Utara
4.1.3. Pengukuran Kandungan Seng (Zn)
Pada pengukuran kandungan seng (Zn) pada sedimen
lokasi
KJA
di
desaPangambatan dimulai dengan pengukuran absorban larutan standar seng (Zn) dengan Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA ). Data hasil pengukuran absorbansi dari larutan standar seng (Zn) diplotkan terhadap konsentrasi larutan standar seng (Zn) tertera pada tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar seng (Zn) No
Kadar ( mg/L )
Absorbansi ( A )
1.
0,0000
0,0000
2.
1,0000
0,2456
3.
2,0000
0,4234
4.
3,0000
0,5610
5.
4,0000
0,6611
6.
5,0000
0,7610
4.1.3.1. Kurva Kalibrasi dan Persamaan Garis Regresi
Dari absorbansi yang diperoleh selanjutnya dengan metode Least – Square diperoleh data yang tertera pada tabel 1 lampiran, kemudian dibuat kurva kalibrasi antara konsentrasi dengan absorban. Berikut ini kurva kalibrasi larutan standard seng (Zn).
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3. Kurva Kalibrasi Larutan Standard seng (Zn) Diperolehnya gambar 4.3 dari formula persamaan garis regresi linier hubungan antara absorban terhadap konsentrasi larutan standard sebagai berikut : Y= 0,12685 X – 0,13015 , dimana Y = nilai absorban dan X = konsentrasi kandungan zincum (Zn) dalam sedimen. Persamaan garis regresi untuk Kurva Kalibrasi ini dapat diturunkan dengan metode leastsquare dan ditunjukkan pada Tabel berikut : Tabel 4.6. Data Hasil Penurunan Persamaan Garis Regresi untuk seng (Zn) No.
X1
Xi (A)
X1 - X
Y1 - Y
(mg/L)
(X
i
−X
) (Y − Y ) 2
2
i
(X
1
)(
− X Yi − Y
1.
1
0,2456
-2
-0,2848
4
0,0811
0,5697
2.
2
0,4234
-1
-0,1070
1
0,0115
0,1070
3.
3
0,5610
0
0,0306
0
0,0009
0,0000
4.
4
0,6611
1
0,1306
1
0,0171
0,1307
5.
5
0,7610
2
0,2306
4
0,0532
0,4612
∑
15
2,6521
0
0,0000
10
0,1638
1,2685
)
Universitas Sumatera Utara
X =
∑ X = 15,000 = 3,0000
Y =
∑ Y = 2,6521 = 0,5304
5
5
5
5
Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis. Y = aX + b Dimana a = slope b = intersep Selanjutnya harga slope dapat ditentukan dengan menggunakan metode LeastSquare dengan mensubstitusikan harga-harga yang tercantum pada tabel 4.6. a =
∑ (X − X )(Y − Y ) ∑ (X − X ) 1
1
2
1
a=
1,2685 = 0,12685 10,000
Sehingga diperoleh harga slope (a) = 0,12685 Harga intersep (b) diperoleh melalui substitusi harga (a) ke persamaan berikut Dari persamaan garis Maka
Y =aX+b
b = Y- aX = 0,5304 - (0,12685 x 3,0000) = 0,5304 – 0,38055 = - 0,13015
Sehingga diperoleh harga intersep (b) = - 0,13015 Maka persamaan garis regresi yang diperoleh adalah Y = 0,12685 X – 0,13015
Universitas Sumatera Utara
4.1.3.2. Perhitungan Koefisien Korelasi Zn
Koefisien korelasi (r) dapat ditentukan sebagai berikut : r =
=
=
=
∑ {Xi − X } {Yi − Y } {∑ ( Xi − X )2}{∑ (Yi − Y )2} 1,2685 (10,000)(0,1638) 1,2685 1,638
1,2685 1,2798
= 0,9911
Jadi koefisien korelasi pada penetapan kadar Zn dengan Spektrofotometri Serapan Atom adalah (r) = 0,9911
