27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang diuraikan di atas Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Peter L.Berger (1966)
Agama sebagai Konstruksi Sosial
Eksternalisasi Obyektivasi Internalisasi Kelompok Non JAI
Kelompok JAI
Kehidupan Beragama di Pedesaan
Pluralisme Keberagamaan Diana L.Eck (2001)
Toleransi Keterlibatan dalam perbedaan Komitmen bersama hidup berdampingan
Sikap-Fundamentalisme Keberagamaan
Azyumardi Azra (1996)
Ralf Dahrendorf (1959)
Gambar 2
Intoleransi
Menolak modernitas & sekularisasi Menolak hermeneutik Menolak pluralisme keberagamaan Menolak perkembangan historis & sosiologis masyarakat Cenderung melakukan tindakan kekerasan
Konflik Sosial
Kerangka Pemikiran “Pluralisme dan Keberadaan Ahmadiyah di Pedesaan Jawa.
28
3.2. Paradigma Penelitian Guba dan Lincoln (dalam Salim 2006), mengemukakan empat paradigma utama
dalam
mendasarinya,
ilmu yaitu
pengetahuan positivisme,
dengan
berbagai
post-positivisme,
asumsi-asumsi teori
kritis,
yang dan
konstruktivisme. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme. Paradigma ini menyatakan bahwa realitas sosial itu ada dalam bentuk bermacam-macam konstruksi mental, pengalaman sosial, bersifat lokal dan spesifik serta bergantung pada orang yang melakukannya. Respon masyarakat Desa Cikeukeuh terhadap Ahmadiyah akan berbeda dengan respon masyarakat di luar desa ini karena konteks lokal dan pengalaman masyarakat yang berbeda. 3.3. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif (qualitative approach) dengan informasi yang bersifat subyektif dan historis. Bryman (2001) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah strategi penelitian yang pada umumnya menekankan kata-kata daripada kuantifikasi dalam pengumpulan dan analisa data. Penelitian kualitatif memberikan deskripsi dan analisa yang mendalam tentang kualitas, atau substansi, pengalaman manusia (Marvasti 2004). Pendekatan kualitatif, tulis Syam (2005), didasari oleh beberapa alasan. Pertama, yang dikaji adalah makna dari suatu tindakan atau apa yang ada di balik tindakan seseorang. Kedua, pendekatan kualitatif memberikan peluang bagi pengkajian mendalam terhadap suatu fenomena secara holistik. Ketiga, pendekatan kualitatif memberikan peluang untuk memahami fenomena menurut emic view atau dalam istilah Geertz disebut sebagai konsep from the native`s points of view. Strategi yang digunakan adalah studi kasus, dengan pertimbangan bahwa: (1) pertanyaan penelitian berkenaan dengan “bagaimana” dan “mengapa”, (2) penelitian ini memberikan peluang yang sangat kecil bagi peneliti untuk mengontrol gejala atau peristiwa sosial yang diteliti, dan (3) menyangkut peristiwa atau gejala kontemporer dalam kehidupan yang nyata (Yin 1997).
29
3.4. Teknik Pengumpulan Data Penelitian kualitatif ini menggunakan strategi studi kasus (case study) dengan menerapkan multi metode (triangulasi) dalam proses pengumpulan data. Sebagai studi kasus, maka penelitian ini diharapkan mampu mempelajari, memahami, dan menginterpretasi suatu kasus dalam konteksnya yang natural. Studi kasus oleh Yin (1997) dikatakan sebagai strategi penelitian yang lebih cocok bila pokok pertanyaan penelitian berkaitan dengan “bagaimana” atau “mengapa,” peneliti memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bila fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer. a.
Pemilihan Informan Pemilihan informan berdasarkan lapisan masyarakat, yaitu tokoh agama,
aparat desa dan masyarakat biasa. Ketiga lapisan masyarakat ini tersebar di empat kampung, yaitu dua kampung (Mekarsari dan Sukasari) yang berdekatan dengan Kampung Ciladong (tempat Jemaat Ahmadiyah berdomisili) dan dua kampung (Nanggrek dan Bumi Asri) yang berjauhan dengan Kampung Ciladong. b.