4.1.3.3. Penentuan Kandungan seng (Zn) dari Sampel sedimen pada lokasi KJA di desa Pangambatan
Dari data pengukuran absorbansi terhadap sampel sedimen diperoleh serapan ( Y ) sebagai berikut ; Y1
= 0,4051
Y2
= 0,4043
Y3
= 0,4030
Dengan mensubstitusikan nilai Y (absorbansi) ke persamaan regresi Y
= 0,12685X – 0,13015
Maka diperoleh : X1
= 2,0121
Universitas Sumatera Utara
X2
= 2,0057
X3
= 1,9955
Dengan demikian kandungan kadar seng (Zn) dari sampel sedimen pada lokasi KJA di desa Pangambatan adalah
∑ Xi X
6.0133
=
= n
= 2.0044 mg/l 3
(X1 – X)2
= (2,0121 – 2,0044)2 = 0,000058
(X2 – X)2
= (2,0057 – 2,0044)2 = 0,000002
(X3 – X)2
= (1,9955 – 2,0044)2 = 0,000080
∑ (Xi – X)2
= 0,00014 ∑ (Xi – X)2
Maka : S
+
= √
0,00014 =√
n–1
= 0,00836 2
S Diperoleh harga,
Sx
=
0,00836 =
√n
= 0,0048 √3
Dari data hasil distribusi t student untuk n = 3, derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 2. Untuk derajat kepercayaan 95% (p = 0,05), nilai t = 4,30. Maka d = t (0,05 ; n – 1) Sx d = 4,30 x 0,0048 = 0,0208 Dari data pengukuran kandungan seng (Zn) dari sampel sedimen pada lokasi KJA di desa Pangambatan adalah 2,0044 ± 0,0208 mg/l
Universitas Sumatera Utara
4.1.3.4. Perhitungan Kadar unsur seng ( Zn ) Kadar Zn , =
F x C x 100 % W x 106
Kadar seng ( Zn) =
100 x 1,8535 x 100 % 2,1600 x 10 6 = 0,00858 % = 85,80 ppm
4.1.4. Pengukuran Kandungan timbal ( Pb )
Pengukuran kandungan timbal ( Pb ) sedimen pada lokasi KJA di desa Pangambatan dimulai dengan pengukuran absorban larutan standar timbal ( Pb ) dengan Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA ). Data hasil pengukuran absorbansi dari larutan standar timbal ( Pb ) diplotkan terhadap konsentrasi larutan standar timbal (Pb) tertera pada table 4.7 berikut. Tabel 4.7. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar timbal ( Pb ) No
Kadar ( mg/L )
Absorbansi ( A )
1.
0,0000
0,0000
2.
1,0000
0,0206
3.
2,0000
0,0389
4.
3,0000
0,0573
5.
4,0000
0,0705
6.
5,0000
0,0885
Universitas Sumatera Utara
4.1.4.1 Kurva Kalibrasi dan Persamaan Garis Regresi
Dari absorbansi yang diperoleh selanjutnya dibuat kurva kalibrasi antara konsentrasi dengan absorban. Berikut ini kurva kalibrasi larutan standard timbal (Pb)
Gambar 4.4. Kurva Kalibrasi Larutan Standard timbal ( Pb ) Diperolehnya gambar 4.4 dari formula persamaan garis regresi linier hubungan antara absorban terhadap konsentrasi larutan standard sebagai berikut :
Y =
0,01674 X -
0,00494 dimana Y = nilai absorban dan X = konsentrasi kandungan timbal ( Pb ) dalam sedimen . Persamaan garis regresi untuk Kurva Kalibrasi ini dapat diturunkan dengan metode leastsquare dan ditunjukkan pada Tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8. Data Hasil Penurunan Persamaan Garis Regresi untuk timbal (Pb) No.
X1
Xi (A)
X1 - X
Y1 - Y
(mg/L)
(X
i
−X
) (Y − Y ) 2
2
i
(X
1
)(
− X Yi − Y
1.
1,0000
0,0206
-2,0000
-0,0345
4,0000
0,0012
2.
2,0000
0,0389
-1,0000
-0,0162
1,0000
0,0002
3.
3,0000
0,0573
0,0000
0,0021
0,0000
0,0000
4.
4,0000
0,0705
1,0000
0,0153
1,0000
0,0002
0,0153
5.
5,0000
0,4243
2,0000
0,0333
4,0000
0,0011
0,0667
∑
15,0000
1,0885
0,0000
0,0000
10,0000
0,0028
0,1674
X =
∑ X = 15,000 = 3,0000
Y =
∑Y
5
)
0,0691 0,0163 0,0000
5
=
5
0,2758 = 0,0551 5
Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis. Y = aX + b Dimana a = slope b = intersep Selanjutnya harga slope dapat ditentukan dengan menggunakan metode LeastSquare dengan mensubstitusikan harga-harga yang tercantum pada tabel 4.8. a =
∑ (X − X )(Y − Y ) ∑ (X − X ) 1
1
2
1
a=
0,1674 = 0,01674 10,000
Sehingga diperoleh harga slope (a) = 0,01674 Harga intersep (b) diperoleh melalui substitusi harga (a) ke persamaan berikut Dari persamaan garis
Y =aX+b
Universitas Sumatera Utara
Maka
b = Y-aX = 0,0551 - (0,01674 x 3,0000) = 0,0551 - 0,0502 = - 0,00494
Sehingga diperoleh harga intersep (b) = - 0,00494 Maka persamaan garis regresi yang diperoleh adalah Y = 0,01674 X - 0,00494
4.1.1.2. Perhitungan Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi (r) dapat ditentukan sebagai berikut : r =
=
=
=
∑ {Xi − X } {Yi − Y } {∑ ( Xi − X )2}{∑ (Yi − Y )2} 0,1674 (10,000)(0,0028) 0,1674 0,028
0,1674 0,16733
= 1,000
Jadi koefisien korelasi pada penetapan kadar Pb dengan Spektrofotometri Serapan Atom adalah (r) = 1,000
4.1.4.2. Penentuan Kandungan timbal ( Pb ) dari sedimen pada lokasi KJA di desa Pangambatan
Dari data pengukuran absorbansi terhadap sampel sedimen diperoleh serapan ( Y ) sebagai berikut ;
Universitas Sumatera Utara
Y1
= 0,0126
Y2
= 0,0132
Y3
= 0,0095
Dengan mensubstitusikan nilai Y (absorbansi) ke persamaan regresi Y
= 0,01674 X - 0,00494
Maka diperoleh : X1
= 0,4576
X2
= 0,4934
X3
= 0,2724
Dengan demikian kandungan timbal ( Pb ) dari sampel sedimen pada lokasi KJA di desa Pangambatan adalah ∑ Xi X
1,2234
=
=
= 0,4078 mg/l
n
3
(X1 – X)2
= (0,4576– 0,4078)2 = 0,002478
(X2 – X)2
= (0,4934– 0,4078)2 = 0,00733
(X3 – X)2
= (0,2724 – 0,4078)2 = 0,071275
∑ (Xi – X)2
= 0,0811 ∑ (Xi – X)2
Maka : S
+
= √
0,0811 =√
= 0,20135
n–1
2 S
Diperoleh harga, Sx =
0,20135 =
√n
= 0,1162 √3
Universitas Sumatera Utara
Dari data hasil distribusi t student untuk n = 3, derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 2. Untuk derajat kepercayaan 95% (p = 0,05), nilai t = 4,30. Maka d = t (0,05 ; n – 1) Sx d = 4,30 x 0,1162 = 0,0500 Dari data pengukuran kandungan timbal (Pb) dari sampel sedimen pada lokasi KJA di desa Pangambatan adalah 0,4078 ± 0,0500 mg/l
4.1.4.3. Perhitungan Kadar unsur timbal ( Pb ) Kadar timbal (Pb) =
Kadar timbal ( Pb) =
F x C x 100 % W x 10 6
100 x 0,5535 x 100 % 2,1600 x 10 6
= 0,002562 % = 25,62 ppm
4.1.5 Perhitungan kadar N- total di dalam sedimen dengan metode Kjeldhal