Pengumpulan Data Pengumpulan data dimulai dari beberapa tokoh kunci (key informan) yang
dianggap tahu dan mengusai permasalahan desa, terutama yang berkaitan dengan masalah Ahmadiyah. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga (3) cara, yaitu: 1.
Metode Observasi Metode
observasi
adalah
pengumpulan
data
dengan
mengadakan
pengamatan langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang masalah yang diteliti, mencatat dan mendokumentasikan data yang diperlukan. 2.
Metode Wawancara Metode ini merupakan pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab
langsung sesuai dengan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya dengan cara semi terstruktur. Pertanyaan ini diajukan kepada kelompok Jemaat Ahmadiyah dan non Jemaat Ahmadiyah yang terdiri dari tiga lapisan masyarakat
30
(tokoh agama, aparat desa, dan masyarakat biasa) yang mengetahui kedalaman informasi yang terkait dengan masalah yang diteliti. Triangulasi data yang diperoleh diperiksa dengan menggunakan sumber lain di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data tersebut agar ada jaminan tingkat kepercayaan data dan mencegah bahaya subyektifitas (Nasution 1988). 3.
Studi Kepustakaan Studi ini merupakan pengumpulan data dengan menelusuri dokumen dan
laporan-laporan terkait dengan hasil penelitian serta referensi yang berkaitan dengan penelitian. c.
Jenis Data Ada dua jenis data yang diperoleh dari lapangan, yakni data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti di lapangan. Sementara itu, data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber tertulis berupa dokumen, media cetak (koran), arsip. Data sekunder juga bisa berasal dari hasil-hasil penelitian, seperti hasil kajian berupa laporan, jurnal, tesis, disertasi dan sebagainya. Ada pun perolehan data primer didasarkan pada hasil wawancara dengan informan dari tiga lapisan masyarakat di atas. 3.5. Teknik Analisa Data Teknik analisa data menggunakan metode analisa data kualitatif. Menurut Marshall & Rossman (1989), analisa kualitatif merupakan penelusuran terhadap pernyataan-pernyataan umum tentang hubungan antarberbagai kategori data untuk membangun teori dasar. Beberapa tahap yang harus dilalui adalah sebagai berikut (Sitorus 1998). Pertama, reduksi data. Proses ini sudah berlangsung sejak peneliti berada di lokasi penelitian, walaupun dalam kondisi yang terbatas. Kedua, setelah data dianalisa, maka disusun suatu penyajian yang dapat memberikan kemungkinan untuk menarik kesimpulan. Ketiga, penarikan kesimpulan yang mencakup verifikasi atas semua kejadian sosial yang ditemukan di lapangan. Kesimpulan yang sementara ini didiskusikan kembali dengan kedua kelompok masyarakat di atas. Apabila kesimpulan peneliti sesuai dengan interpretasi pihakpihak terkait, maka temuan tersebut akan menjadi kesimpulan penelitian.
31
Sebaliknya, jika kesimpulan peneliti belum menunjukkan kesesuaian dengan interpretasi mereka, maka peneliti melakukan pencarian data, menganalisa dan merumuskan kesimpulan kembali.
3.6. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Desa Cikeukeuh, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dengan pertimbangan adanya pluralisme keberagamaan, yaitu antara Jemaat Ahmadiyah dan non Jemaat Ahmadiyah. Adanya pemudaran pluralisme dalam kehidupan keberagamaan pedesaan bahkan mengarah tindakan kekerasan satu kelompok kepada kelompok lain menjadi pertimbangan kenapa penelitian ini dianggap penting. Pertimbangan lain adalah Desa Cikeukeuh merupakan salah satu pusat dan kampung Jemaat Ahmadiyah di daerah Jawa Barat, sehingga munculnya konflik antara kedua kelompok keagamaan tersebut sangat rentan terjadi.