Total Nitrogen =
Vtitrasi ⋅ x ⋅ NHCl ⋅ x ⋅14,008 ⋅ x ⋅ Fp ⋅ x ⋅100 % g sampel ⋅ x ⋅ 1000
V titrasi
= volume titrasi
N HCl
= titar HCl yang dipakai
14,008
= berat atom Nitrogen
Fp
= factor pengenceran
Universitas Sumatera Utara
Kadar N-total sedimen pada lokasi KJA di desa Pangambatan adalah
N-total =
0,07 ⋅ x ⋅ 0,2456 ⋅ x ⋅ 14,008 ⋅ x ⋅ 20 ⋅ x ⋅ 100 % 4,5231 ⋅ x ⋅ 1000
= 0,1065 %
= 0,1065 % x 2000 mg / L = 21,3 ppm
4.2. Pembahasan 4.2.1. Kandungan tembaga (Cu) dalam sedimen dari lokasi pengambilan sampel
Kurva kalibrasi larutan standar tembaga (Cu) yang diperoleh dengan memvariasikan konsentrasi larutan mangan (Cu) dengan absorbansi dengan persamaan Least-Square sehingga diperoleh persamaan garis linear : Y = 0,08543 X- 0,00218. Dengan persamaan garis linear diperoleh kandungan tembaga (Cu) sebagai berikut ;
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9. Absorban rata – rata dan hasil perhitungan konsentrasi tembaga (Cu) pada sedimen yang diambil dari 4 lokasi pengambilan sampel. Absorbansi rata – rata
Konsentrasi ( mg/l )
Pengambilan sampel
Pengambilan Sampel
Lokasi
Pengambilan
sedimen
A
B
C
A
B
C
I
0.0292
0.0293
0.0293
0.3686 ± 0.0104
0,2746 ± 0,0104
0,2967 ± 0,0091
II
0.0294
0.0290
0.0293
0.4790 ± 0.0104
0,4267 ± 0,0084
0,4672 ± 0,0058
III
0.0677
0.0678
0.0686
0.2502 ± 0.0089
0,2503 ± 0,0180
0,2609 ± 0,0017
IV
0.0578
0.0532
0.0565
0.1801± 0.0123
0,1872 ± 0,0330
0,1852 ± 0,0363
Keterangan; I = Lokasi pengambilan sampel sedimen di desa Pangambatan II = Lokasi pengambilan sampel sedimen di desa Huta ginjang III = Lokasi pengambilan sampel sedimen di desa Silima lombu IV = Lokasi pengambilan sampel sedimen di desa Tambun Sukkean A = Absorbansi Rata rata sampel perlakuan 1 B = Absorbansi Rata rata sampel perlakuan 2 C = Absorbansi Rata rata sampel perlakuan 3 Berdasarkan data pada tabel 4.9. dapat dilihat bahwa konsentrasi tembaga ( Cu ) saat pengambilan sampel tertinggi adalah 0,4790 ± 0,0104 yang terletak pada desa Hutaginjang, dan terendah ádalah 0,1801 ± 0,0123 yang terletak pada desa Tambun Sukean yaitu sebagai pembanding.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Kadar unsur tembaga ( Cu ) pada sedimen dalam ppm
Tabel 4.10 Kadar unsur Cu dalam ppm pada sedimen yang diambil dari 4 lokasi pengambilan sampel.
Lokasi Pengambilan Sampel
Kadar Cu(ppm)
Rata-rata
Pada Pengulangan P1 P2 P3
I
15,06
15,07
15,14
15,09
II
16,03
16,04
16,05
16,04
III
14,88
15,11
14,97
14,98
IV
9,44
9,74
9,11
9,41
Berdasarkan data pada tabel 4.10. dapat dilihat bahwa kadar unsur tembaga ( Cu ) pada sedimen tertinggi adalah 16,04 ppm yang terletak pada desa Hutaginjang, dan terendah ádalah 9,41 ppm yang terletak pada desa Tambun Sukkean yaitu sebagai pembanding.
4.2.3. Kandungan besi (Fe) dalam sedimen dari lokasi pengambilan sampel
Kurva kalibrasi larutan standar besi (Fe) yang diperoleh dengan memvariasikan konsentrasi larutan besi (Fe) dengan absorbansi dengan persamaan Least-Square sehingga diperoleh persamaan garis linear : Y =
0,04267 X - 0,00089 . Dengan persamaan garis linear
diperoleh kandungan besi (Fe) sebagai berikut ;
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11. Absorban rata – rata dan hasil perhitungan konsentrasi besi (Fe) pada sedimen yang diambil dari 4 lokasi pengambilan sampel. Absorbansi rata – rata
Konsentrasi ( mg/l )
Pengambilan sampel
Pengambilan Sampel
Lokasi
Pengambilan
sedimen
A
B
C
A
B
C
I
0.2026
0.2028
0.2015
4,7257 ± 0.0816
4,7693 ± 0,0745
4,7301 ± 0,0593
II
0.2027
0.2023
0.2025
4,7899 ± 0.0731
4,7018 ± 0,0736
4,7457 ± 0,0641
III
0.2024
0.2021
0.2015
4,6932 ± 0.0321
4,6752 ± 0,0529
4,6832 ± 0,0532
IV
0.2002
0.2010
0.2008
3,2132 ± 0,0412.
3,2134 ± 0,0513
3,2350 ± 0,0513
Berdasarkan data pada tabel 4.11 dapat dilihat bahwa konsentrasi besi ( Fe ) saat pengambilan sampel tertinggi adalah 4,7899 ± 0,0731 yang terletak pada desa Hutaginjang, dan terendah ádalah 3,2132 ± 0,0412 yang terletak pada desa Tambun Sukean yaitu sebagai pembanding.
Universitas Sumatera Utara
4.2.4 Kadar unsur besi ( Fe ) pada sedimen dalam ppm
Tabel 4.12. Kadar unsur Fe dalam ppm pada sedimen yang diambil dari 4 lokasi pengambilan sampel. Lokasi Pengambilan Kadar Fe(ppm) Rata-rata Sampel Pada Pengulangan P1 P2 P3 I
107,69
107,05
108,03
107,59
II
106,24
106,75
106,85
106,61
III
109,08
109,19
109,14
109,13
IV
29,11
29,70
29,24
29,35
Berdasarkan data pada tabel 4.12. dapat dilihat bahwa kadar unsur besi ( Fe ) pada sedimen tertinggi adalah 109,13 ppm yang terletak pada desa Silima Lombu, dan terendah ádalah 29,35 ppm yang terletak pada desa Tambun Sukean yaitu sebagai pembanding.
4.2.5. Kandungan besi (Zn) dalam sedimen dari lokasi pengambilan sampel
Kurva kalibrasi larutan standar besi (Zn) yang diperoleh dengan memvariasikan konsentrasi larutan besi (Zn) dengan absorbansi dengan persamaan Least-Square sehingga diperoleh persamaan garis linear : Y =
0,12685 X - 0,13015. Dengan persamaan garis linear
diperoleh kandungan besi (Zn) sebagai berikut ; Tabel 4.13. Absorban rata – rata dan hasil perhitungan konsentrasi besi (Zn) pada sedimen yang diambil dari 4 lokasi pengambilan sampel
Universitas Sumatera Utara
Absorbansi rata – rata
Konsentrasi ( mg/l )
Pengambilan sampel
Pengambilan Sampel
Lokasi
Pengambilan
sedimen
A
B
C
A
B
C
I
0.4041
0.4056
0.4048
2,0044 ± 0.0277
2,0173 ± 0,0376
2,0108 ± 0,0192
II
0.4055
0.4052
0.4061
2,0167 ± 0.0401
2,0150 ± 0,0429
2,0168 ± 0,0443
III
0.4057
0.4057
0.4058
2,0189 ± 0.0411
2,0178 ± 0,0520
2,0178 ± 0,0425
IV
0.3253
0.3245
0.3346
1,0265 ± 0,0512.
1,0261 ± 0,0513
1,0345 ± 0,0215
Berdasarkan data pada tabel 4.13. dapat dilihat bahwa konsentrasi besi ( Zn ) saat pengambilan sampel tertinggi adalah 2,0189 ± 0,0411 yang terletak pada desa Silima Lombu, dan terendah ádalah 1,0261 ± 0,0513 yang terletak pada desa Tambun Sukean yaitu sebagai pembanding.
Universitas Sumatera Utara
4.2.6 Kadar unsur besi ( Zn ) pada sedimen dalam ppm
Tabel 4.14. Kadar unsur Zn dalam ppm pada sedimen yang diambil dari 4 lokasi pengambilan sampel. Lokasi Pengambilan Sampel
Kadar Zn(ppm)
Rata-rata
Pada Pengulangan P1 P2 P3
I
85,80
86,0
85,9
85,9
II
85,90
86,10
86,10
86,10
III
86,80
87,20
87,60
87,20
IV
19,40
19,80
18,50
19,30
Berdasarkan data pada tabel 4.14. dapat dilihat bahwa kadar unsur besi ( Zn ) pada sedimen tertinggi adalah 87,20 ppm yang terletak pada desa Silima Lombu, dan terendah ádalah 19,30 ppm yang terletak pada desa Tambun Sukean yaitu sebagai pembanding.
4.2.7. Kandungan timbal (Pb) dalam sedimen dari lokasi pengambilan sampel.
Kurva kalibrasi larutan standar timbal (Pb) yang diperoleh dengan memvariasikan konsentrasi larutan timbal (Pb) dengan absorbansi dengan persamaan Least-Square sehingga diperoleh persamaan garis linear : Y = 0,01674 X - 0,00494 . Dengan persamaan garis linear diperoleh kandungan timbal (Pb) sebagai berikut ;
Tabel 4.15. Absorban rata – rata dan hasil perhitungan konsentrasi timbal (Pb) pada sedimen yang diambil dari 4 lokasi pengambilan sampel.
Universitas Sumatera Utara
Absorbansi rata – rata
Konsentrasi ( mg/l )
Pengambilan sampel
Pengambilan Sampel
Lokasi
Pengambilan
sedimen
A
B
C
A
B
C
I
0.0117
0.0117
0.0120
0.4715 ± 0.5002
0,5099 ± 0,2138
0,5176 ± 0,1253
II
0.0123
0.0125
0.0123
0.4731 ± 0.0170
0,4916 ± 0,1311
0,4874 ± 0,0835
III
0.0125
0.0128
0.0124
0.4047 ± 0.8035
0,5409 ± 0,0937
0,5111 ± 0,1235
IV
0.0148
0.0144
0.0146
0.3964 ± 0.0181
0,3853 ± 0,0175
0,3925 ± 0,0160
Berdasarkan data pada tabel 4.15. dapat dilihat bahwa konsentrasi timbal ( Pb ) saat pengambilan sampel tertinggi adalah 0,5409 ± 0,0937 yang terletak pada desa Silima Lombu, dan terendah ádalah 0,3853 ± 0,0175 yang terletak pada desa Tambun Sukean yaitu sebagai pembanding.
Universitas Sumatera Utara
4.2.8 Kadar unsur timbal ( Pb ) pada sedimen dalam ppm
Tabel 4.16 Kadar unsur Pb dalam ppm pada sedimen yang diambil dari 4 lokasi pengambilan sampel. Lokasi Pengambilan Sampel
Kadar Pb(ppm)
Rata-rata
Pada Pengulangan P1 P2 P3
I
25,62
25,74
25,82
25,73
II
25,89
25,92
25,87
25,89
III
26,12
26,00
26,07
26,06
IV
4,71
4,76
4,79
4,91
Berdasarkan data pada tabel 4.16. dapat dilihat bahwa kadar unsur timbal ( Pb ) pada sedimen tertinggi adalah 26,06 ppm yang terletak pada desa Silima Lombu, dan terendah ádalah 4,79 ppm yang terletak pada desa Tambun Sukean yaitu sebagai pembanding.
4.2.9 Kandungan Nitrogen total dalam sedimen dengan metoda Kjedahl.
Tabel 4.17 Kadar N-total sedimen yang diambil dari 4 lokasi pengambilan sampel. Lokasi V titrasi pengambilan sampel I 0,07 II 0,05 III 0,06 IV 0,03
N HCI
Berat atom N
Gram sampel
Fp
N-total (ppm)
0,2456 0,2456 0,2456 0,0835
14,008 14,008 14,008 14,008
4,5231 4,6520 4,6310 4,4250
20 20 20 20
21,30 14,78 17,84 2,13
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan
tabel
4.17 di atas
dapat
dilihat bahwa
kadar N – total
dalam
Sedimen dengan metode kjedhal saat pengambilan sampel tertinggi adalah 21,30 ppm yang
terletak pada desa Pangambatan dan terendah adalah 2,13 ppm yang terletak pada
desa Tambun Sukean.
4.2.9 Data parameter pH pada 4 lokasi pengambilan sampel
Tabel 4.18 Hasil pengukuran parameter pH pada 4 lokasi pengambilan sampel. Lokasi pengambilan sampel I II III IV
P1
Parameter pH P2
P3
Rata-rata pH
9.23 9,19 9,10 7,49
9,25 9,20 9,12 7,51
9,27 9,28 9,14 7,45
9,25 9,22 9,12 7,48
Berdasarkan tabel 4.18 di atas dapat dilihat bahwa pH rata – rata di lokasi I,II,III adalah 9,12 sampai dengan 9,25 dan hasil pengukuran pH di daerah desa Tambun Sukean ( IV ) yaitu sebagai desa pembanding memiliki pH rata-rata 7,48.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa, kadar Cu, Fe, Zn, Pb dan Ntotal pada sedimen yang diambil dari : a. Desa Pangambatan Kadar Cu = 15,09 ppm ; Fe = 107,59 ppm ; Zn = 85,9 ppm ; Pb = 25,7 ppm; N-total = 21,30 ppm b. Desa Huta Ginjang Kadar Cu = 16,04 ppm ; Fe = 106,61 ppm; Zn = 86,10 ppm ;Pb = 25,8 ppm ;
N-total
= 14,78 ppm c. Desa Silima Lombu Kadar Cu = 14,98 ppm ; Fe = 109,13 ppm ; Zn =87,20 ppm ;Pb = 26,0 ppm, N-total = 17,84 ppm. d. Desa Tambun Sukkean Kadar Cu = 9,41 ppm , Fe = 29,30 ppm ; Zn = 19,30 ppm , Pb = 4,79 ppm N-total = 2,13 ppm. Pada nilai baku mutu air golongan I ( PP No 28 Tahun 2001), kadar Cu = 0,05 ppm ; Fe = 0,3 ppm ; Pb = 0,03 ppm, Zn = 0,05 ppm ; N-total = 0,5 ppm. Dihubungkan dengan nilai baku mutu air golongan I ( PP No 28 Tahun 2001) maka kandungan Cu, Fe, Pb, Zn dan N-
Universitas Sumatera Utara
total pada lokasi pengambilan sampel sedimen tergolong tinggi, yakni melampaui batas dari yang diperbolehkan. Itu berarti perairan Danau Toba tergolong telah tercemar terutama pada lokasi KJA.
5.2. Saran
Perlunya dilakukan penelitian lanjutan terhadap kualitas air di sekitar ketiga lokasi pantai yang dikhususkan pada penelitian ini terutama tentang kandungan logam lainnya serta mikrobiologinya, mengingat air di pantai ketiga lokasi ini masih dikonsumsi oleh masyarakat di sekitar pantai untuk kebutuhan rumah tangga.
Universitas Sumatera Utara